Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN

PENANGANAN PENGAMANAN / PENCEGAHAN KEJADIAN


PENCULIKAN BAYI / ANAK
( KODE PINK )

RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA


Jl. SUNGAI RAYA DALAM NO.65
PONTIANAK
TAHUN 2019
PANDUAN
PENANGANAN KEJADIAN BENCANA
( KODE PINK )

Code Pink adalah kode yang mengumumkan adanya penculikan bayi / anak atau
kehilangan bayi/ anak di lingkungan rumah sakit. Secara universal RSB Nabasa,
pengumuman ini seharusnya diikuti dengan lock down (menutup akses keluar-masuk)
rumah sakit secara serentak. Bahkan menghubungi bandar udara, terminal, stasiun dan
pelabuhan terdekat untuk kewaspadaan terhadap bayi korban penculikan.

Prosedur Penanganan Penculikan Anak / Bayi ;

1. Bila ada laporan kehilangan bayi, segera kumpulkan ciri – ciri korban dan
beritahukan kepada pihak keamanan rumah sakit.
2. Pihak keamanan rumah sakit segera melakukan prosedur pengamanan dengan
cara seluruh pintu akses keluar masuk rumah sakit dilakukan penjagaan secara
ketat dan ditutup.
3. Tidak ada seorang pun yang diperbolehkan keluar atau masuk ke rumah sakit.
4. Pihak keamanan rumah sakit segera menghubungi operator telepon untuk
melakukan Paging Kode PINK.
5. Tim penanggulangan bencana segera berkoordinasi di posko bencana mengenai
status penculikan bayi, memberitahukan ciri – ciri korban, dan briefing rencana
penanggulangan.
6. Dilakukan pencarian di seluruh area rumah sakit.
7. Pihak keamanan rumah sakit bekerja sama dengan pihak kepolisian terdekat untuk
dilakukan penutupan area luar rumah sakit.
8. Apabila korban tidak berhasil ditemukan didalam area rumah sakit, maka pihak
keamanan dapat memperluas pencarian ke area luar dengan ruang lingkup yang
lebih luas.
9. Pihak rumah sakit menanyakan lagi lebih lanjut kepada unit keperawatan
mengenai cici-ciri lebih detail dari korban untuk diinformasikan kepada pihak
terkait / luar. Informasi keluar hanya boleh dilakukan oleh public relation rumah
sakit atas persetujuan direktur RSB Nabasa.
10. Pihak keamanan mengamankan area tempat penculikan berlangsung.
11. Pihak keamanan mengamankan rekaman video CCTV minimal selama 7 hari
sebelum kejadian.
Prosedur Pengamanan / pencegahan Penculikan Anak / Bayi :

1. Segera setelah bayi lahir, dan sebelum bayi dipisahkan dari ibunya, gelang
identitas dipasang.
2. Seluruh staf yang bekerja di RSB NABASA diharuskan menggunakan kartu
identitas yang masih berlaku. Pada kartu identitas RSB NABASA tersebut harus
terdapat nama, nomor karyawan dan pas foto berwarna yang dapat dilihat dengan
jelas.
3. Staf RSB NABASA dan dokter yang melakukan kontak langsung dengan bayi
harus menggunakan kartu identitas khusus yang hanya dipakai oleh mereka, dan
diketahui oleh orang tua bayi. Lebih baik lagi jika kartu RSB NABASA tersebut
sekaligus berfungsi sebagai kartu akses elektronik untuk dapat membuka pintu di
area kamar bayi.
4. Kartu identitas harus dipakai pada pakaian di atas pinggang, sisi depan ada di
bagian depan, identitas pada kartu tidak luntur atau hilang dengan cara apapun,
tidak ditambah asesoris apapun yang dapat menutupi kartu.
5. Sistim kartu identitas harus digunakan oleh seluruh staf.
6. Penerbitan seluruh kartu identitas harus terkendali. Untuk kartu identitas
sementara, pengendaliannya harus dilakukan dengan lebih ketat untuk
memastikan kartu identitas tidak hilang atau dipakai oleh orang yang tidak
berhak, atau disalahgunakan dengan cara apapun.
7. Panduan pencegahan penculikan bayi di RSB NABASA bagi orang tua harus
dibagikan kepada para orang tua (pertimbangkan juga untuk ditempel di pintu
kamar mandi
pasien). Informasi yang sama harus disampaikan kepada seluruh staf dan dokter
yang kontak dengan bayi dan pasien anak.
8. Staf pada semua tingkatan harus mendapat sosialisasi mengenai melindungi bayi
dari penculikan .
Untuk melindungi bayi ketika sedang dibawa di dalam faslitas RSB NABASA , hal
- hal ini harus menjadi perhatian:
1. Hanya staf yang berwenang (menggunakan kartu identitas khusus, atau
seseorang yang menggunakan gelang identitas yang sama dengan bayi RSB
Nabasa ) yang diperbolehkan membawa bayi.
2. Bayi tidak boleh ditinggal tanpa pengawasan langsung.
3. Bayi di antar ke ibunya dengan cara masing – masing bayi dibawa satu demi
satu.
4. Staf RSB NABASA dilarang membawa beberapa bayi secara bersamaan
sekaligus dalam satu waktu ke ruang bersalin RSB Nabasa , ruang bayi, atau
tempat lain.
5. Bayi tidak boleh digendong, tapi diletakkan di dalam kotak bayi beroda.
6. Bayi selalu ditempatkan pada posisi yang terlihat dan dalam pengawasan
langsung dari orang-orang berikut ini:
a. Staf RSB NABASA yang bertugas, ibu, anggota keluarga lain, atau
teman dekat yang ditunjuk oleh ibu. Mereka diberi pemahaman perihal
prosedur yang harus dipatuhi jika bayi sedang bersama ibu, namun
ibunya ingin tidur, ke kamar mandi, dan / atau dalam pengaruh obat
bius.
b. Jika ibu dalam keadaan mengantuk ketika bayi diantar ke ruang
bersalin, staf harus berhati – hati. Ibunya harus dibangunkan terlebih
dahulu sampai sadar penuh sebelum menerima bayi.
c. Dan sebelum meninggalkan ruangan, staf juga harus memastikan ibu
dalam keadaan sadar penuh. Jika ibu tidak dapat menahan kantuknya,
bayi tidak boleh diserahkan.
d. Pada kondisi rawat gabung, letakkan kotak bayi pada posisi dimana
tempat tidur ibu berada diantara pintu keluar dan kotak bayi.
e. Jangan mencantumkan nama lengkap ibu atau bayi atau identitas lain
(alamat rumah, nomor telepon, dan lain - lain) di tempat yang dapat
dilihat oleh pengunjung.
f. Jika diperlukan, gunakan nama keluarga saja. Jangan tampilkan nama
lengkap ibu atau bayi atau identitas lain pada kotak bayi, ruangan, atau
papan pasien.
g. Menempatkan identitas bayi di tempat yang dapat dilihat pengunjung
dapat mengakibatkan bayi dan keluarganya berada dalam bahaya
setelah pulang.
h. Tetapkan kebijakan pengendalian akses untuk unit perawatan (ruang
bayi, ruang bersalin, ruang anak) untuk memaksimalkan keamanan.
i. Sebaiknya seluruh pintu masuk di area ini dipasang perangkat kunci
akses elektronik yang hanya dapat dibuka dengan kartu akses tertentu
dan terbatas.
j. Di depan lobby atau pintu masuk, perintahkan staf keamanan untuk
berjaga dan menanyakan kepada pengunjung perihal ibu yang mana
yang akan mereka kunjungi.
k. Jika pengunjung tersebut tidak mengenal pasien atau tidak dapat
menyebutkan nama, maka ijin berkunjungnya ditolak.
l. Kunjungan di luar jam berkunjung tidak diperbolehkan. Jika karena
satu dan lain hal ada kunjungan di luar jam berkunjung, maka
pengunjung tersebut harus meninggalkan kartu identitas dan dicatat
oleh petugas keamanan.
m. Staf RSB NABASA harus segera melaporkan setiap orang yang
tanpa identitas, tidak dikenal, perilaku atau aktifitas yang
mencurigakan, ke perawat
yang bertugas. Perawat RSB Nabasa tersebut harus segera
menghubungi pihak keamanan.
n. Pada saat pulang, gelang identitas harus ditunjukkan kepada petugas.
Petugas kemudian mencocokkan gelang yang terdapat pada
pergelangan tangan dan kaki bayi dengan gelang yang dipakai oleh ibu
dan ayah, atau orang lain yang ditunjuk.
o. Staf RSB NABASA harus mengantar bayi, ibu, dan keluarganya pada
saat pulang sampai masuk ke dalam mobil. Bayi dibawa menggunakan
kotak bayi beroda. Jika ibu ingin membawa bayi sendiri, ibunya
menggunakan kursi roda RSB Nabasa . Tidak diperbolehkan
membawa bayi dengan cara digendong di lingkungan rumah sakit.
p. Jangan melakukan publikasi berupa pemberitahuan kelahiran ke media
massa. Juga, jangan mengirimkan tanda ucapan selamat yang
terpampang di depan rumah. Hal ini dapat menyebabkan mereka
berada dalam bahaya.
q. Jika menyediakan pelayanan kunjungan rumah, petugas yang datang
ke rumah harus menggunakan kartu identitas yang hanya digunakan
oleh mereka, dikontrol dengan ketat oleh RSB NABASA , dan
diketahui oleh orang tua. Terapkan sistim dimana orang tua dihubungi
sebelum kunjungan, untuk memberi tahu tanggal dan jam kunjungan,
nama petugas yang datang, dan tanda identitas yang digunakan.

Penjagaan Keamanan Fasilitas


1. Pasang alarm pada seluruh pintu tangga darurat.
2. Terapkan kebijakan respon atas bunyi alarm, yang mengatur tentang
sistim alarm yang tidak boleh dimatikan.
3. Staf yang bertanggung jawab untuk mematikan dan menyalakan
kembali .
4. Pasang sistim kamera keamanan untuk memantau aktifitas di ruang
bersalin, ruang bayi, dan ruang rawat anak. Kamera harus diletakkan
di titik - titik strategis agar dapat meliput ruang rawat,
koridor, tangga darurat dan lift; serta dirancang untuk dapat merekam
seluruh wajah pengunjung. Rekaman video harus dipastikan berfungsi.
Masa rekam minimal 1 minggu sebelum ditimpa rekaman baru.
5. Seluruh pintu ruang bayi harus memiliki perangkat kunci akses
elektronik, tetap terkunci sepanjang waktu, dan hanya dapat dibuka
oleh staf yang memiliki hak akses tertentu dan terbatas.
6. Staf yang berwenang harus ada di dalam ruang bayi sepanjang waktu
jika ada bayi di dalam ruang bayi.
7. Seluruh seragam harus diletakkan di lokasi yang aman dan tidak boleh
dipinjamkan kepada orang yang tidak berwenang. Jika ada ruang
locker dimana staf ganti / meletakkan pakaian, seluruh pintu menuju
ruang teRSB Nabasa ebut harus memiliki perangkat kunci akses
elektronik, hanya dapat dibuka oleh staf yang memiliki hak akses
tertentu dan terbatas, dan aksesnya diawasi secara ketat sepanjang
waktu.

Anda mungkin juga menyukai