Anda di halaman 1dari 9

KATA 

PENGANTAR
                                                                                                                   
          Dengan  memanjatkan Puji  syukur kehadirat  Allah  SWT. Atas  segala  limpahan  
rahmat  dan  karunianya  sehingga  kami  masih  diberi  kesempatan  untuk 
menyelesaikan  makalah  ini  yang  berjudul: ”TERGUGAT”  penulis  menyadari  bahwa 
didalam  pembuatan  makalah  ini  berkat  bantuan  dan  tuntunan  Tuhan  Yang  Maha 
esa  dan  tidak  lepas  dari  bantuan  berbagai  pihak  unntuk  itu  dalam  kesempatan  ini 
penulis  menghaturkan  rasa  hormat  dan  terima  kasih  yang  sebesar-besarnya 
kepada  semua  pihak  yang  membantu  dalam  pembuatan  makalah  ini.
       Penulis  menyadari  bahwa   dalam  proses  penulisan  makalah  ini  masih  jauh  dari 
kesempurnaan  baik  materi  maupun  cara  penulisannya.Namun  demikian , penulis 
telah  berupaya  dengan  segala  kemampuan  dan  pengetahuan  yang  dimiliki 
sehingga  dapat  selesai  dengan  baik  dan  oleh karenanya, Penulis  dengan  rendah 
hati  dan  tangan  terbuka  menerima  masukan, saran  dan  usul  guna  penyempurnaan 
makalah  ini.
       Akhirnya  penulis   berharap  semoga  makalah  ini  dapat  bermanfaat  bagi  seluruh 
pembaca.     

                                                                                                                         

Palopo, 26 Oktober 2017

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................             1


DAFTAR ISI...............................................................................................................             2
BAB      I     PENDAHULUAN......................................................................................             3
A.Latar Belakang ................................................................................             3

B.Rumusan Masalah................................................................................             3

C.Tujuan Penulisan..............................................................................             3


BAB     II    PEMBAHASAN.............................................................................            4
1.Tergugat dan Sumpah.............................................................................  .           4
2.Tujuan Sumpah........................................................................             4 dan 5
3.Syarat syarat orang yang bersumpah.........................................................         5,6 dan 7
4. Pelanggaran Sumpah……………………………………………………………………………. 8

BAB     III   PENUTUP.............................................................................................         9

A.     Kesimpulan...................................................................................................         9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................         9

2
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Orang yang mendakwah hendaklah mengajukan saksi.Maka jika yang mendakwah
mempunyai saksi yang cukup,dakwaannya hendaklah diterima oleh hakim;betarti dia
menang dalam perkaranya.Tetapi jika ia tidak dapat mengemukakan saksi, hakim
hendaklah menberikan hak bersumpah kepada terdakwa;dan kalau ia sanggup
bersumpah,dia mendapat kemenangan.
            Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk
bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaja
(untuk bersumpah) oleh hatimu, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun (Q.S.
Al-Baqarah: 225).
      Nazar artinya janji untuk berbuat baik.Menurut  istilah syariat berarti kemestian atau
kewajiban berbuat suatu kebaiakan,yang disebabkan oleh perkataan yang
dikeluarkan.Umpamanya,hak bagi Allah dan jadi utang diatas diriku shalat dua
rakaat,atau berpuasa tiga hari,jikan penyakitku telah sembuh dan sebagainya.

B.      Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang uraikan dalam makalah ini antara lain:

C.   Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini antara lain :
A.  Memperluas wawasan tentang saksi,sumpah dan nazar dalam ajaran islam.
B.  Agar kita semua bisa menjalankan dengan sesuai ajaran islam.
C.  Agar bisa memberikan masukan yang baik dalam kehidupan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
Tergugat

1. TERGUGAT DAN SUMPAH

1. Pengertian Tergugat
 Tergugat adalah orang yang dituntut mengembalikan keadilan berkaitan dengan hak-
hak orang lain, atau dituntut untuk mempertanggungjawabkan kesalahan atas dakwaan
pihak lain. Tergugat sering disebut juga terdakwa, atau tertuduh.

Orang yang terkena gugatan disebut tergugat. Tergugat bisa membela diri
dengan membantah kebenaran gugatan melalui dua cara:

 Menunjukkan bukti-bukti
 Bersumpah

Rasuluallah bersabda:

)‫اَ ْلبَيِّنَةُ َعلَىى ْال ُم َّد ِعى َو ْاليَ ِميْنُ َعلَى ْال ُم َّد ِعى َعلَ ْي ِه (رواه البهقي‬

Artinya:” pendakwa harus menunjukkan bukti-bukti dan terdakwa harus


bersumpah”.(HR. Al-baihaqi)

Dalam peradilan ada beberapa pengistilahan yang perlu dipahami, yaitu:

 Materi gugatan disebut hak


 Penggugat disebut mudda’i
 Tergugat disebut mudda’a ‘alaih
 Keputusan mengenai hak penggugat disebut mahkum bih
 Orang yang dikenai putusan untuk diambil haknya disebut mahkum bih
(istilah ini bisa jatuh pada tergugat sebagaimana juga bisa jatuh pada
penggugat).

4
2. Tujuan sumpah
Tujuan sumpah dalam perspektif islam ada dua, yaitu:

1. Menyatakan tekad untuk melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh


dan bertanggung jawab terhadap tugas tersebut.
2. Membuktikan dengan sungguh-sungguh bahwa yang bersangkutan dipihak
yang benar.

Tujuan sumpah yang kedua inilah yang dilakukan dipengadilan. Sumpah


tergugat adalah sumpah yang dilakukan pihak tergugat dalam rangka
mempertahankan diri dari tuduhan tergugat. Selain sumpah, tergugat juga harus
mebunjukkan bukti-bukti tertulis dan bahan-bahan yang meyakinkan hakim
bahwa dirinya memang benar-benar tidak bersalah.

Sumpah yaitu suatu pernyataan yang khidmat, diucapkan pada waktu berjanji atau
keterangan dengan nama Allah dengan menggunakan huruf qasam (sumpah).
Tujuan sumpah adalah memberikan keterangan guna dmeyakinkan bahwa sesuatu itu
demikian atau tidak. Sumpah diucapkan oleh tergugat untuk menyangkal atau menolak
gugatan yang ditujukan kepadanya.

3.     Syarat-Syarat Orang yang Bersumpah

Orang yang bersumpah harus memenuhi tiga syarat berikut:

1. Mukallaf
2. Didorong oleh kemauan sendiri tanpa ada paksaan dari siapapun
3. Disengaja bukan karena terlanjur dan lain-lain.
4. Lafadz-lafadz Sumpah

Ada tiga lafadz yang bisa digunakan untuk bersumpah, yaitu:                )  ِ‫ َوهللا‬,ِ‫بِاهلل‬,ِ‫تَاهلل‬
). Arti tiga lafadz tersebut adalah “Demi Allah”. Rasulullah pernah bersumpah
dengan menggunakan lafadz wallahi, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat
berikut:

‫ت‬ َ َ‫َوهللِ ألَ َغ ُز َو َّن قُ َر ْي ًشا ثَال‬


ِ ‫ث َمرَّا‬

Artinya: “Demi allah, sesungguhnya aku akan menerangi kaum quraisy. Kalimat
ini beliau ulangi tiga kali.(HR. Abu daud).

5
Macam-Macam Sumpah
Sumpah itu ada tiga macam:
1.      sumpah palsu
            Sumpah palsu termasuk dosa bersar.Kalau seorang telah berani bersumpah palsu,
dan ia tidak segera bertaubat, sumpahnya akan membahayakan kepada dirinya
sendiri.Ia akan tetap    dalam kemarahan atau kemungkaran Allah di dunia mau pun di
akhirat.  
Sbda Rasululla SAW.

Artinya:
“Dari Abdullah Bin Umar dari Nabi Saw.,Beliau bersabda,’Dosa besar ialah syirik dengan
Allah SWT. Dan menndurhakai jedua orang tuanya,membunuh diri dan sumpah yang
dusta.(H.R.Bukhari).
Sumpah palsu (yamin ghamus), yaitu seseorang bersumpah dengan sengaja untuk
berbohong. Seperti, dia berkata, “Demi Allah sungguh aku membeli ini dengan harga Rp
50.000,00,” padahal dia tidak membelinya dengan harga sebanyak itu, atau dia berkata,
“Demi Allah sungguh aku telah melakukan hal ini,” padahal dia tidak melakukannya.
Sumpah ini disebut yamin ghamus (sumpah palsu), karena sumpah itu menjadikan
pelakunya berdosa. Sumpah ini adalah sumpah yang disinyalir oleh sabda Nabi saw.,
“Barangsiapa bersumpah, dan dia berdusta dalam sumpah itu, untuk memakan harta
seseorang muslim, maka dia pasti bertemu dengan Allah (pada hari kiamat nanti) dalam
keadaan murka.” (Muttafaq alaihi).
Sumpah ini tidak cukup dibayar dengan kaffarah (penebus).Akan tetapi, pelakunya wajib
bertobat dan memohon ampun kepada Allah SWT.Hal itu, karena besarnya dosa
sumpah tersebut, apalagi jika sumpah palsu itu dimaksudkan untuk mengambil hak
seorang muslim dengan cara yang tidak benar (batil).
2.Sumpah Tanpa Sengaja(sumpah laghwu)

6
Sumpah laghwu, yaitu sumpah yang biasa diucapkan oleh seseorang muslim tanpa
unsur kesengajaan. Seperti, orang yang memperbanyak kata “Tidak Demi Allah” dan “Ya
Demi Allah” dalam pembicaraanya. Hal ini berdasarkan ucapan Aisyah r.a., “Sumpah
laghwu adalah seseorang berkata di rumahnya ‘tidak Demi Allah’.” (HR Bukhari).
Termasuk sumpah laghwu adalah seseorang bersumpah terhadap sesuatu, dia mengira
sesuatu itu seperti ini, kemudian tiba-tiba perkiraannya meleset.
Sumpah tersebut hukumnya berdosa, tetapi orang yang mengucapkannya tidak wajib
membayar kaffarah, sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Alquran, “Allah tidak
menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk
bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu
sengaja….” (Al-Maidah: 89).
3.Sumpah yang sah
Sumpah yang sah (yamin mun’aqidah), yaitu sumpah yang niat awalnya dimaksudkan
untuk sesuatu yang akan datang. Seperti, seorang muslim berkata, “Demi Allah sungguh
akan aku lakukan hal ini,” atau “Demi Allah sungguh tidak akan aku lakukan ini.” Sumpah
seperti ini pelakunya akan dikenai hukum (Allah) jika dia melanggar sumpahnya. Hal ini
berdasarkan pada firman Allah SWT di atas, “…tetapi Dia menghukum kamu
disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja….” (Al-Maidah: 89).
Hukum sumpah tersebut adalah jika pelakunya melanggar sumpahnya, dia berdosa dan
wajib membayar kaffarah untuk pelanggaran itu. Namun, jika dia melakukan
(merealisasikan) sumpahnya, hilanglah dosa dari pelanggaran itu.
Pelanggar/Kaffarah Sumpah
Kaffarah sumpah itu ada empat macam, yaitu:                
1.      Memberikan makan kepada sepuluh orang miskin, setiap orangnya 1 mud (6 ons)
makanan pokok/beras. Atau, mengumpulkan mereka semua diajak makan siang/makan
malam sampai mereka kenyang. Atau, memberikan beras dan lauk kepada mereka.
2.      Memberikan kepada masing-masing dari mereka pakaian yang cukup untuk
melakukan salat. Jika pelanggar sumpah itu memberikan pakaian kepada orang wanita,
hendaknya dia memberikan pakaian yang bisa digunakan untuk melakukan salat, seperti
mukena.
3.      Memerdekakan seorang budak mukmin.

7
4.      Berpuasa tiga hari berturut-turut jika mampu, jika tidak, berpuasa tiga hari secara
terpisah.
Mengenai urutan kaffarah di atas, seseorang boleh memilih salah satunya. Namun,
seseorang hendaknya tidak langsung memilih puasa, kecuali bila dia benar-benar tidak
mampu melakukan salah satu dari ketiga hal di atas. Hal ini berdasarkan firman Allah
SWT yang artinya, maka kaffarah (melanggar) sumpah itu adalah memberi makan
sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu,
atau memberikan pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak.
Barangsiapa tidak sanggup melakukan demikian, maka kaffarahnya melakukan puasa
selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarah-kaffarah sumpahmu bila kamu
bersumpah (dan kamu langgar)….” (Al-Maidah: 89).

4.Pelanggaran Sumpah
Konsekuensi yang harus dilakukan oleh seseorang yang melanggar sumpah
adalah membayar kaffarah yamin denda pelanggaran sumpah) dengan memilih
salah satu dari ketiga ketentuan berikut:

1. Memberikan makanan pokok pada sepuluh orang miskin, dimana masing-


masing dari mereka mendapatkan ¾ liter
2. Memerdekakan hamba sahaya
3.       Memberi makan kepada sepuluh orang miskin dengan makanan pokok (3/4
liter/beras)/orang.
4.      Memberikan pakaian sepuluh orang miskin, yaitu pakaian yang pantas untuk
mereka.
5.      Memerdekakan budak.
6.    Mengerjakan puasa selama tiga hari.
7.

Jika pelanggar sumpah masih juga tidak mampu membayar kaffarah dengan
melakukan salah satu dari tiga hal diatas, maka ia diperintahkan untuk berpuasa
tiga hari. Sebagaimana hal ini allah jelaskan dalam firmannya:

‫صيَا ُم ثَلَثَ ِة أَيَّا ٍم‬ ْ ُ‫ط َعا ُم َع َش َر ِة َم َس ِكينَ ِم ْن أَوْ َس ِط َما ت‬


ِ َ‫ط ِع ُمونَ أَ ْهلِ ْي ُك ْم أَوْ ِك ْس َوتُهُ ْم أَوْ تَحْ ِرير َُرقَبَ ٍة فَ َمن لَّ ْم يَ ِج ْد ف‬ ْ ِ‫فَ َكفَّ َرتُهُ إ‬

Artinya: “maka kafarat (melanggar) sumpah itu ialah memberi makan sepuluh
orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu
atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan budak. Barang siapa
yang tidak sanggup melakukan yang demikian maka kafaratnya adalah puasa
selama tiga hari (QS. Al-mai’idah: 89)

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
-Macam-macam bukti:
a.       Saksi                              d. Sumpah
b.      Barang bukti                  e. Pengetahuan/ keyakinan hakim
c.       Pengakuan terdakwa
-  Tergugat adalah orang yang dituntut mengembalikan keadilan berkaitan dengan hak-hak
orang lain, atau dituntut untuk mempertanggungjawabkan kesalahan atas dakwaan pihak
lain.
 - Tujuan sumpah adalah memberikan keterangan guna dmeyakinkan bahwa sesuatu itu
demikian atau tidak. Sumpah diucapkan oleh tergugat untuk menyangkal atau menolak
gugatan yang ditujukan kepadanya.

-  Syarat-syarat orang bersumpah:


a.       Mukallaf, yaitu baligh dan berakal.
b.      Atas kehendak sendiri, artinya tidak ada paksaan dari pihak manapun.
c.       Menyengaja mengucapkan sumpah.
d.      Harus dengan nama Allah.

DAFTAR PUSTAKA

Halim, M.S. Abdul, 2005. FIKIH Madrasah Aliyah kelas tiga, Jakarta: PT. Listafariska
Putra

Djunaedi, MS. Wawan, 2008. FIKIH untuk Madrasah Aliyah kelas XI, Jakarta: PT.
Listafariska Putra

Anda mungkin juga menyukai