PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan
rahmat dan karunianya sehingga kami masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini yang berjudul: ”TERGUGAT” penulis menyadari bahwa
didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha
esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak unntuk itu dalam kesempatan ini
penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.Namun demikian , penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, Penulis dengan rendah
hati dan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
1
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang yang mendakwah hendaklah mengajukan saksi.Maka jika yang mendakwah
mempunyai saksi yang cukup,dakwaannya hendaklah diterima oleh hakim;betarti dia
menang dalam perkaranya.Tetapi jika ia tidak dapat mengemukakan saksi, hakim
hendaklah menberikan hak bersumpah kepada terdakwa;dan kalau ia sanggup
bersumpah,dia mendapat kemenangan.
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk
bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaja
(untuk bersumpah) oleh hatimu, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun (Q.S.
Al-Baqarah: 225).
Nazar artinya janji untuk berbuat baik.Menurut istilah syariat berarti kemestian atau
kewajiban berbuat suatu kebaiakan,yang disebabkan oleh perkataan yang
dikeluarkan.Umpamanya,hak bagi Allah dan jadi utang diatas diriku shalat dua
rakaat,atau berpuasa tiga hari,jikan penyakitku telah sembuh dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang uraikan dalam makalah ini antara lain:
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini antara lain :
A. Memperluas wawasan tentang saksi,sumpah dan nazar dalam ajaran islam.
B. Agar kita semua bisa menjalankan dengan sesuai ajaran islam.
C. Agar bisa memberikan masukan yang baik dalam kehidupan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Tergugat
1. Pengertian Tergugat
Tergugat adalah orang yang dituntut mengembalikan keadilan berkaitan dengan hak-
hak orang lain, atau dituntut untuk mempertanggungjawabkan kesalahan atas dakwaan
pihak lain. Tergugat sering disebut juga terdakwa, atau tertuduh.
Orang yang terkena gugatan disebut tergugat. Tergugat bisa membela diri
dengan membantah kebenaran gugatan melalui dua cara:
Menunjukkan bukti-bukti
Bersumpah
Rasuluallah bersabda:
)اَ ْلبَيِّنَةُ َعلَىى ْال ُم َّد ِعى َو ْاليَ ِميْنُ َعلَى ْال ُم َّد ِعى َعلَ ْي ِه (رواه البهقي
4
2. Tujuan sumpah
Tujuan sumpah dalam perspektif islam ada dua, yaitu:
Sumpah yaitu suatu pernyataan yang khidmat, diucapkan pada waktu berjanji atau
keterangan dengan nama Allah dengan menggunakan huruf qasam (sumpah).
Tujuan sumpah adalah memberikan keterangan guna dmeyakinkan bahwa sesuatu itu
demikian atau tidak. Sumpah diucapkan oleh tergugat untuk menyangkal atau menolak
gugatan yang ditujukan kepadanya.
1. Mukallaf
2. Didorong oleh kemauan sendiri tanpa ada paksaan dari siapapun
3. Disengaja bukan karena terlanjur dan lain-lain.
4. Lafadz-lafadz Sumpah
Ada tiga lafadz yang bisa digunakan untuk bersumpah, yaitu: ) ِ َوهللا,ِبِاهلل,ِتَاهلل
). Arti tiga lafadz tersebut adalah “Demi Allah”. Rasulullah pernah bersumpah
dengan menggunakan lafadz wallahi, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat
berikut:
Artinya: “Demi allah, sesungguhnya aku akan menerangi kaum quraisy. Kalimat
ini beliau ulangi tiga kali.(HR. Abu daud).
5
Macam-Macam Sumpah
Sumpah itu ada tiga macam:
1. sumpah palsu
Sumpah palsu termasuk dosa bersar.Kalau seorang telah berani bersumpah palsu,
dan ia tidak segera bertaubat, sumpahnya akan membahayakan kepada dirinya
sendiri.Ia akan tetap dalam kemarahan atau kemungkaran Allah di dunia mau pun di
akhirat.
Sbda Rasululla SAW.
Artinya:
“Dari Abdullah Bin Umar dari Nabi Saw.,Beliau bersabda,’Dosa besar ialah syirik dengan
Allah SWT. Dan menndurhakai jedua orang tuanya,membunuh diri dan sumpah yang
dusta.(H.R.Bukhari).
Sumpah palsu (yamin ghamus), yaitu seseorang bersumpah dengan sengaja untuk
berbohong. Seperti, dia berkata, “Demi Allah sungguh aku membeli ini dengan harga Rp
50.000,00,” padahal dia tidak membelinya dengan harga sebanyak itu, atau dia berkata,
“Demi Allah sungguh aku telah melakukan hal ini,” padahal dia tidak melakukannya.
Sumpah ini disebut yamin ghamus (sumpah palsu), karena sumpah itu menjadikan
pelakunya berdosa. Sumpah ini adalah sumpah yang disinyalir oleh sabda Nabi saw.,
“Barangsiapa bersumpah, dan dia berdusta dalam sumpah itu, untuk memakan harta
seseorang muslim, maka dia pasti bertemu dengan Allah (pada hari kiamat nanti) dalam
keadaan murka.” (Muttafaq alaihi).
Sumpah ini tidak cukup dibayar dengan kaffarah (penebus).Akan tetapi, pelakunya wajib
bertobat dan memohon ampun kepada Allah SWT.Hal itu, karena besarnya dosa
sumpah tersebut, apalagi jika sumpah palsu itu dimaksudkan untuk mengambil hak
seorang muslim dengan cara yang tidak benar (batil).
2.Sumpah Tanpa Sengaja(sumpah laghwu)
6
Sumpah laghwu, yaitu sumpah yang biasa diucapkan oleh seseorang muslim tanpa
unsur kesengajaan. Seperti, orang yang memperbanyak kata “Tidak Demi Allah” dan “Ya
Demi Allah” dalam pembicaraanya. Hal ini berdasarkan ucapan Aisyah r.a., “Sumpah
laghwu adalah seseorang berkata di rumahnya ‘tidak Demi Allah’.” (HR Bukhari).
Termasuk sumpah laghwu adalah seseorang bersumpah terhadap sesuatu, dia mengira
sesuatu itu seperti ini, kemudian tiba-tiba perkiraannya meleset.
Sumpah tersebut hukumnya berdosa, tetapi orang yang mengucapkannya tidak wajib
membayar kaffarah, sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Alquran, “Allah tidak
menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk
bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu
sengaja….” (Al-Maidah: 89).
3.Sumpah yang sah
Sumpah yang sah (yamin mun’aqidah), yaitu sumpah yang niat awalnya dimaksudkan
untuk sesuatu yang akan datang. Seperti, seorang muslim berkata, “Demi Allah sungguh
akan aku lakukan hal ini,” atau “Demi Allah sungguh tidak akan aku lakukan ini.” Sumpah
seperti ini pelakunya akan dikenai hukum (Allah) jika dia melanggar sumpahnya. Hal ini
berdasarkan pada firman Allah SWT di atas, “…tetapi Dia menghukum kamu
disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja….” (Al-Maidah: 89).
Hukum sumpah tersebut adalah jika pelakunya melanggar sumpahnya, dia berdosa dan
wajib membayar kaffarah untuk pelanggaran itu. Namun, jika dia melakukan
(merealisasikan) sumpahnya, hilanglah dosa dari pelanggaran itu.
Pelanggar/Kaffarah Sumpah
Kaffarah sumpah itu ada empat macam, yaitu:
1. Memberikan makan kepada sepuluh orang miskin, setiap orangnya 1 mud (6 ons)
makanan pokok/beras. Atau, mengumpulkan mereka semua diajak makan siang/makan
malam sampai mereka kenyang. Atau, memberikan beras dan lauk kepada mereka.
2. Memberikan kepada masing-masing dari mereka pakaian yang cukup untuk
melakukan salat. Jika pelanggar sumpah itu memberikan pakaian kepada orang wanita,
hendaknya dia memberikan pakaian yang bisa digunakan untuk melakukan salat, seperti
mukena.
3. Memerdekakan seorang budak mukmin.
7
4. Berpuasa tiga hari berturut-turut jika mampu, jika tidak, berpuasa tiga hari secara
terpisah.
Mengenai urutan kaffarah di atas, seseorang boleh memilih salah satunya. Namun,
seseorang hendaknya tidak langsung memilih puasa, kecuali bila dia benar-benar tidak
mampu melakukan salah satu dari ketiga hal di atas. Hal ini berdasarkan firman Allah
SWT yang artinya, maka kaffarah (melanggar) sumpah itu adalah memberi makan
sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu,
atau memberikan pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak.
Barangsiapa tidak sanggup melakukan demikian, maka kaffarahnya melakukan puasa
selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarah-kaffarah sumpahmu bila kamu
bersumpah (dan kamu langgar)….” (Al-Maidah: 89).
4.Pelanggaran Sumpah
Konsekuensi yang harus dilakukan oleh seseorang yang melanggar sumpah
adalah membayar kaffarah yamin denda pelanggaran sumpah) dengan memilih
salah satu dari ketiga ketentuan berikut:
Jika pelanggar sumpah masih juga tidak mampu membayar kaffarah dengan
melakukan salah satu dari tiga hal diatas, maka ia diperintahkan untuk berpuasa
tiga hari. Sebagaimana hal ini allah jelaskan dalam firmannya:
Artinya: “maka kafarat (melanggar) sumpah itu ialah memberi makan sepuluh
orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu
atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan budak. Barang siapa
yang tidak sanggup melakukan yang demikian maka kafaratnya adalah puasa
selama tiga hari (QS. Al-mai’idah: 89)
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
-Macam-macam bukti:
a. Saksi d. Sumpah
b. Barang bukti e. Pengetahuan/ keyakinan hakim
c. Pengakuan terdakwa
- Tergugat adalah orang yang dituntut mengembalikan keadilan berkaitan dengan hak-hak
orang lain, atau dituntut untuk mempertanggungjawabkan kesalahan atas dakwaan pihak
lain.
- Tujuan sumpah adalah memberikan keterangan guna dmeyakinkan bahwa sesuatu itu
demikian atau tidak. Sumpah diucapkan oleh tergugat untuk menyangkal atau menolak
gugatan yang ditujukan kepadanya.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, M.S. Abdul, 2005. FIKIH Madrasah Aliyah kelas tiga, Jakarta: PT. Listafariska
Putra
Djunaedi, MS. Wawan, 2008. FIKIH untuk Madrasah Aliyah kelas XI, Jakarta: PT.
Listafariska Putra