Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

GOLONGAN DARAH

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

1. LEVIA AMANDA MON 16.20.003


2. RAHMA AMALIA RIZKI 16.20.008

DOSEN PEMBIMBING :
ELVIRA DWI SEPTIA, SST., M.Bmd

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
YAYASAN PEMBINA
PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“GOLONGAN DARAH”.
Makalah ini berisikan informasi tentang pengertian golongan darah, tujuan,
metode pemeriksaan, nilai bebas normal, persiapan alat bahan dan prosedur
tindakan.   Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin

Palembang, April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah....................................................... 2
1.3  Tujuan......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................. 3
2.1 Pengertian Darah......................................................... 3
2.2 Golongan Darah.......................................................... 3
2.3 Tujuan Pemeriksaan Golongan Darah........................ 5
2.4 Metode Pemeriksaan Golongan Darah....................... 6
2.5 Nilai Bebas Normal Pemeriksaan Golongan Darah.... 8
2.6 Persiapan Alat dan Bahan .......................................... 14
2.7 Prosedur Tindakan Pemeriksaan Golongan Darah..... 14

BAB III PENUTUP............................................................................ 16


3.1 Kesimpulan................................................................. 16
3.2 Saran........................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Darah adalah cairan penting yang membawa oksigen dari paru-paru
dan nutrisi-nutrisi dari organ-organ pencernaan ke sel-sel. Darah juga
membawa CO2 ke paru-paru dan zat-zat yang tidak dibutuhkan ke ginjal.
Darah dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu tipe A, B, O, dan AB
yang biasa disebut golongan darah.
Golongan darah merupakan sesuatu yang tidak asing lagi, golongan
darah sudah menjadi bagian dari identitas seseorang seperti yang tertera pada
KTP, SIM dan kartu identitas lainya. Maka dari itu seseorang diharuskan
mengetahui golongan darahnya. Apakah golongan darah A, B, AB, dan O
serta Rh positif dan negatifnya.
Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari setiap individu
karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan sel
darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut
antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Ahmad Muhlisin, 2014).
Golongan darah merupakan sistem pengelompokkan darah yang
didasarkan pada jenis antigen yang dimilikinya. Antigen tersebut dapat
berupa karbohidrat dan protein (Nadia et al, 2010). Sistem penggolongan
darah ABO pertama kali ditemukan oleh Karl Landsteiner pada tahun 1900
dengan mencampur eritrosit dan serum darah para stafnya. Dari percobaan
tersebut, Landsteiner menemukan 3 dari 4 jenis golongan darah dalam sistem
ABO, yaitu A, B, O. Golongan darah yang keempat, yaitu AB ditemukan
pada tahun 1901 (Farhud et al, 2013).
Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis
golongan darah pada manusia. Penetuan golongan darah ABO pada umumnya
dengan menggunakan metode slide. Metode slide merupakan salah satu
metode yag sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan golongan darah
(Chandra, 2008).

1
Salah satu upaya pencegahan terhadap adanya kemungkinan penyakit
bawaan, maka penting untuk mengetahui golongan darah. Penggolongan
darah yang paling umum dilakukan yaitu sistem penggolongan darah ABO,
yang dibagi menjadi 4 golongan, A, B, O, dan AB. Pembagian golongan
darah ini berdasarkan perbedaan aglutinogen (antigen) dan aglutinin
(antibodi) pada membran permukaan sel darah merah. Rhesus juga sangat
penting diketahui karena dapat menyebabkan hemolisis khususnya penyakit
hemolisis pada bayi baru lahir yang dapat menyebabkan kematian pada bayi
(Urbaniak & Greiss, 2000).

1.2 Rumusan Masalah


Makalah ini membahas tentang apa itu golongan darah, tujuan,
metode pemeriksaan, nilai bebas normal, persiapan alat bahan dan prosedur
tindakan yang dilakukan.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang
golongan darah, tujuan, metode pemeriksaan, nilai bebas normal, persiapan
alat bahan dan prosedur tindakan yang dilakukan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Darah


Darah adalah cairan tubuh yang berfungsi mengirimkan sari makanan
dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan hasil
metabolisme, dan sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri
(Syaifuddin, 2012). Cairan tubuh berfungsi mengatur fungsi normal tubuh
yaitu transportasi oksigen, bahan makanan, maupun sisa metabolisme serta
mendistribusikan berbagai jenis hormon dan antibodi (Kusnanik dkk., 2011).
Darah manusia sebanyak sekitar seperduabelas dari berat badan atau
sekitar lima liter. Komposisi darah terdiri dari beberapa jenis sel darah yang
membentuk 45% bagian dari darah dan 55% sisanya berupa cairan
kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma
darah (Pearce, 2012).
Sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah
putih), dan trombosit. Eritrosit mengisi sekitar 99% yang mengandung
hemoglobin dan berfungsi mengedarkan O2. Trombosit mengisi sekitar 0,6 -
1,0% dari sel darah yang berperan dalam proses pembekuan darah. Leukosit
mengisi sekitar 0,2% dari sel darah, yang berperan dalam sistem imun untuk
memusnahkan virus dan bakteri yang membahayakan tubuh (Syaifuddin,
2012).

2.2 Golongan Darah


Golongan darah adalah ciri khusus dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah. Dua jenis penggolongan yang paling penting adalah penggolongan
ABO dan Rhesus (faktor Rh). Transfusi darah dari golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat
anemia hemolisis, gagal ginjal, syok dan kematian. Tes golongan darah
konvensional dilakukan dengan pemberian cairan reagent antigen, anti-A,

3
anti-B dan anti-D, pada sampel darah di kaca reaksi. Golongan darah dan
rhesus ditentukan dengan melihat ada atau tidaknya penggumpalan pada
sampel darah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut
antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007).
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai
di dunia, meskipun di beberapa Negara seperti Swedia dan Norwegia,
golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai
dibandingkan antigen B. Sedangkan golongan darah AB merupakan jenis
yang paling jarang dijumpai di dunia yang mengandung kedua antigen yaitu
antigen A dan B (Alrasyid, 2010).
Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan A-B-O dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya
dikenal sekitar 46 macam antigen selain antigen A-B-O dan Rh, hanya saja
kurang dikenal dan jarang digunakan. Transfusi darah dari golongan yang
tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang
berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok dan kematian. Sehingga
transfusi darah dilakukan dengan golongan darah sejenis dan hanya dalam
keadaan terpaksa dapat diberikan darah dari donor universal (Pearce, 2012).
Golongan darah yang berbeda yaitu A, B, AB dan O, ditentukan oleh
sepasang alel, yang diwarisi dari kedua orang tua. Setiap golongan darah
dapat dikenal dari zat kimia yang disebut antigen, yang terletak dipermukaan
sel darah merah. Ketika seseorang membutuhkan transfusi darah, maka darah
yang disumbangkan haruslah sesuai dengan golongan darah orang yang
menerimanya. Kesalahan dalam melakukan transfusi akan dapat
menimbulkan komplikasi yang serius (Australia Red Cross, 2008).
Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan
mempersingkat waktu dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk
diketahui dalam hal kepentingan transfusi, donor yang tepat serta identifikasi
pada kasus kedokteran forensik seperti identifikasi pada beberapa kasus
kriminal. Kesesuaian golongan darah sangatlah penting dalam transfusi darah.
Jika darah donor mempunyai antigen (A atau B) yang dianggap asing oleh

4
resipien, protein spesifik yang disebut antibodi yang diproduksi oleh resipien
akan mengikatkan diri pada molekul asing tersebut sehingga menyebabkan
sel-sel darah yang disumbangkan menggumpal. Penggumpalan ini dapat
membunuh resipien (Azmielvita, 2009).

2.3 Tujuan Pemeriksaan Golongan Darah


Pemeriksaan jenis golongan darah penting untuk dilakukan supaya
kita bisa menerima donor darah atau transplantasi dengan aman. Golongan
darah penerima harus cocok dengan golongan darah donor.
Jika orang dengan golongan darah A menerima transfusi darah B,
misalnya, maka antibodi penerima akan menganggap darah donor sebagai zat
asing. Kemudian, antibodi akan menyerang dan berusaha menghancurkan sel
darah merah donor sehingga menyebabkan komplikasi yang fatal.
Berbeda dengan golongan darah ABO, antibodi Rhesus akan
berkembang setelah orang dengan Rh negatif terpapar sel darah merah
dengan Rh positif. Bisa melalui transfusi, transplantasi, atau ketika masa
kehamilan atau kelahiran. 
Bila ibu hamil yang memiliki Rh negatif mengandung bayi dengan Rh
positif, tubuhnya akan memproduksi antibodi yang bisa menyerang sel darah
merah positif bayi dan menyebabkan penyakit yang serius, kerusakan otak,
bahkan kematian pada janin atau bayi yang baru dilahirkannya. 
Mengetahui dengan pasti jenis golongan darah bisa berperan penting
dalam kehidupan dan kesehatan seseorang. Ini sebabnya tes golongan darah
perlu dilakukan.

5
2.4 Metode Pemeriksaan Golongan Darah
Secara klinis, ada berbagai prosedur dan praktek untuk menentukan
golongan darah seseorang. Tiap-tiap metode berbeda dalam hal sensitivitas,
reagen dan peralatan yang digunakan, serta waktu yang dibutuhkan untuk
analisa. 
1. Metode Slide
Tes jenis ini adalah yang paling rendah sensitivitasnya dibanding
metode lain. Namun, karena hasil yang didapatkannya sangat cepat,
maka sangat membantu bila digunakan pada kasus-kasus darurat.
Metode ini menggunakan tiga buah slide dari kaca atau porselen.
Masing-masing slide ditetesi darah yang akan diperiksa, kemudian
dicampur dengan anti-A, anti-B dan anti-D. Pola penggumpalan darah
bisa dilihat dengan mata telanjang untuk menentukan golongan darah
temasukrhesus-nya.
Tes ini bisa selesai dalam 5 hingga 10 menit dan tidak
membutuhkan biaya besar, karena hanya membutuhkan reagen dalam
jumlah sedikit. Tetapi, metode ini kurang sensitif dan hanya membantu
jika hasil tes dibutuhkan dalam waktu singkat.
Tes slide bisa digunakan untuk pemeriksaan di luar klinik, namun
tidak cukup bisa diandalkan untuk transfusi darah yang benar-benar
aman.
2. Tes Tabung
Sebagai perbandingan dengan metode slide, tes tabung lebih
sensitif dan bisa diandalkan. Oleh karena itu, bisa digunakan sebelum
transfusi darah. Pada metode ini, baik sel (forward) maupun serum
(reverse) darah akan diperiksa dan digolongkan.
Pada penggolongan forward, sel darah akan diletakkan di dalam
dua tabung tes bersama larutan garam sebagai media pengencer.
Kemudian, satu tetes anti-A dan anti-B ditambahkan secara terpisah ke
masing-masing sampel. Tabung-tabung ini kemudian akan dimasukkan

6
ke mesin centrifugal selama beberapa menit, kemudian akan
digoyangkan perlahan untuk melihat penggumpalan.
Secara umum, metode tabung jauh lebih sensitif dibandingkan
metode slide dan hanya membutuhkan reagen dalam jumlah kecil.
Metode ini juga bisa mendeteksi antigen yang tidak terduga, oleh sebab
itu lebih aman untuk prosedur transfusi. Namun, pada bayi, tes ini sulit
untuk dilakukan karena bayi belum memproduksi jumlah antibodi yang
cukup untuk diperiksa.
3. Microplate
Diantara metode klasik, teknologi microplate adalah langkah yang
lebih maju untuk pemeriksaan golongan darah yang lebih sensitif dan
cepat. Pada teknik ini, antibodi dalam plasma darah maupun antigen bisa
ditentukan.
Microplate umumnya terdiri dari tabung-tabung kecil dalam
jumlah banyak yang berisi reagen, kemudian dicampur sampel darah.
Tabung-tabung ini akan diinkubasi dan diaduk hingga muncul
penggumpalan yang akan dideteksi secara otomatis oleh mesin.
Keuntungan dari teknologi microplate adalah hasilnya cepat,
reagen yang dibutuhkan hanya sedikit, dan akurasi hasil pemeriksaannya
tinggi.
4. Kolom/Gel
Teknologi penggumpalan kolom atau gel termasuk pada
pendekatan yang relatif modern. Pada metode ini, kolom dibuat dari
tabung-tabung mikro yang berisi gel untuk memerangkap penggumpalan.
Serum atau sel darah dicampur dengan reagen anti-A, anti-B dan anti-D
dalam tabung-tabung mikro dalam proses inkubasi dan sentrifugal yang
terkontrol.

7
Partikel gel memerangkap penggumpalan, sementara sel darah
yang tidak menggumpal akan dibiarkan turun melewati kolom. Waktu
analisa bisa ditekan dengan menggunakan butiran-butiran kaca sebagai
pengganti gel. Kecepatan sentrifugal bisa memberikan hasil dalam waktu
singkat.
Metode pemeriksaan ini sensitif, memberikan hasil dalam waktu
singkat, dan relatif mudah untuk dilakukan.
(https://idnmedis.com)

2.5 Nilai Bebas Normal Pemeriksaan Golongan Darah


Hematologi
No Jenis Pemeriksaan Kegunaan
Suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk
menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau
untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap
1 Darah lengkap suatu penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan
ini sering dilakukan untuk melihat kemajuan
atau respon terapi pada pasien yang menderita
suatu penyakit infeksi.
Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk
mendeteksi adanya anemiadan penyakit ginjal.
Peningkatan hemoglobin dapat menunjukan
indikasi adanya dehidrasi, penyakit paru-paru
2 Hemoglobin obstruksi menahun, gagal jantung kongestif dan
lain-lain. Nilai Hb turun mengindikasi adanya
penyakit anemia.
 Nilai normal: L = 13,5 – 18,0 g/dl
                        P = 11,5 – 16,0 g/dl 
Leukosit merupakan komponen darah yang
berperanan dalam memerangi infeksi yang
disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses
metabolik toksin, dll.. Penurunan kadar leukosit
bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat
3 Lekosit infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll,
sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada
penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi
kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal,
dll.
Nilai normal :4.000 - 11.000/cmm
4 Hitung jenis Hitung jenis leukosit digunakan untuk
mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.

8
Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-
masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam
melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil,
limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil
hitung jenis leukosit memberikan informasi
yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses
penyakit.  Adapun fungsi dari eosinofil dan
basofil adalah untuj memberikan reaksi alergi
pada benda asing atau infeksi, sedangkan
monosit berfungsi sebagai reaksi virus atau
imun dan limfosit berfungsi untuk pembentukan
antibodi. Hitung jenis leukosit hanya
menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing
jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut
dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif
(%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya
dinyatakan dalam sel/μl.
Nilai normal : Eosinofil 0-3%, Basofil 0-
2%,Stab 2-4%,
Segmen 35-80%, Limfosit 15-40%, Monosit 1-
10%
Laju Endap Darah atau Erithrocyte
Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan
sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum
membeku, dengan satuan mm/jam. LED
merupakan uji yang tidak spesifik. LED
dijumpai meningkat selama proses inflamasi
akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan
jaringan (nekrosis), penyakit kolagen,
rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress
fisiologis (misalnya kehamilan).
5 LED
International Commitee for Standardization in
Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk
menggunakan metode Westergreen dalam
pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang
pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet
Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat
tinggi masih terdeteksi. Nilai normal LED pada
metode Westergreen :
Laki-laki : 0 – 10 mm/jam
Perempuan : 0 – 20 mm/jam    
6 Trombosit Trombosit merupakan bagian dari sel darah
yang berfungsi membantu dalam proses
pembekuan darah dan menjaga integritas
vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi
trombosit antara lain giant platelet (trombosit

9
besar) dan platelet clumping (trombosit
bergerombol). Nilai normal trombosit berkisar
antara 150.000 - 450.000 /cmm darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan
sebagian orang biasanya tidak ada keluhan.
Trombosit yang rendah disebut
trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus
demam berdarah (DBD), Idiopatik
Trombositopenia Purpura (ITP), supresi
sumsum tulang, dll.
Hematokrit merupakan ukuran yang
menentukan banyaknya jumlah sel darah merah
dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam
persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria
berkisar 40% - 54% sedangkan untuk wanita
berkisar 35% - 47%.
7 Hematokrit Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar
hemoglobin berbanding lurus dengan kadar
hematokrit, sehingga peningkatan dan
penurunan hematokrit terjadi pada penyakit-
penyakit yang sama
Persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma
dimana kadar hematokrit = 3 x kadar hb
Eritrosit atau sel darah merah merupakan
komponen darah yang paling banyak, dan
berfungsi sebagai pengangkut / pembawa
oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke
seluruh tubuh dan membawa kardondioksida
dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai normal
eritrosit pada pria berkisar 4,5 juta - 6,5 juta
8 Eritrosit sel/ul darah, sedangkan pada wanita berkisar 3,0
juta – 6,0 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi
bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi,
PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal
jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll,
sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan
pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit
sistemik seperti kanker dan lupus, dll
Eosinofil merupakan sel darah yang berperan
pada proses alergi, infeksi parasit ->
pemeriksaan Hitung Eosinofil bertujuan untuk
mengetahui adanya proses alergi/
9 Eosinofil
hipersensitifitas atau infeksi parasit misalnya
cacing (penyakit2 tsb tidak selalu disertai
peningkatan jumlah eosinofil). Nilai normal: 40
– 440/cmm

10
Retikulosit merupakan eritrosit (sel darah
merah) muda. Peningkatan retikulosit
menunjukkan peningkatan pembentukan sel
10 Retikulosit darah merah, misalnya akibat perdarahan atau
ada peningkatan penghancuran eritrosit. Nilai
normal 0,5 – 1,5 % dari jumlah eritrosit atau
23.000 – 73.000 sel/ul darah
Mengetahui adanya kelainan
morfologi eritrosit, lekosit dan trombosit ->
11 Hapusan darah
mengetahui jenis anemia, kelainan hemoglobin,
lekosit dan trombosit
Pengklasifikasian darah dari suatu individu
berdasarkan ada atau tidak adanya
zat antigen warisan pada permukaan
12 Gol. Darah membran sel darah merah. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan
membran sel darah merah tersebut.
sistem penggolongan darah berdasarkan ada
atau tidaknya antigen D di permukaan sel darah
merah. Rhesus merupakan suatu protein trans
13 Gol. Darah rhesus
membran yang terdapat pada permukaan sel
darah merah. Apabila Rh (-) menandakan
bahwa sel darah merah kekurangan protein.
Untuk mengetahui kemampuan alami untuk
menghentikan perdarahan pada lokasi luka oleh
spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan
keterlibatan aktif faktor koagulasi, adanya
koordinasi dari endotel pembuluh darah,
agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi.
14 Faal Hemostasis Fungsi utama mekanisme koagulasi adalah
menjaga keenceran darah (blood fluidity)
sehingga darah dapat mengalir dalam sirkulasi
dengan baik, serta membentuk thrombus
sementara atau hemostatic thrombus pada
dinding pembuluh darah yang mengalami
kerusakan (vascular injury).
Sebagai pemeriksaan penyaring sebelum operasi
untuk mengetahui adanya kelainan
trombosit sebagai proses pembekuaan darah.
15 Waktu Perdarahan (BT) Apabila trombosit rendah maka BT akan
meningkat, jika ini terjadi maka orang
tersebut tidak dapat operasi. Nilai normal : 0
– 5 menit
16 Waktu Pembekuan (CT) Sebagai pemeriksaan penyaring sebelum operasi
untuk mengetahui kelainan pembekuan darah

11
(kelainan faktor-faktor pembekuan darah).
Nilai normal: 5 – 14 menit
Untuk menilai kemampuan faktor koagulasi
jalur ekstrinsik dan jalur bersama, yaitu : faktor
I (fibrinogen), faktor II (prothrombin), faktor V
18 PPT
(proakselerin), faktor VIII (antihephophic
faktor, AHF), faktor XII (faktor Hageman),
faktor XI (plasmadan faktor X (faktor Stuart).
Untuk menilai kemampuan faktor koagulasi
jalur intrinsik dan jalur bersama, yaitu : faktor I
(fibrinogen), faktor II (prothrombin), faktor V
19 APTT (proakselerin), faktor VII (prokonvertin), dan
faktor X (faktor Stuart). Perubahan faktor V dan
VII akan memperpanjang PT selama 2 detik
atau 10% dari nilai normal
Untuk menilai kemampuan faktor koagulasi
jalur ekstrinsik dan jalur bersama, yaitu : faktor
I (fibrinogen), faktor II (prothrombin), faktor V
(proakselerin), faktor VII (prokonvertin), dan
20 PT (INR) faktor X (faktor Stuart). Perubahan faktor V dan
VII akan memperpanjang PT selama 2 detik
atau 10% dari nilai normal. Pada penyakit hati
PT memanjang karena sel hati tidak dapat
mensintesis protrombin.
Fibrinogen merupakan faktor pembekuan darah
(Faktor I), dihasilkan oleh hati. Pemeriksaan
Fibrinogen berguna untuk mengetahui
adanya kelainan pembekuan darah,
mengetahui adanya risiko terjadinya pembekuan
21 Fibrinogen
darah (peningkatan kadar fibrinogen berarti ada
peningkatan risiko pembekuan darah ->
peningkatan risiko terjadinya Penyakit
Jantung Koroner dan Stroke), dan
mengetahui adanya gangguan fungsi hati
Agregasi trombosit adalah kecenderungan
trombosit untuk menempel satu sama lain
membentuk bekuan darah. TAT berguna untuk
mengetahui kelainan kualitas trombosit (yang
menimbulkan gangguan agregasi) dan
Tes Agregasi Trombosit memonitor terapi (misanya pemberian aspirin).
22
(TAT) Hiperagregasi berarti peningkatan
kecenderungan trombosit membentuk  agregasi
-> meningkatkan risiko stroke dan PJK.
Hipoagregasi berarti trombosit “malas”
membentuk bekuan -> meningkatkan risiko
perdarahan

12
pemeriksaan yang mengukur jumlah besi yang
terikat oleh transferin dan secara tidak langsung
23 Serum Iron (SI) menggambarkan jumlah transferin dalam darah
-> menentukan apakah ada kekurangan atau
kelebihan zat besi
Menggambarkan status kandungan besi dalam
24 TIBC tubuh -> menentukan apakah ada kekurangan
atau kelebihan zat besi
Untuk mengetahui adanya variasi atau kelainan
25 Hb-elektroforesis hemoglobin, seperti Thalassemia atau
hemoglobinopati
Merupakan indeks eritrosit, menggambarkan
ukuran dan kandungan Hb dalam eritrosit ->
26 MCV menentukan jenis anemia. Merupakan volume
rata-rata eritrosit disebut juga femtoliter. Nilai
normal: 86 – 110 fL
Hemoglobin eritrosit rata-rata atau banyaknya
27 MCH hemoglobin per eritrosit disebut juga  pikogram.
Nilai normal 26 - 34Pg
Konsentrasi hb eritrosit rata-rata. Yaitu kadar hb
yang di dapat per eritrosit dinyatakan dengan %
28 MCHC
(satuan lebih tepat gr hb/ dl erit). Nilai normal
31 – 36 g/dl
(https://www.fortunalab.com)

2.6 Persiapan Alat Bahan


Persiapan penderita : Tidak memerlukan persiapan khusus

13
Persiapan sample : Larutan sel darah merah yang akan diperiksa dari
darah utuh
Prinsip :  Reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan
(aglutinasi)
Alat dan bahan :
Serum yang terdiri atas :
 Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau,
 Serum anti-B biasanya berwarna kuning,
 Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna
 Serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarma/bening
(https://www.rhesusnegatif.com)

2.7 Prosedur Tindakan Pemeriksaan Golongan Darah


Pada orang dewasa, proses cek golongan darah dilakukan dengan
pengambilan sampel darah melalui tusukan di jari atau melalui jarum yang
dimasukkan ke pembuluh darah di lengan. Sedangkan pada bayi, pemeriksaan
golongan darah dilakukan dengan mengambil sampel darah dari telapak kaki
bayi.
Setelah itu, petugas laboratorium akan mencampur sampel darah
dengan antibodi yang menyerang darah tipe A dan B untuk melihat reaksinya
seperti berikut ini:
 Jika sampel darah menggumpal saat dicampur dengan antibodi terhadap
darah tipe A, Anda memiliki golongan darah A.
 Jika sampel darah menggumpal saat dicampur dengan antibodi terhadap
darah tipe B, Anda memiliki golongan darah B.
 Jika sampel darah menggumpal saat dicampur dengan antibodi terhadap
darah tipe A, B, dan AB, Anda memiliki golongan darah AB.
 Jika sampel darah tidak menggumpal saat dicampur dengan antibodi
manapun, Anda memiliki golongan darah A.

14
Sampel darah kemudian akan dicampur dengan serum anti-Rh. Jika
sel darah Anda menggumpal, itu artinya Anda memiliki darah Rhesus positif,
begitu pula sebaliknya.
Tidak ada persiapan khusus yang harus Anda lakukan untuk
melakukan cek golongan darah. Hasil pemeriksaannya bahkan bisa Anda
dapatkan hanya dalam beberapa menit saja.
Dalam proses cek golongan darah, risiko tindakan seperti perdarahan
setelah pengambilan darah jarang sekali terjadi, kecuali jika Anda memiliki
riwayat gangguan pembekuan darah. Berkonsultasilah kepada dokter jika
Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu sebelum melakukan cek golongan
darah.
Adapun prosedur kerja dalam penentuan golongan darah adalah
sebagai berikut :
1. Sediakan kertas les darah atau gelas objek yang bersih.
2. Bersihkan ujung jari telunjuk yang akan diambil darahnya dengan
alkohol 70%.
3. Kemudian tusuk jari telunjuk tersebut dengan jarum lanset yang telah
disediakan.
4. Setelah darah keluar, letakkan tiga tetes kecil darah pada objek gelas.
5. Tetesi tetesan darah pertama dengan anri serum A lalu aduk dengan tusuk
gigi.
6. Tetesi tetesan darah kedua dengan anri serum B lalu aduk dengan tusuk
gigi.
7. Tetesi tetesan darah ketiga dengan anri serum AB lalu aduk dengan tusuk
gigi.
8. Tentukan golongan darahnya.
9. Ulangi langkah 1 sampai 4, lakukan sebanyak praktikan yang ada.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Darah merupakan suatu komponen penting dalam tubuh makhluk
hidup, termasuk manusia. Darah bertugas megangkut hasil metabolisme
tubuh dan mengedarkannya ke seluruh bagian tubuh. Darah manusia dibagi
menjadi beberapa golongan. Golongan darah adalah ciri khusus dari suatu
individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada
permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan yang paling
penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Golongan darah
yang sering kita jumpai adalah sistem ABO. Pada sistem ABO darah dibagi
menjadi 4 golongan, yaitu golongan darah A, B, O dan AB. Selain itu dikenal
dengan golongan darah rhesus.

3.2 Saran
Hendaknya kita mempelajari dan memahami tentang golongan darah
pada manusia. Setiap orang harus mengetahui golongan darahnya masing-
masing. Pemeriksaan golongan darah sangat penting untuk dilakukan supaya
kita bisa menerima donor darah atau transplantasi dengan aman. Golongan
darah penerima harus cocok dengan golongan darah donor.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Muhlisin. 2014. Biokimia Darah. Jakarta : Widya Medika

Azmielvita. 2009. Genetika Dasar. FK UNRI 26 April 2021. Dibaca pada


http://yayanakhyar.wordpress.com

Chandra, S. 2008. Pengenalan Golongan Darah Jenis ABO dengan


Mempergunakan Pemodelan Hidden Markov. Skripsi Fakultas Teknis
Universitas Indonesia.

Farhud, D.D & Yeganeh, M.Z., 2013. A Brief History Of Human Blood Groups.
Iranian J Publ Health, Vol. 42, No.1, Pp.1-6

Fitri. 2007. Manfaat Mengetahui Golongan Darah. 27 April 2021. Dibaca pada
http://www.wikimu.com.

https://idnmedis.com. Cek darah, metode dan hasil. Diakses tanggal 26 April


2021.

https://www.fortunalab.com. Hematologi no jenis pemeriksaan keunaan darah.


Diakses tanggal 26 April 2021.

https://www.rhesusnegatif.com. Pemeriksaan sederhana golongan darah dan


rhesus. Diakses tanggal 26 April 2021.

Kusnanik dkk., 2011. Journal.unnes.ac.id. Diakses tanggal 26 April 2021.

Nadia, B. & Handayani, D. & Rismiati, R., 2010. Hidup Sehat Berdasarkan
Golongan Darah. Jakarta : Dukom Publisher.

Pearce, E.C., 2008. Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta :Gramedia
Pustaka Utama.

Syaifuddin. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Urbaniak, S. J., & Greiss, M. 2000. RhD Haemolytic Disease of the Fetus and the
Newborn. Blood Reviews.

Anda mungkin juga menyukai