Anda di halaman 1dari 12

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur © Jurusan Arsitektur Itenas | No.2 | Vol.

IV
ISSN: Agustus 2019

Pendekatan Struktur Sebagai Elemen Estetika Bangunan


pada Perancangan Forte Tropicana Hotel di Bandung
Tisa Sharifa Nurfauzia
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung
Email: tisa.sharifa.nurfauzia@gmail.com

ABSTRAK

Kota Bandung merupakan salah satu dari empat kota besar yang menjadi daya tarik bagi wisatawan baik
dari luar maupun dari dalam negeri. Wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung tidak semuanya
datang untuk berlibur, melainkan ada beberapa wisatawan yang datang untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Untuk memenuhi hal tersebut maka akan direncanakan sebuah bangunan hotel dengan
klasifikasi bintang empat dengan konsep bisnis hotel yang letaknya berada di pusat Kota Bandung.
Bangunan hotel harus didukung oleh berbagai aspek agar dapat memenuhi kebutuhan bagi pengunjung,
bukan hanya pelayanan yang baik tetapi perlu adanya perancangan yang baik terhadap desain hotel
serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya yang dibutuhkan oleh pengunjung hotel.

Struktur merupakan aspek yang paling penting bagi bangunan. Pada prinsipnya, struktur berfungsi
untukmendukung keberadaan elemen nonstruktur dan menyalurkan beban ke tanah dengan aman.
Manusia, terutama para arsitek yang memiliki ide yang banyak sampai menciptakan cara kekuatan
struktur bangunan. Dengan berdasarkan contoh dari bangunan yang satu ke bangunan yang lain maka
dapat terciptalah ide yang baru juga. Exterior diagrid atau lebih dikenal dengan struktur silang. Sistem
struktur ini telah banyak digunakan oleh berbagai arsitek dari segala penjuru dunia. Tema perancangan
struktur sebagai elemen estetika dipilih sebagai penerapan kedalam desain rancangannya dengan
menggunakan sistem exterior diagrid. Penerapannya di dalam bangunan dengan cara mengubah struktur
utama bangunan hotel bintang 4 dengan bentuk silang yang terkenal lebih kuat dan kaku untuk
bangunan.

Kata kunci: Bisnis Hotel, Exterior Diagrid, Estetika.

ABSTRACT

The city of Bandung is one of four major cities that attract tourists both from outside and from within the
country. Travelers who visit the city of Bandung do not all come for vacation, but there are some tourists
who come to complete their work. To fulfill this, a hotel with a four star classification will be planned
with a hotel business concept that is located in the center of Bandung. The hotel building must be
supported by various aspects in order to meet the needs of visitors, not only good service but the need for
good design of hotel designs and other supporting facilities needed by hotel visitors.

Structure is the most important aspect of a building. In principle, the structure functions to support the
existence of non-structural elements and to deliver loads to the soil safely. Humans, especially architects
who have many ideas to create a way of building structure strength. Based on examples from one
building to another, a new idea can also be created. Exterior diagrid or better known as cross structure.
This structural system has been widely used by various architects from all corners of the world. The
theme of structural design as an aesthetic element was chosen as an application into the design of the
design using the diagrid exterior system. Its application in buildings by changing the main structure of 4-
star hotel buildings with cross shapes is known to be stronger and stiffer for buildings.

Keywords: Bussiness Hotel, Exterior Diagrid, Aesthetics.

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 1


Tisa Sharifa Nurfauzia

1. PENDAHULUAN

Bandung merupakan kota metropolitan yang terbesar di Jawa Barat. Kota ini termasuk kota besar
ketiga setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk. Hal ini yang menjadikan Bandung
lebih sering dikunjungi wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Baik untuk rekreasi
maupun melakukan kegiatan bisnis di Kota Bandung. Hal ini yang menyebabkan dibutuhkannya
sebuah fasilitas yang dapat mewadahi wisatawan maka dibutuhkan sarana penginapan berupa hotel
dengan klasifikasi hotel bintang 4 yang letaknya di pusat Kota Bandung yaitu Jalan Jendral Sudirman.
Forte Tropicana Hotel memiliki 3 tipe kamar yaitu standar room, deluxe room dan suite room, dengan
fasilitas penunjang untuk pengunjung hotel maupun masyarakat Kota Bandung seperti fitness center,
kolam renang, sauna, dan ballroom atau meeting room. Para pelaku bisnis sangat memperhitungkan
waktu, sehingga hotel dengan konsep bisnis hotel harus memperhatikan aspek-aspek kenyamanan
pengguna bangunan dengan adanya sistem sirkulasi di dalam bangunan yang dapat membuat
pengguna lebih cepat untuk berpindah dari tempat satu ke tempat yang lainnya.[4]

Tujuan proyek ini adalah tujuan dari proyek pembangunan Forte Tropicana Hotel yaitu untuk
memfasilitasi para pelaku bisnis dan masyarakat Kota Bandung, diantaranya adalah (1) Memberikan
suatu wadah bagi para wisatawan untuk menginap dengan memperhatikan aspek kenyamanan bagi
pengguna bangunan dan masyarakat sekitar. (2) Fasilitas ini bertujuan sebagai sarana untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Kota Bandung dengan adanya berbagai fasilitas penunjang lainnya seperti gym,
tempat untuk melangsungkan resepsi pernikahan, dll. (3) Menciptakan bangunan dengan fungsi utama
adalah perhotelan dengan memiliki berbagai fasilitas lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat di sekitar bangunan. (4) Membangun sebuah hotel berbintang 4 yang dapat membuat
nyaman penguna bangunan dan tidak merugikan masyarakat sekitar. Dengan penggunaan material
yang tidak menimbulkan efek rumah kaca, sehingga dapat mengurangi suhu panas untuk bangunan
sekitar. (5) Menciptakan bangunan perhotelan yang iconic di Kota Bandung dan menciptakan
bangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di sekitar bangunan sesuai dengan
fungsinya.[1]

Konsep perancangan pada bangunan Forte Tropicana Hotel di Kota Bandung ini mengacu pada Tema
“Struktur Sebagai Elemen Estetika Bangunan”, tema ini menyesuaikan konsep bangunan yang saat ini
sedang mengarah pada bentuk bangunan yang menjadi daya tarik bagi perhatian masyarakat sekitar.
Perencanaan bangunan dengan dimana membuat struktur beton dapat menjadikan bangunan sesuai
dengan karakteristik arsitektur tropis, dengan adanya pengolahan pada dinding, kolom, balok dan atap
serta dapat membuat bagian yang terkena matahari dapat diminimalisir serta penggunaan AC dapat
diminimalisir juga dengan adanya rekayasa struktur bangunan.Maksud dari tema “Struktur Sebagai
Elemen Estetika” sendiri yaitu, untuk mencapai keselarasan antara bangunan hotel dengan tema yang
diambil sehingga tidak menjadikan struktur sebagai penghalang bagi pengunjung hotel. [5]

Metoda pendekatan perancangan terdiri dari metoda perancangan, metoda pengumpulan data, metoda
analisis, metoda pembahasan. Metoda perancangan : menguraikan pendekatan yang berkaitan dengan
aspek kinerja, aspek fungsional, aspek kontekstual, aspek teknis, dan aspek arsitektural. Konsep utama
pendekatan desain yang akan digunakan dalam perancangan adalah konsep arsitektur
berkelanjutan.Metode Pengumpulan Data terdiri dari (1) Observasi, melakukan pengamatan langsung
di lapangan. Terkait dengan kondisi eksisting site dan permasalahan yang ada di site. (2) Wawancara,
memperoleh informasi terkait dengan permasalahan yang ada dengan melakukan wawancara terhadap
pihak-pihak terkait. (3) Studi literatur, kegiatan mencari atau memperoleh data dan hal-hal yang
mendasari perancangan melalui referensi berupa buku, jurnal, baik media cetak maupun media
elektronik.Metode Analisis: pada metode analisis ini, yang menjadi indikator terkait pada empat hal,
fungsi bangunan dan fasilitas yang mendukung, zona masa banguan pada tapak, sistem utilitas pada
bangunan pendidikan, dan vegetasi. Keempat indikator ini menghasilkan variabel-variabel dan tolok
ukur dan menganalisis permasalahan ruang luar bangunan pendidikan. Metode Pembahasan: pada
metode ini konsep perancangan dihasilkan melalui hasil analisis yang dipadukan dengan teori-teori

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 2


Pendekatan Struktur Sebagai Elemen Estetika Bangunan pada Forte Tropicana Hotel di Bandung

yang telah dikaji. Dasar pemikiran secara analisis dan teori ini menghasilkan sintesis yang menjadi
acuan dalan perancangan.

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN

2.1 Elaborasi Tema


Konsep perancangan pada bangunan Forte Tropicana Hotel di Kota Bandung ini mengacu pada tema
“Struktur Sebagai Elemen Estetika Bangunan”, tema ini menyesuaikan dengan visi dan misi
perencanaan bangunan yaitu menciptakan sebuah bangunan yang dapat memfasilitasi kebutuhan
masyarakat Kota Bandung khususnya para pelaku bisnis dengan sistem sirkulasi yang dapat
mempermudah pengguna, sehingga mempercepat dalam proses perpindahan aktifitas dari satu ke yang
lainnya dengan nyaman dan aman. Maksud dari tema “Struktur Sebagai Elemen Estetika” sendiri
yaitu, membuat struktur bangunan lebih menonjol dibandingkan bagian bangunan yang lainnya.
Sehingga struktur dapat lebih di ekspos baik dari dalam maupun luar bangunan yang dapat dilihat pada
Tabel 1 Elaborasi Tema dibawah ini :
Tabel 1. Elaborasi Tema
STRUKTUR SEBAGAI
HOTEL BINTANG 4 FORTE TROPICANA HOTEL
ESTETIKA
Bangunan penginapan yang Pendekatan perencanaan Hotel bisnis yang di desain
disewakan sebagai tempat bangunan yang berusaha dengan struktur bangunan
untuk menginap dengan untuk meningkatkan efisiensi sebagai elemen estetika dan
Mean

fasilitas utamanya dapat struktur bangunan dan memperhatikan potensi dan


mengakomodasi seluruh memperkokoh bangunan kendala yang ada di pada tapak
kegiatan tamu hotel. serta tidak menjadikan serta mampu menyediakan
struktur sebagai halangan fasilitas yang dibutuhkan oleh
dalam estetika bangunan pengguna bangunan.
Bangunan hotel yang tidak Perlunya pertimbangan Forte Tropicana Hotel dapat
hanya memenuhi fungsi faktor-faktor mengenai diterapkan dengan cara
utamanya sebagai rekayasa struktur dalam menggunakan rekayasa bentuk
Problem

penginappan, tetapi juga mendesain bangunan untuk dari kolom dan balok dengan
dapat memenuhi kebutuhan mendapatkan bentuk struktur menggunakan sistem diagrid
dari aktifitas penggunanya. yang dapat dijadikan sebagai exterior serta dengan
elemen estetika bangunan. pengolahan dari bentuk atap
bangunan.
Hotel bisnis harus memiliki Struktur sebagai elemen Salah satu upaya untuk
fasilitas penunjang di dalam estetika bangunan merupakan mengurangi anggapan bahwa
bangunannya, dengan langkah untuk menjadikan struktur merupakan penghalang
memperhatikan pengguna bangunan lebih kokoh dan dalam mendesain, tetapu
bangunan maka diketahui iconic khususnya di kawasan struktur dapat dimanfaatkan
Facts

bahwa pengguna bangunan site berada. semaksimal mungkin dengan


bukan hanya pengunjung memperhatikan lingkungan
yang menginap, melainkan sekitar.
pengunjung yang tidak
menginap juga bisa saja
mengunjungi bangunan
hotel ini.
Mendesain bangunan agar Kekuatan bangunan ditinjau Forte Tropicana ini memiliki
memiliki pola sirkulasi dan dari penggunaan material dan bangunan dengan rekayasa
Needs

fasilitas yang menunjang bentuk bangunan dengan struktur yang dapat


fungsi dari hotel baik memanfaatkan aspek-aspek mempengaruhi segala aspek
pengelola maupun potensi lainnya. kenyamanan bagi pengguna
pengunjung tamu hotel. bangunan.

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 3


Tisa Sharifa Nurfauzia

Dapat merancang bangunan Hotel yang memperhatikan Forte Tropicana Hotel dapat
hotel bintang 4 dengan struktur sebagai estetika baik diterapkan dengan cara
standar peraturan dari Kota dari aspek visual maupun merekayasa struktur pada
Bandung dan dapat aspek-aspek lainnya dengan bangunan dengan
Goals

memfasilitasi pengguna memperhatikan potensi dan memperhatikan rekayasa


sehingga dapat memberikan kendala yang dimiliki pada struktur yang ada.
kenyamanan baik lokasi site demi
kenyamanan visual maupun kenyamanan(rasa) dan
kenyamanan termal. kenyamanan(fisik)
penggunanya.
Program ruang yang • Rekayasa Struktur Mengaplikasikan suatu desain
direncanakan diharapkan (Kolom, Balok, serta yang menarik dengan
Concept

mampu diselesaikan ke atap bangunan) memperhatikan bentuk, warna


dalam desain bangunan • Mengoptimalkan dan material yang digunakan di
secara optimal. potensi dan kendala dalam suatu bangunan.
yang ada pada lokasi
site.

2.2 Program Kebutuhan Ruang


Besaran ruang pada Forte Tropicana Hotel dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini :
Tabel 2. Besaran Ruang
ANALISA
ANALISA KUANTITATIF SIFAT
KUALITATIF

PENGKONDISIAN
KAPASITAS

PENCAHAYAAN

PENCAHAYAAN
JUMLAH UNIT

SUMBER
KEBUTUHAN

LUAS TOTAL
RUANG (M2)
LUAS (M2)

NAMA

SERVICE

BUATAN
PUBLIK
PRIVAT

UDARA
ALAMI
AREA TOTAL

VIEW
JUMLAH

SATUAN

RUANG

FRONT OFFICE 1 RUANG 7.7 1 7.7 NEUFERT +-- ++- ++- ---
PERWAL
LOBBY 1 RUANG 100 1 100 TH.2005 +-- ++- ++- +--
LAUNGE 1 ORANG 0.6 4 2.25 NEUFERT +-- ++- ++- +--
STUDI
BALLROOM 1 RUANG 117 1 117 BANDING --- ++- +-- ---
STUDI
ATM CENTER 1 ORANG 1.2 3 3.6 BANDING ++- ++- ++- +--
MINI MARKET 1 RUANG 11 1 11 NEUFERT +-- ++- ++- ---
TRAVEL AGENT 1 RUANG 6 1 6 NEUFERT +-- ++- ++- +--
POLIKLINK 1 AREA 9 1 9 NEUFERT --- ++- +-- ---
PERWAL
TOILET PRIA 1 RUANG 7.88 1 7.68 TH.2005 --- ++- +-- ---
PERWAL
TOILET WANITA 1 RUANG 12 1 12 TH.2005 --- ++- +-- ---
MUSHOLA 1 AREA 10.8 1 10.8 NEUFERT +-- ++- ++- ---
PERWAL
DAPUR 40 PERSEN 72 1 72 TH.2005 ++- ++- +++ ++-
PERWAL
RESTORAN 1 ORANG 1.5 120 180 ++- ++- ++- ---
LANTAI DASAR

TH.2005
PERWAL
LAUNDRY 1 RUANG 100 1 100 TH.2005 --- ++- --- ---
JANITOR 1 RUANG 2 1 2 NEUFERT --- ++- --- ---
RUANG MANAGER 1 ORANG 7.8 2 15.6 NEUFERT ++- ++- ++- ++-
1003.5
RUANG STAFF
ACCOUNTING 1 RUANG 11.6 1 11.6 NEUFERT +-- ++- ++- +--
RUANG MARKETING 1 RUANG 14.6 1 14.6 NEUFERT +-- ++- ++- +--
RUANG PERSONAL
DEPARTEMEN 1 ORANG 6.20 1 6.20 NEUFERT +-- ++- ++- +--
RUANG SEKERTARIS 1 RUANG 7.70 1 7.70 NEUFERT +-- ++- ++- +--
RUANG F&B 1 RUANG 10.20 1 10.20 NEUFERT +-- ++- ++- +--
KANTOR
ENGINEERING 1 ORANG 1.56 5 7.8 NEUFERT ++- ++- ++- ---
KANTOR HOUSE
KEEPER 1 ORANG 1.56 5 7.8 NEUFERT ++- ++- ++- ---
PERWAL
ROOM BOY STATION 1 RUANG 1.6 1 1.6 TH.2005 --- ++- --- +--
PERWAL
RUANG KEHILANGAN 1 RUANG 10 1 10 TH.2005 --- ++- +-- ---
RUANG OPERATOR 1 RUANG 5.64 1 5.64 NEUFERT +-- ++- ++- ---
RUANG SECURITY 1 RUANG 6.2 1 6.2 NEUFERT +-- ++- ++- ---
TOILET KARYAWAN
PRIA 1 AREA 4.4 1 4.4 NEUFERT --- ++- ++- ---
TOILET KARYAWAN
WANITA 1 AREA 4.4 1 4.4 NEUFERT --- ++- ++- ---
RUANG GANTI
KARYAWAN PRIA 1 RUANG 9.12 1 9.12 NEUFERT --- ++- ++- ---

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 4


Pendekatan Struktur Sebagai Elemen Estetika Bangunan pada Forte Tropicana Hotel di Bandung

RUANG GANTI
1 RUANG
KARYAWAN WANITA 6.48 1 6.48 NEUFERT --- ++- ++- ---
RUANG MAKAN
KARYAWAN 1 RUANG 9 1 9 NEUFERT --- ++- ++- ---
GUDANG 1 RUANG 50 1 50 NEUFERT --- ++- --- ---
PERWAL
BAR 1 ORANG 1.1 15 16.5 TH.2005 ++- ++- ++- ++-
FITNESS 1 RUANG 18 1 18 NEUFERT --- ++- ++- --
SAUNA 1 RUANG 16.83 1 16.83 NEUFERT --- +-- +-- ---
RUANG GANTI KOLAM
RENANG 1 ORANG 16.8 1 16.8 NEUFERT +-- ++- +-- ---
KOLAM RENANG
ANAK 1 AREA 6 1 6 NEUFERT +++ --- --- ++-
KOLAM RENANG STUDI
DEWASA 1 AREA 100 1 100 BANDING +++ --- --- ++-
2 ORANG 24 10 240 DESIGN HOTEL ++- ++- ++- +--
LANTAI 1-5

STANDAR ROOM
DELUXE ROOM 2 ORANG 48 9 432 DESIGN HOTEL ++- ++- ++- ++-
2 ORANG 72 1 72 DESIGN HOTEL
745.6
SUITES ROOM ++- ++- ++- +++
PERWAL
ROOM BOY STATION 1 RUANG 1.60 1 1.60 TH.2005 --- ++- +-- ---
TOTAL LUAS 5 LANTAI 3728
SHAFT SAMPAH 1 ORANG 0.8 1 0.8 ESTIMASI --- +-- --- ---
RESERVOIR BAWAH 1 UNIT 108 1 108 ESTIMASI --- +-- +-- ---
UTILITAS

RESERVOIR ATAS 1 UNIT 24 1 24 ESTIMASI --- +-- +-- ---


R.GENSET 1 ORANG 20 1 20 ESTIMASI --- ++- +-- ---
262.3
R.LVMDP 1 ORANG 12 1 12 ESTIMASI --- ++- +-- ---
R. PANEL 1 ORANG 6 1 6 NEUFERT --- ++- +-- ---
TANGGA DARURAT 10 ORANG 12.25 6 72 NEUFERT --- ++- +-- ---
LIFT PENGUNJUNG 16 ORANG 6.5 3 19.5 BROSUR LIFT --- +-- +-- +--
TOTAL LUAS + 20% SIRKULASI 5999.45

3. HASIL RANCANGAN

3.1 Konsep Arsitektural


Konsep desain perencanaan “Forte Tropicana Hotel” secara utuh untuk mencapai keselarasan antara
pembangunan hotel bintang 4 dan lingkungan sekitar, baik itu untuk pengguna bangunan, karyawan,
pengelola dan masyarakat sekitar.Mendapatkan konsep tata massa bangunan dan tata ruang dari desain
awal konsep perancangan, mendapatkan konsep program ruang, pola hubungan ruang dan organisasi
ruang pada desain, mendapatkan konsep tampilan hotel beserta sistem struktur, konstruksi dan utilitas
yang mampu mendukung kegiatan perhotelan.

Menciptakan bangunan hotel dengan sistem struktur yang lebih efisien dan tidak menjadikan
bangunan monoton, sehingga pengguna bangunan merasa nyaman baik secara fisik maupun visual saat
berada di dalam bangunan.

3.1.1 Zoning Tapak dan Sirkulasi

Gambar 1.Zonning Tapak


Pembagian zona tapak diatas merupakan hasil dari analisis tapak yang telah dilakukan, pembagian
zona dilihat berdasarkan sisi fungsionalitas penggunanya(Gambar 1). Sesuai dengan fungsinya yaitu
sebagai bangunan hotel yang mengutamakan kenyamanan para pengunjung hotel dalam menjalankan
aktiditasnya. Akses keluar masuk untuk kendaraan roda empat dan roda dua bagi pengunjung tidak

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 5


Tisa Sharifa Nurfauzia

dapat diakses melalui sideentrance, karena area publiik ada di bagian depan bangunan, sehingga
bagian belakang bangunan hanya bisa digunakan oleh kendaraan service.
KETERANGAN :
Standar Room ( 24 m2)
Deluxe Room ( 36 m2)
Suite Room (52 m2)
Utilitas
Office
Sirkulasi
Service
Lobby
Bangunan Sewa (Coffee Shop, Bakery,
Travel Agent)
Ballroom
Restoran
Kolam renang,Sauna &Fitness
Gambar 2. Zonning bangunan

Sesuai dengan tema struktur sebagai elemen estetika bangunan, pemafaatan bentuk struktur dapat
menjadikan zona bangunan menjadi lebih mudah untuk ditentukan, sehingga pengunjung bangunan
tidak dapat masuk ke area private dan service bangunan. Pengunjung hotel hanya dapat mengakses
area zona publik saja, sehingga area service dan private disembunyikan agar tidak dapat dilihat oleh
pengunjung hotel(Gambar 2).

KETERANGAN :
Bus
Kendaraan pribadi
Kendaraan Service
Pejalan Kaki

Gambar 3. Sirkulasi Site

KETERANGAN :
Sirkulasi didalam bangunan

Gambar 4. Sirkulasi bangunan

3.1.2 Ruang luar, landscape dan vegetasi


Landscape bangunan di desain dengan memperhatikan fasade bangunan, sehingga bentuk landscape di
desain menyerupai bentuk fasade. Pada area landscape ini di dapatkan area untuk area makan outdoor
yang menghadap ke pohon besar sebagai mid point utama di dalam bangunan, sehingga tempat yang
tersedia pada taman ini dapat dinikmati oleh pengunjung.(Gambar 5).

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 6


Pendekatan Struktur Sebagai Elemen Estetika Bangunan pada Forte Tropicana Hotel di Bandung

Gambar 5. Landscape site Gambar 6. Detail landscape

3.1.3 Konsep Fasade Bangunan


Bangunan dengan orientasi yang menghadap timur-barat, menjadi suatu permasalahan suhu atau
cahaya yang diterima oleh bangunan. maka dari itu untuk memberikan kenyamanan pada pengguna
bangunan, solusinya adalah dengan orientasi bangunan menghadap utara dan selatan. Untuk
mengurangi panas matahari dilakukan juga rekayasa struktur sehingga dari rekayasa struktur ini
menimbulkan efek kesejukan untuk bangunan dengan adanya pembayangan dari struktur yang
digunakan(Gambar 6).

Gambar 6. Perspektif exterior

Fasade bangunan Forte Tropicana Hotel adalah Struktur sebagai elemen estetika bangunan, sehingga
struktur utama bangunan lebih ditonjolkan pada bangunan. Struktur utama yang menggunakan sistem
exterior diagrid atau lebih dikenal dengan struktur silang. Struktur ini memiliki keunggulan tidak
memerlukan core sebagai pengkaku bangunan, karena struktur silang dikenal sebagai struktur yang
kaku. Sedangkan pada area tangga kebakaran dan fasade bagian samping bangunan fungsional di
desain dengan motif yang menyerupai bentuk exterior diagrid kolom, sehingga bentuk fasade tangga
kebakaran di desain dengan motif silang. Sedangkan untuk bangunan fungsional yang berada di depan
bangunan hotel sengaja di desain dengan kolom miring agar ada kesamaan fasade bangunan antara
bangunan depan dan bangunan belakang. Untuk lebih menonjolkan tema bangunan, maka area main
entrance di desain dengan kolom hollow yang memiliki rangka. Dengan adanya pengolahan bentuk ini
maka lebih terlihat dengan jelas bahwa bangunan Forte Tropicana Hotel mengambil tema struktur
sebagai elemen estetikanya(Gambar 7).

Gambar 7. Tampak samping bangunan

3.2 Konsep Struktur


3.2.1 Modul Struktur
1. Ukuran modul struktur 6,3 m x 8,0 m dengan pertimbangan dalam 1 grid modul dapat
menampung 3 buah mobil. Dan untuk mobil yang membelakangi ada car stoper sehingga untuk
antar mobil yang membelakangi terdapat jarak. Jarak antar car stoper = 1,0 m (Gambar 9)

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 7


Tisa Sharifa Nurfauzia

2. Dengan memperhatikan ukuran kamar maka di dapatkan ukuran tipe kamar Gambar 8 seperti
dibawah ini :
a. Kamar standar : 6,3 m x 4,2 m = 26,46 m2
b. Kamar deluxe : 6,3 m x 5,6 m = 25,28 m2
c. Kamar suite : 6,3 m x 8,4 m = 52,92 m2

KETERANGAN :
Kamar Standar
Kamar Deluxe
Kamar Suite

Gambar 8. Modul struktur Gambar 9. Pola parkir

3.2.2 Analisa Bahan


1. Retaining wall
Konstruksi retaining wall yang digunakan untuk menahan tanah dan tekanan air pada lantai
basement dengan lahan yang tidak berbatasan dengan bangunan lain di dekatnya konstruksi
retaining wall yang cocok adalah sistem soldier pile dengan diameter soldier pile 20 cm.(Gambar
10).

Gambar 10. Retaining wall


2. Pondasi
Sistem pondasi yang digunakan yaitu pondasi tiang pancang dengan pertimbangan jumlah lantai
yang sudah mencapai ketinggian 5 lantai dan bentuk massa bangunan berbentang lebar dengan
bentang 23,9 m x 25,2 m dan 1 basement. Ukuran pondasi dengan diameter 30 cm(Gambar 11).

Gambar 11. Pondasi tiang pancang


3. Plat Lantai
Material yang digunakan pada lantai yaitu plat lantai precast beton. Pemilihan jenis material ini
dipilih karena material precast mudah dipasang. Namun untuk area basah seperti basement dan
wc, menggunakan beton cor konvensional agar tidak terjadi kebocoran atau rembesan pada plat
lantai. Menurut persyaratan, plat lantai bisa menahan untuk bentang sebesar 16 m2, maka
dibutuhkan balok anak untuk menahan beban dari beban hidup dan beban mati
bangunan(Gambar 12).

Gambar 12. Plat lantai


4. Kolom dan balok
Beton bertulang pada bangunan meliputi balok pengikat/sloof, kolom, balok keliling/ring, dan
bingkai amping. Beton bertulang menggunakan tulangan utama diameter 10mm, dan tulangan
diameter 8mm dengan interval 15cm. Tebal selimut beton untuk kolom dan balok pengikat/sloof
adalah 1,5cm sedangkan untuk balok keliling/ring dan bingkai amping 1 cm. Kolom dan
balok(Gambar 13).

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 8


Pendekatan Struktur Sebagai Elemen Estetika Bangunan pada Forte Tropicana Hotel di Bandung

Gambar 13. Kolom dan balok


5. Dinding
Konstruksi dinding yang digunakan pada bagian dalam bangunan adalah konstruksi dinding
gypsum dengan rangka. Sedangkan untuk bagian fasade atau luar menggunakan curtain wall
dengan tetap menonjolkan kolom struktur sebagai elemen estetika bangunan. Gambar dinding
curtain wall(Gambar 14).

Gambar 14. Curtain Wall


6. Atap
Bangunan hotel menggunakan atap dak beton untuk menyimpan perlengkapan utilitas dan untuk
atap bangunan bentang lebar menggunakan system atap space truss dengan kuda kuda
menggunakan rangka baja hollow(Gambar 15).

Gambar 15. Atap ballroom

3.3 Konsep Utilitas


3.3.1 Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM beserta air dari alam yaitu dengan membuat sumur resapan atau
sumur artesis di dalam site.

Gambar 16. Utilitas air bersih

Sistem Distribusi Air Bersih Sumber air bersih pada tapak berasal dari PDAM dan sumur bor atau
sumur artesis yang dibuat di dalam site. Sistem pendistribusian air bersih yang digunakan ialah sistem
Down Feed yaitu air bersih dari reservoar bawah dialirkan dahulu menuju reservoar atas sebelum
didistribusikan kedalam bangunan. (lihat Gambar 16)

3.3.2 Air Kotor


Air buangan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1) Air kotor (black water) : air buangan yang berasal dari
closet. 2) Air bekas (grey water) : air buangan yang berasal dari alat-alat plumbing, seperti
washtafel,floordrain, dan tempat cuci bersama. 3) Air hujan (strom water) air dari atap dan halaman. 1.
Air Kotor dari Kloset (Black Water) Untuk membantu mengatasi masalah pencemaaran air dan
menjadikan lingkungan bersih dan sehat, maka system distribusi air kotor pada bangunan sekolah
menggunakan septictank biotech.(lihat Gambar 17)

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 9


Tisa Sharifa Nurfauzia

Gambar 17. Utilitas air kotor

3.3.3 Air Hujan


Air hujan yang ada dilantai atap, diturunkan melalui talang air tegak dan horizontal.(Gambar 18).

Gambar 18. Utilitas air hujan

3.3.4 Sampah
Sistem distribusi sampah,melalui shaft sampah yang telah disediakan dimasing-masing lantai,
sehingga menggunakan pengguna bangunan. Kemudian sampah disimpan di tempat pembuangan
sementara(TPS) yang berada di lantai dasar, kemudian sampah ini akan diambil oleh petugas sampah
untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir(Gambar 19).

Gambar 19. Utilitas sampah

3.3.5 Listrik
Sumber listrik pada bangunan Forte Tropicana Hotel ada 2 macam, yaitu : PLN dan genset. Yang
kemudian sumber daya di salurkan melalui SDP pada masing-masing lantai. (lihat Gambar 20).

Gambar 20. Utilitas listrik


3.3.6 Pengkondisian Udara
Pengkondisian udara pada bangunan Forte Tropicana Hotel menggunakan sistem VRV dengan adanya
outdoor unit dan indoor unit pada bangunan.(lihat Gambar 21)

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 10


Pendekatan Struktur Sebagai Elemen Estetika Bangunan pada Forte Tropicana Hotel di Bandung

Gambar 21. Utilitas pengkondisian udara

3.3.7 Sistem Proteksi Kebakaran


Syarat tangga kebakaran :
1. Tahan api
2. Pintu pada bagian atas dibuka ke dalam, sedangkan pada bagian lantai dasar dibuka keluar
3. Jarak tangga kebakaran maksimal dengan sprinkler adalah 40 meter(lihat Gambar 22).

Gambar 22. Jangkauan tangga kebakaran

Gambar 23. Sistem distribusi kebakaran

Distribusi air bersih untuk kebakaran berasal dari reservoir air bawah untuk kebakaran yang berada di
basement, kemudian air bersih ini ditarik ketas menuju reservoir air atas untuk kebakaran. Setelah itu
air disalurkan menuju masing-masing FHC dan sprinkler pada setiap lantai (lihat Gambar 23).

3.3.8 Telepon
Sumber daya telepon berasal dari perum Telkom. (lihat Gambar 24)

Gambar 24. Utilitas telepon

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 11


Tisa Sharifa Nurfauzia

3.3.9 Tata Suara


Tata suara pada bangunan ini merupakan tata suara pada bagian koridor yang dapat digunakan sebagai
sumber informasi di dalam bangunan. Dengan letak ruang operator pada basement yang di desain
sesuai dengan standar yang ada di peraturan (lihat Gambar 25).

Gambar 25. Utilitas tata suara

2.4.10 Penangkal Petir


Penangkal petir yang digunakan pada bangunan Forte Tropicana Hotel adalah penangkal petir ionisasi
yang sudah diperhitungkan, sehingga seluruh bangunan dapat terlindungi oleh penangkal petir.(lihat
Gambar 26)

Gambar 26. Jangkauan penangkal petir

4. SIMPULAN

Berdasarkan tema yang diangkat, yaitu Struktur Sebagai Elemen Estetika Bangunan ternyata dapat
menjadi salah satu pertimbangan dalam proses mendesain. Struktur dapat dijadikan elemen visual
yang nyaman bagi penggunanya dalam melakukan aktivitas. Tahap ini merupakan hasil dari analisis
pembahasan yang telah dilakukan dari metode yang diterapkan pada proyek bangunan hotel bintang
empat di Kota Bandung.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Ir. Ucu Makmur.K.MM.Pd., selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ir. Dwi Kustianingrum, M.T.,
selaku dosen pembimbing II Jurusan Teknik Arsitektur, Istitut Teknologi Nasional Bandung, Kepada
kedua penguji sidang, Bapak Ir.Agung Prabowo.,M.T dan Bapak Ir. Udjianto, MSP, kedua orang tua,
keluarga besar penulis, dan rekan-rekan mahasiswa Teknik Arsitektur 2015 Institut Teknologi
Nasional Bandung yang selalu berdoa dan memberikan motivasi kepada penulis.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Chiara, Joseph (ed). 1990. Time Saver Standard: Building System & Material. New York:
McGraw Hill. Ching, Francis DK
[2] Ching, Francis DK. 1985. Bentuk, Ruang dan Tatanan. Jakarta:Erlangga
[3] Neufert, Ernest. 1979. Data Arsitek. Jakarta : Penerbit Erlangga.
[4] Keputusan Direktorat Jendral Pariwisata No 12/U/II/88 tanggal 25 Febuari 1988
[5] Charleson, Andrew. 2005. Structure as Architecture: A Source Book for Architects and Structural
Engineers. Italy. Elsevier

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 12

Anda mungkin juga menyukai