Anda di halaman 1dari 4

Peningkatan Hasil Belajar Mengidentifikasi Sistem Organisasi Kehidupan pada Mata Pelajaran I P A

melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Siswa Kelas VII H SMP Negeri 2 Bangil Kabupaten
Pasuruan Pelajaran 2018/2019
TRINIL WINDAYATI*

*Email : trinilwindayati@ymail.com

Abstrak
Pembelajaran yang efektif berlangsung dalam suatu proses berkesinambungan, terarah berdasarkan
perencanaan yang matang. Proses pembelajaran itu dilandasi oleh prinsip-prinsip yang fundamental yang
akan menentukan apakah pembelajaran itu berlangsung secara wajar dan berhasil. Berdasarkan hasil
observasi sebelum penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa Kelas VII H pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam berada pada kategori rendah, utamanya pada kompetensi dasar Mengidentifikasi Sistem
Organisasi Kehidupan. Hal ini didukung adanya data hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam hanya mencapai
mean skor 60,20 dan siswa yang dinyatakan tuntas belajar sebanyak 18 siswa atau 52,94% dengan standar
ketuntasan minimal 75%. Siswa belum mampu mengambil makna dari belajar, kemauan ssiwa untuk
mengembangkan kreativitasnya masih rendah, kegiatan belajar siswa masih tergantung pada guru. Sebagai
perwujudan tanggung jawab penulis yang juga guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas VII H,
menawarkan penerapan model pembelajaran Discovery Learning. Ditengarai model pembelajaran Discovery
Learning ini mampu memberikan pengalaman belajar aktif yang berpusat pada siswa, membantu siswa
menemukan ide-idenya sendiri dan mengambil maknanya sendiri serta memberikan pemahaman bahwa
belajar sejati terjadi melalui personal discovery atau penemuan pribadi.
Artikel ini merupakan hasil dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, terdiri
atas 6 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri atas 2 x 40 menit. Tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diambil dengan menggunakan instrument tes, wawancara, angket
dan jurnal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Alam melalui strategi pembelajaran Discovery Learning pada siswa Kelas VII H SMP Negeri 2 Bangil
Kabupaten Pasuruan Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019. Peranan strategi pembelajaran Discovery
Learning dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam ini ditandai adanya peningkatan nilai
rerata (Mean Score), yakni : siklus I 73,52; siklus II 78,38; dan siklus III 85,15. Selain itu juga ditandai
adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar, yaitu pada siklus I 61,74%, siklus II 76,47%, siklus III
terjadi peningkatan mencapai 94,12%.

Kata kunci: hasil belajar. sistem organisasi kehidupan. Discovery Learning


PENDAHULUAN
IPA pada hakikatnya adalah ilmu untuk mencari tahu, memahami alam semesta secara sistematik
dan mengembangkan pemahaman ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta,
konsep, prinsip, dan hukum yang teruji kebenarannya. Namun, IPA bukan hanya merupakan kumpulan
pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip, melainkan suatu proses penemuan dan pengembangan. Oleh
karena itu untuk mendapatkan pengetahuan harus melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah
serta menuntut sikap ilmiah.
Pembelajaran yang efektif berlangsung dalam suatu proses berkesinambungan, terarah
berdasarkan perencanaan yang matang. Proses pembelajaran itu dilandasi oleh prinsip-prinsip yang
fundamental yang akan menentukan apakah pembelajaran itu berlangsung secara wajar dan berhasil.
Berdasarkan hasil observasi di Kelas VII H SMP Negeri 2 Bangil Kabupaten Pasuruan, maka
diperoleh data rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, utamanya pada
kompetensi dasar Mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan. Hal ini didukung adanya data hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Alam hanya mencapai mean skor 60,20 dan siswa yang dinyatakan tuntas 52,94 % dengan
standar ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 75%.
Sebagai perwujudan tanggungjawab peneliti yang juga guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di Kelas VII H , menawarkan penerapan model pembelajaran Discovery Learning. Ditengarai
model pembelajaran Discovery Learning ini mampu memberikan pengalaman belajar aktif yang berpusat
pada siswa, membantu siswa menemukan ide-idennya sendiri dan mengambil makna sendiri serta
memberikan pemahaman bahwa belajar sejati terjadi melalui personal discovery atau penemuan pribadi
(Arends, 2008:48).

1
Diharapkan dengan adanya penerapan pembelajaran Discovery Learning ini tejadi peningkatan
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang ditandai adanya peningkatan mean skor minimal menjadi 75
atau lebih dan siswa yang dinyatakan tuntas belajar mencapai minimal mencapai 75% dari keseluruhan
jumlah siswa di Kelas VII H .
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini, sebagai berikut : Apakah model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada kompetensi dasar Mengidentifikasi sistem organisasi
kehidupan siswa Kelas VII H SMP Negeri 2 Bangil Kabupaten Pasuruan Semester II tahun pelajaran
2018/2019?” . Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah : Meningkatkan hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Alam pada kompetensi dasar “Mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan” melalui
model pembelajaran Discovery Learning siswa Kelas VII H SMP Negeri 2 Bangil Kabupaten Pasuruan
Semester II tahun pelajaran 2018/2019”. Batasan masalah pada penelitian ini adalah;
1). Pembahasan permasalahan terkait dengan rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada
kompetensi dasar mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan dengan menerapkan Model
Pembelajaran Discovery Learning.
2.) Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bangil Kabupaten Pasuruan.
3.) Sebagai sasaran pada penelitian ini adalah siswa Kelas VII H SMP Negeri 2 Bangil Kabupaten
Pasuruan Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019.
Sedangkan hipotesis tindakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning maka dapat meningkatkan hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Alam pada kompetensi dasar mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan siswa
Kelas VII H SMP Negeri 2 Bangil Kabupaten Pasuruan Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019.

METODE
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri atas 2 kali
pertemuan. Tiap pertemuan terdiri atas 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Masing-masing siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan-perubahan sebagaimana telah dirancang sesuai hasil refleksi.
Sebelum dilaksanakan penelitian, maka dilakukan tes awal terhadap kemampuan siswa dalam
Mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan. Tujuan diadakan tes ini adalah untuk menentukan
tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa tersebut.
Hasil tes awal, dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan
prosedur (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) observasi (observation), dan
(4) refleksi (reflection) dalam setiap siklus.
Subyek penetian ini adalah siswa kelas VII H SMPN 2 Bangil tahun 2018/2019 yang berjumlah
34 siswa yang memiliki hasil belajar rendah. Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif atau
kualitatif, yang diambil dari hasil evaluasi, hasil observasi dan hasil angket. Sebagai triangulasi data
dilakukan wawancara.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Memecahkan masalah adalah metode belajar yang mengharuskan pelajar untuk menemukan
jawabannya (discovery) tanpa bantuan khusus (Nasution, 2007:173). Dengan memecahkan masalah
siswa menemukan aturan baru yang lebih tinggi tarafnya sekalipun mungkin tidak dapat
merumuskannya secara verbal. Pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning
diharapkan mampu mengaktifkan keterlibatan siswa dalam proses belajar, dan keyakinan bahwa
pembelajaran sejati terjadi melalui personal discovery (penemuan pribadi).
Hasil belajar yang dimaksudkan perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri
seseorang sebagai akibat interaksi seseorang dengan lingkungannya (Uno, 2007:213). Sehingga jika
hasil penilaian dari siswa ada perubahan lebih baik maka dikatakan siswa terebut mengalami
peningkatan hasil belajar.
Pada siklus I hsil observasi dari kolaborator( observer) menunjukkan peningkatan hasil
belajar dan keaktifan siswa seperti tabel berikut;
Tabel 4.1
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. 90-100 Amat Baik 0 0


2. 80-89 Baik 9 26.47
3. 70-79 Cukup 17 50.00
4 20-69 Kurang 8 23.53
Jumlah 34 100

Jika dilihat dari tingkat ketuntasan belajar siswa diketahui bahwa hasil belajar tentang
Mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan terendah adalah 60 sedangkan tertinggi 85. Skor
rata-rata siswa adalah 72,,65 dengan tingkat ketuntasan 61,76%. Berarti terdapat 21 siswa yang
mampu mencapai nilai 75 atau lebih. Jadi hasil belajar siswa dalam Mengidentifikasi sistem
organisasi kehidupan masih tergolong cukup dan belum memenuhi indikator keberhasilan yang
ditetapkan yaitu 75%. Oleh karena itu perlu ditingkatkan lagi pada pertemuan
berikutnya.Sebagai gambaran tingkat ketuntasan belajar dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut
ini :
38%

Tuntas = 21 siswa
62%

Gambar 1
Kecenderungan Ketuntasan Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siklus I
Beberapa temuan observer dari siklus I adalah beberapa petunjuk lembar kerja masih belum
komunikatif sehingga masih banyak siswa yang belum paham apa yang akan di lakukan. Kerjasama dalam
kelompok masih belum tampak karena msing masing anak mendapat 1 LK, sehingga mereka cenderung
bekerja secara individu. Temuan temuan ini akan menjadi catatan perbaikan pada siklus II.
Ketuntasan belajar pada siklus II mengalami peningkatan skor rata-rata siswa mencapai
78,38 dengan tingkat ketuntasan 76,47%. Berarti terdapat 26 siswa yang mampu mencapai 75 atau lebih.
Jadi hasil belajar siswa dalam Menjelaskan pengertian organ sudah mengalami kemajuan dan sudah
memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Oleh karena siswa yang berada pada kategori
baik dan amat baik belum mencapai target keberhasilan sebesar 75%, maka perlu ditingkatkan lagi pada
pertemuan berikutnya. Dengan memperbaiki perencanaan yang lebih baik dan memberikan waktu
pengumpulan data pada siswa lebih tepat, untuk memberi kesempatan membuat presentasi dan kebih bnyak
berkomunikasi dengan teman di kelompoknya. Tetapi untuk keaktifan siswa sudah menglami peningkatan
yang signifikan utamanya ketika penyelidikan organ organ pada ikan.seperti terlihat pada gambar berikut;

Gambar 2 : Keaktifan penyelidikan organ organ pada ikan


Pada siklus ketiga keaktifan belajar siswa semakin terlihat jelas dengan ditunjukkan semua anggota
kelompok berpartisipasi untuk memperoleh data dan mendeskripsiknnya. Hasil belajarnya juga mengalami
peningkatan sebesar 18% dari 76.47%. Hasil rekapitulasi peningkatan hasil belajar siswa kelas VII H dapat
di lihat pada tabel berikut;
Tabel 2
Rekapitulasi Tingkat Ketuntasan Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

Siklus Tuntas (%) Tidak Tuntas (%)

I 61.76 38.24
II 76.47 23.53
III 94.12 5.88

PENUTUP
Dari data yang disajikan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model
Discovery Learning mampu meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa di kelas VII H, .dengan
mengggunakan model tersebut siswa dapat dengan menemukan konsep konsep organisasi kehidupan dengan
baik. Dan hipotesis penelitian terbukti dan hasil dari penelitian ini bisa di kembangkan pada materi lain pada
pembelajaran IPA berikutnya.
Perlu diperhatikan bahwa model pembelajaran ini belum tentu sesuai dengan materi lainpada
pembelajaran IPA, untuk itu sebaiknya hasil penelitia ini di kembangkan pada ,model koopertif lainnya yang
bias memberikan kecakapan abad21 di era industi 4.0

DAFTAR RUJUKAN
Arends, Ricardl. 2008. Learning To Teach. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara
Miles, M. B., & Hubermen, A. M. 1984. Analisis Data Qualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Moleong, L. J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2007. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Spradley, J. P. 1980. Participant Observation. New York : Holt, Rinehart and Winston.
Trianto. 2006. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana Penada Media Group.
Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Zuriah, N. 2003. Penelitian Tindakan dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi Pertama. Malang : Bayu
Media Publising.

Anda mungkin juga menyukai