Anda di halaman 1dari 7

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini akan menjabarkan tentang hasil analisis data penelitian tentang
hubungan merokok dengan sensitivitas kontras mata pada dewasa muda.
Pengambilan data telah di lakukan pada bulan November 2020 di Kantor Polresta
Kota Malang. Adapun besar sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
adalah 184 responden. Hasil pengumpulan data kemudian dianalisis secara
univariat dan bivariat.

5.1 Analisis univariat

Analisis univariat digunakan agar dapat mengetahui distribusi frekuensi


karakteristik responden yaitu jenis kelamin , usia ,derajat merokok dan sensitivitas
kontras

Tabel 5. Distribusi karakteristik responden

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


Jenis kelamin
Laki – laki 179 97,3%
Perempuan 5 2,7%

Usia
26-29 Tahun 52 28,3%
30-35 Tahun 132 71,7%

Perokok
Ringan 66 35,9%
Sedang 109 59,2%
Berat 9 4,9%

Sensitivitas Kontras
Normal 84 45,7%
Kurang 100 54,3%

Tabel diatas merupakan data yang menjelaskan distribusi frekuensi dari


jenis kelamin, usia, derajat merokok dan sensitivitas kontras. Berdasarkan data
tersebut, sebagian besar responden adalah laki – laki 179 orang(97,3%), usia 30-
35 tahun berjumlah 132 orang (71,7%), perokok dengan kategori derajat merokok
sedang berjumlah 109 orang (59,2%) dan yang mengalami penurunan sensitivitas
kontras berjumlah 100 orang (54,3%)

5.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas


dan variabel tergantung yang diteliti. Hasil analisis antara kedua variabel dikatakan
berhubungan secara statistik apabila ditemukan penilaian tingkat kemaknaan p < 0,05,
dan sebaliknya apabila nilai p > 0,05 maka tidak terdapat hubungan bermakna antara
kedua variabel tersebut.

5.2.2 Hubungan Merokok dengan Sensitivitas Kontras

Tabel 6. Hubungan Merokok dengan Sensitivitas Kontras

Sensitivitas Kontras
Variabel Normal Abnormal Nilai p
n % n %
Merokok

Perokok Ringan 43 65.2% 23 34.8%


Perokok Sedang 40 36.7% 69 63.3% 0,000*
Perokok Berat 1 11.1% 8 88.9%
*Hasil uji statistik Chi-Square

Berdasarkan hasil bivariat, pada responden dengan derajat merokok ringan


mengalami penurunan sensitivitas kontras sebesar 34,8%, untuk derajat sedang yang
mengalami penurunan sensitivitas kontras sebanyak 63,3% dan untuk derajat berat yang
mengalami penurunan sensitivitas kontras sebanyak 88,9%. Dari hasil uji chi square di
dapatkan hasil p = 0,000 dengan nilai kemaknaan p = <0.05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara merokok dengan sensitivitas kontras
BAB VI
PEMBAHASAN

6.1 Analisis univariat


Bedasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di kator Polresta Kota
Malang dengan total 184 responden bedasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
didapatkan laki – laki sebanyak 97,3% dan perempuan sebanyak 2,7%. Hal
ini menunjukan data laki – laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
Bedasarkan data yg didapat rentang usia 30-35 tahun didapatkan 71,7%,
hal ini disebabkan oleh di setiap kelompok umur selalu terdapat perokok
pemula dan telah merokok lebih dari 30 tahun, serta tidak bisanya pria
berhenti merokok yang merupakan efek dari nikotin yang sangat adiktif. Hal
lain yang tidak mendukung seseorang ingin berhenti merokok diantaranya
adalah pada saat main kartu, sedang menunggu, stres, minum kopi, habis
makan, dan berjumpa teman lama yang merokok.(1)
Pada penelitian ini perokok ringan hingga sedang sebanyak 95,1% dan
perokok berat sebanyak 4,9%. Hal ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan Nurhalina,(2) perokok di beberapa provinsi di indonesia prevalensi
yang tinggi dimana provinsi bangka belitung tiap individu menghabiskan
rokok sebanyak 18,3 batang/ hari, pada provinsi kalimantan selatan tiap
individu 16,6 batang/ hari. Namun hal tersebut sejalan dengan data Riskesdas
tahun 2013 pada provinsi DI. Yogyakarta per individu menghabiskan 9,9
batang/ hari, jumlah tersebut menurut klasifikasi tergolong dalam kelompok
perokok ringan.(3) Beberapa faktor seperti lingkungan kerja, lingkungan
sosial, teman sepermainan, dan kepatuhan terhadap kebijakan merupakan
hubungan yang sangat signifikan terhadap jumlah batang rokok yang dihisap
perhari.(2)
Pada pengambilan data mengenai sensitivitas kontras didapatkan 54,3%
merupakan sensitivitas yang abnormal. Penelitian ini menunjukan bahwa
terdapat abnormalitas penglihatan.
6.2 Analisis bivariat
Pada penelitian ini didapatkan hasil penelitian yaitu sebesar 88,9% subjek
penelitian merupakan perokok berat yang mengalami abnormalitas
sensitivitas kontras mata. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara merokok dengan sensitivitas kontras mata
pada dewasa muda (p=0,000).
Penelitian ini sesuai dengan yang telah dilakukan oleh Paulsen, dkk(4)
yang dilakukan dari 8 juni 2005 hingga 4 agustus 2008, terdapat hubungan
yang bermakna antara Cadmium (CD) dengan penurunan sensitivitas kontras
pada 46 responden. CD dan merokok dikaitkan dengan peningkatan resiko
kerusakan sensitivitas kontras pada studi kohort BOSS dalam model terpisah.
Namun penelitian ini berbeda dengan yang dimiliki oleh Fernandes, dkk (5)
yang dilakukan dengan mencoba untuk mereplikasi dan memperluas temuan
sebelumnya, data dicatat dalam 71 kontrol sehat dan 63 individu kecanduan
merokok. Hasilnya adalah Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
perokok berat kronis dengan penglihatan spasial.(5)
6.3 Keterbatasan penelitian
Keterbatasan pada penelitian ini adalah peneliti tidak menanyakan alasan
merokok kepada responden.

REFERENSI

1. Jamal S. Distribusi perokok bedasarkan berbagai latar belakang demografi


(menurut susenas 2001 dan 1995). Jurnal Kedokteran Yarsi. 2009; 17(1): 86-87.
2. Nurhalina. Sosial determinan dan perilaku merokok di indonesia (analisa data
riskesdas tahun 2013). Borneo Journal of Medical Laboratory Technology. 2019;
1(2): 74. ISSN: 2622-6111.
3. KEMENKES RI. Riset kesehatan dasar, RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI. 2013
4. Fernandes TP, Silverstein SM, Almeida NL, Santos NA. Visual
Impairments in Tobacco Use Disosder. Psychiatry Research. 2018:1-24.
5. Paulsen AJ, Schubert CR, Johnson LJ, et al. Association of Cadmium and
Lead Exposure with The Incidence of Contras Sensitivity Impairment
among Middle-aged Adults. American Medical Association September.
2018:1-9.

Anda mungkin juga menyukai