Disusun oleh:
A. Skeletal/rangka
Adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak,
terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat
ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-otot
kerangka.Rangka tubuh adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat
pembentukan sel darah. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel
darah. Terutama di tulang pipih contoh : tulang dada / pada corpus sterni.
1. Pembagian Skeletal
Rangka Axial (kerangka sumbu)
Terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang berikut:
Jaringan otot adalah salah satu dari empat jenis jaringan primer (utama) terutama
terdiri dari sel-sel otot yang khusus untuk berkontraksi. Tiga jenis jaringan otot
yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos. Tanpa adanya jaringan otot, tubuh
tidak dapat melakukan pergerakan.
1. Ciri-ciri otot
Kontraksi : Menegang
Ekstabilitas : Merespon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls
saraf
Ekstensibilitas : Mampu menegang melebihi panjang otot saat
rileks
Elastisitas : Dapat kembali ke ukuran semula setelah
berkontraksi
2. Jenis otot
a. Otot Rangka
b. Otot Polos
Sebagian besar sel otot polos ditemukan di dinding saluran dan organ
berongga. Seperti kandung kemih dan uterus serta pada dinding tuba.
Yang terdapat pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius,
dan sistem sirkulasi darah.
- Berbentuk gelendong
- Mempunyai inti sel
- Tidak mempunyai garis melintang
- Cara kerjanya di luar kesadaran
c. Otot jantung
- Berbentuk memanjang
- Mempunyai inti sel (tengah)
- Terdapat garis melintang gelap & terang
- Cara kerjanya di luar kesadaran
- Retikulum Sarkoplasma
- Terminal sisterna
- Sarkomer
- Mitokondria
- myofibril
- Sarcolema
3. Otot-otot di dalam Tubuh
a. Kepala
Otot bagian kepala di bagi atas:
Ototkulitkepala yang terhimpun di antaranya :
- M. Occipito-frontalis (venter otot yang satupadaosoccipetalisdan
venter ototlainnyapadaosfrontalis).
- M. Temporo-parietalis(venter otot yang satupadaos temporalis dan
yang lainnyapadaosparietalis).
(sum
bergambar: http://putrakietha.blogspot.com/2013/03/anatomi-fisiologi-
otot.html)
b. Wajah
- m. nasalis (otothidung)
- m. orbicularis oegli (ototkelukmata)
- m. orbicularis oris (ototsekitarmulut)
- m. temporalis (ototpelipis)
- m.frontalis (ototdahi)
- m. sternoeleidomastoideus (ototsilangleher)
(Sum
bergambar: http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/01/12/senam-
wajah-solusi-wajah-sehat-di-tengah-kesibukan-334131.html)
c. Leher
- m. masseter, menutup leher dengan mengangkat mandibula
- m. temporalis, elevator rahang bawah yang paling kuat
- m. pterygoideus, berperan dalam semua gerakan mandibula
(Sumbergambar : http://i.imgur.com/2jIjl.jpg)
d. Dada
Fungsi: menurunkanbahu, membantupernafasan,
abduksilengandanmembungkuk. Otot- ototituantara lain:
- M. Pektoralis mayor
- M. Pektoralis minor
- M. Oblique abdominisexternus
(Sumbergambar :http://h4lim4tusy4.wordpress.com/2010/10/31/macam-
macam-otot-berdasarkan-fungsinya/)
e. Perut
Bergunauntuk: membungkukkanbadankedepan,
membantupengeluarannafas, memutartubuh,
membengkokkanbadankesamping.
Ada 4 otot:
- M. Rektusabdominis
- M. Oblique abdominisexternus
- M. Oblique abdominisinternus
- M. Transversusabdominis
f. Punggung
Fungsi: untukmenegakkanbadan, mengedikkankebelakang,
danmembanturespirasi.
Beberapaototpunggung:
- Mm. Interspinalis
- Mm. Intertransversi
- Mm. Levator stratum
- Mm. Rektuskapitis
- M. Rotator
- M. Multifudus
- M. Semispinalis
- M. Spinalis
- M. Pronatotteres
(Sumbergambar : http://i.imgur.com/tyadY.jpg)
i. Kaki
- M. Pektusfemoris
- M. Vastus medial
- M. Vastus lateral
- M. Sartorius
- M. Tibialis anterior
- M. Extensor digitorumlongus
- M. Extensor halusislongus
- M. Peroneus longus
- M. Gastroknemus
(Sumbergambar :http://www.ahliwasir.com/image-upload/detail_itb.jpg)
B. Jaringan Penyambung
1. Sendi
- Sendi fibrus
Atau sinarthroses adalah sendi yang tak dapat bergerak atau merekat
ikat sementara itu menurut (Martini, 2001) antara tepi tulang dan tepi
tulang lainnya cukup dekat, maka tidak mungkin ada gerakan diantara
tulang-tulangnya.
Contoh: sutura sela antara tulang pipih dan tulang tengkorak
- Sendi synovial
Atau diarthrosis adalah persendian yang bergerak bebas dan terdapat
banyak ragamnya.
Contoh:
sendi panggul dan sendi bahu (sendi peluru)
sendi siku (sendi engsel) sendi lutut, pergelangan kaki
sendi pergerakan pergelangan tangan (sendi kondiloid)
bergerak dalam dua bidang lateral, kebelakang dan kedepan,
sehingga fleksi dan ekslersi
sendi pelana : memungkinkan ibu jari berhadapan dengan jari-jari
lainnya
sendi berporos (putar) : gerakan kepala
sendi karpal : sendi tangan dan jari
2. Ligamen
Ligamen Remnant Fetal adalah ligamen seperti struktur yang tetap dalam
tubuh organisme sejak masih janin dan telah berkembang menjadi jaringan
menyerupai ligamen. Struktur ini termasuk ligamentum venosum,
ligamentum arteriosum, tali arteri umbilikalis dan ligamentum lingkaran hati.
Ligamen peritoneal adalah lipatan jaringan ikat yang terbentuk di dalam dan
di sekitar lapisan membran dari rongga perut. Ligamen ini adalah
ligamentum hepatoduodenal dan ligamentum uterus.
3. Tendon
Tendon adalah jaringan ikat yang memiliki kekuatan tarik yang sangat tinggi
yang menghubungkan otot dengan tulang. Mirip dengan ligamen, tendon juga
terutama terdiri dari serat kolagen. Tendon secara struktural dirancang untuk
menahan jumlah tinggi tegangan otot dan mereka bekerja sama dengan otot
untuk mengerahkan kekuatan dalam yang digunakan untuk menarik hal-hal
ke arah tubuh. Selain serat kolagen padat, tendon juga terdiri dari elastin,
glikoprotein berat glikosilasi, kalsium, mangan dan tembaga.
1. Luar/pericardium
Pericardium merupakan terluar yang merupakan kantung
pembungkus jantung. Perikardium juga berfungsi sebgai penghalang
terhadap infeksi dari paru dan mediastinu.Perikardium terdiri atas dua
lapisan yaitu:
Perikardium fibrosum : lapisan luar yang melekat pada tulang
dada, diafragma dan pleura.
Perikardium serosum : lapisan dalam dari perikardium yang
terdiri dari lapisan parietalis yang melekat pada perikardium
fibrosum dan lapisan viseralis yang melekat pada jantung yang
disebut epikardium..
2. Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
Susunan miokardium yaitu:
Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua
lapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk
lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.
Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan
bilik( atrium dan ventrikel).
3. Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membran yang terdiri dari
jaringan endotel atau selaput lendir endokardium kecuali aurikula dan
bagian depan sinus vena kava. Jantung terdiri dari empat ruang yaitu
antrium dekstra (serambi kanan), ventrikel dekstra (bilik kanan),
antrium sinistra( serambi kiri), ventrikel sinistra (bilik kiri)
Bagian- bagian dari jantung:
Katup-katup Jantung
1) Katup Trikupsid
Katup trikupsid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila
katup ini terbuka maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju
ventrikel kanan. Katup trikupsid berfungsi mencegah kmbalinya aliran
darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi
ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikupsid terdirib dari 3 daun
katup
2) Katup Pulmonal
Setelah katup trukupsid tertutup, darah akan mengalir dari dalam
ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis
bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan
berhubungan langsung dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada
pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari
3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan
menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah
mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.
3) Katup Bikuspid
Katup bicuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri
menuju ventrikel kiri. Seperti katup tricuspid, katup bicuspid menutup
pada saat kontraksi ventrikel. Katup bicuspid terdiri dari dua daun
katup.
4) Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta.
Katup ini akan membuka pada data ventrikel kiri berkontraksi sehingga
darag akan mengalir ke seluruh tubuh. Sebaliknya katup akan mentup
pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk
kembali ke dalam ventrikel kiri.
D. Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari
pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan
energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen
dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Alat – alat pernapasan pada manusia
1. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
ADalah rongga yang dimulai pada nostril (apertura nasalis anterior= nares
anterior) dan berakhir pada nares posterior=.choanae.
2. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada
bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian
belakang.
Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat
terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
3. Batang Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di
leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan
kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga
bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk
ke saluran pernapasan.
Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di
dalam rongga dada, batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang
tenggorok (bronkus). Di dalam paru-paru, cabang tenggorok bercabang-
cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus. Ujung
bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru
(alveolus).
4. Pangkal Tenggorokan (laring)
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring
berada diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu
tulang rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung
bagian pangkal laring.
Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis
pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran
suara pada laring
5. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus
kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan
trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada
bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen
dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.
Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus
sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru,
bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah
kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus
sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua
bronkiolus.
6. Paru-paru (Pulmo)
1. Sistem Rangka
Tulang panjang atau tulang pipa, yaitu tulang yang memiliki ukuran panjang lebih
besar dari pada lebarnya/tebalnya. Contoh tulang panjang antara lain adalah: tulang paha,
tulang betis, tulang kering, tulang lengan atas, tulang radius, dan tulang ulna. Setiap
tulang panjang terdiri dari: (1) diafisis, yaitu bagian tengah berbentuk seperti pipa,
tersusun dari jaringan tulang kompak, (2) epifisis, yaitu bagian kedua ujung tulang
panjang yang berbentuk gembungan. Diafisis biasa nya ditengahnya berongga disebut
kavum medularis yang berisi sumsum merah pada saat bayi, dan berisi sumsum kuning
setelah dewasa. Di bagian luar diafisis dilapisi oleh membran fibrosa putih yang disebut
periosteum, sedangkan di bagian diafisis berbatasan dengan kavum medularis dilapisi
oleh lapisan endosteum. Sedangkan sebagian besar epifisis tersusun dari tulang spongiosa
yang dikelilingi oleh tulang rawan hialin. Tulag rawan dibagian ini biasanya disebut
tulang rawan persendian.
Tulang pendek, yaitu tulang yang memiliki panjang kurang lebih sama dengan
lebar/tebalnya. Pada umumnya tulang pendek di bagian dalam tersusun dari tulang
spongiosa dan di bagian luar merupakan tulang kompak. Contoh tulang pendek antara
lain adalah tulang-tulang pergelangan tangan (metakarpal) dan tulang tulang pegelangan
kaki (metatarsal).
Tulang pipih, yaitu tulang-tulang yang berbentuk lebar pipih, biasanya bagian
dalam tersusun dari tulang spongiosa dan di bagian luar merupakan tulang kompak,
sehingg kuat dan ringan. Contoh: tulang dahi, tulang ubun-ubun, dan tulang dada.
Tulang kompak dan tulang spongiosa, matriknya terdiri dari ± 70% zat
anorganik, terutama kalsium posfat, dan ± 30% zat organik yang terbentuk serabut
kolagen yang saling jalin menjalin. Sel-sel yang berbentuk matrik disebut sel tulang
(osteosit). Osteosit memiliki percabangan yang saling bersambugan dengan percabangan
osteosit yang lain. Matrik terdapat dalam lamela, yaitu lembaran-lembaran tipis yang
pararel satu dengan yang lain, dan osteosit berada dalam satu rongga kecil yang disebut
lakuna yang dikelilingi oleh matriks tersebut. Dinding lakuna berlubang-lubang halus
sebagai permulaan dari saluran-saluran kecil (kanalikuli) yang memasuki matrik ke
segala jurusan. Percabangan osteosit berada didalam kanalikuli tersebut. Dengan
pengaturan semacam ini, maka makanan dan oksigen dari pembuluh darah dalam sistem
Haver dapat mencapai osteosit-osteosit.
Susunan lamela ada beberapa macam, lamela terdekat dengan permukaan tulang
berjalan sejajar dengan permukaan tulang, sedangakan lamela yang lebih dalam
mempunyai dua susunan. Pada tulang kompak, lamela-lamela tersebut mengelilingi
saluran Haver, sehingga membentuk suatu sistem Haver. Pada tulang spongiosa, lamela
membentuk suatu jala yang jalin-menjalin, yang ruang antaranya diisi dengan sumsum
merah tulang. Lamela pada tulang spongiosa ini terutama terdiri dari sel-sel meilosit
mengelilingi pembuluh darah dan sebagai tempat pembuatan sel-sel darah.
Banyak tulang misalnya tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang tengkorak,
lapisan luarnya tersusun dari tulang kompak yang menutupi daerah sentral yang tersusun
dari tulang spongiosa. Pada tulang panjang, pipa utama merupakan silinder kosong dari
tulang kompak dimana rongganya terisi jaringan adiposa sebagai sumsum kuning. Tulang
spongiosa pada tulang panjang terdapat pada kedua-ujung tulang saja.
Tulang Rawan
Matrik tulang rawan tersusun dari substansi yang dikenal sebagai kondrin. Sel
matrik tersebut. Kondrosit biasanya terdapat dalam kelompok-kelompok kecil, sebab sel-
sel tersebut berasala dari hasil pembelahan kondrosit embrionik. Sebelah luar tulang
rawan diselubungi oleh jaringan ikat fibrosa yang disebut perikondrium. Perikondrium
tersebut berisi pembuluh darah untuk memasok zat-zat makanan dan oksigen ke dalam
kondrosit. Untuk mencapai sel, makanan dan oksigen dapat berdifusi melalui matriks.
Dikenal tiga macam tulang rawan, yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastis, dan
tulang rawan fibrosa.
Tulang rawan hialin, matriknya tidak mengandung serabut. Empat puluh persen
berat kering tulang rawan hiali terdiri dari kolagen yang terdapat di dalam zat amorf
intersel. Kecuali di dalam tulang rawan persendian, perikondrium semua tulang rawan
hialin dilapisi oleh suatu lapisan jaringan ikat padat yang penting bagi pertumbuhan dan
pemeliharaan tulang rawan. Pada bagian perifer tulang rawan hialin, kondrosit
mempunyai bentuk bulat anjang, dengan sumbu panjang sejajar dengan permukaan.
Makin ke dalam, kondrosit berbentuk bulat dan berada dalam kelompok (sampai 8 sel),
dan disebut kelompok isogenik. Pada manusia, tulang rawan hialin dijumpai antara lain
pada tulang rawan persendian, tulang rawan rusuk, tulang rawan trake, dan pembuluh
bronkial pda ujung laring.
Tulang rawan elastis berada dari tulang rawan hialin, karena tulang rawan ini
berwarna kekuningandan lebih gelap, lebih lentur dan lebih elstis. Sel-selnya serupa
dengan tulang rawan hialin, bentuk selnya membulat, dikelilingi oleh kansul, tersebar
tunggal atau mengelompok dua atau tuga sel. Di dalam matriknya terdapat serabut
bercabang-cabang mengisi seluruh bagian matriks. Serabut-serabut tersebut membentuk
jaring-jaring yang sering begitu padat. Pada lapisan di bawah perikondrium, serabut-
serabut elastis nam[ak agr longgar, dan bersambung terus ke perikondrium. Pada
manusia, tulang rawan elastis dijumpai antara lain pada daun telinga, dinding pembuluh
eustakhius, dan epiglotis.
Osifikasi
Osifikasi Intramembranosa
Osifikasi Endokondral
Selama osifikasi, sebagian besar tulang rawan hialin drubah menjadi tulang,
namun setelah osifikasi selesai, masih ada tulang rawan yang tersisa berbentuk cawan
terletak antara bagian diafisis dan epifis-epifisisnya. Tulang rawan antara ini di kenal
dengan nama cakram epifiseal (cawan epifiseal), tersusun dari sel-sel tulang rawan yang
masih tetap aktif membelah, sehingga memungkinkan tulang masih dapat memanjang.
Aktivitas cawan epifiseal ini tetap berlangsung samoai tulang berhenti tumbuh, yaitu pada
saat anak dewasa.
Paling tidak da dua hormon yang berpengaruh dalam osifiksi, yaitu hormon
paratiroid dan hormon kalsitonin. Hormon paratiroid berpengaruh pada aktivitas
osteoklas, yaitu mempengaruhi pembebasan kalsium dari tulang (dekalsifikasi),
sedangkan hormon kalsitonin berpengaruh pada kalsifikasi. Di samping itu peningkatan
kadar steroids seks dalam darah orang dewasa akan menyababkan cawan epifiseal
dirubah menjadi tulang. Dengan demikian pada tulang orang tua, cawan epifiseal ini tidak
nampak lagi, sehingga diafisis dan epifisis menyatu.
FISIOLOGI
Tulang sebagai Organ Homeostatis
Bila kadar kalsium darah teru meningkat sampai di atas ambang atas, maka
menurunkannya kelenjar tiroid membebaskan hormon yang disebut kalsitoin. Kalsitonin
ini berfungsi menhambat kerja osteoklas dan mempercepat proses kalsifikasi. Dengan
demikian peningkatan kadar kalsum darah tersebut dapat diturunkan ke keadaan normal
kembali. Dengan kerjasama antara osteoblas dan osteoklas, di bawah pengaruh hormon
paratiroid dan kalsitonin, maka tingkat kalsium darah dapat dijaga tetap normal.
Persendian
Persendian atau artukulasi mengacu kepada titik hubungan antara tulang dengan
tulang atau tulang dengan tulang rawan. Hubungan tadi kadang-kadang longgar, sehingga
memungkinkan gerak bebas antara kedua tulang yang berhubungan, namun kadang-
kadang sedemikian eratnya sehingga tidak memungkinkan adanya gerak sama sekali.
Persendian dapat diklasifikasikan melalui dua cara: (1) berdasarkan kemungkinan adanya
gerak antara tulang ya g bersendi, (2) berdasarkan strukturnya.
(1) Persendian diselubungi oleh kapsul dari jaringan ikat fibrosa, yang disebut kapsul
fibrosa,
(2) Disebelah dalam kapsul ini dibatasi oleh jaringan ikat halus, yang disebut
membran sinovial, yang berfungsi menghasilkan cairan pelumas untuk
mengurangi gesekan antar tulang,
(3) Permukaan sendi dilapisi oleh tulang rawan hialin,
(4) Kapsul fibrosa kadang-kadang diperkuat oleh ligamen.
Sendi putar. Pada sendi putar, permukaan tulang pertama yang membulat,
meruncing, atau berbentuk kerucut, bersendi dengan lekuk yang dangkal dari tulang lain.
Meungkinkan gerak utama memutar, dan merupakan persendian monoaksial. Contoh
sendi putar adalah persendian antara tulang atlas dan dasar tulang tengkorak yang
menghasilkan gerak menggelengkan kepala, persendian antara ujung proksimal.
Sendi pelana. Pada sendi pelana, permukaan ujung tulang pertama berbentuk
cekung masuk ke permukaan tulang kedua berbentuk cembung. Persendian ini
memungkinkan gerak menyamping (kanan-kiri) dan gerak muka belakang, sehingga
pesendian ini termasuk persendian biaksial. Contoh sendi pelana adalah persendian antara
tulang trapesium dan metarkarpal dari ibu jari.
Sendi peluru. Pada sendi peluru, permukaan sendi tulang pertama yang
berbentuk seperti bola masuk ke permukaan cekung seperti mangkuk dari tulang kedua,
sehingga memungkinkan terjadinya gerak traksial, yaitu gerak fleksi dan ekstensi,
abduksi dan aduksi, serta gerak rotasi. Contoh sendi peluru adalah persendian antara
tulang lengan atas dengan tulang belikat, dan persendian antara tulang paha dengan tulang
pinggul.
Sendi elipsoidal. Pada sendi elipsoidal, ujung tukang yang berbentuk oval masuk
ke cekungan tulang lain yang berbentuk elips. Persendian ini memungkinkan gerak kiri-
kanan dan muka belakang, sehingga termasuk persendian biaksial. Contoh sendi
elipsoidal adalah: persendian antara tulang radius dan tulang karpal yang memungkinkan
gerak tapak tangan ke atas bawah dan ke kanan kiri.
Patah Tulang
Tulang dapat patah karena kecelakaan, dan pada dasarnya patah tulang dapat
disambung kembali. Namun kecepatan penyembuhannya sangat tergantung pada tingkat
keparahannya. Pada prinsipnya untuk membantu mempercepat penyambungan, maka
tulang yang patah harus diluruskan dan tidak boleh digerakkan. Pada patah tulang yang
serius diperlukan pembedahan untuk menyatukan tulang yang patah dengan menyisipkan
pen dari logam anti karat. Seperti jaringan ikat yang lain, tulang mampu memperbaiki diri
dari kerusakan.
Pada patah tulang, maka darah yang keluar dari pembuluh yang rusak akan
mengumpul dan menggumpal di daerah tulang yang patah tadi. Dalam beberapa hari
gumpalan darah akan dimasuki oleh fibroblas dari periosteum. Fibroblas kemudian
mensekresikan serabut-serabut kolagen untuk membentuk suatu kelompok sel dan serabut
guna menyambung kedua ujung tulang yang patah. Kelompok sel dan serabut ini disebut
kalus. Kalus ini mula-mula menonjol keluar permukaan tulang. Berikutnya osteoblas
yang masuk kalus dari periosteum akan mengubah kalus menjadi tulang sehingga kedua
ujug tulang menyatu kembali. Namun biasanya tulang pada sambungan tersebut akan
menonjol keluar permukaan tulang. Karena kerja dari osteoklas tonjolan tulang ini secara
bertahap akan dihilangkan sehingga tulang akan kembali normal.
Sistem Kulit
Kulit disebut juga Integument atau Cutis, melapisi bagian luar tubuh. Tumbuh
dari 2 macam jaringan :
1. Epitel
2. Pengikat-penunjang
Epidermis tumbuh terus, karena lapisan sel induk yang berada di lapisan
terbawah bermitosis terus. Lapisan terluar epidermis nati akan dikelupaskan atau gugur.
Epidermis dibina sel-sel epidermis; dermis dibina terutama atas serat kalogen,
sedikit serat elastis.
EPIDERMIS
1. Stratum coerneum
2. Stratum lucidum
3. Stratum granulosum
4. Stratum spinosum
5. Stratum malphigi
Str. Corneum terdiri dari banyak lapis sel menanduk (keratinasi), gepeng, kering,
dan tak berinti. Sitoplama diisi dengan serat keratin semata. Makin keluar letak sel makin
gepeng dan seperti sisik, lalu terkelupas dari tubuh. Yang lepas terkelupas itu digantikan
lagi oleh sel-sel lain dari bawah.
Str. Lucidum terdiri dari beberap lapis sel yang sangat gepeng dan bening. Sulit
kelihatan membran yang membatasi sel-sel itu sehingga lapisan ini secara keseluruhan
seperti kesatuan yang bening. Lapisan ini lazim ditemukan pada daerah tubuhyang kulit
tebal.
Str. Granulosum terdiri dari 2-3 lapis sel poligonal yang agak gepeng sperti
gelendong. Inti di tengah dan sitoplasma berisi butiran (granula) keratohialin (gabungan
keratin dan hialin). Lapisan ini perintang atau perisai terhadap masuknya benda asing,
termasuk kuman dan bahan kimia.
Str. Spinosum terdiri dari banyak lapisan sel bentuk kubus, poligonal atau
gelendong. Inti di tengah dan sitoplasma berisi berkas-berkas serat yang berpaut pada
desmosom. Seluruh sel berikatan rapat lewat serat-serat itu sehingga secara keseluruhan
tampak lapisan ini sel-selnya berduri (spina = duri). Lapisan ini untuk menahan gesekkan
dan tekanan luar, karena itu perlu tebal dan terdapat di daerah tubuh yang banyak
bersentuhn atau menahan beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal tapak tangan.
Gabungan str. Malphigi dan str. Spinosum disebut str. Germinativum. Stratum
gabungan ini terletak bergelobang, karena lapisan dermis di bawah membentuk tonjolan
bergelombang yang disebut papilla.
Batas str. germativum dengan dermis di bawahnya berupa lapisan tipis jaringan
pengikat, disebut lamina basalis.
Pada str. Malphigi, di antara sel-sel epidermis, terdapat melanosit, sel berisi
pigmen melanin yang berwarna coklat dan sedikit kuning. Pada orang bangsa berkulit
gelap melanosit ada yang sampai menerobo ke dermis. Melanosit itu bertonjolan banyak
dan panjang-halus menyelusup di antara sel-sel epidermis str. germativum.
Pada Vertebrata rendah, yaitu Pisces, Amphibia dan Reptilia, sel pigmen itu
dapat berkembang-kuncup. Artinya suatu ketika percabagan yang banyak itu dapat ditarik
ke badan sel, suatu ketika lain ditonjolkan ke luar, di antara sel-sel epidermis, sehingga
disebut dapat bergerak amoeboid. Sel pigmen yang dapat kembang-kuncup ini disebut
kromotofora. Dengan proses kembang-kuncup ini maka kulit dapat berubah warna dari
gelap ke terang. Gelap jika el kembang, terang jika sel kuncup.
DERMIS
Beberapa kali lebih tebal dari pada epidermis. Dibina atas komponen jaringan
pengikat: sel, serat, kandung. Devirat epidermis yang terdiri dari bulu, kelenjar minyak,
kelenjar lendir dan kelenjar pwluh, membenam jauh ke dalam dermis.
1. Lapisan papilla
2. Lapisan retikulosa
Lapisan papilla mengandung lekuk-lekuk papilla, sehingga str. malphigi pun ikut
berlekuk-lekuk. Lapisan ini mengandung jaringan pengikat longgar, membentuk lapisan
bunga karang, sehingga disebut juga lapisan ini str. spongiosum.
Pada dermis terdapat juga otot polos dan otot lurik. Otot polos terdapat pada akar
bulu, dan otot lurik umumnya terdapat pada kulit muka dan telinga. Pada mamalia lain,
seperti sapi, kulit punggung juga mengandung banyak otot lurik, perlu untuk
menggerakkannya untuk mengusir lalat. Pada burung otot lurik pada dermis perlu untuk
menaikkan bulu, terutama untuk mengebaskan air atau debu yang lengket.
Dermis juga mengandung pembuluh darah, urat saraf, dan indra raba.
HYPODERMIS
Lapisan bawah kulit. Terdiri dari jaringan paengikat longgar. Komponennya ialah
serat kolagen, elastis dan sel lemak. Sel-sel lemak membina jaringan lemak (adiposum)
pada lapisan ini. Pada orang sering bisa jadi tebal sekali, dan jadi indikator kegemukan.
Gemuk seseorang sering diukur dengn mengukur tebal lapisan lemak kulit di lengan.
KELENJAR KULIT
Dalam kulit ada 3 jenis kelenjar :
1. Kelenjar minyak bulu (glandula sebacea)
2. Kelenjar lendir (glandula mucosa)
3. Kelenjar peluh (glandula sudorifera)
Ada sekitar 3 juta jumlah kelenjar ini dalam kulit seseorang. Tersebar di seluruh
permukaan tubuh. Paling banyak dan bersusun rapat di telapak tangan, tumit, ketiak dan
lipatan paha. Getahan kelenjar ini disebut peluh atau keringat. Peluh encer, terdiri dari
99% air, sekitar 0,08% urea, dan sisanya garam lain, terutama NaCl. Kelenjar peluh
berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, pada hewan hemoterm. Di samping itu berguma
untuk ekskresi (pembuangan) ampas metabolisme. Dalam hal ini kelenjar bekerja sama
dengn ginjal.
BIOKIMIA
Tulang merupakan jaringan ikat termineralisasi. Tulang terdiri atas bahan organik
(protein) & anorganik. Bahan organik yaitu protein antara lain kolagen Tipe I (90-95%)
dan Tipe V (sedikit) dan bahan anorganik/mineral terdiri atas kristalin hidrosiapatit
Ca10[PO4]6[OH]2), dimana mengandung natrium, magnesium,karbonat, fluorida, 99%
kalsium tubuh. Kristalin hidrosiapatit akan memberi kekuatan dan kelenturan.
Protein utama tulang berupa kolagen tipe I, terdiri motif protein yaitu poly-Asp dan poly-
Glu yang mengikat kalsium dan memberi kerangka bagi mineralisasi. Struktur
makromolekul berupa proteoglikan.
Pada remodeling tulang, dimana struktur dinamik diresorpsi pengendapan jaringan tulang
yang baru, yang beradaptasi dengan sinyal fisik ( menahan beban tubuh) dan hormon. Sel
yang berperan sebagai sel osteoklas (resorpsi) dan osteoblas (pengendapan tulang) .
Osteoblas mengendalikan mineralisasi dengan mengatur pelintasan ion kalsium dan
fosfat, enzim alkali fosfatase untuk menghasilkan ion fosfat . Peranan osteoklas dalam
resorpsi tulang, enzim-enzim lisosomal hidorolase & ion H di lepas dalam ling mikro (pH
rendah/asam), di matriks tulang osteoklas, disolusi kalsium fosfat, produk resorpsi tulang
ke sitoplasma melalui kapiler darah.
Kelainan tulang yaitu osteogenesis Imperfekta ( tulang rapuh), terjadi defisiensi jaringan
ikat, menyebabkan mutasi gen COL1A1 & COL1A2. Osteopetrosis ( penyakit tulang
pualam) terjadi peningkatan densitas tulang, akibat ketidakmampuan resorpsi tulang
menyebabkan mutasi gen yang mengkode karbonik anhidrase.
Komposisi biokimia jaringan otot terdiri atas protein otot yang berfungsi struktural untuk
sistem biologis. Otot merupakan “transducer” (mesin) biokimia utama yang merubah
energi potensial (kimia) menjadi energi kinetik (mekanisme). Jaringan tunggal terbesar :
20% massa tubuh baru lahir, 40% massa tubuh dewasa dan 30% massa tubuh tua. Otot
sebagai transducer kimia mekanis memiliki syarat yaitu ada suplai energi kimia yang
konstan (ATP, kreatin fosfat), ada pengaturan aktivitas mekanis (kecepatan, lama dan
kekuatan kontraksi otot), mesin berhubungan dengan operator melalui sistem syaraf, bisa
digunakan lebih dari satu kali dan dapat dikembalikan ke keadaan semula.
Syarat diatas dipenuhi oleh 3 tipe otot terdiri atas otot rangka, otot jantung/lurik, otot
polos . Umumnya otot berfungsi sebagai penarik bukan pendorong. Otot rangka bersifat
volunter syaraf. Otot polos dan jantung involunter.
Komposisi biokimia jaringan otot yaitu otot lurik terdiri atas serabut sel otot berinti
banyak, dikelilingi membran yang peka terhadap listrik membentuk sarkolema yang
direntangkan terdiri miofibril dalam sarkoplasma terdapat dalam cairan intrasel, serta
mengandung ATP dan fosfokreatin.
Sarkomer merupakan unit fungsional otot, sarkomer ini akan berulang sepanjang poros
fibril jarak 1500-2500 nm. Bila dilihat menggunakan mikroskop terdiri atas pita A (gelap)
dan I (terang) berselang-seling, sedangkan pada pita A (zona H) bersifat kurang padat dan
pita I terbagi 2 dibatasi garis z.
Potongan melintang myofibril, mikrograf elektron terdiri 2 filamen longitudinal yaitu
filamen tebal pada pita A yaitu miosin dengan diameter 16 nm deret heksagonal dan
dan troponin. Pita A filamen tipis terletak setangkup antara 3 filamen tebal masing-
masing filamen tebal dikelilingi simetris oleh 6 filamen tipis. Jembatan lintang/ silang
(cross bridges) akan interaksi filamen tebal dan tipis. Kontraksi pada zona H dan pita I
memendek menyebabkan susunan filamen yang bertautan (interdigitating) harus bergeser
satu sama lain selama kontraksi otot.
Aktin merupakan monomer G-aktin, struktur protein globuler, BM 43.000, 25% berat
protein otot, terdapat magnesium serta berpolimerisasi membentuk G-aktin
berpolimerisasi. Aktin F (6-7 nm) mempunyai struktur berulang setiap 35,5 nm. Ada 4
Protein lain bagian kecil dari massa otot lurik yaitu tropomiosin yang terdiri dari molekul
fibrosa 2 rantai dan pada celah aktin-F terdapat disemua otot, troponin yang
merupakan unit untuk otot lurik terdiri 3 protein berupa troponin T (TpT) terikat pada
tropomiosin, troponin I (TpI) menghambat interaksi aktif F-miosin dan troponin C (TpC)
protein pengikat 4 kalsium ((mirip kalmodulin) dan filamen tipis otot lurik Aktin-F,
tropomiosin dan 3 komponen troponin.
Miosin memiliki 55% berat protein otot dan membentuk filamen tebal berupa heksamer,
BM 460.000, mempunyai bagian fibrosa 2 heliks membelit dengan kepala globuler pada
ujung heliks, BM sepasang heksamer rantai berat 200.000, BM sepasang heksamer rantai
ringan 15.000-27.000. Miosin otot beraktivitas menghidrolisis ATP (ATP-ase) yang
terikat pada aktinF. Miosin dipecah oleh tripsin menjadi 2 fragmen yosin yaitu :
1. Meromiosin ringan (LMM), light meromiosin, terdiri dari kumpulan serabut -heliks
tidak larut dan tidak ada aktivitas ATPase dan tidak terikat aktin-F
2. Meromiosin berat (HMM), heavy meromiosin merupakan protein larut, BM 34.000,
mempunyai bagian fibrosa dan globuler dan ada aktivitas ATPase dan terikat pada aktin F
Mekanisme depolarisasi Akibat hilangnya ATP dalam sarkoplasma, pada pompa Ca2+
dalam retikulum sarkoplasma berhenti mempertahankan konsentrasi Ca2+ sarkoplasma
yang rendah terjadi interaksi miosin-Aktin F dipermudah. Pelepasan miosin dari aktin F
yang memerlukan ATP tidak terjadi menyebabkan kaku mayat (rigor mortis). Pengaturan
kontraksi berdasarkan myosin. Semua otot mempunyai : aktin, miosin dan tropomiosin
keculai otot lurik vertebrata mempunyai troponin. Otot polos mempunyai molekul -
aktinin dan tropomiosin, tetapi tidak mempunyai troponin. Kontraksi otot polos diatur
oleh Ca2+ . Miosin otot polos terikat aktin-F tidak ada tropomiosin serta tidak ada
aktivitas ATPase. Mekanisme otot polos mencegah pengikatan kepala miosin ke aktin-F
fosforilasi rantai ringan memulai siklus kontraksi pengikatan pelepasan dari otot polos.
Pengaturan kontraksi berdasarkan myosin, pada sarkoplasma otot polos terdapat kinase
rantai ringan miosin → aktivitas tergantung kalsium. Aktivitas C2+ dari kinase rantai
ringan miosin berikatan dengan kalmadulin. Ada 4Ca2+ ke subunit kinasenya (BM
105.000) kinase rantai ringan akan diaktifkan oleh kalmadulin 4Ca2+ menfosforilasi
rantai ringan-p yang menghambat interaksi aktin-F miosin pada siklus kontraksi dimulai.
Relaksasi Otot Polos 1, Ca2+ sarkoplasma <10-7 mol/L menyebabkan Ca2+ berdisosiasi
dari kalmadulin dan kinase rantai ringan myosin. Inaktifasi kinase menyebabkan tidak
ada fosfat baru pada rantai ringan-p terjadi fosfatesi rantai ringan protein aktif terus tanpa
kalsium yang menyingkirkan fosfat dari rantai ringan-p. Terhambatnya pengikatan kepala
miosin ke aktin dan aktifitas ATPase . Kepala miosin terlepas dari aktin-F dengan adanya
ATP , tetapi tidak dapat terikat kembali karena rantai ringan-p defosforilasi terjadi
relaksasi.
Relaksasi Otot Polos 2, protein kinase diaktifkan oleh cAMP menyebabkan
mengfosforilasi kinase rantai ringan miosin terjadi afinitas kalmadulin C2+ menurun.
cAMP meningkat serta mengurangi respon kontraksi otot polos terhadap pengikatan C2+
sarkoplasma. Inhibitor fenotiazin dan obat antipsikotik akan terikat di kalmadulin dapat
mencegah pengikatan kalmadulin pada enzim-enzim yang memerlukan kalsium