Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

TRANSPIRASI

Pelaksanaan Praktikum : Rabu, 30 Maret 2016

Disusun Oleh :

Ahmad Dary Alymahdy 081411431053


Jarwati 081411431050
Shifa Fauziyah 081411431051
Novi Prettysia 081411431054

Dosen Asistensi :

Dr. Junairiah

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2016

I. TUJUAN
1. Mengukur transpirasi stomata dengan cara mengumpulkan uap air yang
ditranspirasi
2. Mengukur transpirasi berdasarkan penyerapan air oleh xylem
II. DASAR TEORI
Tumbuhan, seperti juga hewan memiliki adaptasi evolusioner dalam bentuk
respons fisiologis terhadap perubahan jangka pendek. Misalnya jika daun pada
tumbuhan mengalami kekurangin air, daun-daun akan menutup stomata, yang
menutiup lubang kecil dipermukaan daun tersebut. Rrespons darurat ini akan
membantu tumbuhan menghemat air dengan cara mengiurangi transpirasi, yaitu
hilangnya air dari daun melalui penguapan (Campbell.N.A,292:2000)
Dalam aktivitas hidupnya, sejumlah besar air dikeluarkan oleh tumbuhan
dalam bentuk uap air ke atmosfer. Pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk
uap air prosesnya disebut transpirasi. Banyaknya air yang ditranspirasikan oleh
tumbuhan merupakan kejadian yang khas, meskipun perbedaan terjadi antara
suatu species dan species yang lainnya. Transpirasi dilakukan oleh tumbuhan
melalui stomata, kutikula, dan lentisel. Disamping mengeluarkan air dalam bentuk
tetesan air dalam bentuk uap, tumbuhan dapat pula mengeluarkan air dalam
bentuk tetesan air yang prosesnya disebut dengan gutasi, melalui alat yang disebut
dengan hidatoda yaitu suatu lubang yang terdapat pada ujung urat daun yang
sering kita jumpai pada species tumbuhan tertentu. Sehubungan dengan
transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses ini
adalah daun, karena berperan dalam hal membantui meningkatkan laju angkutan
air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan menhgatur turgor optimum di
dalam sel. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil
kerongga antar sel yang ada dalam daun.
Dalam pengamatan ini, kita akan mengetahui kecepatan transpirasi yang
kebanyakan terjadi pad permukaan daun serta menghitung kecepatan transpirasi
yang terjadi pada daun tersebut. Transpirasi dapat terjadi pada kutikula, stomata,
dan lentisel. Jumlah air yang dikeluarkan melalui transpirasi pada setiap tumbuhan
tidak sama dan tergantung pada banyak faktor. Tranpirasi dipengaruhi baik oleh
faktor luar maupun faktor dalam.
III. ALAT DAN BAHAN
A. Pengukuran Transpirasi dengan Cara Pengukuran Uap Air yang
ditranspirasi
1.1 Alat
 Plastik
 Karet gelang
 Gelas ukur
 Label
1.2 Bahan
 Tanaman yang berada di sekitar Fakultas Sains dan Teknologi
(FST), tanaman Mangifera indica
B. Pengukuran Transpirasi Berdasarkan Penyerapan Air oleh Xylem
2.1 Alat
 Botol yang lubang mulutnya sempit
 Gelas ukur
 Gunting tanaman
 Baskom
 Plastisin
 Penanda/spidol boardmarker
2.2 Bahan
 Potongan tanaman Polyscias scutellaria dengan beberapa daun
yang masih menempel.
IV. PROSEDUR
A. Pengukuran Transpirasi dengan Cara Pengukuran Uap Air yang
ditranspirasi
1. Memilih salah satu jenis tanaman yang ada di halaman Fakultas Sains dan
Teknologi (FST)
2. Memilih daun kedua atau ketiga dari pucuk tanaman, kemudian
membungkus daun menggunakan plastik. Melakukan hal yang sama untuk
daun yang lain sebagai ulangan ke-2, ke-3, ke-3, ke-4, dan ke-5
3. Memilih daun keenam atau ketujuh dari pucuk kemudian melakukan
seperti no.2
4. Pada hari kelima, menimbang dan mengukur air yang diperoleh di dalam
masing-masing plastik

B. Pengukuran Transpirasi Berdasarkan Penyerapan Air oleh Xylem


1. Memilih tanaman yang ada di halaman Fakultas Sains dan Teknologi
(FST). Kemudian memotong 2 batang tanaman tersebut di dalam bak yang
berisi air.
2. Menyiapkan 3 botol, maisng-masing botol diisi air dengan volume yang
sama
3. Menutup botol pertama menggunakan plastisin
4. Mengisi botol kedua dengan batang tanaman yang jumlah daunnya lebih
banyak , kemudian menutup botol dengan menggunakan plastisin
5. Mengisi botol ketiga denga batang tanaman yang jumlah daunnya lebih
sedikit, kemudian menutup botol dengan menggunakan plastisin
6. Menandai posisi permukaan air pada botol dan meletakkan botol di tempat
yang terang
7. Setelah 5 hari mengamati berkurangnya permukaan air yang ada di dalam
masing-masing botol
V. HASIL PENGAMATAN
1. Pengukuran Transpirasi dengan Cara Pengumpulan Uap Air yang Ditranspirasi

No. Daun ke- Ulangan ke- Volume Uap Air


1 1 1 7 mL
2 1 2 7 mL
3 1 3 9 mL
4 1 4 6 mL
5 1 5 8 mL
6 6 1 7,5 mL
7 6 2 7 mL
8 6 3 10 mL
9 6 4 7,5 mL
10 6 5 14 mL

2. Pengukuran Transpirasi berdasarkan Penyerapan Air oleh Xilem


Botol ke-

No. Pengamatan 1 2 3
(Tanpa daun) (Daun (Daun
sedikit) banyak)
1 Volume awal 110,49 ml 106,44 ml 97,35 ml
Volume
2 110,09 ml 98 ml 17 ml
akhir
3 Jumlah daun - 7 12

VI. PEMBAHASAN

Pada pengamatan ini dilakukan pengujian laju transpirasi pada berbagai


tumbuhan. Tumbuhan yang digunakan dalam percobaan ini ada dua jenis spesies, yaitu
Polyscias scutellaria, yang mewakili tumbuhan herbaceus dan Mangifera indica yang
mewakili tumbuhan berkayu (lignosus). Digunakan dua metode untuk menguji laju
transpirasi pada praktikum ini, diantaranya adalah Pengukuran transpirasi dengan cara
pengumpulan uap air yang ditranspirasi dan pengukuran transpirasi berdasarkan
penyerapan air oleh xylem.
Metode pengukuran transpirasi dengan cara pengumpulan uap air yang
ditranspirasi menggunakan sampel dari daun Mangifera indica. Setelah lima hari
diperoleh hasil bahwa terjadi perubahan volum yang tidak terlalu signifikan dari setiap
sampel daun yang digunakan. Berdasarkan pengamatan terdhadap banyaknya air yang
terkumpul di dalam plastik menunjukan volum air semakin meningkat pada daun yang
semakin tua. Hal ini karena pada daun tua jumlah stomatanya meningkat, sehingga laju
transpirasinya juga meningkat dan menyebabkan ekskresi air hasil transpirasi juga
mengalami peningkatan.
Kemudian, metode pengukuran transpirasi berdasarkan penyerapan air oleh
xylem dengan menggunakan sampel tumbuhan Polyscias scutellaria. Lima hari setelah
pengamatan, diperoleh data bahwa laju transpirasi pada tumbuhan Polyscias scutellaria
hasilnya menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Pada botol yang tidak diberi
perlakuan dengan penanaman tanaman (hanya berisikan air) dan ditutup dengan plastisin,
awalnya diisi air dengan volume 110,49 ml. setelah dibiarkan selama 117 jam, air dalam
botol tersebut bekurang sebesar 0,4 ml atau 0,003 ml/jam. Hal ini menunjukan terjadi
pengurangan jumlah air yang tidak berarti pada botol tersebut. Kemudian pada botol yang
dimasukan tumbuhan Polyscias scutellaria (tumbuhan herbaceus) dengan jmlah daun
tujuh buah, awalnya diisi dengan 106,44 ml air. Setelah dibiarkan selama 117 jam atau
hampir 5 hari dalam botol air tersebut berkurang sebesar 8,44 ml, sehingga dapat dihitung
laju transpirasinya sebesar 0,07 ml/jam. Sedangkan pada botol yang berisi tumbuhan
Polyscias scutellaria dengan jumlah daun 12 buah, awalnya ditambahkan air 97,35 ml,
setelah 5 hari air dalam botol tersebut berkurang sebesar 80,35 ml atau 0,68ml/ Hal ini
menunjukkan bahwa besarnya laju transpirasi bergantung pada banyaknya air yang
berkurang dalam waktu yang cepat dan jugan banyaknya jumlah daun dari suatu tanaman.

Pada saat pengamatan faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi


berupa faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi jumlah stomata, strktur
anatomi daun, dan potensial osmotik sel daun. Pada praktikum ini tidak dilakukan
pengamatan mengenai jumlah stomata sehingga tidak dapat diperkirakan seberapa besar
pengaruh stomata terhadap laju transpirasi. Tetapi dalam teori dikatakan bahwa semakin
banyak stomata (terbuka) yang dimiliki suatu daun maka semakin cepat laju
transpirasinya. Begitu juga dengan potensial osmotik sel daun. Semakin tinggi tekanan
osmotiknya maka semakin besar air yang dikeluarkan ke atmosfer. Sedangkan pada
struktur daunnya dapat diamati dari luar. Tumbuhan Polyscias scutellaria memilik
struktur daun lebih lebar dibandingkan dengan Mangifera indica. Sehingga Polyscias
scutellaria memiliki laju transpirasi lebih besar.

Faktor luar (lingkungan) yang mempengaruhi laju transpirasi meliputi


temperatur, kelembapan dan cahaya. Temperatur yang digunakan pada percobaan ini
sama dengan temperatur ruangan yaitu sekitar 25-30°C dengan kelembapan sedang dan
intensitas cahaya normal.\

VII. DISKUSI
a. Mengapa pemotongan dan pemasangan tanaman perlu dilakukan didalam
air?
Jawab :
Karena jika pemotongan di udara bisa mengakibatkan udara akan mengisi
saluran xilem dan menghambat proses penyerapan air dengan baik oleh
tumbuhan, untuk itu di lakukan pemotongan di dalam air
b. Apakah perbedaan evaporasi dan transpirasi?
Jawab :

Transpirasi Evaporasi
1. proses fisiologis atau 1. proses fisika ourni
fisika yaang terooiifikasi 2. tiiak iiatur bukaan
2. iiatur bukaan stooata stooata
3. iiatur beberapa 3. tiiak iiatur oleh tekanan
oacao tekanan 4. tiiak terbatas paia
4. terjaii ii jaringan hiiup jaringan hiiup
5. peroukaan yaang
5. peroukaan sel basah
oenjalankannyaa oenjaii
kering.

c. Faktor-faktorapasaja yang mempengaruhi hasil transpirasi pada


percobaan ini?
Jawab :
Faktor yang mempengaruhi adalah faktordalam dan faktor luar. Faktor
dalam antara lain jumlah daun, ukuran daun, struktur anatomi daun, dan
jumlah stomata pada setiap daun. Sedangkan faktor luar yang
mempengaruhi adalah kelembaban, suhu, cahaya, angin, dan kandungan
air tanah.
d. Bagaimana pengaruh ukuran dan jumlah daun yang digunakan terhadap
kecepatan transpirasi?
Jawab :
Semakin banyak jumlah daun pada suatu tumbuhan maka semakin
banyak pula jumlah uap air yang akan dihasilkan dari proses transpirasi
pada tumbuhan tersebut.Berkaitan dengan ukuran daun, jika daun pada
tumbuhan terbilang luas, maka terjadinya transpirasi yang akan
menghasilkan uap air akan lebih tinggi daripada tumbuhan yang
memiliki luas daun yang lebih sempit.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. Semakin besar luas total daun tumbuhan, maka semakin cepat proses
transpirasi yang terjadi, begitu pula sebaliknya semakin kecil luas total daun
tumbuhan maka semakin lambat proses transpirasinya
2. Pada kondisi intensitas cahaya tinggi, proses transpirasi berlangsung cepat dan
sebaliknya. Semakin lama intensitas cahaya yang dipaparkan maka semakin
cepat laju transpirasi yang ditandai dengan semakin banyaknya volume air
pada botol yang berkurang
IX. DAFTAR PUSTAKA
Loveless E.D. 1991. Plant and Introduction to Modern Botany. New York :
Macmillan Publishing Co.
Dwidjoseputro. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia
Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Jakarta : Rajawali Press
Lakitan, B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan . Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Masdar. 2003. Pengaruh Lama Beratnya defisiensi Kalium terhadap Pertumbuhan
Tanaman Durian. Jurnal Akta Agrosia Vol.6 No.2 Fakultas Pertanian
Universitas Begkulu
Salisbury, F.B and C.W. Ross. 1992. Plant Physiology.Third Edition. Wadsworth
Publishing Co., Belmount, California
LAMPIRAN

Pengamatan Keterangan

Tanaman Nothopanax scutellarium


dengan daun cabang yang sedikit

Daun Nothopanax scutellarium dengan


daun cabang sedikit

Gambar botol 1 dan botol 2 yang berisi


tanaman Nothopanax scutellarium

Daun Mangifera indica yang di bungkus


plastik untuk transiprasi yang di lakukan
daun
Daun Mangifera indica di bungkus
plastik dengan pengulangan

Anda mungkin juga menyukai