Anda di halaman 1dari 3

SEEKOR PENYU DAN BURUNG DARA

Dahulu kala, Di sebuah pantai nan landai dan berpasir putih hiduplah seekor
penyu dan kawanan burung dara. Siang itu udara berembus sepoi-sepoi, membuat
dahan dan daun-daun nyiur melambai menari. Di atas ranting yang terjatuh oleh
angin, seekor burung Dara tampak hinggap tepat di depan seekor Penyu muda yang
sedang santai sambil berjemur.
“Hei, Penyu kawanku! Apakah tidak bosan kamu sepanjang hari berjemur
disitu?, kemana-mana jalan pun lambat nian lah dikau heheheheh!! Lihatlah aku,
bisa terbang tinggi dan bisa melihat indahnya pantai dari langit. Aku juga bisa
melintasi langit diatas samudera luas, hutan, dan tempat-tempat yang tak mungkin
kamu bisa lihat. Kasihan sekali nasibmu kawan! Hehehehehe,” ledek sang burung
Dara sambil mengibaskan sepasang sayapnya yang berbulu putih dan indah.
“Lihat ini hai penyu!” Sang Dara terbang membubung tinggi, bermaksud
menunjukkan kehebatannya pada Penyu. Sang Penyu hanya melihatnya dari bawah
pohon kelapa sambil tersenyum. Walaupun sering diejek dan direndahkan oleh
burung Dara, dia tak pernah menganggap burung Dara sebagai rivalnya. Dia
menganggap semua binatang di dunia ini sebagai sahabat. Dia yakin, bahwa setiap
binatang diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Akan
tetapi, tak semua binatang menyadari itu.
“Penyu... Aku mau pergi ke pulau lain. Kalau mau ikut ya silakan, tapi kamu
berangkat sendiri saja. Aku tidak mau menunggu kamu yang lamban,” ejek burung
Dara. Dalam sekejap, burung Dara sudah hilang dari pandangan mata Penyu. Dia
sudah terbang menuju pulau lain di kawasan pantai tersebut.
Sudah lama Penyu mendambakan bisa pergi ke pulau yang lain untuk
menambah pengetahuannya. Kadang terasa bosan terus-terusan berada di satu
pulau. Kepergian burung dara membuat Penyu semakin ingin pergi menyususl
kesana. Akhirnya dia memutuskan untuk menyusul burung Dara. Dia ingin melihat
tempat baru dan kawan baru. Barangkali aku bisa menemukan teman yang bisa
diajak bermain bersama disana, kata Penyu dalam hati.
Akhirnya dengan tekat yang bulat, Penyu memberanikan diri untuk berenang
menuju pulau yang ada di seberang. Dalam perjalanannya, dia bertemu sesama
penyu, juga binatang-binatang lain di laut itu. Sifat Penyu yang ramah membuatnya
disenangi oleh banyak binatang lain.
Penyu terus mengayuh kaki-kakinya yang pendek untuk berenang, tiba-tiba di
tengah lautan luas, Penyu melihat sebuah titik terombang-ambing di tengah laut.
Karena penasaran, penyu segera berenang mendekati benda itu. Betapa terkejutnya
Penyu mendapati, benda itu ternyata adalah burung dara sahabatnya, rupanya dia
pingsan. Sayapnya terluka. Dengan sekuat tenaga Penyu membawa tubuh
kawannya ke daratan. Dengan cekatan, ia membersihkan dan merawat sayap
Burung dara yang terluka.
Setelah lama pingsan, akhirnya Burung Dara mulai siuman. Dalam keadaan
belum sepenuhnya siuman, tubuhnya menggigil ketakutan. Bayangan tentang
tubuhnya yang terjatuh ke laut dan dihantam ombak besar berkelebat di benaknya.
Burung dara menjerit dan menangis tersedu-sedu membayangkannya, lebih-lebih
rasa sakit pada sayapnya yang terluka parah. “Kawan, tenang, kamu sudah selamat.
Ada aku di sini untukmu.” Penyu berkata pelan kepada burung Dara. “Penyu,
apakah kamu yang telah menyelamatkanku dan membawaku ke daratan?” tanya
burung Dara seolah tak percaya. “Benar, Kawanku. Apa gerangan yang telah terjadi
denganmu?” tanya Penyu. “Aku… aku diserang seekor Gagak Hitam. Aku tidak bisa
melawan, dan terjatuh ke lautan. masih sakit sekali rasanya sayap-sayapku…Penyu”
“Mungkin aku tidak akan bisa terbang lagi. Padahal selama ini, aku selalu
menyombongkan diri dengan kelebihan yang aku miliki, sepasang sayap yang bisa
membuatku terbang tinggi melintasi udara diatas samudera.” Burung Dara
mengucapkannya dengan terbata-bata dan seolah menyesali perbuatan
sombongnya.
“Tenanglah, Kawanku... setelah lukamu pulih, kamu pasti bisa terbang lagi.
Aku sangat yakin itu. Istirahatlah dulu, agar kukamu cepat pulih,” kata Penyu dengan
suara pelan. Mendengar ucapan Penyu, tangisan burung Dara mulai mereda.
“Penyu sahabatku yang baik, terima kasih, ya, kamu telah menolongku. Dan aku
ingin mohon maaf karena selama ini, aku sudah sering menghina dan menyakitimu,
tapi kamu begitu sabar menerima perlakuanku yang jahat padamu.”
Penyu hanya diam sambil tersenyum, seraya menggelengkan kepala. “Tak
ada yang perlu dimaafkan kawan, tersakiti, Kamu tetap temanku. dan aku adalah
temanmu. Selamanya akan selalu begitu, sebagai kawan, kita tidak boleh
bermusuhan.
Begitulah, sejak kejadian itu Burung Dara dan Penyu bersahabat dengan
sangat baik. Kemana-mana mereka selalu bersama. Bahkan ketika Penyu sedang
sakit dan tidak bisa mencari makan, Burung Dara selalu membantunya mencarikan
makanan dan mengirimi makanan untuk penyu. Sebuah persahabatan yang indah.
Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Seekor Penyu dan Burung Dara adalah :
Janganlah kita bersifat sombong, jangan menyombongkan kelebihan yang ada pada
diri kita. jangan suka mengejek orang lain yang mempunyai kekurangan. Yakinlah,
bahwa setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing,
jadi tidak sepantasnya kita menyombongkan diri pada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai