Anda di halaman 1dari 3

Pelarangan Penggunaan Cantrang Sebagai Alat Tangkap Ikan

A. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai keanekaragaman
hayati dan hewani. terutama indonesia mempunyai keanekaragaman yang sangat
banyak pada kelautannya.mulai dari macam-macam ikannya,terumbu karang,biota
laut dan masih banyak lainnya. Dari sekian banyak keanekaragaman di laut indonesia
membuat penduduk indonesia juga banyak memilih profesi yang berbidang pada
kelautan.

Kota Tegal merupakan kota yang banyak memilih profesi menjadi nelayan
sehingga kota tegal dijuluki kota bahari atau kota maritim. Rata-rata masyarakat
tegal memilih profesi nelayan dikarenakan letak dari kota Tegal sendiri dekat dengan
pesisir pantai utara. Sehingga mereka menjadikan letak dari kota yang dekat dengan
pantai untuk sumber mata pencaharian sehari-hari. Pekerjaan di Kota Tegal itu juga
tidak menjadikan nelayan untuk profesi yang utama tetapi banyak juga yang
mengambil profesi dari bagian-bagian yang ada pada laut tegal ini, banyak
masyarakat tegal juga memilih profesi seperti menjadi pelelang ikan,penjual jaring
dan tambang kapal,penjual solar untuk bahan bakar kapal bakan masyarakat tegal
juga ada yang mempunyai keterampilan membuat kapal ikan sendiri serta juga ada
yang membuat miniatur kapal untuk hiasan rumah. Perekonomian di Kota Tegal juga
sudah cukup besar dari pekerjaan sebagai nelayan.

B. Isi
Pada awal-awal tahun 2018 Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia Ibu Susi Pubjiastuti menegaskan larangan penangkapan ikan dengan
menggunakan alat pukat yang bisa merusak ekosistem laut Indonesia. Dengan
adanya tegasan larangan tersebut membuat masyarakat pada kota yang kebanyakan
berprofesi sebagai nelayan contohnya pada Kota Tegal yang sebagaian besar
berprofesi nelayan mengalami kontroversi dengan adanya larangan tersebut.
Larangan tersebut membuat nelayan merasa terbebani karena masyarakat tegal
yang berprofesi sebagai nelayan mencari ikan dengan menggunakan alat yang
bernama Cantrang.

Cantrang adalah alat untuk menangkap ikan dengan cara kerja pengambilan
ikan sampai menyentuh dasar perairan laut. Alat ini juga merupakan alat penangkap
ikan yang bekerja seperti pukat, pukat yang dimaksudkan pada larangan tersebut
bukan hanya seperti pukat harimau tetapi semua alat-alat yang bisa merusak
ekosistem laut. masyarakat tegal menggunakan alat ini dikarenakan bisa
mendapatkan hasil yang banyak namun alat cantrang ini juga dilarang oleh Ibu Susi
Pubjiastuti karena alat ini bisa membawa semua yang ada dilaut dan kemungkinan
besar bisa merusak terumbu karang, jika terumbu karang terbawa oleh alat cantrang
ini maka kehidupan dibawah laut termasuk pertumbuhan ikan-ikan akan terhambat
dan bahkan juga mengalami kepunahan pada spesies-spesies ikan tertentu. Dan
proses pertumbuhan terumbu karang ini cukup lama perlu waktu bertahun-tahun
untuk mendapatkan terumbu karang yang baik dan terumbu karang juga
merupakan tempat berkembang biak makhluk hidup yang ada di laut.

Cantrang ini merupakan alat yang bisa merusak ekosistem laut karena kerja
alat ini yaitu dengan menebar tali tambang kapal dengan cara melingkar dan
dilanjutkan dengan menurunkan jaring. Lalu ujung dari tali tambang kapal tersebut
dipertemukan ketika tali tambang itu dipertemukan lalu jaring diangkat ke atas
kapal. Sehingga hasil dari tangkapan dengan menggunakan alat cantrang ini sangat
banyak,sekitar 46-51 % hasil dari tangkapan merupakan ikan target sedangkan
sekitar 54% merupakan hasil ikan non target (kominfo,2018) hasil non target ini bisa
seperti terumbu karang dan masih banyak lainnya yang bisa merusak ekosistem laut.
Dengan adanya larangan menggunakan alat cantrang ini masyarakat Tegal
melakukan demo karena untuk penolakan terhadap larangan yang diberikan oleh Ibu
Susi Pudjiastuti. Masyarakat melakukan penolakan seperti dengan tidak melakukan
kegiatan seperti biasanya yaitu melaut sehingga pada saat bisa dikatakan sebagai
mogok melaut dan dari akibat mogok melaut itu banyak terjadi masalah di kota Tegal
seperti tidak adanya ikan untuk konsumsi. Masyarakat Tegal pun yang tidak
berprofesi sebagai nelayan juga kena imbasnya seperti rumah makan ikan bakar
mereka seperti kehilangan nelayan yang jadi sumber untuk pembelian ikan.
Walaupun penghasilan kebanyakan dari hasil dengan menggunakan alat cantrang
tetapi ada juga kapal yang melaut untuk mengambil ikan dengan tidak menggunakan
alat cantrang ini tetapi menggunakan jaring biasa.

Nelayan tegal yang menggunakan kapal alat cantrang ini juga mengadakan
demo di jalan lingkar utara atau yang sering disebut dengan jalingkut pada hari senin
(8/1/2018) bahkan nelayan tegal juga melakukan demo di depan Istana
Merdeka,Jakarta. Demo ini dilakukan nelayan tegal karena alat cantrang ini agar
tidak dilarang namun diberi solusi,diatur atau bahkan diberikan alat ganti dari alat
cantrang ini agar nantinya juga masnyarakat tegal juga mendapatkan hasil yang sama
tidak malah berkurang dari biasanya. Nelayan tegal juga sudah melakukan sosialisai
dengan alat tangkap cantrang ini. (TribunJateng,2018) kebanyakan masyarakat tegal
yang berprofesi sebagai nelayan beranggapan bahwa alat cantrang ini tidak merusak
ekosistem laut. Alat ini merusak dan juga bisa mengurangi sumber daya alam
indonesia karena yang terbawa pada jaring cantrang ini semuanya yang ada pada
dasar laut seperti ikan-ikan kecil yang masih bisa mengalami pertumbuhan dan
berkembang biak justru malah sudah diambil oleh nelayan dan menjadi ikan
konsumsi dan itu malah justru bisa menjadikan perkembangan ikan-ikan tesebut
juga terhambat dan malah bisa menyebabkan kepunahan dari jenis-jenis ikan
tersebut.

Dampak-dampak dari pelarangan penggunaan alat tangkap cantrang ini juga


banyak menimbulkan permasalahan pada masyarakat Kota Tegal walaupun dampak
positif dari pelarangan tersebut juga banyak. Dengan adanya larangan tersebut
sebagian besar masyarakat tegal mengalami rawan kehilangan pekerjaannya. Bahkan
bukan hanya nelayan saja tetapi juga seperti rumah makan ikan,pabrik pengolahan
ikan,pasar ikan pun juga terkena dampaknya. Namun disamping dampak tersebut
ada juga dampak positif dari pelarangan tersebut yaitu seperti terjaganya ekosistem
laut serta menjaga kepunahan ikan-ikan dan makhluk laut lainnya.

C. Penutup
Kota tegal merupakan kota maritim dimana sebagian masyarakat banyak
memanfaatkan kekayaan laut pantai utara dan menjadikan profesi sebagai nelayan.

Saran dari saya, sebaiknya peran pemerintah juga tidak hanya melihat
dampak posiif dari terjaganya ekosistem laut tersebut melainkan juga melihat
kedepannya bagaimana masyarakat Tegal yang berprofesi sebagai nelayan itu
diberikan solusi agar pekerjaan mereka juga tidak hilang karena sebagian besar
masyarakat Tegal bekerja sebagai nelayan. Memang pelarangan cantrang tersebut
sangat efektif untuk menjaga ekosistem laut tetapi saya harapkan pemerintah juga p
tidak malah menjatuhkan ekonomi masyarakat Tegal.

Saya sebagai penulis bahkan sebagai orang tegal juga akan tetap menolak
adanya pelarangan cantrang ini. Karena pemerintah hanya melarang bukan malah
mencari solusi setelah membuat aturan larangan tersebut. Justru tidak adanya solusi
setelah pelarangan ini malah akan bisa menambahkan masalah seperti nelayan tetap
nekat mencari ikan dengan menggunakan alat cantrang bahkan nantinya melanggar
aturan yang sudah dibuat.

Saya mengharapkan apa yang saya tulis bisa bermanfaat bagi pembaca dan
pemerintah juga bisa memberikan solusi atas pelarangan alat tangkap cantrang ini
agar pendapatan ekonomi masyarakat di Kota Tegal tidak terganggu.

Anda mungkin juga menyukai