Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KEBUDAYAAN ISLAM

OLEH

Muhammad Ikhsan Maulana

1862121073

FAKULTAS TEKNIK DAN PERECANAAN

PRODI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN AJARAN 2020/2021

i
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT dan segala puji syukur hanya bagi-Nya Tuhan

semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Tak lupa pula penulis

haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW Semoga

syafaatnya mengalir pada kita dihari akhir kelak.

Adapun maksud dari penyusunan dalam makalah ini sebagai syarat memenuhi tugas

Pendidikan agama islam dengan mengangkat pembahasan mengenai Kebudyaaan Islam.

Juga mempermudah pemahaaman kepada kita semua.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Firman Ayani selaku dosen Pendidikan agama islam yang telah memberikan materi dan

bimbingan kepada penyusun dan tidak lupa kepada orang tua yang telah memberikan

dukungan dan juga teman teman yang ikut membantu agar makalah ini dengan cepat

terselesaikan.

Dengan adanya makalah ini diharapkan bermanfaat berbagai pihak dan menambah

pengetahuan dan wawasan. Saya selaku penyusun meminta maaf apabila terdapat

kesalahan dalam penyusunan makalah ini.

Denpasar, 3 Desember 2020

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………………………………………………………….. ii

Daftar isi ……………………………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................... 2

1.3. Tujuan Pembahasan.................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep kebudayaan dalam islam .......................................................... 3

B. Prinsip- prinsip kebudayaan islam.......................................................... 4

C. Kebudayaan islam dan non islam.......................................................... 6

D. Budaya Ilmiah dan budaya kerja .......................................................... 9

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 12

Daftar Pustaka.......................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebudayaan merupakan segala sesuatu yang diciptakan oleh umat manusia

dansebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan

belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Kebudayaan itu melekat pada

diri manusia artinya manusia yang menciptakan kebudayaan sejak zaman dahulu hingga

sekarang.

Islam sudah mulai berkembang lagi sejak abad ke-7 dan berkembang secara pesat

keseluruh dunia dari waktu ke waktu. Dalam penyebarannya secara otomatis Islam telah

meletakkan nilai-nilai kebudayaannya.

Kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta, rasa, karsa, dan karya

manusiayang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia

untuk berkiprah dan berkembang. Hasil olah akal,budi,rasa,dan karsa yang telah terseleksi o

lehnilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.

Dalam perkembangannya perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan

yangmengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber pada nafsu hewani,

sehingga akan merugikan dirinya sendiri. Di sini agama berfungsi untuk membimbing

manusia dalammengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang

beradab atau perdaban Islam

1
Adapun rumusan masalah yang saya dapat yaitu :

1.2 Rumusan Masalah :

1. Bagaimana konsep serta prinsip-prinsip dari kebudayaan islam ?

2. Apa perbedaan kebudayaan islam dan kebudayaan non islam ?

3. Apa yang dimaksud dengan budaya ilmiah dan budaya kerja dalam persektif

islam?

Adapun tujuan dari pembahasan makalah yang di jabarkan

1.3 Tujuan pembahasan :

1. Memahami mengenai konsep dan prinsip – prinsip dari kebudayaan islam.

2. Memahami perbedaan dari kebudayaan islam dan kebudayaan non islam.

3. Mengetahui pengertian dari budaya ilmiah dan budaya kerja.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep kebudayaan dalam islam

Kebudayaan merupakan perwujudan segala aktivitas manusia sebagai upaya

memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasil perkembagan kebudayan yang dilandasi

oleh nilai- nilai ketuhanan disebut kebudayaan islam.

Kebudayaan menurut para ahli :

1. E.B. Taylor, mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks yang di

dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,

adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia

sebagai anggota masyarakat.

2. R. Lintonn, mendefinisikan kebudayaan sebagai konfigurasi tingkah laku yang

dipelajari dari hasil tingkah laku yang unsur-unsur pembentuknya didukung dan

diteruskan oleh anggota dari masyarakat tertentu.

3. S.T. Alisahbana, mendifinisikan kebudayaan adalah manisfestasi suatu bangsa.

4. Dr.M. Hatta, mendefinisikan kebudayaan adalah ciptaan hidup suatu bangsa.

5. Prof.Dr.Koentjaraningrat, mendefinisikan kebudayaan adalah keseluruhan manusia

dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus

didapatkan dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalamkehidupan

masyarakat.
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu BUDDHAYAH yang merupakan

bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). BUDI  artinya akal, kelakuan, dan norma.

Sedangkan DAYA berarti hasil karya cipta manusia. Kebudayaan merupakan semua hasil

karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat .Istilah "kebudayaan" sering dikaitkan

dengan istilah "peradaban“.

Kebudayaan islam adalah pemikiran suatu bangsa yang diwujudkan dengan tindakan

bisa disebut dengan kebudayaan bangsa tersebut. Sebuah pemikiran orang Islam yang

direalisasikan dalam bentuk tindakan adalah merupakan kebudayaan Islam, dengan

syarat pemikiran tersebut harus berdasarkan perintah Allah atau ajaran-ajaran dalam

Islam itu sendiri.

Wujud Kebudayaan Islam terdiri dari:

1. Wujud Ideal (gagasan)yakni  kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,

gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan yang sifatnya abstrak.

2. Wujud Aktivitas yakni wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari

manusia dalam masyarakat.

3. Wujud Artefak (benda) yakni wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari

aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-

benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.

Kebudayaan yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang universal

berkembang menjadi peradaban. Dalam perkembangannya perlu dibimbing oleh

wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang

bersumber dari nafsu hewani sehingga akan merugikan. Oleh karena itu, agama
Islam memiliki fungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal

budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau berperadaban Islam

B. Prinsip – prinsip kebudayaan islam

Prinsip-prinsip kebudayaan dalam Islam merujuk pada sumber ajaran Islam yaitu:

1. Menghormati akal. Manusia dengan akalnya bisa membangun kebudayaan baru.

Kebudayaan Islam tidak akan menampilkan hal-hal yang dapat merusak manusia.

dijelaskan dalam Qs, Ali-Imran, 3:190 yang artinya: “Sesungguhnya dalam

penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda

kebesaran Allah bagi orang yang berakal”

2. Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu. Firman Allah Swt :”Allah

akan mengangkat (derajad) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang

yang berilmu beberapa derajad” (Qs, aL-Mujadalah, 58:11).

3.  Menghindari taklid buta. Kebudayaan Islam hendaknya mengantarkan umat manusia

untuk tidak menerima sesuatu sebelum diteliti. Sebagaimana telah difirmankan Allah

Swt: “Dan janganlah kamu mengikuti dari sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena

pendengaran, penglihatan dan hati nurani semua itu akan dimintai

pertanggungjawaban” (QS, al-Isra, 17:36).

4.  Tidak membuat pengrusakan. Firman Allah Swt: “Janganlah kamu berbuat

kerusakan di bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan” (Qs,

al-Qhasash, 28:77).

Terdapat 9 karakterstik kebudayaan islam menurut Yusuf Qardhawi, yaitu :

1.Rabbaniyah ( bernuansa ketuhanan )


2.Akhlaqiyah (perilaku baik dan buruk menurut islam )

3. Insaniyah ( memiliki nilai-nilai kemanusiaan )

4. ‘Alamiyah ( bersifat terbuka )

5. Tassamuh ( egaliter )

6. Tanawwu’ ( beranekawarna )

7. wasathiyah ( bersifat moderat )

8. Takamul ( terpadu )

9. Bangga terhadap diri sendiri

C. Perbedaan kebudayaan islam dan non islam

Islam tidak hanya menyuruh kita membina hubungan baik dengan sesama muslim

saja, tapi juga dengan non muslim. Namun demikian dalam hal-hal tertentu ada

pembatasan hubungan dengan non muslim, terutama yang menyangkut aspek ritual

keagamaan. Misalnya kita tidak boleh mengikuti upacara-upacara keagamaan yang mereka

adakan. Sekalipun kita diundang, kita tidak boleh menyelenggarakan jenazah mereka secara

islam, kita tidak boleh mendoakannya untuk mendapatkan rahmat dan berkah dari Allah

( kecuali mendoakannya supaya mendapat hidayah) dan lain sebagainya. Sehingga dalam

bertegur sapa misalnya, untuk non muslim kita tidak mengucapkan salam islam, tapi

menggantinya dengan ucapan-ucapan lain sesuai kebiasaan.

Perbedaan budaya yang muncul dalam masyarakat seperti masalah pakaian berasal

dari suatu keyakinan. Yang secara garis contoh luas adalah antara muslim dengan non

muslim. Non Muslim yang cenderung memakai pakaian yang terbuka, sedangkan kita
sebagai umat Islam diwajibkan untuk menutup aurat yang kadarnya telah ditentukan oleh

agama. Oleh karena itu perlua adanya Susila dan toleransi. Susila yang berarti aturan-aturan

hidup yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat menjadi lebih baik.

Dalam berhubungan dengan masyarakat non muslim, islam mengajarkan kepada kita

untuk toleransi ,

yaitu menghormati keyakinan umat lain tanpa berusaha memaksakan keyakinan kita

kepada mereka (Q.S Al-Baqoroh 2:256).

Kalau berdialog dengan mereka, kita berdialog dengan cara yang terbaik ( Q.S Al-

Ankabut 29:46).

Toleransi tidaklah berarti mengikuti kebenaran agama mereka, tetapi mengakui

keberadaan agama, budaya, kultur mereka dalam realitas bermasyarakat. Toleransi juga

bukan berarti kompromi atau bersifat sinkritisme daalm keyakinan dan ibadah. Kita sama

sekali tidak boleh mengikuti agama dan ibadah mereka dengan alasan apapun. Sikap kita

dalam hal ini sudah jelas dan tegas yaitu :

Artinya :” Untukmu agamamu, dan untukku agamaku “. (Q.S Al-Kafirun 109:6)

        Termasuk menghormati Budaya agama lain adalah tidak memaksa non muslim untuk

mengikuti kebudayaan islam. Dalam bingkai kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia ini,

terdapat beberapa agama yang diakui secara resmi oleh Negara. Semua pemeluk agama

tersebut berhak untuk menjalankan ritualitas budaya agamanya secara bebas dan

terhormat. Demikian juga, seluruh pemeluk agama diharuskan menghormati budaya agama

yang lain, sehingga bisa terwujud kehidupan yang harmonis, indah dan penuh pengertian.

Dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila, termaktub sila pertama yang berbunyi

Ketuhanan yang Maha Esa. Artinya, seluruh warga Indonesia adalah orang-orang yang
beragama atau memeluk satu agama. Negara tidak mengakui adanya orang ateis di hidup di

negara ini.  Penganut faham komunis dan Marxisme yang anti-agama tidak diakui

keberadaannya di negara ini. Karenanya, pasca kemerdekaan, kaum tidak beragama ini

ditumpas oleh pemerintah. Dikataka oleh Prof. Enil Salim “Kesenjangan yang lazim disebut

Kesenjangan budaya”.

Mengingat bahwa tidak ada orang Indonesia yang tidak beragama, semuanya

memeluk agama tertentu, maka seharusnya masing-masing lebih konsen mengurusi

agamanya sendiri-sendiri. Artinya, tidak arif bila ada seorang pemeluk agama mengusik

kedamaian dan ketenteraman agama lain. Sepatutnya ia menyibukkan diri dengan ritualitas

ibadahnya sendiri-sendiri. Di sisi lain, aktivitas dakwah yang digalakkan di republik ini

sebaiknya disasarkan pada kalangan internal pemeluk agama tersebut. Kita sebagai kaum

muslimin, memiliki kewajiban untuk berdakwah. Akan tetapi makna dakwah tersebut

bukannya mengajak pemeluk agama lain untuk memeluk agama Islam. Karena dalam

konteks Indonesia, hal tersebut sangat rawan memicu konflik. Demikian pula sebaliknya,

kaum non muslim juga dilarang keras untuk merecoki dan mengusik kedamaian kaum

muslimin. Mereka dilarang berdakwah untuk mengajak kaum muslimin menjadi murtad.

Sebaiknya dakwah kita lebih ditujukan untuk mencerdaskan dan meningkatkan

kualitas keagamaan kaum muslimin sendiri. Masih banyak lahan-lahan dakwah di kalangan

umat Islam yang masih belum tergarap. Akan tetapi, lain lagi masalahnya bila ada orang

non-muslim yang ingin mengetahui risalah Islam. Sebagai seorang muslim, kita

berkewajiban untuk menjabarkannya secara tuntas. Kita harus mendakwah Islam secara

maksimal. Dengan begitu, kita berhap risalah Islam bisa masuk ke dalam kalbunya.

Toleransi dalam kehidupan beragama ini juga seyogyanya diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari dengan menghormati praktik beragama pemeluk lain. Ketika,


misalnya, pemeluk agama Kristen sedang menjalankan ritual misa di hari minggu maka

seluruh muslimin dilarang menggangu atau mengusik kekhusyukan ibadah tersebut.

Sebaliknya, ketika seorang kaum muslimin sedang menunaikan salat, maka pemeluk agama

lain dilarang melakukan tindakan yang bisa mengusik ketenangan beribadah.

Hendaknya masing-masing saling menghargai. Karenanya, praktik toleransi yang

diterapkan oleh sebagian masyarakat Indonesia ini sangat baik. Ketika sedang marak-

maraknya pengeboman gereja-gereja oleh kalangan yang tidak bertanggung jawab, maka di

malam natal, pasukan Banser bersama Polisi turut serta menjaga keamanan. Potret toleransi

yang sangat tinggi.

D. Pengertian budaya ilmiah dan budaya kerja

Budaya ilmiah dapat diartikan sebagai segala cara berpikir, cara bersikap dan berperilaku

serta cara bertindak manusia yang berkecimpung dalam dunia ilmu, sesuai dengan kaidah-

kaida! ilmuan dan etika ilmu. Karena budaya ilmiah adalah budaya yang sesuai dengan

kaidah-kaidah, maka budaya ilmiah sangat erat kaitannya dengan filsafat ilmu dan etika

ilmiah. Dapat dikatakan bahwa budaya ilmiah, filsafat ilmu, dan etika ilmiah adalah tiga hal

yang tidak dapat dipisa tetapi dapat dibedakan. Filsafat ilmu adalah kegiatan berpikir yang

berupaya untuk memahami secara mendasar mendalam tentang ilmu, termasuk di

dalamnya kaidah-kaidah dan etika ilmu. Sedangkan etika ilmiah membicarakan kepribadian

seorang individu manusia apakah sesuai atau tidak hati nurani, ucapan, atau perbuatannya

dengan budaya ilmiah, etika ilmu, dan kaidah keilmuan.

Beberapa budaya ilmiah yang perlu dikembangkan dalam kehidupan ilmiah di perguruan

tinggi antara lain: budaya untuk meragukan sesuatu yang tidak dapat diinderanya; budaya

keterbukaan; budaya kejujuran; budaya keberanian; budaya berpikir dan berbicara seca
rarelevan; budaya universalisme ilmu; budaya kesetaraan; budaya penghargaan; dan sifat

memiliki ilmu

Budaya ilmiah bukan hanya sekedar bagaimana kita memandang sebuah kebenaran,

tapi lebih pada bagaimana kita menempatkan sebuah pemikiran yang orisinil yang

membudayakan kebenaran.

Sehingga budaya itu mempunyai nilai yang luhur yang merupakan hasil karya manusia.

Budaya biasanya erat hubungannya dengan dunia pendidikan, Sekarang pertanyaannya

adalah apakah sekarang dunia pendidikan indonesia sudah berbudaya ilmiah.

Budaya kerja adalah sistem nilai, persepsi, perilaku, dan keyakinan yang dianuts etiap

individu maupun kelompok pegawai karyawan mengenai makna kerja dan refleksinya dalam

kegiatan guna mencapai suatu tujuan.Budaya kerja sangat berpengaruh dalam

meningkatnya kualitas perubahan kelanjutan perusahaan terutama pada peningkatan

produktifitasnya. Budaya kerja merupakan turunan dari budaya organisasi. Dimana setiap

organisasi mempunyai budaya organisasi yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama,

yaitu untuk meningkatkan produktifitasnya. Perbedaan ini dapat dilihat dari visi dan misi

yang dimiliki oleh suatu perusahaan.Dapat dikatakan bahwa setiap organisasi atau

prusahaan mempunyai identitas budaya masing-masing, yang dalam suatu perusahaan

sering disebut dengan budaya korporat dimana didalamnya terdapat budaya kerja.

Sedangkan menurut pandangan Islam, budaya kerja adalah mengaktualisasikan seluruh

potensi iman, pikir, dan dzikir, serta keilmuan kita untuk memberikan nilai kebahagian bagi

alam semesta. Sebaga seorang muslim haruslah mampu menunjukan bahwa islam yang kita

yakini benar, tercermin dari perilaku budaya kita yang memberikan nilai lebih bagi
lingkungan yang ada di sekitarnya.11 Sedang inti dari sumber budaya kerja secara islam

bersumber dari Al-Quran dan hadist yang diikat dengan satu kata yaitu akhlak. Akhlak yang

berasal dari khalq yang berarti “penciptaan”, khaliq yang berarti “pencipta”, dan makhluq

yang berarti “ciptaan”. Dari arti tersebut akhlak berarti keluhuran budi, keindahan perilaku,

dan kekuatan daya cipta.Bahkan Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling

sempurna (ahsanu taqwim),

10

yang kemudian hina derajatnya apabila manusia tidak mendayagunakan potensi iman yang

ada pada diri mereka dalam bentuk amal shaleh.Namun sebagai seorang manusia, pastilah

hatinya dapat tergoyahkan oleh kenikmatan dunia.


11

BAB III

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian tentang Islam dan Kebudayaan, maka dapat disimpulkan

Pertama, Agama (Islam) bersumberkan wahyu dan memiliki norma-norma sendiri. Karena

bersifat normatif, maka cenderung menjadi permanen. Sedangkan budaya adalah buatan

manusia. Oleh sebab itu ia berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan

cenderung untuk selalu berubah. Sehingga budaya Islam adalah budaya yang berdasar pada

nilai-nilai Islam yaitu al-Qur’an dan Hadis. Kedua, dalam perkembangannya, Kebudayaan

Islam banyak dipengaruhi oleh kebudayaan lokal disekitar sehingga budaya Islam sendiri

banyak beralkulturasi dengan budaya-budaya lokal tersebut. Namun perkembangan

kebudayaan menurut Islam bukanlah bebas nilai tetapi terikat nilai.


12

DAFTAR PUSTAKA

Hasjmy Sejarah Kebudayan Islam di Indonesia,Jakarta: Bulan Bintang, 1993

Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam,Jakarta

Web :

http://trafia-love.blogspot.com/2013/06/akhak-terhadap-budaya-antara-

muslimdan.html ( diakses pada tgl 3 desember 2020 )


13

Anda mungkin juga menyukai