1.1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dilanjutkan oleh program SIKOMANDAN, ujar Direktur Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kementan.
2
Upaya dukungan terhadap pemerintah mengembangkan bidang
peternakan yang lebih teratur dalam suatu sistem hal ini karena kebutuhan
terhadap konsumsi daging sapi dan kerbau cukup tinggi di negara Indonesia dan
sebagian besar masih merupakan produk daging import sampai saat ini. Untuk
mengendalikan produk daging import yang ternyata memiliki harga yang relatif lebih
murah jika dibandingkan dengan daging sapi/ kerbau lokal hal ini dianggap karena
populasi yang kurang akibat tingkat pemotongan ternak lebih tinggi daripada tingkat
kelahiran sapi/kerbau baru sebagai pengganti, dan kendala lain yang cukup serius
seperti pemotongan paksa terhadap sapi/ kerbau betina yang masih produktif
bahkan yang masih dalam keadaan bunting. Melihat banyaknya khasus maka,
pemerintah mengadakan suatu program yang disebut UPSUS SIWAB atau Upaya
Khusus Sapi Induk Wajib Bunting dan pada tahun 2020 dilanjutkan dengan program
SIKOMANDAN
3
pelayanan Pemeriksaan kebuntingan gratis untuk ternak yang sudah mengakses
Inseminasi Buatan SIKOMANDAN.
a. Operasionalisasi SIKOMANDAN;
b. Pelaksanaan Kegiatan IB;
c. Penyediaan dan Distribusi Semen Beku, Nitrogen (N2) Cair Dan Kontainer;
d. Pemenuhan Hijauan Pakan;
e. Penanggulangan Gangguan Reproduksi;
f. Pengendalian Pemotongan Betina Produktif ;
g. Tata Cara Pertanggungjawaban Keuangan;
h. Pengendali Internal Sistem Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.
4
D. Peternakan Kota Samarinda
5
Adapun pelaksanaan SIKOMANDAN tahun 2020 pada bulan April
ini, meliputi :
6
Bulan April ada 18 akseptor IB betina dewasa melalui IB reguler atau
ekor yang dilaporkan pkb hasil tidak bunting. 6 kelahiran sapi baru
hasil IB 2 pedet betina dari induk sp.Bali, 1 pedet jantan dari induk
sp.Bali, 1 pedet betina dari induk sp.PO, 1 pedet betina dari induk
Pada bulan April di RPH Kota Samarinda tidak ada data pemotongan
1.2. PERMASALAHAN
Masalah dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan
SIKOMANDAN :
- Faktor Alam, ada sebagian daerah kantong ternak (contoh Kec.Samarinda Utara)
pada waktu hujan terkena banjir. Petugas tidak dapat masuk ke lokasi.
- Adanya mobiitas ternak yang tinggi, sering terjadi dilapangan, setelah ternak
betina di SKSR, beberapa waktu berikutnya sudah dijual oleh peternak ke luar
daerah.
- Tidak adanya informasi/pelaporan mengenai jual beli ternak oleh peternak sendiri
7
- Peternak tidak melaporkan jika ada sapi yang birahi/ terlambat pelaporan/
- Sosialisasi terus menerus kepada peternak yang belum tersentuh oleh tim SKSR.
- Lebih memotivasi petugas SIKOMANDAN, agar lebih tinggi lagi etos kerjanya.
1.4. REKOMENDASI/SARAN
selanjutnya, yaitu :
- Sarana dan Prasarana yang lain, seperti sepatu boat, jas hujan, dan lain-lain
perlu dibantu.
Petugas Recorder,
8
Candraputri Nugrahaeni, S.Pt,MM