Anda di halaman 1dari 3

Resume Dasar-Dasar Ilmu Politik

Disusun oleh :

Fatih Naufal Muhammad (170610180046)

Sebagai suatu ilmu pengetahuan, politik pun memiliki sejarah tersendiri, bahkan ilmu
politik bisa disebut sebagai ilmu sosial tertua di dunia. Dimulai pada tahun 450 S.M. di Yunani
telah berkembang pemikiran mengenai negara. Dari bahasanya pun politik berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “polis” yang berarti “negara kota”. Perkembangan ini terbukti dari karya-karya
para filsuf seperti Plato, Aristoteles, dan sebagainya.. Plato dan Aristoteles menamakan politik
sebagai en dam onia atau the good life yang menggambarkan bahwa tujuan dari politik adalah
untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sejahtera. Pada tahun 500 S.M. di India
terkumpul tulisan-tulisan dalam kesusastraan Dharmasastra dan Arthasastra. Muncul pula filsuf-
filsuf dari Cina yang terkenal seperti Confucius (± 350 S.M.), Mencius (± 350 S.M.), dan
mazhab Legalists, diantaranya Shang Yang (± 350 S.M.).

Dari perkembangannya yang panjang, definisi politik pun menjadi banyak berkembang
namun tetap dalam satu garis yang sama. Gettel (1910) menyebutkan bahwa politik adalah ilmu
politik adalah ilmu pengetahuan tentang negara, ini berkaitan dengan manusia yang dipandang
sebagai unit politik yang terorganisir, ilmu politik juga menganalisis sifat dasar negara,
organisasi, hubungannya dengan individu-individu yang membentuk itu, dan hubungannya
dengan negara lain. Sedangkan Peter Merkl (1967) menyebutkan “Politik dalam bentuk yang
paling baik adalah usaha mencapai suatu tatanan sosial yang baik dan berkeadilan”. Juga
menurut Roger H. Soltau (1950) mengartikan ilmu politik sebagai berikut: Ilmu politik, lalu,
akan mempelajari negara, maksud dan tujuan-tujuannya, institusi dengan mana mereka akan
menyadari hubungannya dengan para anggota individunya dan dengan negara yang lain, dan
juga apa yang orang telah perkirakan, sampingkan dan menulis tentang semua pernyataan-
pernyataan ini. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu politik membahas tentang negara beserta
sifat dan semua hubungan yang dimilikinya dalam rangka mencapai kehidupan masyarakat yang
lebih baik.

Ilmu politik memiliki beberapa aspek yang menjadi bagian darinya, yaitu : negara
sebagai subyek, masyarakat sebagai objek, terminologi, teori, ciri, dan metodologi. Metodologi
yang dimiliki politik berarti ilmu politik memiliki metode-metode tertentu dalam mengkaji suatu
gejala politik yang bersumber dari masyarakat selaku objek politik. Pengkajian itu dimaksudkan
untuk menciptakan suatu teori yang mampu mengidentifikasikan masalah dan solusi kehidupan
masyarakat tersebut sehingga apa yang disebut “kehidupan yang lebih baik” bisa direalisasikan
oleh negara sebagai pelaku dalam penentuan dan pelaksanaan suatu sistem politik.

Ilmu politik juga bersifat rasional yang berarti ilmu politik muncul dari pemikiran dan
pertimbangan yang logis, empiris yang berarti ilmu politik muncul dari bukti-bukti yang nyata,
akumulatif muncul dari berbagai macam pengetahuan yang saling melengkapi, teoretis yang
berarti ilmu politik berasal dari teori-teori, dan sistematis yang berarti ilmu politik menguraikan
dan merumuskan sesuatu dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu
sistem.

Ilmu sejarah telah menyumbang bahan pada ilmu politik, yaitu data dan fakta dari masa
lampau. Ilmu sejarah yang biasa menjadikan masa lampau sebagai suatu tujuan dirubah oleh
ilmu politik menjadi bahan untuk dianalisis dan diolah lebih lanjut. Pengolahan tersebut bisa
dilakukan karena sejarah yang mengalami pengulangan dan berkesinambungan sehingga dalam
sejarah bisa ditemukan suatu pola-pola tingkah laku politik yang memungkinkan untuk disusun
menjadi pola perkembangan untuk masa depan dan memberi gambaran bagaimana suatu keadaan
dapat diharapkan akan berkembang dalam keadaan tertentu.

Selain itu ilmu politik erat hubungannya dengan ilmu filsafat yang berusaha dengan
rasional dan sistematis untuk mencari pemecahan atau jawaban atas persoalan yang menyangkut
alam semesta dan kehidupan manusia. Tapi hubungan antara filsafat dan politik lebih
menitikberatkan pada hal yang menyangkut kehidupan politik terutama mengenai sifat hakiki,
asal mula dan nilai dari suatu negara. Dengan dibarengi ilmu filsafat diharapkan bisa mencari
sebuah kebenaran dan melahirkan berbagai nilai yang bisa dijadikan pedoman manusia dalam
bernegara.

Ilmu sosiologi dan politik memiliki kesamaan, yaitu sama-sama mempelajari manusia
dan negara. Ilmu sosiologi juga bisa membantu dalam memahami latar belakang, susunan dan
pola kehidupan sosial dari berbagai golongan atau kelompok masyarakat. Dengan menggunakan
teori-teori sosiologi, sarjana ilmu politik dapat mengetahui sampai dimana susunan dan
stratifikasi sosial mempengaruhi atau dipengaruhi oleh keputusan kebijakan, corak dan sifat
keabsahan politik, sumber kewenangan politik, pengendalian sosial, dan perubahan sosial.
Mengenai masalah perubahan dan pembaruan, sosiologi telah menyumbangkan pengertian akan
adanya perubahan dan pembaruan dalam masyarakat. Apabila muncul suatu golongan yang
memajukan kepentingan-kepentingan baru, maka hal tersebut tentu akan mempengaruhi pola
kehidupan berpolitik.

Apabila peran ilmu sosiologi dalam perkembangan ilmu politik adalah memberikan
analisis terhadap kehidupan sosial secara menyeluruh, berbeda dengan antropologi yang
menyumbang pengertian dan teori tentang kedudukan serta peran berbagai satuan sosial-budaya
yang lebih khusus. Antropologi menunjukan bahwa membina kehidupan bercorak nasional dari
komunitas tradisional tidaklah sederhana. Kebudayaan daerah, sistem warisan harta kekayaan,
serta pola kehidupan tradisional lainnya menutup masyarakat terhadap usaha-usaha pembinaan
kehidupan bercorak nasional. Dalam beberapa situasi, kondisi sosial budaya tersebut menjadi
lebih kuat dan melakukan perlawanan terhadap usaha-usaha nation building (membangun atau
menyusun identitas nasional menggunakan kekuatan negara) yang justru membutuhkan
keterbukaan dari masyarakat. Dengan ilmu antropologi, diharapkan sarjana politik bisa
menemukan solusi untuk membuat masyarakat tradisional lebih menerima program-program
politik sebagai usaha nation building.

Ilmu ekonomi yang sebelumnya merupakan satu bagian dengan ilmu politik yang disebut
dengan ekonomi politik, yaitu pemikiran dan analisis kebijakan digunakan untuk memajukan
kekuatan dan kesejahteraan negara. Tetapi karena perkembangan kedua ilmu pengetahuan
tersebut membuat politik dan ekonomi lebih memfokuskan menjadi dua bidang ilmu yang
berbeda. Ilmu ekonomi modern dewasa ini sudah menjadi salah satu ilmu yang memiliki teori,
ruang lingkup, serta metodologi tersendiri. Ekonomi juga dikenal sebagai ilmu yang berorientasi
pada perencanaan sehingga pengaruhnya meluas pada politik seperti misalnya pengertian
pembangunan ekonomi yang telah memengaruhi pengertian pembangunan politik. Dapat ditarik
kesimpulan ilmu ekonomi membantu menentukan sistem politik apa yang efektif untuk
mencapai tujuan ekonomi suatu negara.

Anda mungkin juga menyukai