Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR KERJA SISWA

Analisis Unsur Intrinsik Fabel

Kelompok :

No. Unsur Instrinsik Bukti kalimat/ isi


Tema

Tokoh dan wataknya

Latar Tempat :

Waktu :

Suasana :

Alur

Amanat
1. Keindahan bulu burung merak dikagumi oleh para penghuni hutan

Di sebuah hutan hiduplah beberapa satwa yang hidup berdampingan secara damai, suatu ketika hutan tersebut kedatangan penghuni baru,
ialah sang burung merak jantan.

Burung merak jantan itu mempunyai bulu yang sungguh indah. Keindahan bulu merak membuat para penghuni hutan takjub, para penghuni
segera berkerumun untuk melihat lebih dekat keindahan sang merak jantan.

Mereka kagum akan keindahan bulu merak.

"Wah bulu ekor mu sungguh indah nan menawan merak!" ujar seekor kura-kura.

"Tentu saja mulai dari ujung kepala sampai ujung kuku kaki, semuanya cantik bukan? Selain itu aku juga sangat cerdas lho!" jawab burung
merak.

"Hahahaha aku hanya kagum" kata kura-kura tersebut.

2. Namun keindahan dan kecerdasan burung merak, membuatnya menjadi sombong

Burung merak terus berkeliling hutan mencari seluruh penghuni hutan itu, ia tidak henti-hentinya memamerkan kecantikannya pada seluruh
penghuni hutan.

"Hahaha akan aku buat seluruh hutan ini terpesona oleh keindahanku dan kepintaranku, sehingga sehingga mereka bisa tunduk kepadaku" ujar
burung merak yang sombong itu.

Di perjalanannya menyusuri hutan, burung merak bertemu dengan angsa dan ayam.

"Wah ada angsa dan ayam! Hai semuanya!" kata burung merak.

Burung merak langsung memamerkan keindahan bulu-bulunya itu di hadapan ayam dan mangsa.

"Wah burung merak sungguh indah, jika besar nanti, aku ingin mempunyai bulu seperti burung merak!" kata anak ayam.

"Hahaha kau sungguh lucu ayam kecil! Dengar ya, buluku ini susah didapat, 1000 tahun pun kau tidak akan mendapatkan bulu seperti ku."
jawab burung merak.

Burung merak terus menyombongkan bulu indahnya dan kepintarannya. Tidak hanya itu, ia juga merendahkan ayam dan angsa yang tidak
memiliki bulu seindah dirinya.

Ayam dan angsa tidak habis pikir akan kesombongan burung merak.

Burung merak itu memang indah dan pintar, namun tidak dengan hatinya 

3. Karena kesal, burung merak ingin mengadu kecerdasannya dengan kancil

Hari terus berganti, burung merak terus mencari perhatian dari semua hewan. Hampir semua hewan telah ia ajak adu indah dan pintar.

Tak lama kemudian, burung merak mendengar bahwa seekor kancil adalah hewan tercerdas di hutan itu. Burung merak ingin mengalahkan
kancil supaya hewan-hewan beralih padanya.

Burung merak pun segera menemui kancil.

Sesampainya di tengah, buruk merak bertemu kancil yang sedang tertidur pulas.

"Eh kancil bangunlah! Aku ingin berbicara kepadamu!" kata burung merak pada kancil.

"Hoammm... burung merak, kenapa kau di sini?" jawab kancil yang masih setengah tidur.

"Aku ingin menantangmu untuk adu kecerdasan. Kudengar kau yang tercerdas di sini!" tantang burung merak.

"Maaf sekali burung merak, namun aku sedang mengantuk sekali. Aku habis berkelana" kata kancil yang lemas.

"Oh ya sudahlah! Lain kali aku tantang kau untuk adu kecerdasan!" kata burung merak yang kesal.

Burung merak pun meninggalkan kancil dengan penuh rasa kesal karena ia gagal mengajak kancil adu kecerdasan. Tanpa sepengetahuan burung
merak, kancil sebenarnya tidak mengantuk! Ia hanya berpura-pura tidur.

Kancil ternyata sudah mendengar kabar tentang merak yang tak henti menyombongkan diri untuk mencari perhatian.

4. Tetapi kancil terus menghindar hingga burung merak merasa kesal dengannya

Namun burung merak ternyata tak menyerah, ia ingin adu kecerdasan dengan kancil.

"Hei kancil ayo kita adu kecerdasan!" kata burung merak.

"Ah burung merak, maaf sekali, namun aku tidak bisa sekarang. Aku harus mencari makan sebelum gelap datang." jawab si kancil.

Kancil terus menghindari burung merak, ia bahkan tidak menanggapi celotehan burung merak.
"Ih menyebalkan sekali! ia terus saja menghindar!" kata burung merak yang semakin kesal.

Setiap kali burung merak mengajak adu pintar, kancil selalu saja menghindar.

Burung merak semakin kesal melihat para hewan masih bercengkerama dengan kancil, satu-satunya hewan yang belum ia taklukkan.

"ggrrrr kancil! Tunggu saja kita lihat siapa yang tertawa terakhir!" ucap burung merak.

5. Burung merak kemudian memanggil seluruh hewan di hutan dan memberikan pengumuman

Siang itu burung merak mengumpulkan semua hewan.

"Kira-kira kenapa ya si burung merak?" tanya kelelawar

"Entahlah mungkin ia ingin adu kepintaran lagi" jawab kelinci

Di tengah hutan, burung merak sudah berdiri menunggu semua hewan berkumpul.

"Terima kasih buat kedatangan kalian semua, di sini aku ingin memberi tahu pengumuman penting yang kalian perlu ketahui," kata burung
merak.

"Seperti kalian tahu aku telah lama disini, kalian juga tentunya tahu keindahanku tidak terkalahkan di hutan ini. Selain itu aku juga cerdas, tidak
seperti kancil. Ia hanya hewan penakut dan tidak secerdas yang kalian pikirkan. Berhentilah menemuinya! Jika kalian ada masalah cerita
kepadaku, jangan temui si kancil!" lanjut burung merak.

Para hewan hanya terbengong mendengarkan pernyataan si burung merak.

"Kurasa kita harus berbicara pada kancil, angsa" kata ayam pada angsa.

"Iya betul kurasa hanya dia yang dapat menghentikan ulah si burung merak" kata angsa.

Maka ayam dan angsa pun segera pergi ke tempat kancil untuk meminta petunjuk.

6. Ayam dan angsa kemudian minta tolong agar kancil bisa menghentikan kesombongan burung merak

Saat itu kancil berada di tepian sungai. Ia sedang menikmati siang dengan bermain air. Kancil memang tidak diundang oleh burung merak.

"Ah segarnya air sungai ini" kata kancil.

"Hei kancil disini kau rupanya!" kata ayam dan angsa sambil menghampiri si kancil.

"Hai induk ayam induk angsa! Ada apa? Apa yang bisa kubantu?" kata kancil.

Kancil kemudian mendengarkan keluh-kesah ayam dan angsa.

"Tolonglah kancil, ia selalu ribut menyombongkan keindahan dan kepintarannya. Hanya kau yang bisa menghentikan celotehannya itu!" kata
angsa.

"Ah sepertinya aku punya ide! Ayo kita temui burung merak!" kata kancil.

Kancil, ayam, dan angsa pun segera menemui burung merak. Sepanjang perjalanan, kancil menceritakan idenya.

7. Kancil mengatakan ada pemburu yang sedang mencari hewan terindah di hutan

Sesampainya di sarang burung merak, kancil tiba-tiba berteriak!

"Burung merak! gawat gawat! Segeralah lari!" kata kancil dengan panik.

"Hah? Ada apa? Ada apa ini?" jawab burung merak.

"Ini gawat! Kami melihat pemburu di hutan! Sepertinya keindahanmu telah tersebar ke telinga pemburu! Ia sedang mencari hewan terindah di
hutan ini, tak salah lagi itu kau! Cepatlah keluar dari hutan ini" kata kancil.

"Benarkah? Oh tidak, ini gawat! Aku harus segera pergi dari sini" ujar burung merak.

Burung merak pun segera berlari meninggalkan hutan, ia takut bulunya yang indah dijadikan pajangan oleh pemburu.

Sementara itu, kancil dan hewan lainnya tertawa, ternyata tidak ada pemburu yang mencari burung merak.

Itu hanya akal-akalan kancil supaya burung merak berhenti menyombongkan diri di hutan itu. Hutan pun kembali ke kehidupan yang tenang,
semua hewan hidup dalam kedamaian.

Nah itulah Dongeng Fabel Anak: Kancil dan Burung Merak yang Sombong. Pesan moral yang bisa Mama tanamkan pada anak melalui cerita ini
adalah, anak yang benar-benar cerdik tidak akan menyombongkan kecerdikannya.

Ingatkan anak pada pepatah "padi semakin berisi semakin menunduk", artinya semakin orang itu pandai, maka semakin rendah hatinya.
Sehingga anak tidak boleh menyombongkan dirinya dan merendahkan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai