PEMBIMBING
DI SUSUN OLEH :
I. Pengertian
Konsep diri merupakan bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang tidak didapat
sejak lahir, akan tetapi dapat dipelajari sebagai hasil dari pengalaman seseorang terhadap
dirinya. Konsep diri ini berkembang secara bertahap sesuai dengan tahap perkembangan
psikososial seseorang. Secara umum konsep diri adalah semua tanda, keyakinan dan
pendirian yang merupakan suatu pengetahuan individu tentang dirinya yang dapat
memengaruhi hubungannya dengan orang lain, termasuk karakter, kemampuan, nilai, ide
dan tujuan (Hidayat, 2006:238).
Diri merupakan bagian paling kompleks dari semua kualitas manusia. Diri adalah kerangka
acuan dimana seseorang mempersepsi dan mengevaluasi dunia. Konsep diri terdiri semua
nilai-nilai, keyakinan dan ide-ide yang berkonstribusi terhadap pengetahuan diri dan
memengaruhi hubungan seseorang tentang karakteristik dan kemampuan pribadi serta
tujuan dan cita-cita seseorang (Stuart,2016:213).
Menurut Schult & videbeck (1998) penilaian negative seseorang terhadap diri dan
kemampuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung. Harga diri rendah
adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat
evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Adanya perasaan hilang
percaya diri , merasa gagal karena karena tidak mampu mencapai keinginansesuai ideal diri
(keliat. 1998).
(Wijaya Ningsih,2015:53)
Tidak Efektifnya Koping Individu
SP2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan
pasien.
Orientasi
“Assalammua’laikum, bagaimana perasaan ibu pagi ini ? Wah, tampak cerah ”
”Bagaimana ibu, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ Tadi pag?
Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan
kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu ibu?” ”Ya benar, kita akan latihan
mencuci piring di dapur ruangan ini” ”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke
dapur!”
Kerja
“ibu, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air
untuk membilas., ibu bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya
jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan. “Sekarang saya
perlihatkan dulu ya caranya” “Setelah semuanya perlengkapan tersedia, ibu ambil
satu piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat
sampah. Kemudian ibu bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes
yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air
bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu ibu bisa
mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah
selesai… “Sekarang coba ibu yang melakukan…”“Bagus sekali,ibu dapat
mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap tangannya
Terminasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah latihan cuci piring ?” “Bagaimana jika kegiatan
cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari ibu. Mau berapa kali ibu
mencuci piring? Bagus sekali ibu mencuci piring tiga kali setelah makan.” ”Besok
kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan cuci
piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel” ”Mau
jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”
DAFTAR PUSTAKA
Mengetahui,
Preseptor Klinik RSJ Kalawa Atei
(…………………………………..…)