Disebuah taman yang sangat luas dan indah, hiduplah sekawanan burung
merak. Betapa menakjubkan, dimana-mana terlihat ekor merak jantan yang indah
mengembang. Apalagi jika musim kawin tiba, para merak jantan mengembangkan
ekor mereka sehingga terlihat seperti kipas nan cantik untuk memikat betina.
Burung-burung merak itu senang sekali tinggal di taman ini karena di samping
banyak buah juga banyak biji-bijian yang mereka gemari.
Kemudian Burung Gagak berkata, Hai Merak, bukankah aku sekarang yang
tercantik di antara kalian? Burung Merak pun terkejut melihat Burung Gagak
dengan bulunya yang menancap di ekornya. Ia pun menjawab dengan rendah hati,
Oh, iya Burung Gagak. Kamu memang yang tercantik di antara kami. Setelah
mereka berbincang beberapa saat, kemudian Burung Gagak terbang berputar-
putar mengelilingi taman itu.
Tapi justru Burung Merak iba melihat burung gagak yang buruk rupa ini
ingin menjadi burung yang cantik. Kemudian Burung Merak berkata, Gagak
temanku. Maukah kau ku beri beberapa ekor lembar bulu ekorku dan aku akan
bantu memasangkannya pada ekormu? Akhirnya Burung Gagak menyadari apa
yang telah dilakukannya. Oh Merak, betapa baiknya dirimu. Sekarang aku sadar
bahwa Tuhan pasti memberikan yang terbaik bagi umat-Nya. Akupun harus
mensyukurinya dan menerima apa adanya. Kedua burung itupun saling berpelukan
dan burung Gagak pun berjanji akan selalu rendah hati, karena Tuhan tidak
membedakan perbedaan fisik makhluknya.