Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Sehingga terselesainya makalah
yang mengenai fermentasi pada tape singkong. Melalui makalah ini saya ingin menjelaskan
secara sederhana tentang proses pembuatan tape khususnya bagi generasi muda. Makalah ini
membantu untuk lebih jauh mengetahui tentang bagaimana proses pembuatan tape singkong
dan manfaat yang ada di balik tape singkong sebagai proses fermentasi makanan. “ Tak ada
gading yang tak retak ” itulah kata pepatah, demikian pula dengan makalah ini tentu masih
mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu kepada para pembaca khususnya
guru mata pelajaran ini dimohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Diucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu, hingga selasai
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape
dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-
makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama,
seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi
tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir
cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok
amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan
khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang
menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat
alkoholnya.
TAHAP PEMBUATAN TAPE SINGKONG
Alat :
Baskom
Kain Lap
Kompor
Panci Kukus
Penyaring
Piring
Pisau
Sendok & Garpu
Bahan :
Cara Kerja :
Pada umumnya pembuatan tape singkong, setelah ditaburi ragi, akan ditutup dengan rapat
agar tidak ada udara yang masuk ke dalam wadah penyimpanan. Ini deseabkan karena pada
pembutan tape singkong ini memanfaatkan bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak
memerlukan udara dalam proses fermentasinya. Tape dibungkus daun pisang untuk membuat
suasana menjadi mikroaerob agar singkong tidak berwarna putih dan rasa menjadi alkoholik.
pada tahap awal akan terjadi proses aerob, jika terbuka akan mudah terkontaminasi. pada hari
kedua terjadi proses anaerob pembentukan citarasa alkohol oleh khamir sehingga butuh
tertutup .Berikutnya jika ada udara maka alkohol akan dioksidasi menjadi asam asetat
sehingga menjadi asam.
Jadi dapat disimpulKan bahwa tape singkong yang tidak dibungkus atau ditutup dalam proses
pembuatannya, maka akan berpengaruh pada warna tape yang seharusnya kekuning kuningan
bersih, menjadi berwarna agak putih dan pucat. Dari segi rasa, tape yang ditutup rapat, akan
terasa lebih manis, sedangkan yg dibiarkan terbuka, akan tersa asam. Tape yang dibungkus
akan mengalami proses fermentasi yang lebih cepat dibandingkan tape yang tidak di tutup.