Anda di halaman 1dari 6

Khutbah I  

َ‫ب ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ال ُم ْؤ ِم ِن ْين‬ ِ ‫س ِك ْي َن َة َع َلى قُلُ ْو‬ َّ ‫ِي أَ ْن َزل َ ال‬
ْ ‫هلل ا َّلذ‬ِ ‫الح ْم ُد‬َ
‫ش َه ُد أَنْ اَل‬
ْ َ‫ أ‬. َ‫ب ا ْل ُم َنافِقِ ْينَ َوا ْل َكاف ِِر ْين‬ ِ ‫ضيا َ َق َع َلى قُلُ ْو‬ ِّ ‫َو َج َعل َ ال‬
ُ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُده‬ ْ َ‫ َوأ‬. ُ‫لح ُّق ْال ُم ِب ْين‬َ ‫إِ َل َه إِاَّل هللاُ ا ْل َملِ ُك ْا‬
‫س ِّي ِد َنا‬ َ ‫سل ِّم َع َلى‬ َ ‫صل ِّ َو‬ َ ‫ ال َّل ُه َّم‬.‫ِق ا ْل َو ْع ِد األَ ِم ْي ِن‬ ُ ‫الصاد‬ َّ ‫س ْولُ ُه‬ ُ ‫َو َر‬
‫ص ْح ِب ِه‬ َ ‫ث َر ْح َم ًة لِ ْل َعا َل ِم ْينَ َو َع َلى آلِ ِه َو‬ ِ ‫َو َم ْواَل َنا ُم َح َّم ٍد ال َم ْب ُع ْو‬
َ ‫ أَ َّما َب ْع ُد أَ ُّيها‬.‫هلل ْا َلعل ِِّي ْال َعظِ ْي ِم‬
ِ ‫اب ِع ْينَ اَل َح ْول َ َواَل قُ َّو َة إِاَّل ِبا‬ ِ ‫َوال َّت‬
.ِ‫اي ِب َت ْق َوى هللا‬ َ ‫لحاضِ ُر ْونَ ْال ُم ْسلِ ُم ْونَ َحفِ َظ ُك ُم هللاُ أ ُ ْوصِ ْي ُك ْ?م َوإِ َّي‬ َ ‫ْا‬
‫ َو َمن َي َّت ِق هَّللا َ َي ْج َعل َّل ُه‬:‫اب ِه ا ْل َك ِر ْي ِم‬ ِ ‫الى فِي ِك َت‬ َ ‫َقال َ هللاُ َت َع‬
ِ ‫ب ۚ َو َمن َي َت َو َّكلْ? َع َلى ٱهَّلل‬ ُ ِ‫ث اَل َي ْح َتس‬ ُ ‫َم ْخ َر ًجا َو َي ْر ُز ْق ُه مِنْ َح ْي‬
‫ش ْى ٍء َقدْ ًرا‬ َ ِّ ‫َف ُه َو َح ْس ُب ُهۥٓ ۚ إِنَّ ٱهَّلل َ ٰ َبلِ ُغ أَ ْم ِرهِۦ ۚ َقدْ َج َعل َ ٱهَّلل ُ لِ ُكل‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dalam berbagai macam situasi
dan kondisi apa pun, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Kita harus
menyadari bahwa segala yang terjadi dalam kehidupan kita di dunia ini
merupakan takdir dan kehendak-Nya. Tidak ada yang bisa
mendatangkan nikmat dan tidak ada yang bisa menerima tobat kecuali
Allah subhanahu wata’ala. Dialah yang paling berkuasa atas kehidupan
manusia di bumi ini karena semua berasal dari Allah dan semua akan
kembali kepada-Nya. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Al-
Qur’an Surat al-Baqarah ayat 156

َ‫ص َب ْت ُهم ُّمصِ ي َب ٌة َقالُ ٓوا إِ َّنا هَّلِل ِ َوإِ َّنٓا إِ َل ْي ِه ر ِج ُعون‬
َ ٰ َ‫ٱ َّلذِينَ إِ َذٓا أ‬
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan ‘Inna lillâhi wa innâ ilaihi râji‘ûn’ (sesungguhnya kami milik Allah
dan kepada-Nyalah kami kembali).”  

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Saat ini, dunia sedang mengalami


musibah pandemi Covid-19. Virus Corona ciptaan Allah subhanahu wata’ala itu
menginveksi manusia di berbagai penjuru dunia. Sejak Desember 2019, virus
yang tak kasat mata ini mewabah dan tercatat sampai awal tahun 2021, sudah
lebih dari 90 juta orang terinveksi. Makhluk Allah ini juga sampai sekarang
sudah menyebabkan sekitar 1,9 juta orang meninggal dunia.   Bencana
nonalam ini mengakibatkan berbagai sektor kehidupan terdampak, mulai dari
kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan berbagai sendi kehidupan manusia.
Pandemi ini pun disikapi oleh pemangku kebijakan dengan menerapkan pola
hidup baru yang dikenal melalui istilah new normal. Segala aktivitas kehidupan
harus tetap berjalan namun juga harus memperhatikan tatanan atau model
baru untuk menghindari virus ini.   Pemerintah pun terus mengingatkan
masyarakat untuk senantiasa menaati dan menerapkan protokol kesehatan
dalam berbagai aktivitas. Hal ini ditujukan sebagai ikhtiar lahiriah untuk
memutus rantai penyebaran virus yang pertama kali muncul di negeri China ini.
Protokol kesehatan yang dianjurkan meliputi empat hal yakni memakai
masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.  

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Menurut para ahli, protokol kesehatan


ini dinilai mampu menjadi ikhtiar fisik dalam menjaga diri dan orang lain dari
paparan virus Corona. Namun jika direnungkan, empat bentuk protokol
kesehatan ini memiliki hikmah dan makna penting yang patut menjadi
renungan kita bersama. Dengan merenungkan hakikat makna memakai
masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan ini, kita
diingatkan kembali, betapa Allah subhanahu wata’ala sangat sayang pada umat
manusia dengan mengingatkan agar selalu ingat pada-Nya.   Protokol
kesehatan pertama adalah memakai masker. Ini bisa menjadi peringatan bagi
kita untuk senantiasa menjaga mulut kita. Di zaman digital saat ini, setiap
orang bebas mengekspresikan dan mengatakan apa yang ada dalam benak dan
pikirannya. Era media sosial yang tidak ada lagi batas waktu dan jarak ini,
menjadikan banyak orang ceroboh dan tidak memikirkan efek dari apa yang
diucapkan atau ditulis di media sosial.   Saat ini kita bisa rasakan sendiri,
banyak orang yang memproduksi hoaks, ujaran kebencian, dan propaganda
untuk berbagai kepentingan. Hal ini mengakibatkan banyak permasalahan yang
mengarah pada konflik di tengah masyarakat. Oleh karena itu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pun telah mengingatkan kita melalui haditsnya
untuk berbicara hal-hal yang baik saja.  
ْ‫آلخ ِر فَليَقُ ْل َخ ْي ًرا أَ ْو لِيَص ُمت‬
ِ ‫ان يُ ْؤ ِمنُ بِاهللِ َوا ْليَ ْو ِم ْا‬
َ ‫َو َمنْ َك‬
Artinya:“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia
berkata yang baik atau diam” (HR al-Bukhari).  

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Protokol kesehatan yang kedua adalah


mencuci tangan. Ini menjadi simbol bagi kita untuk segera membersihkan diri
dari banyaknya dosa yang telah dilakukan. Di zaman modern ini, berbagai
tindakan dosa yang ditimbulkan akibat ulah anggota badan kita bisa dengan
mudah dilakukan, baik dosa itu merugikan diri sendiri dan terlebih merugikan
orang lain.   Berbagai bencana alam maupun nonalam menjadi peringatan bagi
kita untuk segera bertobat kepada Allah dari dosa-dosa yang telah kita
lakukan. Pertobatan bisa dilakukan dengan banyak-banyak membaca istighfar
dengan harapan dosa-dosa yang telah kita perbuat diampuni oleh Allah
subhanahu wata’ala sehingga keberkahan akan turun kepada kita.   Allah
berfirman dalam Al-Qur'an Surat Nuh ayat 10 sampai 13.

‫س َما َء َعلَ ْي ُك ْم‬ َّ ‫س ِل ال‬ِ ‫ يُ ْر‬. ‫ان َغفَّا ًرا‬ َ ‫ستَ ْغفِ ُروا َربَّ ُك ْم إِنَّهُ َك‬ ْ ‫فَقُ ْلتُ ا‬
‫ت َويَ ْج َع ْل لَ ُك ْم‬ ٍ ‫ين َويَ ْج َع ْل لَ ُك ْم َجنَّا‬ ٍ ‫م بِأ َ ْم َو‬7ْ ‫ َويُ ْم ِد ْد ُك‬. ‫ِم ْد َرا ًرا‬
َ ِ‫ال َوبَن‬
‫ون هَّلِل ِ َوقَا ًرا‬َ ‫م اَل تَ ْر ُج‬7ْ ‫ َما لَ ُك‬. ‫أَ ْن َها ًرا‬
Artinya: “Maka aku (Nuh) berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan
(beristighfarlah) kepada Tuhanmu. Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya
Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia
memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun
untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu’.”   Ma’asyiral Muslimin
rahimakumullah, Protokol kesehatan yang ketiga adalah menjaga jarak. Ini juga
menjadi renungan kita untuk tetap menjaga jarak dengan kehidupan dunia.
Jangan sampai dunia yang hanya tempat mampir untuk istirahat ini
menjadikan kita lupa kehidupan yang abadi yakni akhirat. Virus corona ini
seolah-olah diutus oleh Allah untuk mengingatkan bahwa umat manusia saat
ini sudah tenggelam dalam kenikmatan dunia sekaligus lupa dan dibuat lupa
oleh pesona dunia.   Kehidupan dunia dan akhirat haruslah seimbang
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits yang
diriwayatkan dari Ibnu Umar radliyallahu ‘anhu:  

‫يش أبَ ًدا َوا ْع َم ْل آِل ِخ َرتِ َك َكأَنَّ َك تَ ُم ْوتُ َغ ًدا‬


ُ ‫ا ْع َم ْل لِ ُد ْنيَا َك َكأنَّك تَ ِع‬
  Artinya: “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup
selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati
besok pagi.”  

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Protokol kesehatan yang terakhir adalah


menghindari kerumunan. Hal ini merupakan simbol bahwa terkadang kita
memang harus menyendiri dan bermuhasabah terhadap segala sesuatu yang
telah diperbuat selama ini. Kita harus menghitung-hitung kembali jika
kemungkinan selama hidup ini kita sombong dan tidak dapat menundukkan
nafsu. Manusia sering berbuat ketamakan dan kesewenang-wenangan karena
nafsu telah menunggangi akal sehat.   Sayyidina Umar bin Khattab telah
mengingatkan pentingnya muhasabah dalam satu khutbahnya, yakni:

‫ض األَ ْكبَ ِر َوإِنَّ َما‬ َ ‫س ُك ْم قَ ْب َل أَنْ تُ َحا‬


ِ ‫سبُ ْوا َوتَ َزيَّنُ ْوا لِ ْل َع ْر‬ َ ُ‫اسبُوا أَ ْنف‬
ِ ‫َح‬
‫سهُ فِى ال ُّد ْنيَا‬ َ ‫ب نَ ْف‬ َ ‫اب يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة َعلَى َمنْ َحا‬
َ ‫س‬ ُ ‫س‬ َ ‫يَ ِخفُّ ا ْل ِح‬
“Hisablah diri (introspeksi) kalian sebelum kalian dihisab, dan berhias dirilah
kalian untuk menghadapi penyingkapan yang besar (hisab). Sesungguhnya
hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu
menghisab dirinya saat hidup di dunia.”  

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Demikian khutbah renungan hikmah di


balik protokol kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Sebagai orang
yang beriman, sudah seharusnya kita terus menanamkan dalam diri kita bahwa
Allah-lah yang paling kuasa terhadap segala apa yang terjadi. Sebagai makhluk
lemah, kita harus melakukan ikhtiar bumi agar kita diberi keselamatan dan
melakukan ikhtiar langit agar Allah segera mengangkat musibah ini dari muka
bumi.  
‫بَا َر َك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْ‪7‬م فِي ا ْلقُ ْر ِ‬
‫آن ْال َك ِر ْي ِم َونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْ‪7‬م بِ َما فِ ْي ِه ِم َن‬
‫ت َو ِّ‬
‫الذ ْك ِر ا ْل َح ِك ْي ِ‪7‬م َوتَقَبَّ َل ِمنِّي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَهُ إِنَّهُ ُه َو‬ ‫ْاآليَا ِ‬
‫ستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم إِنَّهُ ُه َو‬ ‫س ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُ‪7‬م َوأَقُ ْو ُل قَ ْولِي َه َذا فَأ ْ‬
‫ال َّ‬
‫ال َغفُ ْو ُر ال َّر ِح ْيم‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫ص ِام بِ َح ْب ِل هللاِ ا ْل َمتِ ْي ِن‪.‬‬ ‫ي أَ َم َرنَا بِاْ ِالتِّ َحا ِد َو ْا ِال ْعتِ َ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هلِل ِ الَّ ِذ ْ‬
‫ش ِر ْي َك لَهُ إِيَّاهُ نَ ْعبُ ُد َوإِيَّاُه‬ ‫ش َه ُد أَنْ الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ الَ َ‬ ‫أَ ْ‬
‫ث َر ْح َمةً‬ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫س ْولُهُ اَ ْل َم ْب ُع ْو ُ‬ ‫ستَ ِع ْي ُن‪َ .‬وأَ ْ‬ ‫نَ ْ‬
‫ص َحابِ ِه‬ ‫سيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوأَ ْ‬ ‫ص ِّل َعلَى َ‬ ‫لِ ْل َعالَ ِم ْي َن‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫سا ِر ُع ْوا إِلَى َم ْغفِ َر ِة َر ِّب‬ ‫ستَطَ ْعتُ ْ‪7‬م َو َ‬ ‫أَ ْج َم ِع ْي َن‪ .‬اِتَّقُوا هللاَ َما ا ْ‬
‫صلُّ ْو َن َعلَى النَّبِ ِّي يَاأَ ُّيها َ الَّ ِذ ْي َن‬ ‫ا ْل َعالَ ِم ْي َن‪ .‬إِنَّ هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫صلَّى هللا َعلَى َ‬
‫سيِّ َدنَا‬ ‫سلِ ْي ًما ‪َ .‬و َ‬ ‫سلِّ ُم ْوا تَ ْ‬‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫َءا َمنُ ْوا َ‬
‫سلَّ َم اَللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْر لِ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن‬ ‫ص ْحبِ ِه َو َ‬ ‫َو َم ْواَل نَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫ت اَالَ ْحيَا ِء ِم ْن ُه ْم َوااْل َ ْم َواتْ‬ ‫سلِ َما ِ‬ ‫سلِ ِم ْي َن َو ا ْل ُم ْ‬‫ت َوا ْل ُم ْ‬ ‫َوا ْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت بِ َر ْح َمتِ َك‬ ‫اجا ِ‬ ‫اض َي ا ْل َح َ‬ ‫ت َويَا قَ ِ‬ ‫ب ال َّد َع َوا ِ‬ ‫ب ُم ِج ْي ُ‬ ‫س ِم ْي ٌع قَ ِر ْي ٌ‬‫إِنَّ َك َ‬
‫ب َج َهنَّ َم َونَ ُعو ُ‪7‬ذ‬ ‫يَا اَ ْر َح َم ال َّر ِح ِم ْي َن‪ .‬اللَّ ُه َّم إِنَّا نَ ُعو ُذ بِ َك ِمنْ َع َذا ِ‬
‫ال َونَ ُع ُ‬
‫وذ‬ ‫يح الد ََّّج ِ‬ ‫س ِ‬ ‫وذ بِ َك ِمنْ فِ ْتنَ ِة ا ْل َم ِ‬ ‫ب ا ْلقَ ْب ِر َونَ ُع ُ‬ ‫بِ َك ِمنْ َع َذا ِ‬
‫ت الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْال َوبَا َء‬ ‫بِ َك ِمنْ فِ ْتنَ ِة ا ْل َم ْحيَا َوا ْل َم َما ِ‬
‫س ْو َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َح َن َما ظَ َه َر ِم ْن َها َو َما‬ ‫َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َح َن َو ُ‬
‫سلِ ِم ْي َن‬ ‫ان ْال ُم ْ‬ ‫سائِ ِر ْالبُ ْل َد ِ‬ ‫صةً َو َ‬ ‫سيَّا‪ 7‬خآ َّ‬ ‫بَطَ َن َعنْ بَلَ ِدنَا اِ ْن ُدونِ ْي ِ‬
‫سنَةً َوفِي ِ‬
‫اآلخ َر ِة‬ ‫ب ْال َعالَ ِم ْي َن ‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا‪َ 7‬ح َ‬ ‫عآ َّمةً يَا َر َّ‬
‫اب النَّا ِر‪ِ .‬عبَا َد هللاِ إِنَّ هللاَ يَأْ ُم ُر ُك ْم بِا ْل َعد ِْل‬ ‫سنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫َح َ‬
‫شآ ِء َوا ْل ُمن َك ِر‬ ‫آئ ِذي ا ْلقُ ْربَى َويَ ْن َهى َع ِن ا ْلفَ ْح َ‬ ‫ان َوإِيتَ ِ‬ ‫س ِ‬ ‫َو ْا ِإل ْح َ‬
‫اذ ُك ُروا هللاَ ا ْل َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْ‪7‬م‬ ‫َوا ْلبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن‪ .‬فَ ْ‬
‫ستَ ِج ْب لَ ُك ْ‪7‬م َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أَ ْكبَ ُر‬ ‫‪َ .‬وا ْد ُع ْوهُ يَ ْ‬

Anda mungkin juga menyukai