Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (1), 2017, 63-76

e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN


TERHADAP BELANJA DAERAH KOTA BANDUNG

Masayu Rahma Wati 1, Catur Martian Fajar2


1
Fakultas Ekonomi Universitas BSI
masayu_rahmawati@rocketmail.com
2
Fakultas Ekonomi, Universitas BSI
catur.cmf@bsi.ac.id

Abstract
This study is aimed to examine the effect of local revenues are a source of the revenue government of
Bandung and the balance funds to finance regional expenditure of Bandung city. The used method in this
research is survey method and descriptive type verification, and analysis of data use research data in the
form of reports on realization of the budget the fiscal year 2004-2015 were obtained from the department
of finance and asset management of Bandung. Novelty in this study is the imitation of previous studies
with some updating data. Results of correlation analysis shows the relationship of local revenue to
finance regional expenditure of 0.966 with a very strong category and relationship finance regional
expenditure with balancing funds amounting to 0.923 with a very strong category. The coefficient of
determination shows the influence of local revenue and expenditure balance funds to the region amounted
to 0.973. Partial results of hypothesis testing can be seen a significant influence variables local revenues
and balancing funds to finance regional expenditure. Hypothesis test results simultaneously can be seen a
significant influence between local revenues and balancing funds to finance regional expenditure in
Bandung.

Keywords: District Own Source Revenue; Balancing Fund; Regional Expenditure

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pendapatan asli daerah yang merupakan sumber
pendapatan asli Pemerintah Kota Bandung dan dana perimbangan terhadap belanja daerah Pemerintah
Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan tipe
penelitian deskriptif verifikatif, dan analisis data dengan menggunakan data penelitian berupa laporan
realisasi APBD selama 12 periode yaitu pada tahun anggaran 2004-2015 yang diperoleh dari Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung. Novelty pada penelitian ini adalah imitasi dari
penelitian sebelumnya dengan beberapa pembaharuan data. Hasil analisis korelasi menunjukkan
hubungan pendapatan asli daerah dengan belanja daerah dengan kategori sangatkuat dan hubungan
dana perimbangan dengan belanja daerah dengan kategori sangat kuat. Hasil uji hipotesis secara
parsial dapat diketahui terdapat pengaruh yang signifikan variabel pendapatan asli daerah dan dana
perimbangan terhadap belanja daerah. Hasil uji hipotesis secara simultan maka dapat diketahui terdapat
pengaruh yang signifikan antara pendapatan asli daerah dan dana perimbangan terhadap belanja
daerah Kota Bandung.

Kata Kunci: Pendapatan asli daerah; Dana perimbangan; Belanja daerah

Cronicle of Article :Received (April, 2017); Revised (Mei,2017); and Published (Juni, 2017).
©2017 Jurnal Kajian Akuntansi Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati

Profile and corresponding author: Masayu Rahma Wati, SE., M.Si1 adalah dosen Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Bina Sarana informatika; and Catur Martian Fajar, SE., MM2 adalah dosen Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bina Sarana Informatika. Corresponding Author:
masayu_rahmawati@rocketmail.com1 and catur.cmf@bsi.ac.id2.

How to cite this article: Masayu Rahma Wati, C. M. F. (2017). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Perimbangan terhadap Belanja Daerah Kota Bandung. Jurnal Kajian Akuntansi, 1(1), 63-76. Retrieved from
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

Page 63
Masayu Rahma Wati, Catur Martian Fajar
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah Kota Bandung

PENDAHULUAN Pengeluaran pemerintah atau belanja


Reformasi pemerintahan yang disertai pemerintah merupakan salah satu instrumen
dengan keterbukaan sudah menjadi tuntutan strategis dalam perekonomian (Christopher,
di Indonesia. Hal ini menyebabkan semakin 2009). Pemanfaatan belanja hendaknya
menguatnya tuntutan aspek transparansi dan dialokasikan untuk hal-hal produktif,
akuntabilitas. Kedua aspek tersebut menjadi misalnya untuk melakukan aktivitas
penting dalam pengelolaan pemerintah pembangunan (Saragih, 2003). Dalam
termasuk di bidang pengelolaan keuangan membiayai belanja daerah diperlukan
negara maupun daerah. Hal itulah yang pendapatan daerah yang memadai.
mendorong terjadinya proses peralihan dari Pendapatan daerah adalah semua hak
sistem dekonsentrasi ke sistem desentralisasi pemerintah daerah yang diakui sebagai
yang disebut dengan otonomi. Otonomi penambah nilai kekayaan bersih (Mangowal,
adalah pendelegasian urusan pemerintah 2013). Pendapatan daerah terdiri atas
pusat kepada pemerintah daerah yang bersifat pendapatan asli daerah, dana perimbangan,
operasional dalam rangka sistem birokrasi dan lain-lain pendapatan daerah yang sah
pemerintahan. (Halim & Kusufi, 2012).
Dalam rangka pelaksanaan otonomi Kemandirian suatu daerah dalam bidang
daerah dan desentralisasi fiskal, pemerintah keuangan dapat dilihat dari seberapa besar
daerah diberi keleluasaan untuk mengelola kontribusi pendapatan asli daerah terhadap
dan memanfaatkan sumber penerimaan pendapatan daerah tersebut. Menurut
daerah yang dimilikinya sesuai dengan Mardiasmo (2000) menyatakan bahwa “dari
aspirasi masyarakat daerah. Pelaksanaan segi pendapatan, kemampuan pemerintah
otonomi daerah akan membawa suatu daerah untuk meningkatkan kemampuan
konsekuensi logis, bahwa tiap daerah harus daerahnya masih belum signifikan. Bahkan
berkemampuan untuk memberdayakan masalah yang sering muncul adalah
dirinya sendiri, baik dalam kepentingan rendahnya kemampuan pemerintah daerah
ekonomi, pembinaan sosial kemasyarakatan, untuk menghasilkan prediksi pendapatan
dan pemenuhan kebutuhan untuk daerah yang akurat, sehingga belum dapat
membangun daerahnya serta dapat dipungut secara optimal”.
melaksanakan peningkatan pelayanan kepada Dana perimbangan merupakan sumber
masyarakat (Samad & Iyan, 2013). pendapatan daerah yang berasal dari APBN
Pembangunan daerah merupakan untuk mendukung pelaksanaan kewenangan
pembangunan yang semuanya dipersiapkan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan
dan dilaksanakan oleh daerah dengan pemberian otonomi kepada daerah, terutama
memanfaatkan sumber daya yang ada di peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
daerah tersebut. Pesatnya pembangunan masyarakat yang semakin baik (Mamuka &
daerah membutuhkan alokasi dana Elim, 2014). Pada umumnya, dana
pembangunan yang besar sehingga perimbangan merupakan bagian terbesar
menyebabkan belanja pemerintah daerah juga dalam pembiayaan kegiatan pemerintah
semakin meningkat. Besarnya belanja daerah daerah. Tujuan utama pemberian dana
ditentukan oleh besarnya pendapatan daerah perimbangan adalah untuk mengatasi
yang bersangkutan. Instansi pemerintah kesenjangan fiskal antara pemerintah pusat
daerah yang menerima anggaran belanja dengan pemerintah daerah, kesenjangan
tentunya harus mampu menunjang fiskal antar pemerintah daerah, perbaikan
pertumbuhan belanja daerah sehingga dapat sistem perpajakan, dan koreksi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari ketidakefisienan fiskal (Santoso & Suparta,
setiap kota/kabupaten yang ada di Indonesia 2015).
(Kainde, 2013). Perkembangan dana perimbangan Kota
Bandung dari tahun ke tahun mengalami

Page 64
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (1), 2017, 63-76
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

fluktuasi. Masalah yang sering terjadi pada Idris (2016) lebih lanjut menjelaskan
dana perimbangan yaitu dana perimbangan bahwa, “Local Revenue (PAD) is all cash
dari pemerintah pusat tidak dapat mendorong receipts into the right area recognized as an
pertumbuhan ekonomi pemerintah daerah addition to net worth in one fiscal year and
secara signifikan karena habis untuk belanja does not need to be paid back by the
pegawai. government”. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Penelitian sebelumnya yang dilakukan adalah semua penerimaan kas daerah yang
oleh Sa’diyah & Putri (2015) yang meneliti diakui sebagai penambah nilai kekayaan
pengaruh pendapatan asli daerah terhadap bersih dalam satu tahun anggaran dan tidak
kinerja manajerial pemerintah daerah perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pajak
Kabupaten Aceh Utara. Hasilnya yang dipungut pemerintah daerah jangan
menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah sampai menciptakan biaya pemungutan yang
berpengaruh signifikan terhadap kinerja lebih tinggi dari pada pendapatan pajak yang
manajerial Pemerintah Kabupaten Aceh diterima oleh pemerintah daerah.
Utara. Pada dasarnya, makin banyak kontribusi
Penelitian lain yang dilakukan Panji & pendapatan asli daerah terhadap APBD, ini
Indrajaya (2016) yang meneliti pengaruh menandakan makin kecilnya keterikatan
dana perimbangan terhadap pertumbuhan regional terhadap sentral sebagai efek
ekonomi dan tingkat kemiskinan di Provinsi implementasi otonomi daerah atas asas secara
Bali. Hasilnya menunjukkan bahwa dana nyata serta bertanggung jawab (Rinaldi,
perimbangan berpengaruh positif dan 2014). Peningkatan kemandirian daerah
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sangat erat hubungannya dengan kemampuan
namun tidak berpengaruh signifikan terhadap daerah dalam mengelola pendapatan asli
tingkat kemiskinan pada Kabupaten/Kota di daerahnya (Mahmudi, 2009).
Provinsi Bali. “Revenue generated by local government
is used to finance various expenditure
KAJIAN PUSTAKA programmes. Expenditure is an actual
Pendapatan Asli Daerah payment or creation of obligation to make a
Menurut Simanjuntak et al. (2013), future payment for some benefits items or
“Regional Original Income is a service received” (Abba et al. 2015),
representation of the revenue generated by menyatakan bahwa pendapatan yang
the regional”. Menyatakan bahwa dihasilkan oleh pemerintah daerah digunakan
pendapatan asli daerah adalah representasi untuk membiayai berbagai rencana
dari pendapatan yang dihasilkan oleh daerah. pengeluaran. Pengeluaran adalah pembayaran
Pemerintah daerah harus lebih yang dilakukan saat ini untuk kewajiban pada
mengoptimalkan pendapatan asli daerahnya masa yang akan datang dalam rangka
agar dapat membiayai pengeluaran daerah memperoleh beberapa barang atau jasa yang
dan tidak menghambat kegiatan ekonomi di diterima.
daerah yang bersangkutan. Semakin besar pendapatan asli daerah
Menurut Olubukunola (2011),“Internally akan membuat belanja daerah juga meningkat
Generated Revenue (IGR) is the revenue that dan akan lebih banyak pengeluaran untuk
the local government generates within the kesejahteraan masyarakat (Adriani & Yasa,
area of its jurisdiction”. Pendapatan Asli 2015). Sejalan dengan hal tersebut menurut
Daerah (PAD) adalah pendapatan pemerintah Sasana (2011) menyatakan bahwa, “Semakin
daerah yang dihasilkan dalam wilayah besar kemampuan daerah dalam
yurisdiksinya. Pendapatan asli daerah yang mengumpulkan pendapatan asli daerah akan
tinggi menandakan otonomi daerah yang semakin longgar alokasi belanja daerah,
dilaksanakan berjalan dengan baik. sehingga terdapat hubungan yang positif

Page 65
Masayu Rahma Wati, Catur Martian Fajar
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah Kota Bandung

antara pendapatan asli daerah dengan belanja pemerintah daerah bertujuan untuk
daerah”. membiayai layanan tertentu, seperti
Dana Perimbangan pendidikan dasar, pelayanan sosial dan jalan.
Nasution (2015) menjelaskan bahwa, Transfer dana perimbangan digunakan untuk
“Regional bottom aid is a source of revenue mengatasi ketidakseimbangan horizontal
comes from the budget to support the antar pemerintah daerah.
implementation of local authorities in Sumber-sumber dana perimbangan
achieving the objective of granting regional terdiri dari dana bagi hasil pajak, dana bagi
autonomy which is primarily done by an hasil bukan pajak, dana alokasi umum, dan
increase better in services and public dana alokasi khusus (Aprizay dkk, 2014).
welfare”. Dana transfer/bantuan pemerintah Kemandirian keuangan pemerintah
daerah merupakan sumber pendapatan yang daerah merupakan kebalikan dari besarnya
berasal dari anggaran untuk mendukung rasio penerimaan transfer di dalam
pelaksanaan pemerintah daerah dalam pemenuhan pembelanjaan pemerintah.
mencapai tujuan pemberian otonomi kepada Belanja daerah sangat dipengaruhi oleh
daerah terutama dilakukan dengan transfer dari pemerintah pusat (Abdullah &
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan Halim, 2003). Perimbangan keuangan dengan
masyarakat yang semakin baik. dana transfer pemerintah pusat kepada
Sari, et al. (2014) menjelaskan bahwa pemerintah daerah menjadi insentif bagi
“Dana perimbangan adalah modal yang pemerintah daerah untuk membiayai belanja
berasal dari perolehan APBN yang daerah (Sasana, 2011)
diperuntukkan bagi daerah dalam upaya Belanja Daerah
membiayai kepentingan daerah sebagai Belanja daerah merupakan pengeluaran
bentuk pengimplementasian asas pemerintah daerah yang digunakan untuk
desentralisasi”. membiayai kegiatan pembangunan daerah.
Sejalan dengan hal tersebut menurut Menurut Ferreiro (2009), “Government
Capkova & Roncakova (2014) menjelaskan expenditure at first should be analyzed based
bahwa, on functional expenditure”. Menyatakan
“The main mechanism for bahwa pengeluaran pemerintah pada awalnya
intergovernmental transfers is grants harus dianalisis berdasarkan pengeluaran
from central to local governments. A fungsional. Pemerintah daerah sebaiknya
variety of unconditional (general) grant melakukan identifikasi kegiatan mana yang
systems are in use to address vertical benar-benar masuk skala prioritas menurut
imbalances. Provision of conditional ukuran kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
(specific) block grants from the centre to Hal tersebut sejalan dengan pendapat
subnational governments aims to Simanjuntak et al. (2013), “Regional
financing certain services, such as expenditure is all the expending of regional's
primary education, social services and cash in a one budget period”. Menyatakan
roads. Equalisation grants are used to bahwa belanja daerah adalah semua
address horizontal imbalances between pengeluaran kas daerah dalam jangka waktu
local authorities” satu tahun anggaran. Pengeluaran kas daerah
Berdasarkan pendapat Capkova & tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan
Roncakova (2014) mekanisme utama untuk pemerintah daerah itu sendiri.
transfer antar pemerintah adalah transfer dari Kainde (2013) mengemukakan bahwa,
pemerintah pusat ke pemerintah daerah. “Belanja daerah adalah semua kewajiban
Berbagai macam sistem transfer tanpa syarat pemerintah daerah yang diakui sebagai
(umum) digunakan untuk mengatasi pengurang nilai kekayaan bersih (ekuitas
ketidakseimbangan vertikal. Transfer dengan dana) dalam periode tahun anggaran yang
syarat (khusus) dari pemerintah pusat ke bersangkutan”. Belanja pemerintah daerah

Page 66
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (1), 2017, 63-76
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

sebaiknya lebih mengutamakan untuk (Gideon, et al. 2013) lebih lanjut


kepentingan masyarakat daerah agar tujuan menjelaskan bahwa,“Revenues from taxes,
pemerintah daerah dalam mensejahterakan user fees and Inter governmental transfers
masyarakat daerah dapat tercapai. are likely to be insufficient to meet the
Liesionis (2013), “Unproductive infrastructural needs of local authorities. For
expenditure hampers economic development this reason, local authorities may also want
and inhibits its growth”, menyatakan bahwa to access private capital and this is achieved
pengeluaran yang tidak produktif through such initiatives as borrowing”.
menghambat pembangunan ekonomi dan Pendapatan dari pajak, retribusi dan
menghambat pertumbuhannya. Hal ini transfer dana antar pemerintah mungkin tidak
disebabkan pemerintah daerah lebih banyak cukup untuk memenuhi kebutuhan
membiayai pengeluaran untuk belanja infrastruktur dari pemerintah setempat. Untuk
pegawai dari pada pengeluaran untuk alasan ini, pemerintah daerah juga mungkin
pembangunan daerah itu sendiri. ingin mengakses modal swasta dan ini
“Government expenditure grew faster dicapai melalui inisiatif seperti pinjaman.
than the growth of its revenue. This resulted Dalam hal ini diharapkan pemerintah daerah
in persistent fiscal deficits consequently lebih mengutamakan pengeluaran yang
government had to borrow from both internal digunakan untuk membiayai pembangunan
and external sources”(Abba et al. 2015). daerah dari pada pengeluaran yang digunakan
Menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah untuk membiayai belanja pegawai, karena
tumbuh lebih cepat dari pertumbuhan kemandirian suatu daerah dapat dilihat dari
pendapatan. Hal ini mengakibatkan defisit pembangunan daerah itu sendiri.
fiskal terus-menerus akibatnya pemerintah
harus meminjam dana dari sumber internal
dan eksternal.
Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Page 67
Masayu Rahma Wati, Catur Martian Fajar
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah Kota Bandung

Hipotesis penarikan sampel yang digunakan oleh


Berdasarkan skema kerangka pemikiran, penulis adalah purposive sampling. Sampel
penulis merumuskan hipotesis sebagai yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berikut: data Laporan Realisasi APBD Pemerintah
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan Kota Bandung periode 2004-2015 yaitu
antara pendapatan asli daerah terhadap sebanyak 12 periode.
belanja daerah Kota Bandung
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan HASIL DAN PEMBAHASAN
antara dana perimbangan terhadap Pendapatan Asli Daerah
belanja daerah Kota Bandung Pendapatan Asli Daerah adalah
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan pendapatan yang dihasilkan oleh daerah
antara pendapatan asli daerah dan dana dalam wilayah yurisdiksinya yang diakui
perimbangan terhadap belanja daerah sebagai penambah nilai kekayaan bersih
Kota Bandung secara simultan.
dalam satu tahun anggaran, dan harus
didorong pertumbuhannya agar dapat
METODE PENELITIAN menanggung sebagian beban belanja yang
Metode penlitian yang digunakan adalah diperlukan untuk penyelenggaraan
penelitian survey, tipe penelitian yang pemerintahan dan kegiatan pembangunan
digunakan dalam penelitian ini adalah daerah yang setiap tahunnya terus meningkat.
deskriptif dan verifikatif. Populasi dalam Berikut ini merupakan perkembangan PAD
penelitian ini adalah Laporan Realisasi
Kota Bandung.
APBD Pemerintah Kota Bandung. Teknik

Sumber: DPAKD Kota Bandung


Gambar 2. Perkembangan PAD Kota Bandung

Berdasarkan fenomena yang terjadi pada belanja pemerintah daerah paling tinggi
pendapatan asli daerah, kendala utama yang sebesar 20% (Setyowati & Suparwati, 2012).
dihadapi pemerintah daerah dalam Ketergantungan fiskal dan subsidi serta
melaksanakan otonomi daerah adalah bantuan pemerintah pusat merupakan wujud
minimnya pendapatan yang bersumber dari ketidakberdayaan pendapatan asli daerah
pendapatan asli daerah. Proporsi pendapatan (Mardiasmo; basri, 2013:168). Kemampuan
asli daerah yang rendah, menyebabkan daerah untuk mempertahankan dan
pemerintah daerah memiliki derajat meningkatkan perekonomian daerah dapat
kebebasan rendah dalam mengelola keuangan dikatakan masih sangat terbatas, mengingat
daerah (Dewi, et al. 2014:81). Pendapatan peranan pendapatan asli daerah yang masih
Asli Daerah hanya mampu membiayai rendah dalam penerimaan APBD

Page 68
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (1), 2017, 63-76
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

kota/kabupaten dan kesiapan sumber daya disebabkan menurunnya penerimaan dari


manusia di tingkat daerah masih sangat jenis-jenis retribusi daerah. Jenis penerimaan
terbatas. Pendapatan Asli Daerah belum dapat yang mempunyai kontribusi terbesar ketiga
mendorong peningkatan belanja daerah dan terhadap pendapatan asli daerah adalah jenis
tidak sepenuhnya mampu menopang penerimaan yang berasal dari lain-lain
kemandirian daerah serta masih sangat pendapatan asli daerah yang sah.
bergantung terhadap dana transfer dari Peningkatan penerimaan lain-lain
pemerintah pusat, maka dari itu sumber- pendapatan asli daerah yang sah disebabkan
sumber pendapatan asli daerah perlu oleh meningkatnya penerimaan yang berasal
dioptimalkan. Peningkatan penerimaan pajak
dari jenis-jenis lain-lain pendapatan daerah
daerah disebabkan oleh meningkatnya
penerimaan yang berasal dari pajak bumi dan yang sah. Contohnya penerimaan jasa giro.
bangunan sektor perkotaan dan pedesaan Jenis penerimaan yang mempunyai kontribusi
yang diikuti peningkatan penerimaan bea terendah terhadap pendapatan asli daerah
perolehan hak atas tanah dan bangunan. Hal adalah jenis penerimaan yang berasal dari
ini dikarenakan semakin banyaknya hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
bangunan yang berdiri di Kota Bandung dan dipisahkan yang cenderung naik turun setiap
semakin banyak pula penduduk yang
tahunnya selama tahun anggaran 2004-2015.
membutuhkan tempat tinggal sehingga bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan juga Dana Perimbangan
meningkat. Jenis penerimaan yang Dana transfer atau bantuan pemerintah
mempunyai kontribusi terbesar kedua daerah merupakan sumber pendapatan yang
terhadap pendapatan asli daerah adalah jenis berasal dari anggaran untuk mendukung
penerimaan yang berasal dari retribusi daerah pelaksanaan pemerintah daerah dalam
yang cenderung naik turun setiap tahunnya mencapai tujuan pemberian otonomi kepada
selama tahun anggaran 2004-2015. daerah terutama dilakukan dengan
Peningkatan penerimaan retribusi daerah peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
disebabkan oleh meningkatnya penerimaan masyarakat yang semakin baik. Berikut ini
dari jenis-jenis retribusi daerah yaitu dari merupakan perkembangan dana perimbangan
retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan periode 2004-2015.
retribusi perizinan tertentu. Sebaliknya
penurunan penerimaan retribusi daerah

Sumber: DPAKD Kota Bandung

Gambar 3. Perkembangan Dana Perimbangan Kota Bandung

Page 69
Masayu Rahma Wati, Catur Martian Fajar
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah Kota Bandung

Peningkatan dana perimbangan Masalah yang sering terjadi pada dana


disebabkan oleh meningkatnya jenis perimbangan yaitu dana perimbangan dari
penerimaan dana perimbangan yang diterima pemerintah pusat tidak dapat mendorong
oleh Pemerintah Kota Bandung. Contohnya pertumbuhan ekonomi pemerintah daerah
dana alokasi umum, begitu juga sebaliknya secara signifikan karena habis untuk belanja
penurunan dana perimbangan disebabkan pegawai. Besarnya nilai transfer yang
oleh menurunnya jenis dana penerimaan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada
diterima oleh Pemerintah Kota Bandung pemerintah daerah dalam bentuk dana
contohnya dana alokasi khusus. Pendapatan perimbangan seharusnya menjadi insentif
daerah Pemerintah Kota Bandung yang bagi daerah untuk meningkatkan pendapatan
berasal dari dana perimbangan terdiri dari asli daerah. Berdasarkan fungsinya,
dana bagi hasil pajak atau bukan pajak, dana pendapatan asli daerah seharusnya
alokasi umum dan dana alokasi khusus. Dana merupakan aspek penting dalam keberhasilan
perimbangan dari pemerintah pusat pelaksanaan otonomi daerah.
digunakan untuk mengurangi kesenjangan Belanja Daerah
fiskal baik antara pemerintah pusat dengan Belanja daerah merupakan pengeluaran
pemerintah daerah maupun antar pemerintah pemerintah daerah yang digunakan untuk
daerah itu sendiri. membiayai kegiatan pembangunan daerah.

Sumber : DPKAD Kota Bandung


Gambar 4. Perkembangan Belanja Daerah Kota Bandung

Berdasarkan fenomena yang terjadi pada alokasi anggaran untuk pelayanan publik atau
belanja daerah, masalah yang sering terjadi masyarakat.
pada belanja dan anggaran belanja daerah Pada umumnya belanja daerah memiliki
adalah belanja pegawai yang ada dalam kecenderungan untuk selalu naik. Alasan
belanja tidak langsung, hingga mencapai kenaikan belanja daerah biasanya dikaitkan
lebih dari 50% dari total anggaran belanja dengan penyesuaian terhadap perubahan kurs
tidak langsung memberikan beberapa dampak rupiah, inflasi, penyesuaian faktor makro
salah satunya yaitu pemborosan dibagian ekonomi, dan perubahan jumlah cakupan
pegawai. Alokasi dana yang seharusnya layanan. Namun demikian dengan pradigma
dimaksimalkan untuk pelayanan dasar baru otonomi daerah, pemerintah daerah
masyarakat banyak dipakai untuk membiayai harus dapat mengendalikan belanja daerah
belanja pegawai, akibatnya mengurangi dengan melakukan efisiensi belanja dan
penghematan anggaran. Belanja yang

Page 70
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (1), 2017, 63-76
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Bandung Hasil analisis korelasi antara pendapatan asli
diharapkan lebih banyak digunakan untuk daerah dengan belanja daerah adalah sebesar
kepentingan masyarakat daerah. Misalnya 0,966 dengan arah positif, hal ini
digunakan untuk pembangunan daerah. membuktikan bahwa ketika pendapatan asli
daerah mengalami peningkatan maka belanja
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah daerah juga akan mengalami peningkatan
terhadap Belanja Daerah Pemerintah dengan asumsi dana perimbangan dalam
Kota Bandung kondisi konstan. Hasil tersebut ditunjukkan
Berikut ini adalah hasil analisis korelasi dengan tabel dibawah ini.
pendapatan asli daerah dan belanja daerah.

Tabel 1. Hasil Analisis Korelasi


Belanja Daerah
Pearson Belanja Daerah 1,000
Correlation Pendapatan Asli Daerah ,966
Dana Perimbangan ,923
Sig. (1-tailed) Belanja Daerah .
Pendapatan Asli Daerah ,000
Dana Perimbangan ,000
N Belanja Daerah 12
Pendapatan Asli Daerah 12
Dana Perimbangan 12
Sumber : Data sekunder diolah (2017)

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Berganda


Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -474779448123,559 426602679320,277 -1,113 ,295
Pendapatan Asli Daerah 1,470 ,231 ,649 6,354 ,000
Dana perimbangan 1,450 ,395 ,375 3,668 ,005
Sumber: Data sekunder yang diolah (2017)

Page 71
Masayu Rahma Wati, Catur Martian Fajar
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah Kota Bandung

Berdasarkan tabel 2, Pendapatan Asli pendapatan asli daerah mempunyai pengaruh


Daerah memiliki pengaruh sebesar 0,694 signifikan terhadap belanja daerah pada
dengan arah positif terhadap belanja daerah Pemerintah Kota Bandung.
artinya pendapatan asli daerah memiliki Penelitian sebelumnya memberikan hasil
pengaruh yang berbanding lurus dengan yang sama dengan penelitian ini bahwa
belanja daerah ketika dana perimbangan berdasarkan hasil uji t atau parsial variabel
dalam kondisi tetap atau tidak mengalami pendapatan asli daerah berpengaruh
perubahan, sehingga ketika pendapatan asli signifikan terhadap belanja daerah, yakni
daerah mengalami peningkatan, maka belanja (Rahmawati, et al. 2015) yang melakukan
daerah juga akan mengalami peningkatan penelitian pada Kabupaten/Kota Provinsi
ketika dana perimbangan tidak mengalami Jawa Timur dengan hasil penelitian
perubahan. Pengaruh pendapatan asli daerah menggunakan uji-t yaitu pendapatan asli
terhadap belanja daerah ketika dana daerah berpengaruh signifikan terhadap
perimbangan tidak mengalami perubahan belanja daerah.
adalah sebesar 0,694 x 100% = 64,9%. Pada
hasil perbandingan thitung dengan ttabel Pengaruh Dana Perimbangan terhadap
diperoleh sebesar 6,354 > 2,228, dengan Belanja Daerah Pemerintah Kota
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, yang Bandung
artinya H0 ditolak dan Ha diterima maka Berikut ini adalah hasil analisis korelasi dana
dapat disimpulkan bahwa secara parsial perimbangan dan belanja daerah.

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Berganda

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -474779448123,559 426602679320,277 -1,113 ,295
Pendapatan Asli Daerah 1,470 ,231 ,649 6,354 ,000
Dana perimbangan 1,450 ,395 ,375 3,668 ,005
Sumber: Data sekunder yang diolah (2017)

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut berasal dari pendapatan asli daerah sehingga
membuktikan bahwa dana perimbangan dapat memberikan kewenangan serta
secara parsial berpengaruh signifikan keleluasan yang luas bagi pemerintah daerah
terhadap belanja daerah yang bersifat bantuan untuk mendanai belanja daerah sebagai
atau dapat dikatakan dana yang berasal dari kebutuhan daerah serta mewujudkan
pemberian pemerintah pusat yang ditujukan kemandirian daerah dalam kemampuan
untuk mengatasi kesenjangan fiskal terhadap fiskal. Penelitian sebelumnya memberikan
pendanaan kebutuhan daerah dalam hasil yang sama dengan penelitian ini bahwa
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah, hal berdasarkan hasil uji-t atau parsial variabel
ini dapat menyebabkan rendahnya dana perimbangan berpengaruh signifikan
kewenangan Pemerintah Kota Bandung terhadap belanja daerah, yakni (Sari, et al.
dalam mengalokasikan pendapatan yang 2014) yang melakukan penelitian pada
berasal dari dana perimbangan untuk Kabupaten Badung Provinsi Bali dengan
digunakan dalam mendanai kebutuhan daerah hasil penelitian menggunakan uji-t yaitu dana
yaitu belanja daerah. Jauh lebih baik perimbangan berpengaruh signifikan terhadap
menggunakan pendapatan daerah yang belanja daerah.

Page 72
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (1), 2017, 63-76
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Nilai R Square adalah sebesar 0,973 hal ini
Dana Perimbangan secara Simultan menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah
terhadap Belanja Daerah Pemerintah dan dana perimbangan secara simultan
Kota Bandung memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap
Pendapatan Asli Daerah dan dana belanja daerah Pemerintah Kota Bandung
perimbangan secara bersama-sama memiliki sedangkan sisanya 3,7% dipengaruhi oleh
pengaruh yang berbanding lurus terhadap variabel atau faktor lain diluar penelitian.
alokasi belanja daerah yaitu sebesar 0,973.

Gambar 5. Hasil uji hipotesis secara Simultan

Berdasarkan hasil perbandingan Fhitung menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah


dengan Ftabel adalah 162,298 > 4,256, yang mempunyai hubungan dengan arah positif
artinya H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dan signifikan terhadap belanja daerah
hal ini membuktikan bahwa secara simultan Dana perimbangan memiliki pengaruh
pendapatan asli daerah dan dana yang signifikan terhadap belanja daerah
perimbangan berpengaruh signifikan pada Pemerintah Kota Bandung.
terhadap belanja daerah Pemerintah Kota Berdasarkan hasil koefisien korelasi dana
Bandung dengan tingkat signifikansi 0,000b. perimbangan memiliki hubungan yang
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi positif dan signifikan terhadap belanja
pendapatan asli daerah dan dana daerah.
perimbangan yang diperoleh daerah maka Pendapatan asli daerah dan dana
akan semakin tinggi pula belanja daerah perimbangan memiliki pengaruh yang
yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah signifikan terhadap belanja daerah. Hal ini
Kota Bandung. disebabkan karena pendapatan daerah yang
diperoleh baik yang berasal dari pendapatan
SIMPULAN DAN SARAN asli daerah maupun dana perimbangan
Simpulan ditujukan untuk mendanai seluruh
Pendapatan asli daerah memiliki pengeluaran daerah khususnya kebutuhan
pengaruh yang signifikan terhadap belanja dalam meningkatkan pembangunan daerah
daerah. Hal ini dapat dilihat pada hasil yang dapat mensejahterakan masyarakat
pengujian koefisien korelasi yang daerah.

Page 73
Masayu Rahma Wati, Catur Martian Fajar
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah Kota Bandung

Saran Simposium Nasional Akuntansi VI,


Berdasarkan hasil penelitian yang 1140-1159.
menunjukan pengaruh dana perimbangan
signifikan terhadap belanja daerah Adriani & Yasa. (2015). Pengaruh
membuktikan bahwa Pemerintah Kota Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Bandung masih bergantung pada pemerintah Perimbangan terhadap Tingkat
pusat, saran dari saya tingkatkan pendapatan Pengangguran melalui Belanja Tidak
asli daerah agar Kota Bandung menjadi kota Langsung pada Kabupaten/Kota di
yang tidak selalu bergantung pada dana yang Provinsi Bali. E-Jurnal EP Unud. Vol. 4
berasal dari pemerintah pusat. No. 11 : 1328-1356
Untuk meningkatkan alokasi belanja
daerah maka pemerintah daerah diharapkan Aprizay, Yudi Satrya., Darwanis.,
terus menggali sumber-sumber pendapatan Muhammad Arfan. (2014). Pengaruh
asli daerah. Sebaiknya perencanaanya lebih Pendapatan Asli Daerah, Dana
ditingkatkan agar jumlah belanja daerah pada Perimbangan dan Sisa Lebih
Pemerintah Kota Bandung tidak melebihi Pembiayaan Anggaran terhadap
pendapatan yang diterima Pengalokasian Belanja Modal pada
Pemerintah daerah diharapkan dapat Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Jurnal
memanfaatkan dana yang diperoleh dari Akuntansi Pascasarjana Universitas
pendapatan asli daerah dan dana perimbangan Syiah Kuala. Vol.3, No.1 : 140-149
untuk membangun infrastruktur publik yang
memang dibutuhkan oleh masyarakat. Basri, Syafril. (2013). Pengaruh Output
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan Daerah Penerimaan Transfer dan
penelitian ini dapat menjadi acuan untuk Desentralisasi Fiskal terhadap
melakukan penelitian berikutnya dengan Penerimaan Asli Daerah Kota
menambah daerah sampel penelitian dan Pekanbaru. Jurnal Sosial Ekonomi
rentang waktu penelitian sehingga hasil Pembangunan. Vol.3, No.8 : 165-178.
penelitian lebih dapat digeneralisir.
Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan Capkova, S., Ing, D., & Roncakova, L.
penelitian ini dapat menjadi acuan untuk (2014). Fiscal Equalization and Regional
melakukan penelitian berikutnya dengan Growth, I (February), 376-385.
menambah variabel lain seperti lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah. Christopher, Russell Olukayade et al. (2009).
Determinants of Equity Price in the
DAFTAR PUSTAKA Stock Markets. International Research
Abba, Mohammed. Ahmed Bawa Bello & Journal of Finance and Economics ISSN
Salihu Aliyu Modibbo. (2015). 1450-2887 Issue 30 (2009). Eurojournal
Expenditure And Internally Generated Publishing, Inc.
Revenue Relationship : An Analysis Of
Local Government In Adamawa State, Dewi, Siska Puspita & Suyanto. (2014).
Nigeria. Journal Of Arts, Science & Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Commere. Vol.3 No.1 PP 67-77 Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap
Abdullah, S., & A. Halim, (2003). Pengaruh Belanja Modal pada Provinsi Jawa
Dana Alokasi Umum (DAU) dan Tengah. Potensio. Vol. 20 No. 2 : 78-
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap 100.
Belanja Pemerintah Daerah: Studi Kasus
Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali. Ferreiro, J., Garcia Del Valle, T.M., Gomez,
C. (2009). Is the composition of public

Page 74
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (1), 2017, 63-76
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

expenditures converging in EMU


countries, Journal of Post Keynesian Mahmudi. (2009). Manajemen Keuangan
Economics. Daerah. Yogyakarta: Erlangga.

Gideon, Zhou & Chilunjika Alouis. (2013). Mamuka, Veronika & Inggriani Elim. (2014).
The Challenges Of Self-Financing Analisis Dana Transfer pada Pemerintah
Zimbabwe. International Journal Of Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud.
Humanities and Social Science. Vol.3 Jurnal EMBA. Vol.2, No.1 : 646-655.
No.11 PP:233-245.
Mangowal, Jessy Christine. (2013).
Hali, Muhammad Syafrudin. (2016). Potensi Pendapatan Daerah Pengaruhnya
Pajak dan Retribusi Daerah Kota Terhadap Belanja Modal pada
Kendari. Jurnal Progres Ekonomi Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara.
Pembangunan Vol.1 No.1 : 65-81. Manado: Jurnal EMBA. Vol. 1, No. 4:
1386-1396.
Halim, Abdul. (2007). Akuntansi Sektor
Publik Akuntansi keuangan daerah, Edisi Mardiasmo, (2000), Akuntansi Sektor Publik,
Revisi, Jakarta, Salemba Empat. Yogyakarta: Andi.

Halim, Abdul & Muhammad Syam Kusufi. Mardiasmo. (2004). Otonomi & Manajemen
(2012). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta Keuangan Daerah, Andi, Yogyakarta.
:Penerbit Salemba Empat.
Nasution, Abdillah Arif. (2015). The Effect
Idris, Irlan Fery. (2016). Potential Increase In Of Fiscal Potential And Needs On
Revenue Collection BPHTB Tax District Regional Bottom Aid Model (BDB) In
Musi Banyuasin. European Journal Of Nort Sumatera Province. European
Accounting, Auditing And Finance Journal Of Accounting Auditing And
Research. Vol.4 No.1 PP 28-42. Finance Research. Vol.3 No.2 PP 70-86.

Jaya, Jeckly Dharma dan Eka Ardhani Olubukunola, Olusola. (2011). Boosting
Sisdyani. (2014). Pengaruh Pendapatan Internally Generated Revenue Of Local
Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Governments In Ogun State, Nigeria.
Belanja Modal pada Kelengkapan Vol.8 No.1 336-348.
Pengungkapan Informasi Keuangan
Daerah melalui Situs Resmi Pemerintah Panji, I Putu Barat & I Gusti Bagus
Provinsi di Indonesia. E-Jurnal Indrajaya. (2016). Pengaruh Dana
Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 9, Perimbangan terhadap Pertumbuhan
No.2 : 285-303. Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan di
Provinsi Bali. E-Jurnal EP Unud. Vol.5
Kainde, Christian. (2013). Analisis Varians No.3 : 316-337.
dan Pertumbuhan Belanja Daerah pada
Pemerintah Kota Bitung. Jurnal EMBA. Rahmawati, Luluk Atika & Bambang
Vol. 1, No. 3 : 393-400. Suryono. (2015). Flypaper Effect Dana
Alokasi Umum dan Pendapatan Asli
Liesionis, V. (2013). Journal of Security and Daerah terhadap Belanja Daerah. Jurnal
Sustainability Issues Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol.4, No.9:
www.lka.lt/index.php/lt/217049/ The 1-20.
Relationship Between Government
Expenditure.

Page 75
Masayu Rahma Wati, Catur Martian Fajar
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah Kota Bandung

Rinaldi, Udin. (2012). Kemandirian Provinsi Bali. E-Jurnal EP Unud. Vol. 3,


Keuangan dalam Pelaksanaan Otonomi No. 10 : 452-459.
Daerah. Jurnal EKSOS, 8(2), h:105-113.
Sasana, Hadi. (2011). Analisis Determinan
Sa’diyah, Halimatus & Yetty Tri Putri. Belanja Daerah di Kabupaten/Kota
(2015). Pengaruh Pendapatan Asli provinsi Jawa Barat dalam Era Otonomi
Daerah terhadap Kinerja Manajerial dan Desentralisasi Fiskal. Jurnal Bisnis
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh dan Ekonomi (JBE). Vol. 18, No. 1 :46-
Utara. Jurnal Akuntansi. Vol.4 No.1. pp, 58.
44-53.
Setyowati, L., & Suparwati, Y. K. (2012).
Samad, R. Putra & Rita Yani Iyan. (2013). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, DAU,
Analisis Potensi Pendapatan Asli DAK, PAD terhadap Indeks
Daerah dan Dana Perimbangan Pembangunan Manusia dengan
Kabupaten Rokan Hilir. Jurnal Sosial Pengalokasian Anggaran Belanja Modal
Ekonomi Pembangunan. Vol.3 No.8 : sebagai Variabel Intervening. Prestasi,
103-122. 9(1), 113–133.

Santoso, Imam & I Wayan Suparta. (2015).


Flypaper Effect pada Pengelolaan
Keuangan Daerah di Provinsi Lampung.
Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol.4
No.2 : 135-165.

Simanjuntak, Lestari LF., Ahmad Subeki.,


Ika Sasti Ferina & Hasni Yusrianty.
(2013). Analysis Of Flypaper Effect In
General Allocation Fund And Regional
Income To Regional Expenditure Of
Districts And Cities In South Sumatera.
Four A Annual Conference.

Santoso & Rahayu. (2005). Analisis


Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi
Daerah di Kabupaten Kediri. Dinamika
Pembangunan, 2(1).

Saragih, Juli Panglima. (2003).


Desentralisasi Fiskal dan Keuangan
Daerah dalam Otonomi. Cetakan
Pertama. Penerbit Ghalia Indonesia:
Jakarta.

Sari, Rosi Puspita & I Gusti Bagus Indrajaya.


(2014). Pengaruh Dana Perimbangan
dan Pendapatan Asli Daerah terhadap
Belanja Daerah Kabupaten Badung

Page 76

Anda mungkin juga menyukai