Anda di halaman 1dari 36

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH HARLA TEKNIK INDUSTRI

UMB
INOVASI TEKNOLOGI FITOREMEDIASI AIR LIMBAH INDUSTRI
DENGAN METODE CONSTRUCTED WETLAND HYBRID (CWH) DI KOTA
SEMARANG

Disusun Oleh:
Yulfa Arief Bahtiyar 5201419059
Abdul Rachman Al Qudus 5211419019
Novita Eka Cahyaningrum 5213419083

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


KOTA SEMARANG
2021
INOVASI TEKNOLOGI FITOREMEDIASI AIR LIMBAH INDUSTRI
DENGAN METODE CONSTRUCTED WETLAND HYBRID (CWH) DI
KOTA SEMARANG
Yulfa Arief Bahtiyar1, Abdul Rachman Al Qudus2, Novita Eka Cahyaningrum3
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

ABSTRAK
Kebutuhan air bersih merupakan aspek vital yang harus dipenuhi. Di Negara
Indonesia tergolong sebagai salah satu negara berkembang dengan proses
industrialisasi yang meningkat. Negara Indonesia memiliki tanggung jawab besar
terkait Sustainable Development Goals (SDGs), terutama tujuan ke-6 yakni
menjamin ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan bagi
semua penduduknya. Mayoritas industri di Indonesia membuang limbahnya ke
sungai, waduk maupun daerah perairan disekitarnya, maka diperlukan sebuah solusi
untuk masalah tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir metode Constructed
Wetland Hybrid (CWH) telah dikembangkan untuk menjernihkan air. Keuntungan
metode ini adalah sangat efektif dalam pengolahan limbah cair, kemudian mudah
untuk diterapkan dalam segala jenis tanah dan juga dapat menjadi sarana untuk
mengurangi polusi di udara karena melibatkan tumbuhan atau metode fitoremediasi
air. Jenis tanaman yang digunakan dalam metode fitoremediasi air ini yaitu
mikroalga Chlorella Vulgaris dan tanaman Typha Latifolia atau tumbuhan ekor
kucing. Mengingat strain mikroalga yang dimurnikan dapat digunakan efisien
untuk pengolahan air limbah menggunakan Open Raceway Pond (ORP) dan cara
ini masih jarang digunakan. Karya tulis ilmiah ini menawarkan suatu ide inovasi
penggunaan mikroalga dalam teknologi fitoremediasi pengolahan air limbah
berbasis Constructed Wetland Hybrid (CWH). Data-data sekunder dari Lembaga X
dikumpulkan dan dianalisis beserta dengan studi literatur untuk mendapatkan suatu
kesimpulan gagasan inovasi dalam karya tulis ilmiah ini. Karya tulis ilmiah ini
memberikan solusi melalui teknologi yang diharapkan untuk kedepannya penduduk
di indonesia dapat mendapatkan akses air bersih yang layak sehingga masyarakat
dapat memperoleh air bersih dengan mudah dan mampu meningkatkan kualitas dan
kuantitas kesehatan masyarakat, serta pemerintah dapat melaksanakan konsep
pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan guna tercapainya
Indonesia Emas 2045.
Kata Kunci : Industrialisasi, Fitoremediasi, Constructed Wetland Hybrid (CWH),
Pembangunan berwawasan lingkungan.

i
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ini diajukan untuk mengikuti lomba HARLA TEKNIK INDUSTRI
2020
Judul Karya Tulis : Inovasi Teknologi Fitoremediasi Air Limbah
Industri Dengan Metode Constructed Wetland
Hybrid (CWH) Di Kota Semarang
Ketua Kelompok
a. Nama : Yulfa Arief Bahtiyar
b. NIM : 5201419059
c. Jurusan : Teknik Mesin
d. Alamat Rumah : Gagaksipat Ngemplak Boyolali
e. No Telp/HP : 085157233719
f. Email : yulfabahtiyar2929@students.unnes.ac.id
Anggota Kelompok
1. Nama : Abdul Rachman Al Qudus
Jurusan : Teknik Mesin
2. Nama : Novita Eka Cahyaningrum
Jurusan : Teknik Kimia

Semarang, 15 Februari 2021


Menyetujui,
Ketua Kelompok

(Yulfa Arief Bahtiyar)


NIM. 5201419059

ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

Saya yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : Yulfa Arief Bahtiyar
NIM : 5201419059
Fakultas : Fakultas Teknik
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul : Inovasi
Teknologi Fitoremediasi Air Limbah Industri Dengan Metode Constructed Wetland
Hybrid (CWH) Di Kota Semarang Merupakan hasil karya saya sendiri dan belum
pernah dipublikasikan baik secara keseluruhan maupun sebagian, dalam bentuk
jurnal, makalah, atau bentuk lain yang dipublikasikan secara umum.
Demikian pernyataan ini saya buat secara benar dengan penuh tanggungjawab dan
integritas.

Semarang, 15 Februari 2021


Penyusun

(Yulfa Arief Bahtiyar)


NIM. 5201419059

iii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu
menyelesaikan karya tulis yang berjudul Inovasi Teknologi Fitoremediasi Air
Limbah Industri dengan Metode Constructed Wetland Hybrid (CWH) Di Kota
Semarang.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini yaitu :
1. Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuat
karya tulis ini.
2. Bapak Prof. DR. Faturrohman, M. Hum selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang.
3. Bapak Dr. Nur Qudus, M.T., IPM. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
4. Bapak Rusiyanto, S. Pd., M. T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
5. Dr. Widi Astuti, S. T., M. T. selaku Dosen Pembimbing yang membimbing
dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab.
6. Teman teman yang selalu membantu dalam mengambil data dan membantu
dalam penyelesaian laporan akhir ini.
7. Orang tua yang senantiasa selalu memberikan motivasi serta nasehat..
8. Teman-teman yang telah memberi motivasi bagi penulisan karya tulis ini

Semoga karya tulis ini memberikan masukan informasi serta bermanfaat bagi
pembaca dan masyarakat pada umumnya.

iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penulisan .................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
2.1. Kondisi Pencemaran Air Akibat dari Limbah Industri ..................... 4
2.2. Parameter Kualitas Air Limbah Industri ............................................ 4
2.3. Potensi Teknologi Fitoremidiasi dalam Upaya Penanganan Air
Limbah Industri ................................................................................................ 6
2.4. Construted Wetland Haybrid (CWH) ..................................................... 7
2.5. Mikroalga Chlorella Vulgaris ................................................................ 9
BAB III MOTODE PENULISAN ..................................................................... 10
3.1. Sumber dan Jenis Data ........................................................................ 10
3.2. Objek Penelitian ................................................................................... 10
3.3. Teknik Pengambilan Data ................................................................... 10
3.4. Prosedur Penulisan............................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 13
4.1. Keunggulan Konsep Pengolahan Air Limbah Industri Sistem
Fitoremediasi dengan Metode Constructed Wetland Hybrid ........................ 13
4.2. Pihak-Pihak Yang Berperan ............................................................... 14
4.3. Road Map Implementasi Gagasan ....................................................... 14
4.4. Sistem Constructed Wetland Hybrid (CWH) dalam Pengolahan
Limbah Cair Industri ...................................................................................... 16
4.5. Analisis Implementasi Metode Constructed Wetland Hybrid (CWH)
Pengolahan Limbah Cair Industri ................................................................. 17

v
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 19
5.1. KESIMPULAN ..................................................................................... 19
5.2. SARAN .................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 23
Lampiran 1. Rancangan Deteksi Kualitas Air Limbah Industri ................ 23
Lampiran 2. Diagram Alir Langkah Implementasi ..................................... 24
Lampiran 3. Biodata Anggota ........................................................................ 25

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tumbuhan Typha Latifolia................................................................7


Gambar 2.2. Konsep Construted Wetland .............................................................7
Gambar 2.3 Metode Construted Wetland Hybrid ..................................................8
Gambar 4.1. Constructed Wetland Hybrid Pengolahan Limbah Cair Industri......16
Gambar 4.2. Skema Pendeteksi Kualitas Air Limbah............................................23

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Industri Rumaht angga, Industri Kecil Menengah dan Industri
Besar di Kabupaten Semarang.................................................................2
Tabel 2.1. Nilai Indeks Pencemaran.........................................................................5
Tabel 2.2. Parameter Kualitas Air Terhadap Pertumbuhan Mikroalga
Chlorella Vulgaris...................................................................................9
Tabel 4.1 Pihak-Pihak Yang Berperan...................................................................14
Tabel 4.2 Bentuk Implementasi Gagasan................................................................14
Tabel 4.3 Target Implementasi Gagasan.................................................................15

viii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa air merupakan komponen penting
bagi kelangsungan kehidupan manusia sehari-hari. Manusia, dan bahkan
makhluk hidup yang lainnya pun tidak bisa hidup tanpa adanya air. Tetapi
semakin bertambahnya populasi penduduk menyebabkan pencemaran air
dimana-mana. Air mempunyai sifat melarutkan bahan kimia. Menurut
Abel Wolman bahwa susunan molekul air adalah H2O+X, dimana X
merupakan zat-zat yang dihasilkan air buangan oleh aktivitas manusia
selama bebebrapa tahun. Dengan bertambahnya aktivitas manusia, maka
faktor X tersebut dalam air akan bertambah dan merupakan masalah.
Faktor X merupakan zat-zat kimia yang mudah laruit dalam air dan dapat
menimbulkan keracunan hingga kematian bagi manusia maupun makhluk
hidup yang terpapar.
Bedasarkan data Publikasi dari Badan Pusat Statistik 2019
menyebutkan bahwa Kota Semarang memiliki 9.558 industri rumah
tangga, 1.738 UMKM, dan 211 Industri besar. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa kota Semarang adalah salah satu kota industri terbesar
yang ada di Jawa Tengah. Sehingga tidak heran lagi masalah pencemaran
air limbah merupaan musuh bagi masyarakat yang tinggal di sekitar
kawasan industri atau tinggal disepanjang aliran sungai pembuangan
limbah industri.
Secara fisik-kimia, Mishra,. dkk (2016) menjelaskan bahwa metode
yang paling sering digunakan untuk menyisihkan logam berat dari perairan
yaitu presipitasi kimia, koagulan lime, ion exchange, reverse osmosis dan
solvent extraction. Metode fisik-kimia memiliki kelemahan yaitu biaya
yang tinggi, memakan energy yang banyak, dan kurang efektif saat
konsentrasi logam berat dikisaran 10-100 mg/L (Mehta dan Gaur, 2005).
Maka dari itu, pengolahan secara biologi dengan memanfaatkan mikroba
dapat menjadi teknologi alternatif untuk mengurangi masalah tersebut
dengan kelebihan bahwa metode ini dapat menyisihkan logam berat.

1
Beberapa pengolahan dapat dilakukan untuk mengurangi konsentrasi ion
logam berat yaitu secara fisika-kimia dan biologi. Mikroalga mempunyai
waktu generasi yang sangat cepat. Oleh karena itu dalam waktu yang
relatif singkat, perbanyak sel akan terjadi secara cepat, terutama jika
terjadinya cahaya dan sumber energi yang cukup. Beberapa spesies
mikroalga dapat menyisihkan logam berat diatas angka 90% (Shanab,. dkk
2012).Oleh sebab itu, diperlukan sebuah Inovasi pengolahan air limbah
industri untuk mengatasi pencemaran air dengan tetap menjaga
kelaestarian ekosisitem didalamnya. Inovasi teknologi fitoremediasi air
limbah industri dengan metoede Constructed Wetland Hybrid (CWH)
yang menggunakan mikroalga chlorella vulgaris sebagai biosorben
diharapkan mampu menyelesaikan masalah pencemaran limbah cair yang
dikeluarkan dari industri.
Tabel 1.1 Jumlah Industri Rumaht angga, Industri Kecil Menengah dan Industri Besar di
Kabupaten Semarang Tahun 2019

Kecamatan Klasifikasi Industri Column1 Column2


Rumahtangga Kecil Menengah Besar
010 Getasan 313 25 2
020 Tengaran 831 85 16
030 Susukan 1086 54 0
031 Kaliwungu 756 13 3
040 Suruh 635 48 1
050 Pabelan 317 42 0
060 Tuntang 437 150 2
070 Banyubiru 723 65 3
080 Jambu 751 109 3
090 Sumowono 556 31 0
100 Ambarawa 254 185 2
101 Bandungan 235 28 0
110 Bawen 225 85 28
120 Bringin 452 47 0
121 Bancak 290 4 0
130 Pringapus 692 169 23
140 Bergas 445 160 78
151 Ungaran Barat 235 311 50
152 Ungaran Timur 325 127
Jumlah 2018 9558 1738 211
2017 9558 1710 208

Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Semarang

2
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perancangan sistem teknologi fitoremediasi air limbah
industri dengan metoede Constructed Wetland Hybrid (CWH) dapat
mewujudkan lingkungan perairan yang bebas pencemaran?
2. Bagaimana roadmap implementasi sistem teknologi fitoremediasi air
limbah industri dengan metoede Constructed Wetland Hybrid (CWH)
dapat mewujudkan lingkungan perairan yang bebas dari pencemaran?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Menciptakan dan membuat rancangan sistem teknologi fitoremediasi
air limbah industri dengan metoede Constructed Wetland Hybrid
(CWH) untuk mewujudkan lingkungan perairan yang bebas dari
pencemaran.
2. Menerapkan dan mengembangkan rancangan sistem teknologi
fitoremediasi air limbah industri dengan metoede Constructed
Wetland Hybrid (CWH) untuk mewujudkan lingkungan perairan yang
bebas dari pencemaran.
1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari penulisan karya ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Sebagai wadah untuk menyalurkan ide-ide kretaif, inovatif dan
solutif, serta ingin memberikan kontribusi yang nyata bagi
masyarakat sebagai agent of change.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai sumber informasi kepada masyarakat mengenai pengolahan
air limbah dan sebagai langkah awal untuk mengambil tindakan
cerdas, tepat dan tanggap, dalam memberikan karya berupa tulisan
yang berisi solusi kreatif terhadap permasalahan pencemaran air.
3. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan informasi dan formulasi dalam melakukan program
pemerataan kesehatan ke seluruh Indonesia guna meningkatkan
kesehatan masyarakat dalam menyosong SDGs 2030

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kondisi Pencemaran Air Akibat dari Limbah Industri


Pencemaran logam berat di perairan Indonesia mengalami
peningkatan sejalan dengan berkembangnya industrialisasi dari sektor
industri bidang otomotif, elektronik maupun industri tekstil,. Pencemaran
logam berat dalam lingkungan bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan,
baik pada manusia, hewan, dan tanaman, maupun lingkungan (Pratiwi,
2020). Logam berat Pb, Cu, Cd, Hg dan Cr (timbal, tembaga, kadmium,
merkuri, dan krom) memiliki dampak berbahaya bagi organisme air dan
manusia. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Perairan
Pelabuhan Tanjung Mas Semarang jenis logam berat yang bersumber dari
limbah industri antara lain logam berat, Cd, Pb, Cr dengan jumlah yang
sangat signifikan (Suryono and Djunaedi, 2017). Bercermin dari kejadian
di perairan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang maka dibutuhkan suatu
penelitian mengenai dampak paparan logam berat terhadap histopatologis
pada organisme perairan dan kesehatan manusia. Selain itu diperlukan
sebuah inovasi teknologi dalam pengolahan air limbah industri yang dapat
mengurangi logam berat dan partikel berbahaya di perairan sehingga dapat
menyukseskan program Sustainable Development Goals (SDGs) guna
meningkatkan kualitas air bersih dan pelestarian sumber daya air yang
bermanfaat bagi peningkatan taraf kesehatan penduduk di Indonesia.
2.2. Parameter Kualitas Air Limbah Industri
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 115
tahun 2003 Indeks Pencemaran (IP) digunakan untuk menentukan tingkat
pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan. Dengan
diperoleh indeks pencemaran ini dapat memberikan masukan kepada
pengambil kebijakan agar dapat menilai kualitas air untuk diperuntukan
serta memperbaiki kualitas apabila terjadi penurunan kualitas akibat
kehadiran senyawa pencemar.

4
Tabel 2.1. Nilai Indeks Pencemaran
Indeks Pencemaran (IP) Keterangan
0 ≤ IP ≤ 1,0 Memenuhi baku mutu
1,0 < IP ≤ 5,0 Tercemar ringan
1,0 < IP ≤ 5,0 Tercemar sedang
IP > 10 Tercemar berat

Menurut pendapat dari Alaerts dan Santika, 1987 parameter yang


digunakan untuk menguji kualitas air limbah yaitu Biological Oxygen
Demand (BOD) merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur
jumlah oksigen minimal yang diperlukan oleh bakteri atau mikroorganisme
untuk mengurai hampir semua zat organik yang bercampur dan bersuspensi
dalam air buangan. Untuk menentukan beban pencemaran terhadap air
buangan domestik atau industri dan untuk keperluan desain sistem
pengolahan limbah biologis untuk air yang tercemar maka pengukuran
BOD harus dilakukan. Penguraian zat organik merupakan peristiwa secara
alamiah. Ketika suatu perairan tercemar maka mikroorganisme dalam
mengurai bahan pencemar maka akan menghabiskan kandungan oksigen
terlarut selama proses biodegradable berlangsung. Hal ini akan
menimbulkan kematian pada biota air dan keadaan pada badan air yang
akan tercemar.
Chemical Oxygen Demand (COD) adalah kadar oksigen yang
diperlukan dalam proses pengoksidasian zat-zat organik yang terkandung
pada limbah cair dengan menggunakan oksidator kalium dikromat sebagai
sumber oksigen. Kadar COD menggambarkan total oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang
dapat didegradasi secara biologi mapun yang sulit didegradasi menjadi
karbondioksida dan air. Zat organik yang secara alamiah akan dioksidasi
secara biologis menimbulkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.
Faktor parameter pencemar lain adalah TSS (Total Susppended
Solid) biasanya terdiri dari zat organik dan anorganik yang melayang yang
terdapat dalam air. Secara fisika zat ini merupakan faktor yang

5
menyebabkan kekeruhan air. Apabila konsentrasi zat ini terlalu tinggi akan
menyebabkan pendangkalan pada suatu perairan dan juga akan
menghambat sinar matahari untuk sampai ke dasar perairan.
2.3. Potensi Teknologi Fitoremidiasi dalam Upaya Penanganan Air
Limbah Industri
Menurut Handayani fitoremidiasi merupakan proses pemanfaatan
tumbuhan mikroba yang berasosiasi dengan tumbuhan lain untuk
membersihkan lingkungan dari segala pencemar organik dan anorganik.
Aktivitas yang ditimbulkan mikroba dan tumbuhan dapat menghasilkan
perubahan pencemaran ke arah ekstraksi, stabilisasi , degradasi, atau
volatilisasi senyawa pencemar. Fitoremediasi merupakan salah satu cara
untuk menyelesaikan permasalahan pencemaran logam berat dengan
menggunakan tanaman. Penyerapan dan akumulasi logam berat oleh
tumbuhan dapat dibagi menjadi tiga proses yang berkesinambungan, yakni
berupa penyerapan logam oleh akar, translokasi logam dari akar ke bagian
tumbuhan, dan lokalisasi logam pada sel-sel tertentu, sehingga hal itu dapat
menjaga agar tidak menghambat metabolisme tumbuhan.(Muthusaravanan
et al., 2018)
Sebagai negara yang beriklim tropis Indonesia memiliki kekayaan
hayati yang beranekaragam terutama kekayaan akan sumber daya tumbuh-
tumbuhan. Beberapa jenis tanaman air mempunyai kemampuan untuk
mengurangi logam berat di dalam air. Dari beberapa jenis tanaman yang
berkemampuan menyerap logam berat dalam hidup nya adalah tumbuhan
Typha Latifolia atau yang biasa dikenal tumbuhan lilin air atau ekor kucing.
Tumbuhan Typha Latifolia merupakan tumbuhan dapat hidup pada kondisi
tanah bertekstur basah atau soil wetland. Tumbuhan Typha latifolia
memiliki daya tahan yang tinggi terhadap perubahan cuaca dan kondisi
lingkungan lainnya. Tumbuhan ini dapat digolongkan kepada jenis
tumbuhan hiperakumulator(Hejna et al., 2020). Kemampuan tumbuhan
Typha latifolia dalam menyerap logam berat besar, menjadikan tumbuhan
ini diandalkan kemampuannya sebagai alternatif dalam menyerap limbah
logam

6
Gambar 2.1. Tumbuhan Typha Latifolia (Sumber: Zipcodezoo.com)
2.4. Construted Wetland Haybrid (CWH)
Dalam industri pengolahan air telah dilakukan banyak penelitian dan
kajian terkait proses pengolahan maupun peningkatan kualitas air limbah
termasuk limbah, industri, air limbah pertanian, limbah dari Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) dan limpasan air hujan. Construted Wetland
(CW) atau yang berarti kontruksi lahan basah merupakan suatu rancangan
lahan basah menggunakan prinsip aliran air dari tempat vertikal ke
horizontal. Di dalam konstruksi CW terdapat pasir dan tanah sebagai
tempat bertumbuhnya tumbuhan fitoremediasi (Vymazal, 2010).
Penerapan Construted Wetland (CW) menggunakan bantuan
mikrooganisme atau tumbuhan yang berfungsi sebagai alat bantu proses
absorbsi dan fitoremediasi untuk melakukan penyerapan maupun
penghilangan bahan-bahan seperti logam berat dan partikel berbahaya
lainnya bagi lingkungan.(Vymazal, 2011)

Gambar 2.2. Konsep Construted Wetland (Vymazal, 2010)

7
Secara umum, constructed wetland terdiri atas dua elemen aliran air
di permukaan bebas atau surface flow (SF). Surface Flow (SF) adalah
keadaan dimana ketinggian air berbeda diatas permukaan tanah,
didalamnya terdapat vegetasi berakar diatas permukaan air dan terutama
diatas tanah. Tanaman yang sering digunakan dalam sistem surface flow
adalah jenis tanaman macrophytes yang terendam.
Construted Wetland Hybrid (CWH) dengan motode aliran
horizontal mampu secara efektif menghilangkan polutan organik (TSS,
BOD5, dan COD) dari muatan limbah. Hal ini dapat terjadi karena transfer
oksigen yang sedikit pada lahan basah, sehingga penghapusan nutrisi
menjadi terbatas. Sementara pada konsep aliran vertikal didapatkan
manfaat seperti kapasitas transfer ksigen yang lebih besar menyebabkan
proses nitrifikasi berjalan baik dan penghapusan BOD5, COD, dan patogen
menjadi lebih efisien. Sehingga pada karya tulis ini akan di gabungkan dua
metode tersebut guna meningkatkan efisiensi pengolahan limbah cair.
Berikut merupakan sistem wetland hybrid.

Gambar 2.3 Metode Construted Wetland Hybrid (Jóźwiakowski et al., 2014)

8
2.5. Mikroalga Chlorella Vulgaris
Mikroalga adalah organisme tumbuhan primitif yang berukuran
seluler pada umumnya lebih dikenal dengan sebutan nama fitoplankton.
Tempat habitat hidup mikroalga adalah wilayah perairan di seluruh dunia.
Mikroalga jenis Chlorella Vulgaris merupakan salah satu dari banyak
mikroalga yang memiliki kemampuan dalam mengatasi pencemaran logam
berat yang berada di wilayah perairan. Chlorella Vulgaris dijadikan sorben
untuk biosorpsi logam berat. Proses biosorpsi terjadi pada permukaan sel
mikroalga yaitu dengan metode ion exchange (Sayadi, Rashki and Shahri,
2019). Mikroalga Chlorella Vulgaris memiliki beberapa gugus fungsi yang
berperan dalam proses ion exchange tersebut. Proses ion exchange ini dapat
menurunkan konsentrasi ion logam berat dalam limbah industri
Penampakan Chlorella Vulgaris yakni memiliki diameter berkisar
antara 2-8 mikron, selnya berbentuk bulat seperti telur, dan memiliki
pigmen klorofil yang dominan dibandingkan pigmen yang lain sehingga
berwarna hijau. Sebagai organisme fotoautrotrof pertumbuhan mikroalga
Chlorella Vulgaris sangat membutuhkan bantuan dari sinar matahari.
Parameter kualitas lingkungan guna mendukung pertumbuhan mikroalga
Chlorella Vulgaris dapat dilihat melaui tabel dibawah:
Tabel 2.2. Parameter Kualitas Air Terhadap Pertumbuhan Mikroalga Chlorella Vulgaris
(Novianti, Zainuri and Widowati, 2017)
Kualitas Air Rata-Rata Kisaran Optimal

PH 7-8 4,5-9,3

Salinitas 30-32 ppt 30-35 ppt

Suhu 27-29 0C 25-30 0C

DO 6-7 ppm 5-7 ppm

9
BAB III

MOTODE PENULISAN

3.1. Sumber dan Jenis Data


Karya tulis ini ditulis secara kualitatif dan kuantitatif dengan
menggunakan metode studi literatur yang mengkaji berbagai sumber
informasi mutakhir. Hasil dari kajian disajikan dalam bentuk yang
sistematis agar dapat diimplementasikan.
3.2. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
sebuah penelitian dikarenakan objek penelitian dapat menjadi acuan
penelitian dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Menurut Sugiyono (2012 : 144) objek penelitian adalah sasaran
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
tentang suatu hal objektif, valid, dan realiable tentang suatu hal (variabel
tertentu)”. Objek Penulisan dalam penelitian ini adalah sungai-sungai dan
perairan di Kota Semarang.
3.3. Teknik Pengambilan Data
Data dan informasi yang diambil mengacu pada studi literature yaitu
mengambil berdasarkan data-data dari penelitian sebelumnya yang berasal
dari artikel dan jurnal ilmiah serta buku atau berita yang masih relevan
dengan objek penulisan yang dikaji. Data dan informasi yang dikumpulkan
berupa informasi proses penanganan pencemaran air akibat logam berat.
3.4. Prosedur Penulisan
Data dan informasi yang telah terkumpul dianalisis guna menjawab
permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Sehingga diperoleh hasil
pembahasan mengenai sistem fitoremediasi guna pengolahan limbah cair
industri dengan constructed wetland hybrid dengan model pengembangan
ADDIE yang memiliki 5 tahapan pengembangan, yaitu:
1. Analysis (Menganalisis)
Pada tahap ini penulis menganalisis masalah yang terjadi
pada era sekarang yaitu solusi pengolahahan air limbah pada sektor

10
industri, sehingga membutuhkan sebuah inovasi konsep baru yaitu
metode fitoremediasi pengolahan limbah cair industri dengan
constructed wetland hybrid. Penulis juga melakukan pengumpulan
data yang digunakan untuk landasan teoritis yang memperkuat
sistem fitoremediasi pengolahan limbah cair industri dengan
constructed wetland hybrid.
2. Design (Merancang)
Penulis akan mendesain konsep sistem fitoremediasi
pengolahan limbah cair industri dengan constructed wetland
hybrid untuk membantu mengatasi masalah pencemaran air oleh
logam berat industri sehingga membantu menjaga kelestarian
lingkungan dan mempertahankan kualitas air bersih di sekitar
lingkungan industri. Langkah selanjutnya yaitu merancang sebuah
simulasi konsep sistem pengolahan limbah cair industri pada
sebuah gambar. Dalam merancang desain sistem fitoremediasi
pengolahan limbah cair industri dengan constructed wetland
hybrid diperlukan perencanaan yang mencakup :
1. Tujuan penggunaan konsep, tujuannya yaitu memberikan
solusi kepada perusahaanan dan sektor industri dalam
mengolah limbah cair sebelum dibuang ke perairan.
2. Pihak yang menggunakan, yaitu pelaku pada sektor
perusahaan dan industri besar maupun rumahan.
3. Deskripsi dan penjelasan konsep sistem fitoremediasi
pengolahan limbah cair industri dengan constructed
wetland hybrid.
3. Development (Mengembangkan)
Pada tahap ini penulis melakukan pengembangan konsep
awal. Jika terdapat kesalahan konsep, berlanjut ke tahap proses
revisi. Langkah terakhir pengembangan konsep akhir sistem
fitoremediasi pengolahan limbah cair industri dengan constructed
wetland hybrid.
4. Implement (Mengimplementasikan)

11
Penulis akan mengusulkan konsep sistem fitoremediasi
pengolahan limbah cair industri dengan constructed wetland
hybrid ini secara langsung kepada pelaku sektor industri dan
masyarakat setelah mendapatkan kerjasama dari berbagai pihak,
seperti Pemerintah melalui Kementrian Perindustrian, Pemerintah
Daerah, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat. Sebelum
mengimplementasikan sistem pengolahan limbah cair ini, penulis
melakukan tahap desimilasi pada masyarakat, yaitu sosialisasi
terkait konsep sistem pembangkit, cara kerja konsep sistem
pembangkit, manfaat konsep sistem fitoremediasi pengolahan
limbah cair industri dengan constructed wetland hybrid bagi
pelaku sektor industri dan masyarakat.
5. Evaluate (Mengevaluasi)
Evaluasi dilakukan setelah konsep sistem fitoremediasi
pengolahan limbah cair industri dengan constructed wetland
hybrid sudah direalisasikan dan digunakan oleh masyarakat
pengguna jembatan, supaya diketahui kekurangan dan kelemahan
konsep sistem pengolahan limbah cair selama ini. Sehingga
kedepannnya sistem fitoremediasi pengolahan limbah cair industri
dengan constructed wetland hybrid ini dapat dikembangkan dan
diteliti lebih lanjut, agar lebih fungsi dan kegunaaannya optimal
dalam memberikan dampak positif bagi lingkungan disekitar
industri.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keunggulan Konsep Pengolahan Air Limbah Industri Sistem


Fitoremediasi dengan Metode Constructed Wetland Hybrid
Era revolusi industri 4.0 telah membawa pengaruh dalam berbagai
sektor kehidupan, termasuk dalam sektor industri. Negara Indonesia
memiliki tanggung jawab besar terkait Sustainable Development Goals
(SDGs), terutama tujuan ke-6 yakni menjamin ketersediaan dan
pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan bagi semua penduduknya.
Dalam beberapa tahun terakhir metode Constructed Wetland Hybrid
(CWH) telah dikembangkan untuk menjernihkan air. Keuntungan metode
ini adalah sangat efektif dalam pengolahan limbah cair organik, nitrogen,
dan logam berat, kemudian mudah untuk diterapkan dalam segala jenis
tanah dan juga dapat menjadi sarana untuk mengurangi polusi di udara
karena melibatkan tumbuhan dalam metodenya (Almasi et al., 2016).
Dalam penerapan Constructed Wetland Hybrid (CWH) ada modifikasi
yang dilakukan untuk mengoptimalkan penyerapan logam berat dalam air
limbah.
Modifikasi pertama sistem fitoremediasi pengolahan limbah cair
industri dengan metode constructed wetland hybrid yaitu dengan cara
menambah bak penampungan dengan agen biofilm sebagai media absorbsi
logam berat. Penggunaan mikroalga Chlorella Vurgaris adalah pilihan
terbaik karena mikroalga ini mampu melakukan penyerapan logam berat
dengan efektif dan efisien (Wilan, 2019).
Modifikasi kedua pada sistem fitoremediasi pengolahan limbah cair
industri dengan metode constructed wetland hybrid yaitu dengan
pendeteksi kaeadaan pH, suhu dan kekeruhan limbah cair. Sistem ini
menggunakan Mikrokontroler dengan Antarmuka Website perangkat
Arduino Mega 2560 .Proses untuk mendapatkan pengukuran yaitu dengan
mengonversikan dari bentuk tegangan (analog) ke bentuk digital untuk

13
ditampilkan ke website melalui Ethernet Shield dalam bentuk grafik dan
tabel data (Novitasari, Triyanto and Nirmala, 2018).
4.2. Pihak-Pihak Yang Berperan
Realisasi gagasan ini membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak.
Adapun pihak-pihak yang berperan dalam implementasi gagasan ini dapat
dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Pihak-Pihak Yang Berperan
Pihak yang teribat Peran
Pemerintah  Merumuskan kebijakan sistem pengolahan limbah
yang aman bagi lingkungan.
 Memonitor perkembangan realisasi gagasan di
tingkat regional maupun nasional
Peniliti dan Insinyur  Melakukan studi potensi sistem contructed
wetland hybrid (CWH) dengan proses
fitoremediasi limbah.
 Mendesain dan mengevaluasi performa sistem
contructed wetland hybrid (CWH) dengan proses
fitoremediasi.
 Membudidayakan dan mengembangbiakan
tanaman fitoremediasi.
Pelaku Sektor Industri  Mendukung realisasi gagasan seperti pemakaian
teknologi (CWH) dengan proses fitoremediasi
limbah logam berat.
Investor  Membantu pendanaan realisasi program

4.3. Road Map Implementasi Gagasan


Teknologi fitoremediasi pengolahan limbah cair industri dengan
constructed wetland hybrid dapat diinstalasi di berbagai sektor industri.
Implementasi gagasan ini juga dilakukan secara bertahap hingga akhirnya
fitoremediasi pengolahan limbah cair industri dengan constructed wetland
hybrid dapat digunakan secara menyeluruh. Secara rinci, bentuk
implementasi gagasan ini dapat dilihat pada Tabel 4.2, sedangkan target
implementasi gagasan dapat dilihta pada Tabel 4.3.

14
Tabel 4.2 Bentuk Implementasi Gagasan
Sektor Bentuk Implementasi Gagasan
Arsitektur  Instalasi constructed wetland hybrid dapat mendukung
konsep green architecture sebagai ruang terbuka hijau
sehingga menambah keindahan lingkungan dan area
rekreasi bagi masyarakat disekitarnya.
Kesehatan  Instalasi constructed wetland hybrid dapat meyediakan
udara dan air bersih yang baik dan berkualitas bagi
masyarakat dan ekosistem di sekitarnya.
Industri  Instalasi constructed wetland hybrid dapat meminimalisir
hingga menghilangkan dampak buruk limbah industri.

Tabel 4.3 Target Implementasi Gagasan


Periode Target Impleentasi Gagasan
Tahun 1-3  Perumusan kebijakan dalam Instalasi constructed wetland
hybrid
 Studi potensi performa sistem contructed wetland hybrid
(CWH)
 Penyusunan dokumen teknis
Tahun 4-5  Penelitian pembuatan carbon nanotubes tandan kosong
kelapa sawit
 Aplikasi fitoremediasi pada sistem contructed wetland
hybrid (CWH) dan evaluasi performa
 Pengujian lapangan
 Scale Up
Tahun 6-7  Pendirian unit produksi mikroorganisme yang menyuplai
kebutuhan fitoremediasi berbagai macam limbah industri.
Tahun 8-10  Instalasi skala nasional di sektor infrastruktur, arsitektur,
dan industri

15
4.4. Sistem Constructed Wetland Hybrid (CWH) dalam Pengolahan Limbah
Cair Industri

6
7
5

1
4

Gambar 4.1. Konsep Constructed Wetland Hybrid Pengolahan Limbah Cair Industri
(Sumber: Dokumen pribadi, 2021)
Ket:
1. Collection chamber
2. First deposition tank
3. Pipe
4. Fitoremediasi 1 (Vertical flow)
5. Secondary deposition treatment
6. Fitration
7. Fitoremediasi 2 (Horizontal flow)
8. Testing treatment
Berikut sistem Constructed Wetland Hybrid (CWH) dalam
Pengolahan Limbah Cair Industri. Tahap pertama adalah air limbah
ditampung di penampungan awal (Collection chamber). Tahap kedua air
limbah masuk ke bak penampungan ke-2, dalam bak penampungan ke-2 air
limbah masuk proses pengendapan. Tahap ketiga air limbah masuk ke bak
nomor 4 disini air limbah masuk proses fitoremdiasi yang pertama oleh
tumbuhan Typha Latifolia atau ekor kucing. Pada tahap keempat air limbah
mengalami pengendapan lumpur dari partikel yang terbawa dari bak

16
penampungan ke-4. Selanjutnya, Tahap kelima air limbah masuk ke bak
penampungan ke-6, untuk dilakukan filtrasi. Selanjutnya pada tahap
keenam air limbah masuk ke bak penampungan ke-7, disini terjadi proses
fitoremdiasi kedua oleh mikroalga Chlorella Vulgaris untuk absorbsi
partikel organik, anorganik dan logam berat. Tahap terakhir air limbah
masuk ke bak penampungan ke-8, untuk dilakukan proses filtrasi dengan
manggunakan bahan penyaring spoon atau kanebo di bak penampungan ini
juga air limbah dicek tingkat PH keasamannya sebelum di buang ke
perairan atau sungai.
Adanya dua bak penampungan fitoremediasi atau biofilm. Hal ini
dimaksudkan agar dalam proses pengolahan air limbah mendapatkan nilai
maksimal untuk penyerapan semua zat organik yang bercampur dan
bersuspensi dalam air buangan, proses penjernihan air dan penghapusan zat
berbahaya dalam air.
4.5. Analisis Implementasi Metode Constructed Wetland Hybrid (CWH)
Pengolahan Limbah Cair Industri
Analisis implementasi gagasan sistem teknologi fitoremediasi air
limbah industri dengan metode Constructed Wetland Hybrid (CWH) atau
Lahan Basah Buatan dengan media filter pasir dan kerikil serta tanaman air
jenis Typha Latifolia mampu mengolah limbah cair industri dan greywater
rumah tangga (parameter TSS, pH, BOD, COD, Minyak & Lemak, dan
Deterjen) dengan prosentase penyisihan berkisar antara 95,47%–99,89%
(Qomariyah et al., 2017). Besaran konsentrasi polutan di oulet, yang
merupakan hasil pengolahan greywater, memenuhi standar baku mutu
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. 4 tahun 2014, dan Peraturan
Pemerintah no. 82 tahun 2001 kelas IV. Konsep Constructed Wetland
Hybrid (CWH) tidak hanya mengatasi problem pencemaran lingkungan,
melainkan juga menyediakan sumber air non-konsumsi dan menciptakan
kawasan hijau ramah lingkungan. Dibanding teknologi konvensional,
sistem Constructed Wetland Hybrid (CWH) lebih ekonomis, fleksibel, dan
operasionalnya mudah.

17
Konsep pengolahan limbah dengan proses fitoremdiasi
menggunakan Constructed Wetland Hybrid (CWH) akan membawa
dampak positif terhadap lingkungan. Penggunaan tumbuhan adalah konsep
yang brilian karena dapat menciptakan green architecture yaitu konsep
untuk pembangunan yang berprinsip pada lingkungan hijau dan
meminimalkan segala polutan baik di air, tanah maupun udara. Metode
Constructed Wetland Hybrid (CWH) mampu menghadirkan fasilitas
terbuka hijau di tengah perkotaan, sehingga bisa menjadi tempat rekrasi
bagi penduduk disekitarnya (Stefanakis, 2019).

18
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Era Industrialisasi menjadi tantangan pada berbagai aspek
kehidupan di Negara Indonesia. Limbah cair industri harus diproses dengan
standar oprasional yang layak karena jika tidak lingkungan dan
kelangsungan hidup ekosistem perairan yang terdampak dari limbah cair
berbahaya industri. Kegiatan proses industri tidak terlepas dari limbah
produksi. Pemanfaatan sumber daya fitoteknologi maupun fitoremediasi
merupakan suatu hal yang harus dikembangkan. sistem fitoremediasi
pengolahan limbah cair industri dengan constructed wetland hybrid ini
diproyeksikan mampu mengatasi permasalahan dari limbah logam berat
dari industri. Oleh karena itu, perlu kemauan kuat dari pelaku pengusaha
dan investor industri dalam membangun pengolahan limbah yang efektif
secara mandiri. Namun, kemauan pengusaha dan investor industri saja
tidak cukup, pemerintah juga harus ikut berperan dalam membantu
memfasilitasi sarana laboratorium penelitian dan kajian mengenai proses
pengolahan limbah industri dengan adsorben dari mikroorganisme. Melalui
kerja sama pengusaha dan investor industri dan pemerintah, bukan hanya
masalah pencemaran perairan dan ketersediaan air bersih, namun ini juga
bisa menjadi gerbang awal untuk Indonesia menciptakan solusi green
architecture dan meningkatkan kualitas hidup masyarikat indonesia guna
menyongsong Indonesia Emas 2045 di era new normal.
5.2. SARAN
Dalam prinsip pembangunan, pelaku sektor industri dituntut untuk
mendirikan sebuah pabrik deangan seminimal mungkin untuk
mengeluarkan polutan yang berbahaya bagi linkungan. Melalui industri
dengan kelengkapan fasilitas pengolahan limbah membuat masyarakat
disekitar industri menjadi tidak khawatir akan keberadaan lindustri
disekitarnya. Kerjasama antara pemerintah dan pelaku sektor industri pun
perlu dilakukan. Sinergi antara keduanya membuat pelaksanaan sistem
fitoremediasi pengolahan limbah cair industri dengan constructed wetland

19
hybrid semakin mudah. Perkembangan teknologi akan terus dilakukan
untuk menyempurnakan sistem ini, sehingga tujuan utama untuk
menjadikan Negara Indonesia bebas polusi di era Indutrialisasi dapat
tercapai.

20
DAFTAR PUSTAKA

Almasi, A. et al. (2016) ‘Efficiency of a constructed wetland in controlling organic


pollutants, nitrogen, and heavy metals from sewage’, Journal of Chemical and
Pharmaceutical Sciences, 9(4), pp. 2924–2928.
Hejna, M. et al. (2020) ‘Bioaccumulation of heavy metals from wastewater through
a Typha latifolia and Thelypteris palustris phytoremediation system’,
Chemosphere. Elsevier Ltd, 241, p. 125018. doi:
10.1016/j.chemosphere.2019.125018.
Jóźwiakowski, K. et al. (2014) ‘The Concept of Construction of Hybrid
Constructed Wetland for Wastewater Treatment in the Roztocze National Park’,
(4).
Muthusaravanan, S. et al. (2018) ‘Phytoremediation of heavy metals: mechanisms,
methods and enhancements’, Environmental Chemistry Letters. Springer
International Publishing, 16(4), pp. 1339–1359. doi: 10.1007/s10311-018-0762-3.
Novianti, T., Zainuri, M. and Widowati, I. (2017) ‘STUDI TENTANG
PERTUMBUHAN MIKROALGA Chlorella Vulgaris YANG DIKULTIVASI
BERDASARKAN SUMBER CAHAYA YANG BERBEDA’, MANGIFERA
EDU: Jurnal Biologi and Pendidikan Biologi, 1(2), pp. 1–8.
Novitasari, D. A. A., Triyanto, D. and Nirmala, I. (2018) ‘Rancang Bangun Sistem
Monitoring pada Limbah Cair Industri Berbasis Mikrokontroler dengan Antarmuka
Website’, Coding Jurnal Komputer dan Aplikasi Untan, 06(03), pp. 43–53.
Pratiwi, D. Y. (2020) ‘Dampak Pencemaran Logam Berat (Timbal, Tembaga,
Merkuri, Kadmium, Krom) terhadap Organisme Perairan dan Kesehatan Manusia’,
Jurnal Akuatek, 1(1), pp. 59–65.
Qomariyah, S. et al. (2017) ‘Lahan Basah Buatan Sebagai Pengolah Limbah Cair
Dan Penyedia Air Non-Konsumsi’, Jurnal Riset Rekayasa Sipil, 1(1), p. 25. doi:
10.20961/jrrs.v1i1.14712.
Sayadi, M. H., Rashki, O. and Shahri, E. (2019) ‘Application of modified Spirulina
platensis and Chlorella vulgaris powder on the adsorption of heavy metals from
aqueous solutions’, Journal of Environmental Chemical Engineering. Elsevier,
7(3), p. 103169. doi: 10.1016/j.jece.2019.103169.
Stefanakis, A. I. (2019) ‘The Role of ConstructedWetlands as Green Infrastructure
for Sustainable Urban Water Management’, Sustainability (Switzerland), 11(24).
doi: 10.3390/su11246981.
Suryono, C. A. and Djunaedi, A. (2017) ‘Logam berat Pb, Cr dan Cd dalam Perairan
Pelabuhan Tanjung Mas Semarang’, Jurnal Kelautan Tropis, 20(1), p. 25. doi:
10.14710/jkt.v20i1.1350.
Vymazal, J. (2010) ‘Constructed wetlands for wastewater treatment’, Water
(Switzerland), 2(3), pp. 530–549. doi: 10.3390/w2030530.
Vymazal, J. (2011) ‘Plants used in constructed wetlands with horizontal subsurface

21
flow: A review’, Hydrobiologia, 674(1), pp. 133–156. doi: 10.1007/s10750-011-
0738-9.
Wilan, T. (2019) ‘Pemanfaatan Mikroalga Sebagai Biosorben Pada Proses
Biosorpsi Logam Berat’, (2006). doi: 10.31227/osf.io/snb3r.

22
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Rancangan Deteksi Kualitas Air Limbah Industri

Catu Daya

Sensor Ph Relay + Selenoid


Valve

Mikrokontroler
Sensor SUHU Arduino Mega
Catu Daya 12 V
+

Ethernet
Sensor Kekeruhan Shield

Database

Limit Switch

Antarmuka Waebsite

Gambar 4.2. Sekema Pendeteksi Kualitas Air Limbah

23
Lampiran 2. Diagram Alir Langkah Implementasi

Perumusan kebijakan terkait

Studi potensi fotoremediasi


Tahap logam berat dengan metode
Konsepsi constructed wetland hybrid
(CWH)

Penyusunan dokumen teknis

Pembuatan konstruksi
constructed wetland hybrid Pembuatan alat uji BOD, TSS
(CWH) dan ph air

Pembuatan media absorbsi dan Pengembangbiakan


pengendapan mikroorganisme fitoremediasi
Tahap
penelitian

Perakitan dan
evaluasi performa Perakitan dan
evaluasi performa (CWH)

Pengujian lapangan dan Scale-


up (CWH)

Tahap
Fabrikasi dan instalasi skala
implementasi
nasional

24
Lampiran 3. Biodata Anggota

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap YULFA ARIEF BAHTIYAR
2 Jenis Kelamin L
3 Jurusan TEKNIK MESIN
4 NIM/NISN 5201419059
5 Tempat dan Tanggal lahir BOYOLALI, 9 APRIL 2001
6 Alamat E-mail yulfabahtiyar2929@gmail.com
7 Nomor Telp/HP 085157233719

B. Kegiatan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu Dan Tempat
1 ENGINEERING STAFF 2019-sekarang
RESEARCH CLUB FT DEPARTEMEN
UNNES SOSDEV

C. Peghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Yang Memberi Tahun
1 JUARA 3 EneRC ENGINEERING 2019
ESSAY RESEARCH CLUB
COMPETITION FT UNNES 2020
ENGINEERING
RESEARCH CLUB FT
UNNES 2020

25
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Novita Eka Cahyaningrum
2 Jenis Kelamin P
3 Jurusan TEKNIK KIMIA
4 NIM/NISN 5213419083
5 Tempat dan Tanggal lahir Klaten, 18 November 2000
6 Alamat E-mail novitaeka2318@gmail.com
7 Nomor Telp/HP 082243876677

B. Kegiatan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu Dan Tempat
1 Engineering Research Staff Departemen RnT FT/2020
Club
2 Engineering Research Staff Departemen RnT FT/2021
Club

C. Peghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Yang Tahun
Memberi

26
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap ABDUL RACHMAN AL QUDUS
2 Jenis Kelamin L
3 Jurusan TEKNIK MESIN
4 NIM/NISN 5211419019
5 Tempat dan Tanggal lahir SURAKARTA, 24 APRIL 2000
6 Alamat E-mail abdulr.a.q24@gmail.com
7 Nomor Telp/HP 088216536310
B. Kegiatan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu Dan Tempat
1 Engineering Research Staff Departemen RnT FT/2020
Club
2 Engineering Research Staff Departemen RnT FT/2021
Club
C. Peghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Yang Tahun
Memberi
1 Finalis Kontes Mobil Universitas 2020
Hemat Energi Indonesia
(KMHE)

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam bioadata isi
adalah benar dan dapat dipertangggungjawabkan secara hukum. Apabila
dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persayaratan dalam pengajuan Karya Tulis Ilmiah.
Semarang, 15 Februari 2021
Ketua

Yulfa Arief Bahtiyar


NIM.5201419059

27

Anda mungkin juga menyukai