Berdasarkan Gambar 1, diperoleh informasi bahwa media teks dan media gambar yang telah
dikemas dalam bentuk multimedia akan direpresentasikan secara mental oleh pebelajar sehingga
dapat membantu proses belajarnya.
Representasi mental yang dimaksud yaitu bahwa ketika seseorang mendapatkan informasi melalui
multimedia, maka dia akan membayangkan mengenai informasi tersebut di dalam pikirannya.
Sebagai gambaran dari representasi mental yaitu ketika Anda mendengar istilah “buah apel”, maka
di dalam pikiran Anda, akan terbayang bentuk buah apel, warnanya, rasanya, cara memakannya,
dan bahkan bisa jadi terbayang harumnya buah apel tersebut. Bayangan itulah yang merupakan
representasi mental.
Gambar 2 menunjukkan bagaimana kaitan proses mulai dari sensory memory, working memory,
dan long-term memory. Proses pada sensory memory merupakan proses yang memilah mana
Apa kaitan antara pemrosesan informasi dengan teori kognitif dalam belajar melalui
3
multimedia?
informasi yang masuk. Pada sensory memory, informasi yang diseleksi jumlahnya banyak. Dalam
hal ini informasi yang dianggap tidak perlu akan terbuang secara otomatis. Sedangkan informasi
yang dianggap perlu akan berlanjut ke proses di working memory.
Working memory memiliki kapasitas penyimpanan yang terbatas. Seorang ahli psikologi yang
bernama Miller menyatakan bahwa unit informasi yang dapat disimpan hanya kisaran 5 sampai
dengan 9 unit informasi saja, dan rata-ratanya adalah 7 unit informasi yang disimpan. Karena
kapasitasnya yang terbatas, maka di working memory ini memiliki potensi “overload” atau
kelebihan beban. Dalam hal ini, jika dikaitkan dalam proses pembelajaran, guru perlu
memperhatikan bagaimana supaya siswa tidak mengalami kelebihan beban belajar. Woeking
memory akan memproses unit-unit informasi yang dapat “menempel” pada skema pengetahuan
pebelajar. Unit informasi tersebut akan diatur sedemikian rupa sehingga unit informasi tersebut
dapat menemukan skema pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya sehingga membentuk
skema pengetahuan baru. Dan terbentuknya skema baru ini yang secara kognitif dinyatakan telah
terjadi proses belajar. Dan saat terjadi proses pengaturan skema tersebut skema baru akan bersifat
permanen dan tersimpan dalam long-term memory. Perlu diketahui bahwa kapasitas penyimpanan
di long-term memory adalah tidak terbatas atau unlimited.
Gambar 3 Teori Kognitif Belajar melalui Multimedia (adaptasi dari Mayer, 2009)
Redunduncy principle Penggunaan kata dan gambar seperlunya, tidak perlu kalimat yang terlalu panjang
Coherence principle Materi yang tidak perlu sebaiknya dikeluarkan dari presentasi , jika tidak diperlukan maka ditinggalkan saja
Signaling principle Memberi tanda pada kata dan informasi yang penting
Spatial contiguity principle Penempatan kata dan gambar bersesuaian sebaiknya secara berdekatan
Pre-training principle Seseorang akan belajar lebih baik jika mereka mengetahui nama dan karakteristik komponen yang penting sehingga tunjukkan
tujuan pembelajaran atau kata kuncinya
Multimedia principle Seseorang akan belajar lebih baik dengan kata dan gambar daripada kata saja atau gambar saja
Referensi
Pellegrino, James W., David L. Alderton, and Valerie J. Shute. 1984. “Understanding Spatial Ability.”
Educational Psychologist 19(4):239–53. doi: 10.1080/00461528409529300.