Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

I. KASUS ( MASALAH UTAMA)


HARGA DIRI RENDAH
A. Defenisi
1. Pengertian
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan
tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara
langsung atau tidak langsung diekspresikan ( Townsend, 2014 ).
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, keyakinan, dan
kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya
dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain ( Stuart &
Sundeen, 2015 ).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu
yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada
kehidupannya sendiri ( Yoedhas, 2010 ).
Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian yang
dikemukakan oleh Stuart & Sundeen ( 2011 ) yaitu gambaran diri
(citra tubuh ), ideal diri, harga diri, peran diri dan identitas diri.
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah digambarkan
sebagai perasaan yang negative terhadap diri sendiri, termasuk
hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan ( Budi Ana Keliat, 2016 ).
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala harga diri rendah menurut Budi Ana
Keliat ( 2013 ), yaitu :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan
diri sendiri).
3. Gangguan hubungan social (menarik diri).
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai hara
pan yang suram mungkin klien ingin mengakhiri kehidupannya).
Menurut Stuart & Sundeen, perilaku klien HDR menunjukkan
tanda-tanda sebagai berikut :
1. Produktivitas menurun.
2. Mengkritik diri sendiri dan orang lain.
3. Destruktif yang diarahkan pada orang lain
4. Gangguan dalam berhubungan.
5. Perasaan tidak mampu.
6. Rasa bersalah.
7. Mudah tersinggung.
8. Perasaan negative terhadap tubuhnya sendiri.
9. Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.
10. Pandangan hidup yang pesimis.
11. Keluhan fisik.
12. Pandangan hidup yang bertentangan.
13. Penolakan terhadap kemampuan personal.
14. Destruktif terhadap diri sendiri.
15. Menolak diri secara social.
16. Penyalahgunaan obat.
17. Menarik diri dan realitas.
18. Khawatir.

Akibat harga diri rendah yang berkepanjangan (kronis), klien akan


mengisolasi diri dari lingkungan dan akan menghindar dengan
orang lain.
3. Tingkatan
Tingkatan konsep diri : Harga diri rendah, yaitu :
1. Aktualisasi diri
Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif,
2. Konsep diri positif
Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharpkannya
dan sesuai dengan kenyataan,
3. Harga diri rendah
Perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagal mencapai tujuan,
4. Keracunan identitas
Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologis pada
masa dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan, perasaan
hampa, dan lain-lain.
5. Depersonalisasi
Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas, misalnya
malu dan sedih karena orang lain.
4. Klasifikasi
Klasifikasi HDR berdasarkan teori penyebab, yaitu:
a. HDR Situasional
Yaitu HDR yang terjadi karena trauma secara tiba-tiba, misalnya
pasca operasi, kecelakaan, cerai, putus sekolah, PHK, perasaan
malu (korban perkosaan, dipenjara, dituduh KKN) dan
sebagainya.
HDR terjadi disebabkan oleh:
- Privacy yang kurang diperhatikan
- Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat atau sakit
- Perlakuan yang tidak menghargai
b. HDR Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri yang sudah berlangsung
lama, klien mempunyai cara berfikir yang negative. Kejadian sakit
yang dirawat akan menambah persepsi negative terhadap dirinya.
5. Pohon Masalah
Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif

B. Rentang Respon
Respon adaptif Respon Maladaftif

Aktualisasi konsep diri harga diri keracunan


depersonalisasi
Diri positif rendah identitas

1. Aktualisasi diri : pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep


diri positif
2. Konsep diri positif : dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang
diharapkannya dan sesuai dengan kenyataan
3. Harga diri rendah : perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang
kepercayan diri, merasa gagal mencapai tujuan
4. Keracunan identitas : ketidak mampuan individu mengidentifikasi aspek
psikologis pada masa dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan
perasaaampa, dan lain-lain.
5. Depersonalisasi : merasa asing terhadap diri snediri, kehilangan identitas
misalnya malu dan sedih karena orang lain.
C. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi menurut Stuart & Sundeen sebagai berikut :
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi :
a. Penolakan orang tua,
b. Harapan orang tua yang tidak realistis,
c. Kegagalan yang berulang,
d. Kurang mempunyai tanggung jawab yg personal,
e. Ketergantungan pada orang lain,
f. Ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran
Meliputi sreotif peran gender, terutama peran kerja dan harapan peran
budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas diri meliputi :
a. Ketidakpercayaan orang tua,
b. Tekanan dari kelompok sebaya,
c. Perubahan struktur sosial.
D. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi menurut Stuart & Sundeen dapat berasal dari sumber
internal dan eksternal yaitu :
1. Trauma
Seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran
Berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu
menga laminya sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran, yaitu :
a. Transisi peran perkembangan
Adalah perubahan normative yang berkaitan dengan pertumbuhan.
Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan
individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai serta
tekanan untuk menyesuaikan diri.
b. Transisi peran situasi
Terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit
Terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat kekeadaan sakit, transisi
ini dicetuskan oleh :
1) Kehilangan anggota tubuh
2) Perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh
3) Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang
4) Prosedur medis dan keperawatan.
E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pada HDR yaitu pertahanan jangka pendek dan
jangka penjang serta penggunaan mekanisme bertahan ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang
meyakinkan.
Pertahanan jangka pendek yaitu :
1. Aktivitas dapat memberikan pelarian sementara dari lensia identitas
2. Aktivitas garis dapat memberikan identitas sementara
3. Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri
4. Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat
masalah identitas yang kurang berarti dalam kehidupan individu.
Pertahanan jangka panjang termasuk sebagai berikut :
1. Penutupan identitas
2. Identitas negatif.
II. Data yang Perlu Dikaji
Pengkajian merupakan tahap awal dan utama dari proses
keperawatan, pengkajian mereflesksikan isi, proses dan informasi yang
berhubungan dengan kondisi bilogis, psikologis, sosial dan spiritual klien
yang terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan masalah
pasien (Keliat, 2016)
Untuk menyaring data di perlukan format pengkajian yang
didalamnya berisi: identitas pasien, alasan masuk rumah sakit, faktor
predisposisi, pemeriksaan fisik, psikososial, status mental, kebutuhan
persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial, lingkungan
pengetahuan, maupun aspek medik.
1. Identitas Klien
Meliputi Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, dan dari penanggung jawab.
2. Keluhan utama dan alasan masuk
Keluhan utama atau alasan masuk ditanyakan pada keluarga/klien, apa
yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke rumah sakit.
3. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri, penampilan eran dan identitas
diri.
4. Faktor presipitasi
Faktor internal dan eksternal : trauma dan ketegangan peran. (transisi
peran : perkembangan, situasi, dan sehat sakit).
5. Aspek fisik
Mengukur dan mengobservasi TTV, ukur TB dan BB, aktivitas sehari-
hari, pola tidur, pola istirahat, rekreasi dan kaji fungsi organ tubuh bila
ada keluhan.
6. Aspek psikososial
a. Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi.
b. Konsep diri :
1) Citra tubuh : Persepsi klien terhadap tubuhnya
2) Identitas diri : Status dan posisi klien sebelum dirawat
3) Peran diri : Tugas yang diemban dalam keluarga
4) Ideal diri : Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas dll.
5) Harga diri : Hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan
penghargaan orang lain terhadap dirinya.
c. Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok yang diikuti dalam masyarakat
d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
7. Status mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien,
aktivitas motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek
klien, interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses piker, isi piker,
tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung,
kemampuan penilaian, dan daya tilik diri.
8. Kebutuhan persiapan pulang
a. Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan
membersihkan alat makan
b. Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC
serta membersihkan dan merapikan pakaian
c. Mandi klien dan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien
d. Istirahat dan tidur klien, aktivitas didalam dan diluar rumah
e. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah
minum obat.
9. Mekanisme koping
Bila diberikan suatu pilihan dengan bantuan minimal klien dapat
menyelesaikan masalah dengan bantuan perawat atau keluarga.
Mekanisme koping pada HDR yaitu pertahanan jangka pendek dan
jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang
meyakinkan.
10. Masalah psikosoial dan lingkungan
Dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien
11. Pengetahuan
Dapat didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap
bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
12. Aspek medic
Terapi yang diterima klien yaitu ECT, terapi lain seperti terapi
psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi
okupasi, dan terapi lingkungan serta rehabilitasi.
III. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosis Tindakan
Tujuan Kriteria Evaluasi
Keperawatan
Harga Diri Pasien mampu: Setelah.....x pertemuan, SP 1
- Mengidentifikasi pasien mampu : - Identifikasi
Rendah
kemampuan dan - Mengidentifikasi kemampuan positif
aspek positif yang kemampuan dan yang dimiliki:
dimiliki, aspek positif yang  Diskusikan bahwa
- Menilai dimiliki, pasien masih
kemampuan yang - Memiliki memiliki sejumlah
dapat digunakan, kemampuan yang kemampuan dan
- Menetapkan atau dapat digunakan, aspek positif seperti
memilih kegiatan - Memilih kegiatan kegiatan pasien
yang sesuai yang sesuai dirumah, adanya
dengan kemamampuan keluarga dan
kemampuan, - Melakukan kegiatan lingkungan terdekat
- Melatih kegiatan yang sudah dipiih pasien.
yang sudah - Merencanakan  Beri pujian yang
dipilih sesuai kegiatan yang sudah realistis dan
kemampuan, dilatih hindarkan setiap
- Merencanakan kali bertemu dengan
kegiatan yang pasien penilaian
sudah dilatihnya. yang negatif.
- Nilai kemampuan yang
dapat dilakukan saat
ini
 Diskusikan dengan
pasien kemampuan
yang masih
digunakan saat ini
 Bantu pasien
menyebutkannya
dan member
penguatan terhadap
kemampuan diri
yang diungkapkan
pasien
 Perlihatkan respon
yang kondusif dan
menjadi pendengar
yang aktif.

- Pilih kemampuan yang


akan dilatih
- Diskusikan dengan
pasien beberapa
aktifitas yang dapat
dilakukan dan dipilih
sebagai kegiatan yang
akan pasien lakukan
sehari-hari
- Bantu pasien
menetapkan aktifitas
mana yang dapat
pasien lakukan secara
mandiri
 Aktifitas yang
memerlukan
bantuan minimal
dari keluarga
 Aktifitas apa saja
yang perlu bantuan
penuh dari keluarga
atau lingkungan
terdekat pasien
 Beri contoh cara
pelaksanaan
aktifitas yang dapat
dilakukan pasien
 Susun bersama
pasien aktifitas
yang dapat
dilakukan pasien

- Nilai kemampuan
pertama yang telah
dipilih
 Diskusikan dengan
pasien untuk
menetapkan urutan
kegiatan yang akan
dilatihkan
 Bersama pasien dan
keluarga
memperagakan
beberapa kegiatan
yang akan
dilakukan pasien

 Berikan dukungan
atau pujian yang
nyata sesuai
kemajuan yang
diperlihatkan pasien
- Masukkan dalam
jadwal kegiatan pasien
 Beri kesempatan
pada pasien untuk
mencoba kegiatan
 Beri pujian atas
aktifitas/kegiatan
yang dapat
dilakukan pasien
setiap hari
 Tingkatkan
kegiatan sesuai
dengan toleransi
dan perubahan
sikap
 Susun daftar
aktivitas yang sudah
dilatihkan bersama
pasien dan keluarga
 Berkan kesempatan
mengungkapkan
perasaannya setelah
pelaksanaan
kegiatan. Yakinkan
bahwa keluarga
mendukung setiap
aktivitas yang
dilaukan pasien.
SP 2
- Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP 1)
- Pilih kemampuan
kedua yang dapat
dilakukan
- Latih kemampuan
yang dipilih
- Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 3
- Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP 1 & SP
2)
- Memilih kemampuan
ketiga yang dapat
dilakukan
- Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien
Keluarga mampu Setelah ... x pertemuan, SP 1
merawat pasien keluarga mampu - Identifikasi masalah
dengan HDR di menjelaskan tentang : yang dirasakan dalam
rumah dan menjadi - Mengidentifikas merawat pasien
sistem pendukung i kemampuan - Jelaskan proses
yang efektif bagi yang dimiliki terjadinya HDR
pasien. pasien - Jelaskan tentang cara
- Menyediakan merawat pasien
pasilitas untuk - Main peran dalam
pasien merawat pasien HDR
melakukan - Susun RTL
kegiatan keluarga/jadwal
- Mendorong keluarga untuk
pasien merawat pasien
melakukan SP 2
kegiatan - Evaluasi kemampuan
- Memuji pasien SP 1
saat pasien - Latih keluarga
dapat langsung ke pasien
melakukan - Menyusun RTL
kegiatan keluarga/ jadwal
- Membantu kegiatan untuk
melatih pasien merawat pasien
- Membantu SP 3
menyusun - Evaluasi kemampuan
jadwal kegiatan keluarga
pasien - Evaluasi kemampuan
- Membantu pasien
perkembangan - RTL keluarga
pasien  Follow up
 Rujukan
DAFTAR PUSTAKA

Yoedhas, 2010. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Harga Diri Rendah. http://
yoedhasflyingdutchman. blogspot.com. Diakses tanggal 23 maret 2011.

Keliat BA. 2016. Proses kesehatan jiwa. Edisi 2. EGC : Jakarta.

Stuart GW, Sundeen SJ. 2012. Buku saku keperawatan jiwa. EGC : Jakarta.

Townsend. 2013. Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for Care Plan
Construction. EGC : Jakarta.
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh :

KD YUNITA ASTARI

NIM : 2011515061

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
2020

Anda mungkin juga menyukai