Anda di halaman 1dari 6

Tugas Mahkamah Agung (MA) dan

Wewenangnya Menurut UUD 1945


2 April 2019 Oleh Zakky
Tugas Mahkamah Agung – Mahkamah Agung atau disingkat MA,
merupakan sebuah lembaga tinggi di dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
sebagai pemegang kekuasaan kehakiman bersama Mahkamah Konstitusi.
Dasar hukum MA diatur dalam UUD 1945 yang menjelaskan mengenai fungsi,
tugas dan wewenang Mahkamah Agung sebagai lembaga kehakiman negara.
Dalam UUD 1945 pasal 24 ayat 2 menjelaskan bahwa kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan
oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

Adapun calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial (KY) kepada Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya
ditetapkan oleh Presiden. Sementara ketua dan wakil ketua Mahkamah Agung
dipilih dari dan oleh hakim agung sesuai aturan undang-undang.

Tugas-tugas Mahkamah Agung diatur dalam UUD 1945 pasal 24C ayat 1 dan
2, termasuk menjelaskan fungsi dan wewenang MA, di antaranya yaitu untuk
mengadili pada tingkat kasasi, melakukan peninjauan kembali, memutuskan
sengketa, menguji perundang-undangan dan sebagainya.

(baca juga tugas Mahkamah Konstitusi)


Tugas Mahkamah Agung (MA)
Apa saja tugas dan wewenang MA? Berikut ini adalah tugas dan wewenang
MA menurut undang-undang, sesuai yang diatur dalam UUD 1945 pasal 24C
ayat 1 dan 2.

1. Mengadili pada Tingkat Kasasi


Tugas Mahkamah Agung yang utama adalah mengadili pada tingkat kasasi.
Mahkamah Agung bertugas untuk memutus permohonan kasasi terhadap
putusan pengadilan tingkat banding maupun tingkat akhir dari semua
lingkungan peradilan.

2. Menguji Peraturan Perundang-Undangan di Bawah Undang-Undang


terhadap Undang-Undang
Mahkamah Agung juga berwenang menguji peraturan perundang-undangan.
Maksudnya bahwa lembaga MA memiliki tugas untuk menguji peraturan
secara materil terhadap perundang-undangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang.

3. Menjadi Pengawas Tertinggi Penyelenggaraan Peradilan


Tugas MA lainnya adalah berwenang menjadi pengawas tertinggi terhadap
penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan peradilan. Hal ini berkaitan
dengn fungsi Mahkamah Agung itu sendiri sebagai lembaga penyelenggara
kekuasaan kehakiman.

4. Mengawasi Hakim di Semua Lingkungan Peradilan


Mahkamah Agung juga berwenang untuk mengawasi tingkah laku dan
perbuatan para hakim di dalam menjalankan tugasnya. MA harus mengawasi
dengan cermat semua perbuatan para hakim di semua lingkungan peradilan
dalam sistem kehakiman di Indonesia.

5. Memberi Pertimbangan Hukum pada Presiden


Mahkamah Agung juga memiliki wewenang terkait dengan posisi presiden.
Tugas Mahkamah Agung yakni memiliki wewenang untuk memberikan
pertimbangan hukum kepada presiden dalam hal permohonan grasi,
rehabilitasi atau keputusan lainnya.

6. Mempunyai Wewenang Lainnya yang Diberikan oleh Undang-Undang


Dalam UUD 1945 pasal 24C, dijelaskan juga bahwa Mahkamah Agung
memiliki tugas dan wewenang lainnya yang diberikan dalam undang-undang.
Untuk kepentingan negara dan keadilan, Mahkamah Agung memberi
peringatan, teguran dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan surat
tersendiri, maupun dengan surat edaran.
https://www.zonareferensi.com/tugas-mahkamah-agung/#:~:text=Dalam
%20UUD%201945%20pasal%2024%20ayat%202%20menjelaskan,tata
%20usaha%20negara%2C%20dan%20oleh%20sebuah%20Mahkamah
%20Konstitusi.

Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman dalam UUD 1945


Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman dalam UUD 1945

1. Ketentuan Konstitusional tentang Kekuasaan Kehakiman


Kekuasaan yudikatif dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia disebut kekuasaan kehakiman.

Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.

Hal ikhwal mengenai kekuasaan kehakiman diatur didalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan peraturan perundangundangan lain di bawahnya. Berikut ini disajikan \
ketentuan mengenai kekuasaan kehakiman yang terdapat dalam Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945

KEKUASAAN KEHAKIMAN

Pasal 24
(1) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan.
(2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
(3) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman
diatur dalam undang-undang.

Pasal 24A
(1) Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan
di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan
oleh undang-undang.
(2) Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional, dan
berpengalaman di bidang hukum.
(3) Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan
persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden.
(4) Ketua dan wakil ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim agung.
(5) Susunan, kedudukan, keanggotaan, dan hukum acara Mahkamah Agung serta badan peradilan di
bawahnya diatur dengan undang-undang.
Pasal 24B
(1) Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat,
serta perilaku hakim.
(2) Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta
memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. 
(3) Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat.
(4) Susunan, kedudukan, dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan undang-undang.
Pasal 24C
(1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
(2) Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar.
(3) Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh
Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan
Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden.
(4) Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh hakim konstitusi.
(5) Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang
menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara.
(6) Pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi, hukum acara serta ketentuan lainnya tentang
Mahkamah Konstitusi diatur dengan undangundang.

Pasal 25
Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk diberhentikan sebagai hakim ditetapkan dengan undang undang.

Berdasarkan pasal-pasal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketentuan mengenai kekuasaan kehakiman
setelah perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 lebih jelas dan rinci.
Hal tersebut tentu saja akan memperkokoh pelaksanaan kekuasaan kehakiman di Indonesia.

2. Peran Lembaga Peradilan sebagai Pelaksanaan


Kekuasaan Kehakiman
Bagian ini akan memberikan gambaran kepada kalian mengenai peranan lembaga peradilan dalam
menjalankan kekuasaan kehakiman. Dengan mengetahui hal tersebut, kita sebagai subjek hukum dapat
mengawasi dan mengontrol kinerja dari lembaga-lembaga peradilan. Berikut ini peran dari masing-
masing lembaga peradilan.

a. Lingkungan Peradilan Umum


Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh pengadilan negeri, pengadilan
tinggi dan Mahkamah Agung. Pengadilan negeri berperan dalam proses pemeriksaan, memutuskan dan
menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat pertama. Pengadilan tinggi berperan dalam
menyelesaikan perkara pidana dan perdata pada tingkat kedua atau banding. Di samping itu, pengadilan
tinggi juga berwenang mengadili di tingkat pertama dan terakhir apabila ada sengketa kewenangan
mengadili antara pengadilan negeri dalam daerah hukumnya. Pada saat ini, pengadilan tinggi juga
berwenang untuk menyelesaikan pada tingkat pertama dan terakhir sengketa hasil pemilihan kepala
daerah langsung (Pilkadal).

Mahkamah Agung mempunyai kekuasaan tertinggi dalam lapangan peradilan di Indonesia. Mahkamah
Agung berperan dalam proses pembinaan lembaga peradilan yang berada di bawahnya. Mahkamah
Agung mempunyai kekuasaan dan kewenangan dalam pembinaan, organisasi, administrasi dan
keuangan pengadilan. Selain itu, dalam Pasal 20 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun
2009, disebutkan bahwa Mahkamah Agung mempunyai wewenang berikut.
a) Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan
di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, kecuali undang-undang
menentukan lain
b) Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang.
c) Kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang, seperti memberikan pertimbangan hukum
kepada Presiden dalam permohonan grasi dan rehabilitasi.

b. Lingkungan Peradilan Agama


Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan agama dilakukan oleh pengadilan agama. Berdasarkan
Pasal 49 Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2006, pengadilan agama bertugas dan berwenang
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orangorang yang beragama
Islam di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syari’ah.

c.Lingkungan Peradilan tata usaha negara


Peradilan tata usaha negara berperan dalam proses penyelesaian sengketa tata usaha negara. Sengketa
tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang atau
badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di daerah,
sebagai akibat dari dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa kepegawaian
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Lingkungan Peradilan Militer


Peradilan militer berperan dalam menyelenggarakan proses peradilan dalam lapangan hukum pidana,
khususnya bagi pihakpihak berikut.
1. Anggota TNI
2. Seseorang yang menurut undang-undang dapat dipersamakan dengan anggota TNI
3. Anggota jawatan atau golongan yang dapat dipersamakan dengan TNI menurut undang-undang
4. Seseorang yang tidak termasuk ke dalam kategori 1), 2) dan 3), tetapi menurut keputusan Menteri
Pertahanan dan Keamanan yang ditetapkan berdasarkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia harus diadili oleh pengadilan militer.

e. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia mempunyai 4 (empat) kewenangan dan 1 (satu) kewajiban sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Mahkamah Konstitusi
berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk hal-hal
berikut.
1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3. Memutus pembubaran partai politik
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum

Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden diduga:
1) telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,
dan tindak pidana berat lainnya.
2) telah melakukan perbuatan tercela; maupun
3) tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
http://www.klikpengertian.com/2016/03/penyelenggaraan-kekuasaan-
kehakiman-dalam-UUD-1945.html

Anda mungkin juga menyukai

  • Pendidikan Kewarganegaraan Bab Ix
    Pendidikan Kewarganegaraan Bab Ix
    Dokumen21 halaman
    Pendidikan Kewarganegaraan Bab Ix
    I Gusti Mahendra Satria Pranata08
    Belum ada peringkat
  • Makalah 6.1
    Makalah 6.1
    Dokumen11 halaman
    Makalah 6.1
    I Gusti Mahendra Satria Pranata08
    Belum ada peringkat
  • Timbul dan Lenyapnya Negara dalam
    Timbul dan Lenyapnya Negara dalam
    Dokumen14 halaman
    Timbul dan Lenyapnya Negara dalam
    I Gusti Mahendra Satria Pranata08
    Belum ada peringkat
  • TIPE NEGARA SEJARAH
    TIPE NEGARA SEJARAH
    Dokumen14 halaman
    TIPE NEGARA SEJARAH
    I Gusti Mahendra Satria Pranata08
    Belum ada peringkat
  • Makalah 1
    Makalah 1
    Dokumen15 halaman
    Makalah 1
    I Gusti Mahendra Satria Pranata08
    Belum ada peringkat
  • Makalah 5
    Makalah 5
    Dokumen8 halaman
    Makalah 5
    I Gusti Mahendra Satria Pranata08
    Belum ada peringkat
  • 1414 2756 1 SM PDF
    1414 2756 1 SM PDF
    Dokumen10 halaman
    1414 2756 1 SM PDF
    agatha garchia
    Belum ada peringkat
  • Makalah 6
    Makalah 6
    Dokumen11 halaman
    Makalah 6
    I Gusti Mahendra Satria Pranata08
    Belum ada peringkat
  • Makalah 2
    Makalah 2
    Dokumen12 halaman
    Makalah 2
    I Gusti Mahendra Satria Pranata08
    Belum ada peringkat
  • Digital - 119221 T 25248 Right Issue Analisis
    Digital - 119221 T 25248 Right Issue Analisis
    Dokumen0 halaman
    Digital - 119221 T 25248 Right Issue Analisis
    hotberdamz
    Belum ada peringkat
  • GHGHHFG
    GHGHHFG
    Dokumen116 halaman
    GHGHHFG
    Winda Cyndr
    Belum ada peringkat
  • Hukum Tata Negara
    Hukum Tata Negara
    Dokumen93 halaman
    Hukum Tata Negara
    Joe Sank Phemhekyeer
    Belum ada peringkat
  • DISABILITAS
    DISABILITAS
    Dokumen58 halaman
    DISABILITAS
    Jibrael
    Belum ada peringkat