Anda di halaman 1dari 4

Dongeng Fabel Seekor Penyu dan Burung Dara

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng
Fabel Seekor Penyu dan dan Burung Dara, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda
Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Hikayat, Dongeng Asal Usul,
Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi
Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Dahulu kala, Di sebuah pantai nan landai dan berpasir putih hiduplah seekor penyu dan kawanan
burung dara. Siang itu udara berembus sepoi-sepoi, membuat dahan dan daun-daun nyiur
melambai menari. Di atas ranting yang terjatuh oleh angin, seekor burung Dara tampak hinggap
tepat di depan seekor Penyu muda yang sedang santai sambil berjemur.
“Hei, Penyu kawanku! Apakah tidak bosan kamu sepanjang hari berjemur disitu?, kemana-mana
jalan pun lambat nian lah dikau heheheheh!! Lihatlah aku, bisa terbang tinggi dan bisa melihat
indahnya pantai dari langit. Aku juga bisa melintasi langit diatas samudera luas, hutan, dan
tempat-tempat yang tak mungkin kamu bisa lihat. Kasihan sekali nasibmu kawan! Hehehehehe,”
ledek sang burung Dara sambil mengibaskan sepasang sayapnya yang berbulu putih dan indah.
“Lihat ini hai penyu!” Sang Dara terbang membubung tinggi, bermaksud menunjukkan
kehebatannya pada Penyu. Sang Penyu hanya melihatnya dari bawah pohon kelapa sambil
tersenyum. Walaupun sering diejek dan direndahkan oleh burung Dara, dia tak pernah
menganggap burung Dara sebagai rivalnya. Dia menganggap semua binatang di dunia ini
sebagai sahabat. Dia yakin, bahwa setiap binatang diciptakan dengan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Akan tetapi, tak semua binatang menyadari itu.
“Penyu... Aku mau pergi ke pulau lain. Kalau mau ikut ya silakan, tapi kamu berangkat sendiri
saja. Aku tidak mau menunggu kamu yang lamban,” ejek burung Dara. Dalam sekejap, burung
Dara sudah hilang dari pandangan mata Penyu. Dia sudah terbang menuju pulau lain di kawasan
pantai tersebut.
Sudah lama Penyu mendambakan bisa pergi ke pulau yang lain untuk menambah
pengetahuannya. Kadang terasa bosan terus-terusan berada di satu pulau. Kepergian burung dara
membuat Penyu semakin ingin pergi menyususl kesana. Akhirnya dia memutuskan untuk
menyusul burung Dara. Dia ingin melihat tempat baru dan kawan baru. Barangkali aku bisa
menemukan teman yang bisa diajak bermain bersama disana, kata Penyu dalam hati.
Akhirnya dengan tekat yang bulat, Penyu memberanikan diri untuk berenang menuju pulau yang
ada di seberang. Dalam perjalanannya, dia bertemu sesama penyu, juga binatang-binatang lain di
laut itu. Sifat Penyu yang ramah membuatnya disenangi oleh banyak binatang lain.
Penyu terus mengayuh kaki-kakinya yang pendek untuk berenang, tiba-tiba di tengah lautan luas,
Penyu melihat sebuah titik terombang-ambing di tengah laut. Karena penasaran, penyu segera
berenang mendekati benda itu. Betapa terkejutnya Penyu mendapati, benda itu ternyata adalah
burung dara sahabatnya, rupanya dia pingsan. Sayapnya terluka. Dengan sekuat tenaga Penyu
membawa tubuh kawannya ke daratan. Dengan cekatan, ia membersihkan dan merawat sayap
Burung dara yang terluka.
Setelah lama pingsan, akhirnya Burung Dara mulai siuman. Dalam keadaan belum sepenuhnya
siuman, tubuhnya menggigil ketakutan. Bayangan tentang tubuhnya yang terjatuh ke laut dan
dihantam ombak besar berkelebat di benaknya. Burung dara menjerit dan menangis tersedu-sedu
membayangkannya, lebih-lebih rasa sakit pada sayapnya yang terluka parah. “Kawan, tenang,
kamu sudah selamat. Ada aku di sini untukmu.” Penyu berkata pelan kepada burung Dara.
“Penyu, apakah kamu yang telah menyelamatkanku dan membawaku ke daratan?” tanya burung
Dara seolah tak percaya. “Benar, Kawanku. Apa gerangan yang telah terjadi denganmu?” tanya
Penyu. “Aku… aku diserang seekor Gagak Hitam. Aku tidak bisa melawan, dan terjatuh ke
lautan. masih sakit sekali rasanya sayap-sayapku…Penyu” “Mungkin aku tidak akan bisa terbang
lagi. Padahal selama ini, aku selalu menyombongkan diri dengan kelebihan yang aku miliki,
sepasang sayap yang bisa membuatku terbang tinggi melintasi udara diatas samudera.” Burung
Dara mengucapkannya dengan terbata-bata dan seolah menyesali perbuatan sombongnya.
“Tenanglah, Kawanku... setelah lukamu pulih, kamu pasti bisa terbang lagi. Aku sangat yakin
itu. Istirahatlah dulu, agar kukamu cepat pulih,” kata Penyu dengan suara pelan. Mendengar
ucapan Penyu, tangisan burung Dara mulai mereda. “Penyu sahabatku yang baik, terima kasih,
ya, kamu telah menolongku. Dan aku ingin mohon maaf karena selama ini, aku sudah sering
menghina dan menyakitimu, tapi kamu begitu sabar menerima perlakuanku yang jahat padamu.”
Penyu hanya diam sambil tersenyum, seraya menggelengkan kepala. “Tak ada yang perlu
dimaafkan kawan, tersakiti, Kamu tetap temanku. dan aku adalah temanmu. Selamanya akan
selalu begitu, sebagai kawan, kita tidak boleh bermusuhan.
Begitulah, sejak kejadian itu Burung Dara dan Penyu bersahabat dengan sangat baik. Kemana-
mana mereka selalu bersama. Bahkan ketika Penyu sedang sakit dan tidak bisa mencari makan,
Burung Dara selalu membantunya mencarikan makanan dan mengirimi makanan untuk penyu.
Sebuah persahabatan yang indah.
Dongeng Fabel Ayam Jantan dan Merpati

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng
Asal Usul dan Kenapa Ayam Jantan Berkokok, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan
Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.
Alkisah, di sebuah hutan nun jauh disana. Hiduplah beragam jenis binatang diantaranya Gajah,
singa, beruang, kancil, serigala, dan Badak. Selain hewan-hewan besar disana juga hidup
bernaeka binatang dari jenis unggas dan burung, diantaranya ayam Jago dan burung
Merpati/Dara. Sejak dulu ayam jago memang selalu iri pada merpati. Ayam jago punya tabiat
yang kurang baik, bukan hanya pada merpati, tapi juga ke semua binatang. Ia sombong dan
selalu membangga-baggakan mahkota yang ada di kepalanya. Dia selalu saja mengejek burung
merpati dan binatang kecil lainnya dengan ucapan yang tidak baik. Sedangkan Burung Merpati
hanya menerima saja jika diejek oleh ayam jago, dia lebih baik diam daripada melayani ejekan si
jago.
Suatu hari, dihutan itu akan diadakan perlombaan mengambil seikat padi yang di gantung di
dahan pohon. Perlombaan itu memang di khususkan untuk kalangan burung yang bisa terbang.
Merpati yang mengetahui akan ada lomba segera mendaftar pada panitia lomba. Mengetahui hal
itu tentu saja Si ayam Jago tidak senang. Ia tidak ingin melihat merpati menang dalam lomba
tersebut, lalu ia pun memaksakan untuk ikut lomba itu walau sebenarnya dia tidak pandai
terbang. Karena memaksa, akhirnya panitia pun memperbolehkan si Jago untuk ikut mendaftar.
Perlombaan itu tampaknya akan cukup ramai karena diikuti banyak bangsa burung. Diantara
peserta ada sekelompok burung bagau, burung gagak, burung elang, burung pipit dan burung
kakak tua. Dalam perlombaan tersebut yang mendapat perhatian paling banyak adalah ayam jago
dan juga burung merpati. Karena semua hewan tahu kalau Ayam jago dan merpati memang tidak
Akur.
Tepat pukul sembilan pagi perlombaan pun segera dimulai. Panitia lomba mengumumkan
peraturan lomba. ternyata lomba tersebut menggunakan sistem gugur, dan di babak terakhir akan
mempertemukan dua peserta saja. Giliran pertama adalah burung elang melawna burung gagak,
mereka bersiap-siap di titik yang telah di tentukan. Setelah aba-aba di bunyikan, merekapun
melesat terbang berebut siapa yang paling dulu mendapatkan seikat padi yang tergantung
tersebut. Dan ternyata di menangkan oleh Elang. Begitu seterusnya hingga singkat cerita
sampailah pada babak final. Di babak akhir bertemulah ayam jago dan burung merpati.
Ayam jago sudah bersiap-siap begitu pula dengan Merpati. Setelah terdengar aba-aba, ayam Jagi
kangsung melompat tinggi sambil susah payah berusaha mengepakan sayapnya, sementara
burung merpati hanya bengong melihat tingkah ayam jago. Ayam jago menyadari bahwa ia
hanya bisa melompat dan tidak bisa terbang seperti burung merpati, namun burung merpati
segera menyusul terbang dengan mudahnya. Pelan-pelan, ketika burung merpati berhasil
melewati ayam jago untuk meraih ikatan padi, ayam jago mematuk kaki burung merpati agar
burung merpati tidak berhasil mendapatkan padi itu.
Rupanya siasat licik ayam jago berhasil, kaki burung merpati terluka dan patah, tapi bukannya
turun kembali, sambil menahan sakit burung merpati justru makin kencang mengepakkan
sayapnya dan berhasil mendapatkan padi tersebut. Sementara itu, ayam jago yang sudah
kelelahan mengepakkan sayapnya akhirnya terjun bebas dan harus mengakui kekalahannya dari
burung merpati. Tak disangka oleh ayam jago, ternyata sang dewa melihat perbuatan yang telah
dilakukannya dan kemudian memberi hukuman. Mahkota yang selalu dibanggakan dan kemana-
mana dikenakan di kepala ayam jago, diambil paksa dan hanya disisakan sebagian saja di atas
kepalanya. Sang dewa bilang, “Kau kuhukum karena tekah berbuat curang pada burung merpati,
dan mahkotamu kuambil. Jika kau ingin mahkotamu kembali, panggil aku dan teriakkan
penyesalanmu di setiap pagi. Mungkin mahkota ini akan kukembalikan.” Kemudian, sang dewa
pun pergi, dan ia memberi hadiah kepada burung merpati berupa kesembuhan pada kakinya.
Sejak saat itu, Mahkota ayam jago tidak utuh lagi. Dan setiap pagi ayam jago pun meneriakkan
penyesalannya serta memohon kepada sang dewa untuk mengembalikan mahkotanya yang telah
diambil dari kepalanya.

Anda mungkin juga menyukai