Askep CVA
Askep CVA
OLEH:
RIZKY EKA SAVITRI
NIM:
1301200020
1.1 Pengertian
1.1.1 CVA disebut juga stroke adalah suatu gangguan neurologis akut, yang
disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah ke otak dimana
secara mendadak (dalam beberapa detik), atau secara tepat (dalam
beberapa jam) timbul gejala dan tanda sesuai dengan daerah fokal di
otak yang terganggu. (Prof. Dr. dr. B. Chandar, hal 181)
1.1.2 Stroke merupakan cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran
darah otak, (Elisabeth, J, Corian, hak 181)
1.1.3 CVA merupakan gangguan sirkulasi cerebral dan sebagai salah satu
manifestasi neurologi yang umum dan timbul secara mendadak
sebagai akibat adanya gangguan suplay dalam ke otak (Depkes RI
1996, hal 149)
1.2 Klasifikasi
CVA pada dasarnya dibagi 2 kelompok besar
1.2.1 Stroke Iskemik
Secara patogenesis dibagi menjadi
1) Stroke trombolik
Yaitu stroke yang disebabkan karena tombosis di arteri karotis
interna secara langsung masuk ke arteri serebri media
Stroke jenis ini sering dijumpai pada kelompok usia 60 - 90 tahun.
Serangan gejala CVA sekunder dari trombosis sering datang pada
waktu tidur atau waktu mulai bangun
2) Stroke embolik
Yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena emboli yang
pada umumnya berasal dari jantung.
Emboli biasanya mengenai pembuluh-pembuluh kecil dan sering
dijumpai pada titik bifurkasi dimana pembuluh darah menyempit.
Stroke iskemik secara lazim dibagi menjadi :
1) TIA (Transient Iskhemik Attach)
Gangguan neurologik yang timbul secara tiba-tiba dan
menghilang dalam beberapa menit sampai beberapa jam (tidak
melebihi 24 jam)
Disfungsi neurologi bisa sangat parah disertai tidak sadar sama
sekali dan hilang fungsi sensorik serta fungsi motorik.
2) RIND (Reversible Iskhemic Neurologic Deficit)
gejala neurologik menghilang dalam waktu lebih 24 jam
3) Progressive Stroke
Gejala neurologik bertambah lama bertambah berat
4) Completed Stroke
Gejala neurologik dari permulaan sudah maksimal (stabil)
1.3 Etiologi
1.3.1 Thrombosis Otak
Thrombosis merupakan penyebab yang paling umum ari CVA dan
yang paling sering menyebabkan thrombosis otak adalah
atherosklerosis. Penyakit tambahan yang paling sering kali dijumpai
pada trombosis hipotensi da tipe lain-lain cidera vaskuler seperti
arteritis.
1.7 Komplikasi
1.7.1 Dini (0-48 jan pertama)
Odema serebri, defisit neorologis memperberat, mengakibatkan
peningkatan TIK, herniasi dan akhirnya kematian
1.7.2 Jangka pendek
Pnemonia (akibat imobilisasi) infark miokard, emboli paru (cenderung
terjadi 7-14 hari paska stroke)
1.8.5 EEG
Untuk melihat area yang spesifik dari lesi otak
1.8.6 Ultra Sonografi
Mengidentifikasi penyakit arterio vena, arterio sklerosis
1.8.7 Sinar - X Tengkorak
Klasifikasi partial penyakit arterio vena, arterio sklerosis
1.8.8 Teknik Doppler
Untuk mengetahui arteri sklerosis yang rusak
1.9 Penatalaksanaan
1.9.1 Empat tujuan pengobatan, menyelamatkan jiwa, membatasi kerusakan
otak, mengurangi ketergantungan dan deformitas, mencegah
terjadinya penyakit.
1.9.2 Pertahankan agar jalan nafas selalu bebas, pemberian cairan elektrolit
dan kalori adekuat, hindari ulcus decubitus
1.9.3 Larutan urea hipertonik 1 - 1,5 9 /Kg, IV
1.9.4 Rehabilitasi dan latihan termasuk fisioterapi, tetapi pekerjaan dan
terapi biara
1.9.5 Obat dari koagulan
1.9.6 Tirah baring dan penurunan rangsangan eksternal
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
TEORI
2.1 Pengkajian
Data yang dikumpulkan akan bergantung pada letak, keparahan, durasi
patologi.
2.1.1 Riwayat kesehatan yang berhubungan dengan faktor resiko, keadaan
biopsiko-sosio-spiritual
2.1.2 Aktivitas / istirahat
Gejala : Kesulitan untuk melakukan aktivitas karena 'kelemahan,
kehilangan sensori atau paralisis
Tanda : gangguan tonus otot dan kelemahan umum, gangguan
penglihatan, gangguan tingkat kesadaran
2.1.3 Sirkulasi
Gejala : adanya penyakit jantung, polisitemia, riwayat hipotensi
postural,
Tanda : Hipertensi, frekuensi nadi bervariasi disritmia
2.1.4 Integritas Ego
Gejala : perasaan tidak berdaya, putus asa
Tanda : emosi yang labil, kesulitan untuk mengekspresikan diri
2.1.5 Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih, distensi abdomen
2.1.6 Makanan / Cairan
Gejala : nafsu makan hilang, mual muntah, kehilangan sensasi,
adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam darah
Tanda : kesulitan menelan, obesitas
2.1.7 Neurosensori
Gejala : pusing, nyeri kepala, penglihatan menurun, gangguan rasa
pengecapan dan penciuman.
Tanda : status mental / tingkat kesadaran : coma ekstremitas
lemah, paralise wajah, aphasia, pendengaran, reflek pupil
dilatasi
2.1.8 Nyeri / kenyamanan
Gejala : sakit kepala
Tanda : tingkah laku yang tidak stabil, gelisah
2.1.9 Pernafasan
Gejala : merokok (faktor risiko)
Tanda : batuk, ketidakmampuan menelan, hambatan jalan nafas,
ronki
2.1.10 Keamanan
Gejala : gangguan dalam penglihatan perubahan persepsi terhadap
orientasi tempat tubuh, gangguan berespon terhadap panas
dan dingin.
2.1.11 Interaksi Sosial
Tanda : gangguan dalam berbicara, ketidakmampuan untuk
berkomunikasi
2.1.12 Penyuluhan
Gejala : adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke,
pemakaian kontrasepsi
Kolaborasi
- Beri oksigen sesuai indikasi
- Beri obat sesuai indikasi anti koagulasi, antifibrolitik, antihipertensi
- Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
2.2.2 Kerusakan mobilitas fisik
1) Dapat dihubungkan dengan : keterlibatan neuromuskuler
kelemahan, parestesia, kerusakan perseptual/kognitif
2) Kemungkinan dibuktikan oleh : ketidakmampuan bergerak dengan
tujuan dalam lingkungan fisik, kerusakan koordinasi
3) Kriteria evaluasi
- Mempertahankan posisi optimal dari fungsi yang dibuktikan
oleh tak adanya kontraktur
- Meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena
- Mendemonstrasikan teknik yang memungkinkan melakukan
aktivitas
- Mempertahankan integritas kulit
4) Intervensi keperawatan
(1) kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas secara
fungsional / luasnya kerusakan awal dan dengan cara yang
teratur
R/ mengidentifikasi kekuatan dan dapat memberikan
informasi mengenai pemulihan
(2) Ubah posisi pasien etiap 2 jam
R/ menurunkan risiko terjadinya trauma / iskemia jaringan
(3) Letakkan pasien pada posisi telungkup satu kali atau dua kali
sehari jika pasien dapat mentoleransinya
R/ membantu mempertahankan ekstensi pinggul fungsional
(4) Latih pasien untuk melakukan pergerakan ROM atif dan pasif
untuk semua ekstremitas
R/ : Meminimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi,
membantu mencegah kontraktur
(5) Gunakan penyangga dengan ketika pasien berada dalam
posisi tegak, sesuai indikasi
R/ : penggunaan penyangga dapat menurunkan resiko
terjadinya subluksasi lengan
(6) Evaluasi penggunaan dari / kebutuhan alat bantu untuk
pengaturan posisi
R/ : kontraktur fleksi dapat terjadi akibat dari otot fleksor
lebih kuat dibandingkan dengan otot ekstensor
Tindakan Kolaborasi
- berikan tempat tidur khusus sesuai indikasi
- Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secara aktif, latihan
resistif, ambulan pasien
- Berikan obat relaksan otot, antispasmodik, sesuai indikasi
Depkes RI, 1996, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan, Diknakes, Jakarta.
BIODATA
Nama : Tn.SP
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 53 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Satpam
Agama : islam
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Lawang
No. Register : 102490xx
Tanggal MRS : minggu, 6 September 2015
Tanggal Pengkajian : Senin, 7 September 2015
DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola komunikasi : kurang baik, bicara pelo dan tidak banyak bicara
B. Orang yang paling dekat dengan klien : istri klien
C. Rekreasi : -
hobby : bekerja
penggunaan waktu senggang : berdiam diri
D. Dampak dirawat di RS : jenuh
E. Hubungan dengan orang lain/ interaksi sosial : kurang
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : istri klien
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan beribadah : saat sehat taat beribadah, saat sakit tidak solat
B. Keyakinan terhadap sehat sakit : sakit merupakan cobaan dari allah
sehingga harus sabar dan ikhlas
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : klien meyakini bisa sembuh
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum/kesadaran umum : CM / keadaan umum lemah
TTV
Suhu : 37o C TD : 180/100 mmHg RR : 20x/mnt nadi : 78x/mnt
TB : 169 cm BB : 68 kg
B. Pemeriksaan kepala dan leher :
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk kepala : simetris, tidak ada lesi
Ubun-ubun : tidak ada massa abnormal
Kulit kepala : normal
b. Rambut : hitam dan sedikit putih
Penyebaran dan keadaan rambut : merata
Bau : tidak sedap
Warna : hitam dan sedikit putih
c. Wajah : simetris kanan kiri
Warna kulit : sawo matang
Struktur wajah : normal
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap, tidak ada kontak mata
b. Kelopak mata (palbebra) : baik
c. Konjungtiva dan sclera : konjungtiva merah muda, sclera : putih
d. Pupil : bewarna hitam normal
e. Kornea iris: normal
f. Ketajaman penglihatan/ visus : tidak terkaji
g. Tekanan bola mata : tidak terkaji
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : normal
b. Lubang hidung : normal
c. Cuping hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris kanan kiri , ukuran normal,
ketegangangan telingan normal
b. Lubang telinga : normal
c. Ketajaman pendengaran : kurang baik
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : tidak simetris, bibir kanan agak jatuh
b. Keadaan gusi dan gigi : gig lengkap tidak ada perdarahan gusi
c. Keadaan lidah : bewarna merah muda
6. Leher
a. Posisi trakhea : normal tidak bergeser
b. Tiroid : tidak ada pembesaran
c. Suara : pelo
d. Kelenjar lymphe : tidak ada pembesaran
e. Vena jugularis ; teraba tidak ada pembesaran
f. Denyut nadi karotis : teraba
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa medis : CVA trombosis + DM
B. Pemeriksaan diagnostik
a. Labolatorium : GD sewaktu : 418 mg/dl, kolesterol : 164 mg/dl, Hb :
14,7 g/dl, leukosit : 10,06 103/ml, trombosit : 281 103/ml, GD puasa
304 mgdl, GD 2 jam pp : 385 mg/dl, asam urat : 6,9 mg/dl, HDL : 37
mg/dl, LDL : 97 mg/dl, trigliserida : 89 mg/dl
b. CT scan : infark subakut di corona radiata kiri, capsula interna limb
anterior kiri, suspeck infantile type mastoid kiri
c. Foto thorax AP : jantung dalam batas normal, paru dalam batas
normal, sinus dan diafragma normal
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Peroral : aspilet 160 mg, simustatin 20mg, omeprazole 20mg, amitriptiline 12,5
mg, citicolin 250 mg
Inject : citicolin 250 mg, insulin 0-0-10unit, IUFD NS 0,9% 20 tpm
Perawat
Rizky Eka Savitri
NIM : 1301200020
ANALISA DATA
Nama pasien : Tn. SP
Umur : 53 tahun
No. Reg : 102490xx
DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI
S: “tangan kanan saya sakit yang atas” Nyeri akut Gangguan
O: grimace sirkulasi
TTV : TD = 180/100mmhg serebral
S : 37o C nadi : 78x/mnt RR : ↓
20x/mnt Gangguan
kooordinasi otak
↓
Kelemahan
↓
Kerusakan
mobilitas fisik
↓
nyeri akut
Gangguan
S : “tangan dan kaki lemes” Kerusakan sirkulasi
O : kekuataan otot mobilitas fisik serebral
331 555 ↓
333 555 Gangguan pada
Keterbatasan pergerakan sendi
otak
↓
Gangguan
koordinasi otak
↓
Kelemahan
↓
kerusakan
mobilitas fisik
HT
S : “lengan saya sakit”
Ketidakefektifan ↓
O : pengisian kapiler lebih dari 3 detik,
perfusi jaringan Tekanan
bronkospasme, TTV : TD =
serebral pembuluh darah
180/100mmhg
↓
S : 37o C nadi : 78x/mnt RR :
Aneurisma
20x/mnt
↓
CT scan : infark akut di corona radiata
Pecahnya
kiri
pembuluh darah
↓
Gangguan
sirkulasi
serebral
↓
Perubahan
perfusi jaringan
serebral
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. SP
Umur : 53 tahun
No. Reg : 102490xx