1
Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Indonesia
2
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya, Indonesia
Sejarah Artikel: COVID-19 telah menjadi masalah kesehatan dunia.WHO resmi menyatakannya sebagai suatu
Diterima 13 April 2020 pandemi pada 11 Maret 2020. Secara global sampai dengan 15 April 2020, kasus terkonfirmasi
Disetujui 1 Juli 2020 mencapai 1.991.275 kasus yang tersebar di 205 negara dan 2 transportasi internasional, dengan
Dipublikasikan 22 Juli 127.147 kematian. Besarnya angka kejadian COVID-19 disertai oleh luasnya informasi
2020 mengenai penyakit ini, tetapi masih banyak terdapat disinformasi dan misinformasi di
masyarakat yang berujung dengan kepanikan berlebihan dan penolakan dalam mengikuti
rekomendasi pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai gambaran pengetahuan
Keywords:
masyarakat Indonesia terhadap usaha pencegahan COVID-19 serta hubungan di antara variabel
COVID-19, knowledge,
attitude, action tersebut. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross-sectional.
Sampel berjumlah 1096 dari seluruh Indonesia melalui kuesioner online yang disebarkan sejak 5
Februari 2020 hingga 22 Maret 2020. Terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dengan
DOI:
sikap (p=0,000) dan pengetahuan dengan tindakan individu (p=0,000). Usaha pencegahan
https://doi.org/10.15294
COVID-19 dipengaruhi pengetahuan masyarakat Indonesia. Pemberian pengetahuan yang
/higeia/v4i3/37844
spesifik, valid, dan tepat sasaran dapat meningkatkan perilaku usaha pencegahan masyarakat
terhadap infeksi COVID-19.
Abstract
COVID-19 had become a global health problem. WHO officially stated this disease a pandemic on March 11,
2020. Globally up to April 15, 2020, there were 1.991.275 confirmed cases in 205 countries and 2
international transportation, with 127.147 deaths. The magnitude of the COVID-19 incidence was
accompanied by extensive information about the disease, but there were still a lot of disinformation and
misinformation in the community which resulted in excessive panic and refusal to follow government
recommendations. This study aimed to assess the description of knowledge Indonesia people about prevention
efforts COVID-19 infection and the relationship between variables. This study used an observational analytic
method with cross-sectional study design. There was a significant relationship between knowledge with
attitudes (p = 0,000), and knowledge with actions individual (p = 0,000). COVID-19 prevention efforts were
influenced by knowledge Indonesia people. Providing specific knowledge, valid, and on target was able
improve the behavior of community prevention efforts about COVID-19 infection.
Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Jalan Raya Palembang - Prabumulih Km. 32 Indralaya,
OI, Sumater Selatan, 30662 e ISSN 1475-222656
E-mail: rizma.syakurah@gmail.com
1
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3)
(2020)
PENDAHULUAN melalui droplet dan kontak dengan benda yang
terkontaminasi.Usaha yang direkomendasikan
Pada 31 Desember 2019, World Health dalam mencegah penyebaran infeksi ini ialah
Organization (WHO) China Country Office dengan menerapkan etika batuk dan bersin, cuci
melaporkan adanya kasus kluster pneumonia tangan menggunakan sabun secara teratur,
dengan etiologi (penyebab) yang tidak jelas di memasak daging dan telur hingga matang, serta
Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus ini menghindari kontak dekat dengan orang yang
terus berkembang hingga pada 7 Januari 2020, memiliki gejala penyakit pernapasan seperti
dan akhirnya diketahui etiologi dari penyakit ini batuk dan bersin (Kemenkes RI, 2020).
adalah suatu jenis baru coronavirus atau yang Dalam menjaga kesehatan seseorang,
disebut sebagai novel coronavirus, yang terdapat dua faktor pokok yang memengaruhi
merupakan virus jenis baru yang sebelumnya kesehatan, yaitu faktor perilaku dan faktor non-
belum pernah diidentifikasi pada manusia perilaku. Menurut B. Bloom, terdapat tiga
(Kemenkes RI,2020). domain/ranah dari perilaku, yaitu pengetahuan
Coronavirus merupakan keluarga besar (knowledge), sikap (attitude), dan tindakan
virus yang ditularkan secara zoonosis (antara (practice) (Notoatmodjo, 2014). Sedangkan
hewan dan manusia) dan dapat menyebabkan perilaku kesehatan tersebut, menurut L. Green,
gejala ringan hingga berat. Sebelumnya, dipengaruhi dan ditentukan oleh tiga faktor
setidaknya terdapat dua jenis coronavirus yang yaitu faktor predisposisi (predisposing factor),
diketahui menyebabkan penyakit pada manusia, faktor pemungkin (enabling factor), dan faktor
yaitu Middle East Respiratory Syndrome (MERS- pendorong/penguat (reinforcing factor)
CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (Notoatmodjo,2014). Jika dilihat dari faktor
(SARS-CoV) (Kemenkes RI, 2020).Pada 11 predisposisi, masyarakat memiliki faktor
Februari 2020, WHO mengumumkan nama sosiodemografi seperti perbedaan umur, jenis
resmi dari penyakit baru ini, yaitu sebagai kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang
“COVID-19” (Coronavirus Disease 2019) yang pendidikan/pekerjaan serta daerah asal.
tertera pada International Classification of Diseases Gambaran karakteristik sosiodemografi tersebut
(ICD). Infeksi SARS-CoV-2 pada manusia dapat memengaruhi perilaku masyarakat serta
menimbulkan gejala gangguan pernapasan akut outcome dari kesehatan masyarakat (Widayati,
seperti demam, batuk, dan sesak napas.Pada 2012).
kasus yang berat, penyakit ini dapat Penelitian yang dilakukan pada
menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan masyarakat Peru menyatakan sebanyak 86%
akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Gejala partisipan mengetahui dengan baik masa
penyakit ini dapat muncul dalam 2-14 hari inkubasi corona virus, hanya separuh responden
setelah terpapar virus tersebut (Kemenkes RI, yang dapat menyebutkan dengan benar gejala
2020). yang timbul seperti demam, kelelahan,
Penularan virus penyebab COVID-19 tenggorokan kering, dan sakit tenggorokan
masih belum diketahui secara pasti. Hingga 26 (Valdivia, 2020).
April 2020, kasusnya terus bertambah menjadi Penelitian Zhong (2020) menemukan
8.882 kasus diseluruh Indonesia dan menyebar hubungan signifikan karakteristik sosiodemo-
di 34 provinsi dengan 282 kabupaten/kota yang grafi berupa jenis kelamin, kelompok usia,
terdampak dan angka kematian mencapai status pernikahan, tingkat pendidikan, dan asal
8,365%. Penularan dari manusia ke manusia daerah masyarakat China terhadap pengetahuan
terbatas (pada kontak erat dan petugas tentang COVID-19 (p<0,001). Penelitian pada
kesehatan) ditemukan di China maupun negara masyarakat China ini juga menemukan
lain. Penularan COVID-19 diperkirakan sama hubungan yang signifikan antara jenis kelamin
dengan kejadian MERS dan SARS sebelumnya dengan tindakan terhadap COVID-19, dengan
yaitu penularan manusia ke manusia terjadi individu berjenis kelamin laki-laki berisiko 1,37
7
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3)
(2020)
COVID-19 penyakit ini dapat
berkembang memegang tisu
diketahui oleh memperberat kondisi
menjadi penyakit setelah
hampir seluruh seseorang yang sedang
yang lebih berat, batuk/bersin
responden yaitu menderita penyakit
dan 6% (75,7%). Sedangkan
dengan mencuci tertentu. COVID-19
mengalami hanya lebih dari
tangan yang menyerang anak-
penyakit kritis. separuh responden
menggunakan air anak, orang tua,
Penyakit yang yang menjawab
dan sabun (91,7%), individu dengan
berat dan benar bahwa
menghindari kontak gangguan sistem
kematian lebih setelah
langsung terhadap kekebalan tubuh, dan
banyak terjadi menggunakan tisu,
orang yang sedang individu yang memiliki
pada orang tua tisu langsung
sakit (83,6%), komorbiditas seperti
dan individu dibuang ke kotak
menutup mulut dan diabetes, penyakit
yang memiliki sampah (69,4%).
hidung dengan jantung, gagal ginjal,
kondisi kronis Sebagian kecil
tissue ketika bersin penyakit hati, asthma,
lain (ECDC, responden yang
atau batuk (81,3%), penyakit paru-paru,
2020).Hal ini masih menjawab
dan menggunakan gangguan respirasi lain,
menunjukkan opsi jawaban yang
masker ketika dan kondisi kronis
bahwa tidak salah berupa
memiliki gejala lainnya lebih rentan
semua pasien menutup hidung
saluran napas menjadi sakit dan
COVID-19 akan dan mulut dengan
(78,5%). Namun, memiliki gejala
mengalami gagal telapak tangan
hanya lebih dari penyakit yang lebih
napas dan (19%).
separuh responden berat (Heymann,
meninggal Penggunaan
yang mengetahui 2020). Hampir
dikarenakan oleh masker yang benar
pencegahan juga separuh responden
penyakit ini. diketahui oleh
bisa dilakukan (29,3%) menjawab
Etika hampir seluruh
dengan menghindari salah mengenai bahaya
batuk dan bersin responden yaitu
berpergian ke China COVID-19 yaitu semua
diketahui oleh masker dipakai
(65,5%). Sebagian pasien dengan infeksi
hampir seluruh dengan posisi
kecil responden ini mengalami gagal
responden yaitu menutupi hidung,
masih menjawab napas dan meninggal.
dengan mulut, dan dagu
memakan daging Angka ini merupakan
menggunakan secara sempurna
hewan setengah persentase paling besar
maser ketika (96,6%), dan
masak (6,7%) pada pada opsi jawaban yang
sedang flu atau membuang masker
pertanyaan salah pada penelitian
batuk (81,2%), yang telah
pencegahan. ini. Berdasarkan kasus
menutup hidung digunakan
Bahaya di China, mayoritas
dan mulut (79,7%). Lebih
COVID-19 diketahui kasus COVID-19
dengan dari
oleh hampir seluruh dilaporkan bersifat
menggunakan separuh
(85,1%) responden ringan, yaitu sebesar
tisu atau lengan responden
yaitu dapat 81% kasus (Zhong,
dalam baju mengetahui bahwa
menyebabkan infeksi 2020). Bukti dari
bagian atas jika masker basah
saluran nafas yang analisis terhadap kasus-
(77,4%), dan atau kotor,
berat pada orang kasus hingga saat ini,
mencuci tangan harus segera
usia lanjut dan infeksi COVID-19
dengan diganti (75,1%)
gangguan sistem menyebabkan
menggunakan air dan
kekebalan tubuh. penyakit ringan pada
bersih dan sabun melakukan cuci
Namun, hanya lebih 80% kasus dan
atau pencuci tangan
dari separuhnya kebanyakan kasus
tangan berbasis setelah
(53,6%) yang berakhir sembuh, 14%
alkohol setelah membuka
mengetahui bahwa
8
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3)
(2020)
masker hampir seluruh benar mengenai macam platform media
(59,4%). responden (87%) COVID-19, peneliti ini sosial. Dari data
Hanya yaitu dengan juga menilai gambaran penelitian ini diketahui
sebagian kecil menggunakan pengetahuan bahwa mayoritas
responden air mengalir dan masyarakat terhadap responden yaitu sebesar
memilih opsi sabun setidaknya hoaks atau informasi 79,1% mendapatkan
yang salah, 20 detik. Lebih yang salah. informasi tentang
yaitu dari separuh Pernyataan berupa COVID-19 dari media
menyentuh responden informasi salah masih sosial. Sehingga,
permukaan mengetahui dipercayai oleh penggunaan media sosial
depan masker bahwa cuci sebagian kecil dapat digunakan sebagai
saat sedang tangan dengan responden hingga media untuk
mengenakanny sabun dilakukan hampir separuhnya, meningkatkan
a dan secara rutin, yaitu berkisar pada
saat akan terutama 0,4%-29,3%
melepaskannya sebelum responden. Pernyataan
(14,1%), dan memegang salah yang terrendah
menggunakan mulut, hidung persentasenya ialah
satu masker dan mata mengenai penularan
sekali pakai (74,1%), jika COVID-19, dan
untuk berulang tidak ada pernyataan salah yang
kali (13,5%). fasilitas cuci tertinggi
Cara tangan, dapat persentasenya dipilih
mencuci menggunakan oleh responden ialah
tangan yang cairan berbasis mengenai
benar alcohol penyembuhan COVID-
diketahui oleh 19. Sehingga,
pengetahuan yang
(69,7%),dan setelah masyarakat Indonesia
masih kurang diketahui
mencuci tangan, terhadap COVID-19.
oleh responden ialah
tangan dikeringkan Pengetahuan
mengenai bahaya dan
dengan handuk atau mengenai berbagai
penyembuhan COVID-
kertas sekali pakai topik mengenai
19. Peneliti menilai
(67,2%). Sebagian COVID-19 memiliki
bahwa perlu dilakukan
kecil responden rentang yang besar
upaya peningkatan
masih ada yang yaitu 26,9%-96,6%
pengetahuan kepada
menjawab opsi pada masyarakat di
masyarakat mengenai
salah berupa Indonesia. Item
COVID-19
menggunakan pernyataan dengan
dikarenakan variasi
wadah cuci tangan persentase terrendah
pengetahuan dengan
bersama orang lain ditemukan pada
rentang yang jauh.
(1,3%) dan hanya pertanyaan mengenai
Upaya dapat
dilakukan ketika penyembuhan COVID-
dilakukan dengan
tangan terlihat 19, sedangkan item
berbagai cara,
kotor saja (1,3%). pengetahuan dengan
contohnya dengan
Berdasarkan persentase tertinggi
penyuluhan oleh
hasil penelitian yang ditemukan pada
petugas kesehatan,
telah dipaparkan, pertanyaan dengan
atau menyebarkan
masih terdapat penggunaan masker.
konten pengetahuan
vasiasi pada tingkat Selain pengetahuan
mengenai penyakit ini
pengetahuan mengenai hal yang
menggunakan berbagai
9
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3)
(2020)
pegetahuan berita yang (analyze), Individu yang
masyarakat, banyak mengenai mengevaluasi memiliki latar
terkhususnya keadaan darurat (evaluate), dan
pengetahuan kesehatan yaitu menciptakan
mengenai COVID-19 (create). Konsep
COVID-19. membuat taksonomi ini
Peneliti populasi secara menggambarkan
an aktif mempelajari proses berpikir
sebelumnya pengetahuan yang lebih tinggi
menunjukkan mengenai pada tingkatan
tingkat penyakit ini dari pengetahuan
jawaban benar beberapa saluran yang lebih tinggi.
pada informasi dan Pada tingkatan
kuesioner situs resmi ketiga berupa
pengetahuan pemerintah menerapkan,
mengenai (Zhong, 2020). proses kognitif
COVID-19 Berbeda dengan menggunakan
pada penelitian Zhong suatu prosedur
masyarakat (2020), untuk
China adalah responden yang menyelesaikan
70,2-98,6%, memiliki permasalahan.
sedang- kan pendidikan Menurut
pada perguruan Notoatmodjo
penelitian ini tinggi/akademi (2014),
terdapat range pada penelitian pengetahuan
yang cukup ini hanya sebesar dipengaruhi oleh
lebar, yaitu 52,6%, sisanya pengalaman
dari 26,42- yaitu SMA atau seseorang dan
100%. Dalam sederajat sebesar lingkungan yang
penelitian oleh 46,4%, dan 1,1% kemudian dapat
Zhong (2020) berpendidikan diekspresikan
disebutkan lebih rendah. dan diyakini
bahwa 82,4% Teori sehingga menim-
sampel taksonomi bulkan motivasi.
penelitian Bloom yang telah Pekerjaan dan
berpendidikan direvisi latar belakang
diploma atau khususnya pada pendidikan/peker
lebih tinggi. ranah kognitif jaan yang
Pada oleh Anderson ditemukan berhu-
penelitian dan Krathwohl bungan dengan
tersebut membagi tingkat
ditemukan pengetahuan pengetahuan
hubungan menjadi enam terhadap COVID-
antara tingkat tingkatan, yaitu 19 pada
pendidikan mengingat penelitian ini
dengan skor (remember), dapat
pengetahuan, memahami/meng diasumsikan
sehingga erti (understand), sejalan dengan
disebutkan menerapkan teori Bloom revisi
bahwa situasi (apply), dan
epidemik dan menganalisis Notoatmodjo.
10
Tabel 2. Pengetahuan Masyarakat tentang COVID-19 (N=1096)
Jumlah Persentase
No. Komponen Pengetahuan
(orang) (%)
1. Apa Novel Coronavirus itu?
Virus yang menyebabkan penyakit saluran pernafasan 917 83,7
Virus yang diduga berasal dari pasar makanan laut Huanan 487 44,4
Virus yang tidak sengaja bocor dari laboratorium senjata biologis China 190 17,3
Virus yang sengaja disebarkan untuk memusnahkan suatu kelompok 56 5,1
2. Apa saja gejala penyakit infeksi Novel Coronavirus?
Susah bernafas 974 88,9
Demam 966 88,1
Batuk 918 83,8
Bercak merah di tubuh 26 2,4
Mimisan 15 1,4
3. Bagaimana penularan Novel Coronavirus?
Menular antar-manusia lewat batuk dan 1052 96
bersin Menular dari hewan ke manusia 664 60,6
Menular lewat pandangan mata 78 7,1
Menular melalui kurma karena mengandung virus yang berasal dari kelelawar 71 6,5
Menular lewat bawang impor dari China 34 3,1
Menular lewat ponsel Xiaomi yang dibuat di China 11 1
Menular melalui sinyal telepon 4 0,4
4. Faktor manakah yang menjadikan seseorang berisiko terinfeksi Novel
Coronavirus?
Memiliki riwayat kontak erat dengan orang yang terkena infeksi ini 942 85,9
Riwayat perjalanan ke China atau wilayah yang terjangkit dalam waktu 14 hari sebelum 818 74,6
timbul gejala
Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki demam 758 69,2
Memiliki riwayat bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan 696 63,5
dengan pasien infeksi ini
Memiliki riwayat kontak dengan ayam, burung, dan hewan unggas lainnya 116 10,6
5. Apa yang Anda ketahui tentang penyembuhan infeksi Novel Coronavirus?
Belum ada obat spesifik untuk penyakit ini 1034 94,3
Penyakit ini bisa sembuh dengan 295 26,9
sendirinya 57 5,2
Air rebusan bawang putih dapat mengobati penyakit ini 41 3,7
Tidak ada orang yang sembuh dari penyakit ini 6 0,5
Dapat langsung sembuh setelah minum bodrex 5 menit
6. Apa saja hal yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi Novel Coronavirus?
Mencuci tangan menggunakan air dan sabun 1005 91,7
Menghindari kontak langsung terhadap orang yang sedang sakit 916 83,6
Menutup mulut dan hidung dengan tissue ketika bersin atau batuk 891 81,3
Menggunakan masker ketika memiliki gejala saluran napas 860 78,5
Menghindari berpergian ke China 718 65,5
Memakan daging hewan setengah masak 67 6,1
7. Apa bahaya dari infeksi Novel Coronavirus?
Dapat menyebabkan infeksi saluran nafas yang berat pada orang usia lanjut dan 933 85,1
gangguan sistem kekebalan tubuh
Dapat memperberat kondisi seseorang yang sedang menderita penyakit tertentu 587 53,6
Semua pasien dengan infeksi ini mengalami gagal napas dan meninggal 321 29,3
Penyakit ini tidak dapat disembuhkan 82 7,5
8. Bagaimana etika saat batuk dan bersin yang benar?
Menggunakan masker ketika sedang flu atau batuk 890 81,2
Menutup hidung, mulut dengan menggunakan tisu atau lengan dalam baju bagian atas 848 77,4
Mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis 830 75,7
alkohol setelah memegang tisu setelah batuk/bersin
Setelah menggunakan tisu, tisu langsung dibuang ke kotak sampah 763 69,6
Menutup hidung dan mulut dengan telapak tangan 208 19
9. Bagaimana penggunaan masker yang benar?
Masker dipakai dengan posisi menutupi hidung, mulut, dan dagu secara sempurna 1059 96,6
Buang masker yang telah digunakan 874 79,7
Jika masker basah atau kotor, harus segera diganti 823 75,1
Melakukan cuci tangan setelah membuka masker 655 59,8
Menyentuh permukaan depan masker saat sedang mengenakannya dan saat 165 15,1
akan melepaskannya
Menggunakan satu masker sekali pakai untuk berulang kali 148 13,5
10. Bagaimanakah mencuci tangan yang benar?
Melakukan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setidaknya 20 detik 954 87
Dilakukan secara rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata 812 74,1
Saat tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan cairan berbasis alkohol 764 69,7
Setelah mencuci tangan, tangan dikeringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai 736 67,2
Menggunakan wadah cuci tangan bersama orang lain 14 1,3
Hanya dilakukan ketika tangan terlihat kotor saja 14 1,3
Keterangan: Opsi jawaban yang dicetak miring adalah opsi jawaban yang benar. Opsi jawaban yang
ditampilkan pada tabel diurutkan berdasarkan jumlah responden yang memilih opsi jawaban
tersebut dari yang terbanyak.
melalui bentuk usaha meningkatkan kesehatan responden. Bentuk usaha yang paling banyak dipilih
tubuh yang ditanyakan secara langsung kepada oleh responden ialah membasuh tangan dengan air
dan sabun (92,2%).Selanjutnya diikuti oleh
COVID-19 serupa dengan penelitian oleh
bentuk usaha seperti memakai masker saat
Zhong (2020). yang dilakukan pada masyarakat
batuk/pilek (83,5%), menutup mulut dan
China. Pada penelitian tersebut didapatkan
hidung menggunakan tissue saat bersin atau
hampir seluruh responden menggunakan
batuk (79,8%), tidak melakukan kontak
masker ketika pergi keluar (98%), dan tidak
langsung dengan orang yang sakit (73,4%),
mengunjungi keramaian (96,4%).
tidak melakukan perjalanan ke China atau
Tindakan individu pada penelitian ini yang
negara terjangkit (68,6%), mengkonsusmsi
masuk pada kategori tindakan yang baik
daging hewan yang matang sempurna (53,9%),
terhadap COVID-19 adalah sebesar 72,5%
serta bentuk usaha lainnya (9,7%). Beberapa
responden, yang didefinisikan dengan telah
usaha yang ditulis responden pada opsi lainnya
melakukan usaha mencuci tangan dengan air
adalah mengkonsumsi vitamin, olah raga rutin,
dan sabun, memakai masker saat batuk/pilek,
berdoa, lebih sering konsumsi makanan bergizi
dan menutup mulut dan hidung dengan tissue
dan minum air putih, konsumsi sayur dan buah,
ketika bersin atau batuk. Pada pelitian Zhong
menghindari keramaian, melakukan social
(2020), tindakan masyarakat China tidak
distancing, dan tetap di rumah jika tidak ada
dikategorikan, tetapi hanya disebutkan
urusan yang mendesak untuk keluar rumah.
persentasenya. Mayoritas masyarakat China
Dari hasil yang didapatkan, mayoritas
melakukan usaha seperti menggunakan masker
responden telah melakukan bentuk usaha
ketika pergi keluar (98%), dan tidak
peningkatan kesehatan tubuh untuk meng-
mengunjungi keramaian (96,4%).Bila
hindari COVID-19, walaupun belum mela-
dibandingkan, bentuk upaya pencegahan yang
kukan semua bentuk usahanya.
dinilai pada penelitian ini berbeda dengan
Pada komponen tindakan, hampir penelitian Zhong (2020). Namun dapat dinilai
seluruh responden telah meningkatkan usaha bahwa mayoritas masyarakat baik di Indonesia
peningkatan kesehatan pribadi. Mayoritas maupun China telah melakukan upaya
responden mencuci tangan dengan air dan pencegahan penularan COVID-19 walaupun
sabun (92,2%), memakai masker ketika belum semua bentuk usaha yang dilakukan.
batuk/pilek (83,5%), dan menutup mulut dan Distribusi responden berdasarakan
hidung menggunakan tissue saat bersin atau pengetahuan, sikap, dan tindakan dapat dilihat
batuk (79,8%). Mayoritas masyarakat yang telah pada table 3.
melakukan tindakan pencegahan terhadap Berdasarkan table 4, hasil tabulasi silang
diketahui dari 358 responden (42,5%) yang
memiliki pengetahuan yang baik menunjukkan
sikap yang positif mengenai COVID-19 (57,5%).
Terdapat hubungan yang signifikan antara