Anda di halaman 1dari 3

Nama : Belinda Maulidya Siregar

NPM : 21217185
Kelas : 4EB02
Materi : 12

PEMERIKSAAN ASET TETAP


1. Definisi Aset Tetap
Aset tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun. Masa manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh
perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh
perusahaan.
Aset tetap meliputi aktiva yang tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aktiva
yang dapat disusutkan (depreciable) mencakup tanah, bangunan, mesin serta peralatan
lainnya, ataupun sumber-sumber alam.
Aset tetap pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan
adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang
diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan
aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.

1.1 Fixed Assets atau Aset Tetap Bisa Dibedakan Menjadi :


1. Fixed tangible assets (aset tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa
diraba).
2. Fixed intangible assets (aset tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga
tidal bisa dilihat dan tidak bisa diraba).

1.1.1 Yang Termasuk Fixed Tangible Assets  Misalnya :


a. Tanah (Land) yang di atasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau rumah.
Tanah ini biasanya tidak disusutkan (menurut SAK maupun peraturan pajak).
Tanah bisa dimilki dalam bentuk hak milik, hak guna bangunan (biasanya jika
kita membeli rumah dari real estate) yang mempunyai jangka waktu 20-30
tahun, hak guna usaha dan hak pakai. Perlu diperhatikan bahwa perusahaan
asing dan warga negara asing tidak diperbolehkan membeli tanah dengan hak
milik.
b. Gedung (Building) termasuk pagar, lapangan parkir, taman, mesin-mesin
(Machinery), peralatan (Equipment), Furniture & Fixtures (meja,
kursi), Delivery Equipment/Vehicles (mobil, motor, kapal laut, pesawat
terbang).
c. Natural Resources (Sumber Alam), seperti pertambangan minyak, batu bara,
emas, marmer dan hak pengusahaan hutan (HPH). Natural resources  ini
harus dideplesi, bukan disusutkan, pada saat sumber alam tersebut mulai
menghasilkan.

1.1.2 Yang Termasuk Intangible Assets Misalnya :


Hak paten, hak cipta (copy right), franchise, goodwill, preoperating
expenses (biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum perusahaan berproduksi secara
komersial, termasuk biaya pendirian.
Contoh dari franchise misalnya Kentucky Fried Chiken, Hamburger,
Mc.Donald, Es teller’77. Dalam hal ini pengusaha yang ingin menjual
makanan/minuman tersebut harus menandatangani kontrak dengan
pemilik fanchise, agar bisa menjual/minuman dengan rasa, bentuk, gaya, dekorasi
yang khusus untuk jenis makanan tersebut tentu saja dengan membayar royalti.

2. Prosedur Pemeriksaan Aset Tetap


Prosedur audit atas aset tetap adalah sebagai berikut :
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap.
2. Minta kepada klien Top Schedule Serta Supporting Schedule aset tetap yang berisikan
saldo awal, penambahan serta pengurangan-penguranganya dan saldo akhir, baik
untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutanya.
3. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan general
ledger atau sub-ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4. Vouch penambahan serta pengurangan dari aset tetap tersebut. Untuk penambahan
lihat pprovalnya dan kelengkapan supporting documentnya. Untuk pengurangan dapat
dilihat dari otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah dicatat dengan betul, misalnya
bila ada keuntungan atau kerugiann atas penjualan aset tetap tersebut. Selain itu
periksa penerimaan hasil penjualan aset tetap tersebut.
5. Periksa fisik dari aset tetap tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan
nomor kode dari aset tetap
6. Periksa bukti pemilikan aset tetap tersebut, untuk tanah, gedung,periksa sertifikat
tanag dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SIPB (Surat Izin Penempatan
Bangunan). Untuk kendaraan periksa BPKB, STNK-nya.
7. Buat analisis tentang perkiraan repair dan maintenance, sehingga kita dapat
mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital
Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditure.
8. Periksa apakah aset tetap tersebut sudah diasuransikan dan apakah insurance
coveragenya cukup atau tidak
9. Tes perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya
penyusutan diperkirakan dengan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya
penyusutan.
10. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk
memeriksa apakah ada aset tetap dijadikan sebagai jaminan atau tidak, dan jika ada
maka hal ini perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
11. Periksa apakah ada Commitment yang buat oleh perusahaan untuk membeli atau
menjual aset tetap
12. Untuk konstruksi dalam proses kita periksa penambahanya dan apakah ada konstruksi
bangunan dalam proses (Contruction in Progress) yang harus ditransfer ke aset tetap
13. Jika ada aset tetap yang diiperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan
periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar
akuntansi leasing
14. Periksa atau tanyakan apakah ada aset tetap yang dijadikan agunan kredit di bank
15. Periksa penyajianya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)

3. Tujuan Pemeriksaan Aset Tetap


Dalam suatu pemeriksaan umum, pemeriksaan atas aset tetap mempunyai beberapa
tujuan sebagai berikut :
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tetap
2. Untuk memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di laporan posisi keuangan
(Neraca) betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh organisasi
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan (periode yang
diperiksa) betul-betul merupakan sesuatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan
dicatat dengan benar
4. Untuk memeriksa apakah penarikan aset tetap sudah dicatat dengan benar di buku dan
telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang
diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, Konsisten, dan apakah
perhitunganya telah dilakukan dengan benar (secara akurat)
6. Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan
7. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan, sesuai dengan
standar akuntansi keuangan yang berlaku

Sumber Referensi : Agoes, Sukrisno, 2012, Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan


Akuntan oleh Akuntan Publik, Edisi ke-4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai