KEBUDAYAAN ISLAM
OLEH
1862121073
PRODI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA
i
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT dan segala puji syukur hanya bagi-Nya Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Tak lupa pula penulis
haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW Semoga
Adapun maksud dari penyusunan dalam makalah ini sebagai syarat memenuhi tugas
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Firman Ayani selaku dosen Pendidikan agama islam yang telah memberikan materi dan
bimbingan kepada penyusun dan tidak lupa kepada orang tua yang telah memberikan
dukungan dan juga teman teman yang ikut membantu agar makalah ini dengan cepat
terselesaikan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan bermanfaat berbagai pihak dan menambah
pengetahuan dan wawasan. Saya selaku penyusun meminta maaf apabila terdapat
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 12
Daftar Pustaka.......................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dansebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan
belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Kebudayaan itu melekat pada
diri manusia artinya manusia yang menciptakan kebudayaan sejak zaman dahulu hingga
sekarang.
Islam sudah mulai berkembang lagi sejak abad ke-7 dan berkembang secara pesat
keseluruh dunia dari waktu ke waktu. Dalam penyebarannya secara otomatis Islam telah
Kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta, rasa, karsa, dan karya
manusiayang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia
untuk berkiprah dan berkembang. Hasil olah akal,budi,rasa,dan karsa yang telah terseleksi o
yangmengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber pada nafsu hewani,
sehingga akan merugikan dirinya sendiri. Di sini agama berfungsi untuk membimbing
1
Adapun rumusan masalah yang saya dapat yaitu :
3. Apa yang dimaksud dengan budaya ilmiah dan budaya kerja dalam persektif
islam?
2
BAB II
PEMBAHASAN
adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia
dipelajari dari hasil tingkah laku yang unsur-unsur pembentuknya didukung dan
dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus
masyarakat.
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu BUDDHAYAH yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). BUDI artinya akal, kelakuan, dan norma.
Sedangkan DAYA berarti hasil karya cipta manusia. Kebudayaan merupakan semua hasil
karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat .Istilah "kebudayaan" sering dikaitkan
Kebudayaan islam adalah pemikiran suatu bangsa yang diwujudkan dengan tindakan
bisa disebut dengan kebudayaan bangsa tersebut. Sebuah pemikiran orang Islam yang
syarat pemikiran tersebut harus berdasarkan perintah Allah atau ajaran-ajaran dalam
2. Wujud Aktivitas yakni wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
3. Wujud Artefak (benda) yakni wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-
wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang
bersumber dari nafsu hewani sehingga akan merugikan. Oleh karena itu, agama
Islam memiliki fungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal
Prinsip-prinsip kebudayaan dalam Islam merujuk pada sumber ajaran Islam yaitu:
Kebudayaan Islam tidak akan menampilkan hal-hal yang dapat merusak manusia.
penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda
2. Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu. Firman Allah Swt :”Allah
untuk tidak menerima sesuatu sebelum diteliti. Sebagaimana telah difirmankan Allah
Swt: “Dan janganlah kamu mengikuti dari sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena
kerusakan di bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan” (Qs,
al-Qhasash, 28:77).
5. Tassamuh ( egaliter )
6. Tanawwu’ ( beranekawarna )
8. Takamul ( terpadu )
Islam tidak hanya menyuruh kita membina hubungan baik dengan sesama muslim
saja, tapi juga dengan non muslim. Namun demikian dalam hal-hal tertentu ada
pembatasan hubungan dengan non muslim, terutama yang menyangkut aspek ritual
keagamaan. Misalnya kita tidak boleh mengikuti upacara-upacara keagamaan yang mereka
adakan. Sekalipun kita diundang, kita tidak boleh menyelenggarakan jenazah mereka secara
islam, kita tidak boleh mendoakannya untuk mendapatkan rahmat dan berkah dari Allah
( kecuali mendoakannya supaya mendapat hidayah) dan lain sebagainya. Sehingga dalam
bertegur sapa misalnya, untuk non muslim kita tidak mengucapkan salam islam, tapi
Perbedaan budaya yang muncul dalam masyarakat seperti masalah pakaian berasal
dari suatu keyakinan. Yang secara garis contoh luas adalah antara muslim dengan non
muslim. Non Muslim yang cenderung memakai pakaian yang terbuka, sedangkan kita
sebagai umat Islam diwajibkan untuk menutup aurat yang kadarnya telah ditentukan oleh
agama. Oleh karena itu perlua adanya Susila dan toleransi. Susila yang berarti aturan-aturan
Dalam berhubungan dengan masyarakat non muslim, islam mengajarkan kepada kita
untuk toleransi ,
yaitu menghormati keyakinan umat lain tanpa berusaha memaksakan keyakinan kita
Kalau berdialog dengan mereka, kita berdialog dengan cara yang terbaik ( Q.S Al-
Ankabut 29:46).
keberadaan agama, budaya, kultur mereka dalam realitas bermasyarakat. Toleransi juga
bukan berarti kompromi atau bersifat sinkritisme daalm keyakinan dan ibadah. Kita sama
sekali tidak boleh mengikuti agama dan ibadah mereka dengan alasan apapun. Sikap kita
Termasuk menghormati Budaya agama lain adalah tidak memaksa non muslim untuk
mengikuti kebudayaan islam. Dalam bingkai kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia ini,
terdapat beberapa agama yang diakui secara resmi oleh Negara. Semua pemeluk agama
tersebut berhak untuk menjalankan ritualitas budaya agamanya secara bebas dan
terhormat. Demikian juga, seluruh pemeluk agama diharuskan menghormati budaya agama
yang lain, sehingga bisa terwujud kehidupan yang harmonis, indah dan penuh pengertian.
Dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila, termaktub sila pertama yang berbunyi
Ketuhanan yang Maha Esa. Artinya, seluruh warga Indonesia adalah orang-orang yang
beragama atau memeluk satu agama. Negara tidak mengakui adanya orang ateis di hidup di
negara ini. Penganut faham komunis dan Marxisme yang anti-agama tidak diakui
keberadaannya di negara ini. Karenanya, pasca kemerdekaan, kaum tidak beragama ini
ditumpas oleh pemerintah. Dikataka oleh Prof. Enil Salim “Kesenjangan yang lazim disebut
Kesenjangan budaya”.
Mengingat bahwa tidak ada orang Indonesia yang tidak beragama, semuanya
agamanya sendiri-sendiri. Artinya, tidak arif bila ada seorang pemeluk agama mengusik
kedamaian dan ketenteraman agama lain. Sepatutnya ia menyibukkan diri dengan ritualitas
ibadahnya sendiri-sendiri. Di sisi lain, aktivitas dakwah yang digalakkan di republik ini
sebaiknya disasarkan pada kalangan internal pemeluk agama tersebut. Kita sebagai kaum
muslimin, memiliki kewajiban untuk berdakwah. Akan tetapi makna dakwah tersebut
bukannya mengajak pemeluk agama lain untuk memeluk agama Islam. Karena dalam
konteks Indonesia, hal tersebut sangat rawan memicu konflik. Demikian pula sebaliknya,
kaum non muslim juga dilarang keras untuk merecoki dan mengusik kedamaian kaum
muslimin. Mereka dilarang berdakwah untuk mengajak kaum muslimin menjadi murtad.
kualitas keagamaan kaum muslimin sendiri. Masih banyak lahan-lahan dakwah di kalangan
umat Islam yang masih belum tergarap. Akan tetapi, lain lagi masalahnya bila ada orang
non-muslim yang ingin mengetahui risalah Islam. Sebagai seorang muslim, kita
berkewajiban untuk menjabarkannya secara tuntas. Kita harus mendakwah Islam secara
maksimal. Dengan begitu, kita berhap risalah Islam bisa masuk ke dalam kalbunya.
Sebaliknya, ketika seorang kaum muslimin sedang menunaikan salat, maka pemeluk agama
diterapkan oleh sebagian masyarakat Indonesia ini sangat baik. Ketika sedang marak-
maraknya pengeboman gereja-gereja oleh kalangan yang tidak bertanggung jawab, maka di
malam natal, pasukan Banser bersama Polisi turut serta menjaga keamanan. Potret toleransi
Budaya ilmiah dapat diartikan sebagai segala cara berpikir, cara bersikap dan berperilaku
serta cara bertindak manusia yang berkecimpung dalam dunia ilmu, sesuai dengan kaidah-
kaida! ilmuan dan etika ilmu. Karena budaya ilmiah adalah budaya yang sesuai dengan
kaidah-kaidah, maka budaya ilmiah sangat erat kaitannya dengan filsafat ilmu dan etika
ilmiah. Dapat dikatakan bahwa budaya ilmiah, filsafat ilmu, dan etika ilmiah adalah tiga hal
yang tidak dapat dipisa tetapi dapat dibedakan. Filsafat ilmu adalah kegiatan berpikir yang
dalamnya kaidah-kaidah dan etika ilmu. Sedangkan etika ilmiah membicarakan kepribadian
seorang individu manusia apakah sesuai atau tidak hati nurani, ucapan, atau perbuatannya
Beberapa budaya ilmiah yang perlu dikembangkan dalam kehidupan ilmiah di perguruan
tinggi antara lain: budaya untuk meragukan sesuatu yang tidak dapat diinderanya; budaya
keterbukaan; budaya kejujuran; budaya keberanian; budaya berpikir dan berbicara seca
rarelevan; budaya universalisme ilmu; budaya kesetaraan; budaya penghargaan; dan sifat
memiliki ilmu
tapi lebih pada bagaimana kita menempatkan sebuah pemikiran yang orisinil yang
membudayakan kebenaran.
Sehingga budaya itu mempunyai nilai yang luhur yang merupakan hasil karya manusia.
Budaya kerja adalah sistem nilai, persepsi, perilaku, dan keyakinan yang dianuts etiap
individu maupun kelompok pegawai karyawan mengenai makna kerja dan refleksinya dalam
produktifitasnya. Budaya kerja merupakan turunan dari budaya organisasi. Dimana setiap
organisasi mempunyai budaya organisasi yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama,
yaitu untuk meningkatkan produktifitasnya. Perbedaan ini dapat dilihat dari visi dan misi
yang dimiliki oleh suatu perusahaan.Dapat dikatakan bahwa setiap organisasi atau
sering disebut dengan budaya korporat dimana didalamnya terdapat budaya kerja.
potensi iman, pikir, dan dzikir, serta keilmuan kita untuk memberikan nilai kebahagian bagi
alam semesta. Sebaga seorang muslim haruslah mampu menunjukan bahwa islam yang kita
yakini benar, tercermin dari perilaku budaya kita yang memberikan nilai lebih bagi
lingkungan yang ada di sekitarnya.11 Sedang inti dari sumber budaya kerja secara islam
bersumber dari Al-Quran dan hadist yang diikat dengan satu kata yaitu akhlak. Akhlak yang
berasal dari khalq yang berarti “penciptaan”, khaliq yang berarti “pencipta”, dan makhluq
yang berarti “ciptaan”. Dari arti tersebut akhlak berarti keluhuran budi, keindahan perilaku,
dan kekuatan daya cipta.Bahkan Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling
10
yang kemudian hina derajatnya apabila manusia tidak mendayagunakan potensi iman yang
ada pada diri mereka dalam bentuk amal shaleh.Namun sebagai seorang manusia, pastilah
BAB III
A. KESIMPULAN
Pertama, Agama (Islam) bersumberkan wahyu dan memiliki norma-norma sendiri. Karena
bersifat normatif, maka cenderung menjadi permanen. Sedangkan budaya adalah buatan
manusia. Oleh sebab itu ia berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan
cenderung untuk selalu berubah. Sehingga budaya Islam adalah budaya yang berdasar pada
nilai-nilai Islam yaitu al-Qur’an dan Hadis. Kedua, dalam perkembangannya, Kebudayaan
Islam banyak dipengaruhi oleh kebudayaan lokal disekitar sehingga budaya Islam sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Web :
http://trafia-love.blogspot.com/2013/06/akhak-terhadap-budaya-antara-