S DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN “TUBERCULOSIS
PARU” DI RUANG MARTINA RS.HARAPAN
PEMATANGSIANTAR TAHUN 2021
OLEH :
CEVENLY TAMPUBOLON
1912005
A. Latar Belakang
global” (the global emergency)Tuberkulosis (TBC) pada tahun 1993 dari WHO,
merupakan penyakit interaksi yang dapat menyerang berbagai organ atau jaringan
dewasa lebih tinggi pada laki-laki. Morbiditas Tuberkulosis Paru lebih tinggi di
1994, penderita yang dilaporkan adalah 9,4/100. 000 (lebih dari 24.000 kasus),
(Kunoli, 2012:20).
di dunia 50% nya berasal dari Negara-Negara Afrika dan Asia serta Amerika
tersebut kecuali Singapura dan Malaysia, dari seluruh kasus di dunia. India
jumpai di India, yaitu sebanyak 1,5 juta orang, yang berada pada urutan kedua
adalah China yang mencapai 2 juta orang, sementara Indonesia menduduki urutan
2021.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
organ tubuh lainya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan
saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui
inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut.
infeksi yang menyerang parenkim paru dan disebabkan oleh. Penyakit ini
dapat juga menyebar ke bagian tubuh lainnya seperti meningen, ginjal, tulang,
2. Etiologi
tipe Bovin. Basil tipe Bovil berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
Tuberculosis usus. Basil tipe Human bisa berada di bercak ludah (droplet)
dan diudara yang berasal dari penderita TBC, dan orang yang terkena
sebagai berikut:
b) Sinus Paranasalis
nama tulang dimana organ itu berada. Organ ini terdiri atas sinus
c) Faring (Tekak)
laring (larynx-pharyngeal).
d) Laring (Tenggorokan)
respiratorius terminal.
a) Trakea
dengan trakea dan dilapisi oleh sejenis sel yang sama. Bronkus
kanan lebih pendek dan lebih lebar daripada kiri, sedikit lebih
dan bawah. Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi
(kantong udara).
c) Alveolus
d) Paru-paru
dibagi menjadi tiga lobus yaitu lobus superior, lobus medius, dan
lobus inferior. Sedangkan paru kiri dibagi menjadi dua lobus yaitu
alveoli.
dan pembuluh darah besar. Bagian rongga toraks terdiri atas 12 iga
costa. Pada bagian atas toraks di daerah leher, terdapat dua otot
sternocleidomastoideus.
(spinal cord) di servikal ke-3 (C3). Oleh karena itu, jika terjadi
gangguan ventilasi.
paru-paru.
kata lain, ventilasi dan perfusi dari unit pulmonary yang sudah
apeks paru-paru.
4. Patofisiologi
infeksi terjadi melalui udara (air bone), yaitu melalui inhalasi droplet yang
mengandung kuman-kuman hasil tuberculosis yang terinfeksi. (Ardiansyah,
2012. 305)
diinhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil karena
gumpalan yang lebih besar cenderung tertahan di rongga hidung dan tidak
bagian bawah lobus atas atau di bagian atas lobus (lobus bawah) basil
tampak pada tempat tersebut dan mafagosit bakteri tatapi tidak membunuh
oleh limfosit. Reaksi ini biasanya berlangsung selama 10-20 hari. Nekrosis
bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relative padat seperti keju,
lesi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang mengalami nekrosis
kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan
Kompleks Ghon yang mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang
sehat yang kebetulan menjalani pemeriksa kardiogram rutin. Respon lain
yang terjadi pada daerah nekrosis pada pencairan dimana bahan cair lepas ke
dalam bronkus dan menimbulkan kevitas. (Wijaya dan Yessie, 2013. 139)
bagian lain dari paru atau basil dapat terbawa ke laring, telinga tengah atau
dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat dengan
mengalir melalui saluran yang ada dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang
akan mencapai aliran darah dalam jumlah yang lebih kecil yng kadang-
tuberkulosis miller. Ini terjadi bila focus nekrotik merusak pembuluh darah
dalam sistem vaskuler ke organ-organ tubuh. (Wijaya dan Yessie, 2013. 139)
5. Patway keperawatan
M. tuberkulosa M. Bovis
- Bersihan
Menempel pada
jalan nafas
bronchiole atau alveolus - Gangguan
pertukaran
gas
Proliferasi sel epitel disekeliling basil
- Pola nafas
dan membentuk dinding antara basil tidak efektif
dan organ yang terinfeksi
Basil menyebar melui kelenjar getah bening menuju kelenjar regional
Batuk
Nyeri dada
haemaptue
Inflamas /infeksi lesi primer menyebabkan kerusakan
ekspirasi
Meluas ke sulur paru-paru
Demam
Anoreksi
Malaise Erosi pembuluh darah
BB menurun Resiko stranimisi infeksi
Pucat
Anemia
lemah
Perubahan nutrisi
Perubahanperfusijaringan
Sumber: Wijaya dan Yessie, 2013: 140
6. Manifestasi klinis
memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita
1) Batuk: gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang
jaringan.
darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk berdahak
3) Sesak nafas: gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah
luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura,
terkena
sore dan malam hari mirip demam influensa, hilang timbul dan makin
pendek
7. Klasifikasi
sebagai berikut:
kali
2) Gejala klinis tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelinan paru
8. Komplikasi
a. Komplikasi dini
1) Pleuralitis
2) Efusi pleura
3) Empiema
4) Laryngitis
5) TB usus
b. Komplikasi lanjut
2) Kor pulmonal
3) Amiloidosis
4) Karsinoma paru
9. Pemeriksaan diagnostik
b. Pemeriksaan CT-scan
d. Pemeriksaan laboratorium
10. Penatalaksanaan
bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri
dari panduan obat utama dan tambahan. (Nurarif& Kusuma, 2015. 213)
dari:
mg
b) Tiga obat dalam antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu
pegobatan.
a) Kanamisin
b) Kuinolon
klavulanat
menjadi:
pada fase intensif selama 3 bulan (bila ada hasil uji resistensi dapat
OAT STOP
aktif. Obat ini diberikan selama 18-24 bulan dan dengan dosis 10-
Menurut Yura (1983) dalam buku Setiadi (2012. 1), proses keperawatan
1. Pengkajian
b. Riwayat kesehatan
1) Kesehatan sekarang
b) Nyeri dada
c) Batuk
d) Sputum
dan pembedahan.
d. Pola aktivitas/istirahat
1) Gejala:
2) Tanda:
1) Gejala:
d) Populasi budaya/etnik
2) Tanda:
f. Makanan/cairan
1) Gejala:
c) Penurunan BB
2) Tanda:
g. Nyeri/kenyamanan
1) Gejala:
2) Tanda:
h. Pernapasa
n
1) Gejala:
b) Napas pendek
2) Tanda:
darah.
d) Deviasi trakeas.
i. Keamanan
1) Gejala :
2) Tanda:
j. Pemeriksaan penunjang
1) Rontgen dada
3) Kultur sputum
2. Diagnosa keperawatan
2012. 33).
TBCParu adalah:
a. Bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan sekret kental,
337)
3. Intervensi
Kriteria hasil:
1) Batuk berkurang/hilang
2) Sekret berkurang
3) Suara napas
normal Intervensi:
3) Atur posisi tidur semi atau high fowler. Bantu klien untuk berlatih
ekspektorasi mukus.
4) Berikan minum kurang lebih 2.500 ml/hari, anjurkan untuk
5) Kolaborasi :
mukolitik.
mengencerkan sekret.
Streptomycin (S).
Kriteria hasil:
Intervensi:
pada sisi yang sakit dan bantu pasien untuk latihan nafas dalam dan
batuk efektif
Rasional: bunyi napas dapat menurun, bahkan tidak ada, pada area
kolaps yng m,eliputi satu lobus, sigmen paru, atau seluruh area paru
(unilateral).
2008. 65)
3) Anjurkan makanan sedikit tapi sering dengan diet tinggi kalori tinggi
protein (TKTP).
4) Kolaborasi:
Kriteria hasil:
bersin, batuk).
Intervensi:
seperti masker.
6) Kolaborasi :
Streptomycin (S).
teratasi.
Kriteria hasil:
santai
Intervensi:
1) Bantu dalam mengidentifikasi sumber coping yang ada
terapeutik.
337)
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, pasien
Kriteria hasil:
Intervensi:
waktu lama.
Rasional: diet TKTP (tinggi kalori dan tinggi protein) dan cairan yang
4. Implementasi
b. Mencegah komplikasi
5. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara birsambung dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan. (Setiadi,
2012. 57)
BAB III
TINJAUAN KASUS
INFORMASI UMUM
Nama : Ny.D.S
Usia : 44 Tahun
Tanggal Lahir : 19 Desember 1976
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Batak/Indonesia
Tanggal Masuk : 18 April 2021
Waktu : 12.39 Wib
Dari Sumber informasi : Pasien/Keluarga
Keabsahan (1-4 di mana 4 = sangat dipercaya) : 4 ( empat)
AKTIFITAS / ISTIRAHAT
Gejala (Subjektif) :
Pekerjaan : Bertani
Aktifitas / hobi : Memasak
Aktifitas waktu luang :-
Perasaan bosan / tidak puas : Bosan dengan suasana Rumah Sakit
Keterbatasan karena kondisi : Keterbatasan melakukan aktifitas berhubungan degan
penyakitnya
Tidur Jam : 22.00 wib
Tidur siang : 14.00 wib s/d 15.00 wib
Kebiasaan tidur : -
Insomnia : Tidak ada
Yang berhubungan dengan :-
Rasa segar saat bangun :-
Lain-lain :-
Tanda (Objektif)
Respons terhadap aktifitas yang teramati :
Kardiovaskuler : Normal
Pernapasan : 24 x/i
Status Mental (mis : menarik diri / letargi ) : Tidak ada
Pengkajian neuromuscular :
Massa/tonus otot : Baik
Postur : Baik
Tremor : Tidak ada
Rentang gerak : Baik
Kekuatan : Baik
Deformitas : Tidak ada
SIRKULASI
Gejala (Subjektif)
Riwayat tentang :
Hipertensi : Tidak ada
Masalah jantung : Tidak ada
Demam rematik : Tidak ada
Edema mata kaki/ kaki : Tidak ada
Flebitis : Tidak ada
Penyembuhan lambat : Tidak ada
Klaudikasi : Tidak ada di temukan
Ekstremitas : Kesemutan : Tidak ada
Kebas : Tidak ada
Batuk / hemoptisis : Batuk ada/ tidak ada
Perubahan frekuensi / jumlah urine : Tidak ada
Tanda (Objektif)
TD : ka. Dan. Ki : Barang / duduk / berdiri :
Tekanan nadi : 88 x/i
Gap auskultatori : Baik
Nadi (palpasi) :
Karotis :
Temporal :
Jugularis :
Radialis :
Femoralis :
Popliteal :
Postibial :
Dorsalis pedis :
Jantung (palpasi) :
Getraran :
Dorongan :
Bunyi jantung :
Frekuensi :
Irama :
Kualitas :
Friksi gesek :
Murmur :
Bunyi napas :
Desiran vascular :
Distensi vena jugularis :
Ekstremitas :
Suhu :
Warna :
Pengisian kapiler :
Tanda Homan’s :
Varises :
Abnormalitas kuku :
Penyebaran / kualitas rambut :
Warna :
membra mukosa :
Bibir :
Punggung kuku :
Konjungiva :
Sklera :
Diaforesis :
INTEGRITAS EGO
Gejala (Subjektif)
Faktor stress :-
Cara menangani stress :-
Masalah-masalah financial :-
Status hubungan : Baik terhadap lingkungan
Faktor-faktor budaya :-
Agama : Kristen protestan
Kegiatan Keagamaan :-
Gaya hidup : Baik
Perubahan terakhir :-
Perasaan – perasaan : Ketidakberdayaan :
Keputusasaan : Tidak ada
Ketidakberdayaan : Tidak ada
Tanda (Obyektif)
Status emosional (beri tanda cek untuk yang sesuai) :
Tenang : Ya
Cemas : Tidak
Marah : Tidak
Menarik diri : Tidak
Takut : Tidak
Mudah tersinggung : Tidak
Tidak sabar : Tidak
Euforik : Tidak
Respons-respons fisiologis yang terobservasi :
ELIMINASI
Gejala (Subjektif)
Pola BAB : 1x dalam satu hari
Penggunaan laksatif : Tidak ada
Karakter fases : Warna kecokelatan
BAB terakhir : Pagi hari
Riwayat perdarahan : Tidaka ada
Hemoroid : Tidak ada di temukan
Konstipasi : Tidak ada
Diare : Tidak ada
Pola BAK : 6 x Dalam satu hari
Inkontimensial/kapan : Tidak ada
Dorongan :-
Frekuensi :-
Retensi :-
Karakter Urine :-
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada dijumpai
Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada
Penggunaan diuretic : Tidak ada
Tanda (Objektif)
Abdomen : Nyeri tekan : Tidak ada
Lunak/keras :-
Massa :-
Ukuran/lingkar abdomen :-
Bising usus : 25 x/i
Hemoroid : Tidak ada
Perubahan kandung kemih : Tidak ada
BAK terlalu sering : Tidak ada
MAKANAN/CAIRAN
Gejala (Subjektif)
Diit biasa (tipe) : M II (TKTP)
Jumlah makanan per hari : 1 1/2 porsi perhari
Makan terakhir / masukan : Pagi hari/ 1/2 porsi
Pola diit : 3 x dalam satu hari
Kehilangan selera makan : ya
.Mual/muntah : Ada/Ada
Nyeri ulu hati / salah cerna : Ya/Tidak
Yang berhubungan dengan : Selera makan menurun
Disembuhkan oleh :-
Alergi/intoleransi makanan : Tidak ada
Masalah-masalah menguyah/menelan : Tidak ada
Gigi : Lengkap
Berat badan biasa : 60 kg
Perubahan berat badan : 5 kg
Penggunaan diuretic : Tidak
Tanda (Objektif)
Berat badan sekarang : 55 kg
Tinggi badan : 150 cm
Bentuk tubuh : Tampak kurus
Turgor kulit : Baik
Kelembaban /kering membrane m ukosa: Lembab
Edema : Umum : Tidak ada di temukan edema
Dependen :-
Periorbital : Tidak ada di temukan
Asites : Tidak ada
Distensi vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran tiroid : Tidak ada
hernia/massa : Tidak ada
Halitosis : Tidak ada
Kondisi gigi / gusi : Baik
Penampilan lidah : Tampak bersih
Membran mukosa : Baik
Bising usus : 25 x/i
Bunyi napas : Ronchy
HIGIENE
Gejala (Subjektif)
Aktifitas sehari-hari : Tergantung/Mandiri : Parsial care
Mobilitas :
Makan :
Hegiene :
Berpakaian :
Toileting :
Waktu mandi yang diinginkan :
Pemakaian alat Bantu / prostetik :
Bantu diberikan oleh :
Tanda (Objektif)
Penampilan umum : Baik
Cara berpakaian : Rapi
Kebiasaan pribadi : Rapi
Bau Badan : Tidak
Kondisi kulit kepala : Bersih
Adanya kutu : Tidak ada
NEUROSENSORI
Gejala (Subjektif)
Rasa ingin pingsan/pusing : Tidak ada
Sakit kepala ; Lokasi nyeri : Tidak ada
Frekuensi :-
Kesemutan/kebas/kelemahan (lokasi) : Tidak ada
Stroke (gejala sisa) : Tidak ada
Kejang : Tidak ada
Tipe :-
Aura :-
Frekuensi :-
Status postikal :-
Cara mengontrol :-
Mata : Kehilangan penglihatan : Tidak ada
Pemeriksaan terakhir :-
Glaukoma :-
Katarak :-
Telinga : Kehilangan pendengaran : Tidak ada
Pemeriksaan terakhir : Tidak pernah di periksa
Epistaksis : Tidak ada
Tanda (Objektif)
Status mental : Baik
Terorientasi/disorientasi : Beriorientasi dengan baik
waktu :-
Tempat :-
Orang :-
Kesadaran :-
Mengantuk :-
Letargi :-
Stupor :-
Koma :-
Kooperatif :-
Menyerang :-
Delusi :-
Halusinasi :-
Afek (gambarkan) :
Memori : Saat ini : Baik
Yang lalu :-
Kaca mata :-
Kontak lensa :-
Alat Bantu dengar :-
Ukuran/rekasi pupil : Ka/Ki :2 mm/2 mm
Facial drop :-
Menelan : Baik
Genggaman tangan/lepas : Baik
Ka/Ki :
Postur :
Refleks tendom dalam : Baik
Paralisis :
NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Gejala (Subjektif)
Lokasi : Nyeri tidak ada
intesitas (1-10 dimana 10 sangat nyeri) :-
Frekuensi :-
Kualitas :-
Durasi :-
Penjalaran :-
Faktor-faktor pencetus :-
Cara menghilangkan, factor-faktor yang berhubungan: -
Tanda (Objektif)
Mengkerutkan muka :-
Menjaga area yang sakit :-
Respons emosional :-
Penyempitan focus :-
PERNAPASAN
Gejala (Subjektif)
Dispnea yang berhubungan dengan batuk/sputum : Batuk
Riwayat brokitis : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Tuberkolosis : Ya
Emifisema : Tidak ada
Pneumonia kambuhan : Tidak ada
Pemanjanan terhadap udara berbahaya : Tidak ada
Perokok : Tidak
Pak/hari :-
Lama dalam tahun :-
Penggunaan alat Bantu pernapasan :-
Oksigen : 2 L/i
Tanda (Objektif)
Pernapasan : Frekuensi : 24 x/i
Kedalaman : Normal
Simetris : Simetris kiri dan kanan
Penggunaan otot-otot asesori : Tidak ada
Napas cuping hidung : Tidak
Fremitus : Normal
Bunyi napas : Ronchi
Egofoni : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Jari tubuh : Normal
Karakteritik sputum : Purulen
Fungsi mental/gelisah :Baik/Tidak ada
KEAMANAN
Gejala (Subjektif)
Alergi/sensitivitas : Tidak ada
Reaksi :-
Perubahan system imun sebelumnya :Tidak ada
Penyebab :-
Riwayat penyakit hubungan sekual (tanggal/tipe) : Tidak ada
Perilaku resiko tinggi ` :-
Periksaan :Tidak pernah di periksa
Transfusi darah/jumlah : Tidak ada
Kapan :-
Gambaran reaksi :-
Riwayat cedera kecelakaan :Tidak ada kecelakaan
Fraktur / dislokasi :Tidak
Artritis/sendi tak tabil :Tidak ada
Masalah punggung : Tidak ada
Perubahan pada tahi lalat : Tidak ada
Pembesaran modus : Tidak ada
Kerusakan penglihatan, pendengaran : Dalam batas normal
Protese :-
Alat ambulatory :-
Tanda (Objektif)
Suhu tubuh : 37 0 C
Diaforesis : Tidak ada
Integritas kulit : Baik
Jaringan parut :Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Laserasi :Tidak ada
Ulserasi :Tidak ada
Ekimosis :Tidak ada
Lepuh :Tidak
Luka baker : (derajat/persen) :Tidak
Drainase :Tidak
Tandai lokasi pada diagram di bawah ini :
Ketentuan Umum :Baik
Tonus otot : Baik
Cara berjalan : Normal tidak ada kelainan
ROM :Baik
Parestesia/paralysis : Tidak ada di temukan
Hasil kultur, Pemeriksaan system imun : Tidak ada
Tanda (Objektif)
Pemeriksaan :
Payudara/penis/testis :
Kutil genital/lest :
INTERAKSI SOSIAL
Gejala (Subjektif)
Status perkawinan :
Lama :
Hidup dengan :
Masalah-masalah / stress :
Keluarga besar :
Orang pendukung lain :
Peran dalam struktur keluarga :
Masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit/kondisi :
Perubahan bicara : penggunaan alat Bantu komunikasi :
Adanya laringektomi :
Tanda (Objektif)
Bicara : jelas :
Tak jelas :
Tidak dapar dimengerti :
Afasia :
Pola bicara tak biasa/kerusakan :
Penggunaan alat Bantu bicara :
Komunikasi verbal/nonverbal dengan keluarga/orang terdekat lain :
Pola interaksi keluarga (perilaku) :
PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala (Subjektif) :
Bahasa dominant (khusus) :
Melek huruf :
Tingkat pendidikan :
Ketidakmampuan belajar (khusus) :
Keterbatasan kognitif :
Keyakinan kesehatan/yang dilakukan :
Orientasi spesifik terhadap keperawatan kesehatan (spt, dampak dari agama/cultural yang dianut)
Asih, Niluh Gede Yasmin dan Christantie Effendy. (2004). Keperawatan Medical
Bedah Klien Dengan Gangguan System Pernafasan. Jakarta: EGC
Kunoli, Firdaus J. (2012). Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta: Trans Info
Media
Muttaqin, Arif. (2012) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
System Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika
Naga, Sholeh S. (2014). Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Jogjakarta:
DIVA press
Nurarif Amin Huda & Hardhi Kusuma. (2013) Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid I.
Yogyakarta: Mediactio.
Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Mariza Putri. (2013). KMB I Keperawatan
Medikal Bedah: Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep.
Yogyakarta: Nuha Medika