Anda di halaman 1dari 6

Laporan Kasus Koas Stase Penyakit Dalam

Kasus Paru (Asma)

Bangsal Bakung RSUD Wonosari

Disusun Oleh :

Faizia Maulida, S.Ked 13711102

Ninda Ariesta, S.Ked 13711110

Sheni Novita Irjayanti, S.Ked 13711135

Dwi Ditha Emelia, S.Ked 13711151

Konsulen : dr. Hantyanto N, Sp. PD

Prodi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta

2017
LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. P
b. Usia : 58 tahun
c. Pekerjaan : Swasta
d. Pendidikan terakhir : SMA
e. Agama : Islam
2. ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan keluhan utama batuk dan sesak
nafas, sesak sudah dirasakan sejak 6 hari yang lalu
tepatnya tanggal 10 Juni 2017 namun baru datang ke RS
tanggal 12 Juni 2017, lamanya sesak yang dirasakan
hanya dalam kurun waktu beberapa menit. Batuk dan
sesak nafas dirasakan pasien paling sering saat udara
dingin dan memberat jika malam hari, Batuk juga
dirasakan ketika pasien terpapar asap dan debu, sesak
nafas berkurang jika pasien memposisikan diri dengan
posisi duduk. Pasien pernah mendapatkan obat sirup dari
puskesmas, namun pasien tidak mengetahui nama obat
tersebut. Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah
mual namun tidak sampai muntah, batuk berdahak, serta
nyeri kepala.
Riwayat penyakit dulu : Riwayat dermatitis ec alergi obat tahun 1995, riwayat
batuk ec alergi asap dan debu, serta udara dingin.
Riwayat penyakit keluarga : Tidak terdapat anggota keluarga yang mengalami
keluhan serupa
Riwayat lingkungan : lingkungan rumah biasa
Riwayat psikososial : sebelumnya pasien mengalami kelelahan, tidak
terdapat pikiran yang mengganggu
3. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign : Tekanan darah : 140/80 mmhg
Nadi: 90 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu :36 C
Status generalis :
a. Kepala : Konjungtiva anemis (-), napas cuping hidung (-), sianosis (-),
pursed lips breathing (-)
b. Leher : Perbesaran limfonodi (-), perbesaran tiroid (-), peningkatan
JVP (-)
c. Thorax
a. Inspeksi : Bentuk dada normal, retraksi dinding dada (-)
b. Palpasi : Nyeri tekan (-)
c. Perkusi : Sonor pada semua lapang paru
d. Auskultasi : Mengi (?), ronki basah kasar (?)
d. Abdomen
a. Inspeksi :-
b. Auskultasi :-
c. Perkusi :-
d. Palpasi : nyeri tekan (-)
e. ekstremitas : Edema (-), akral dingin (-),
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Spirometri : Tidak dilakukan
b. Darah rutin :
a.Hemoglobin : 11,6 gr%
b. Angka leukosit : 13.000 sel/mm
c. Rontgen : Corakan bronkovaskuler normal, trakea berada di central,
sudut costofrenikus lancip, diafragma licin tidak mendatar, CTR > 0,5, sistema
tulang intak, kesan : pulmo normal, cardiomiopathy.
5. DIAGNOSIS
Asma bronkial
Dengan diagnosa banding : PPOK
6. TATA LAKSANA
a. Injeksi DS + aminofilin ½ ampul 20 tpm
b. Injkesi metilprednisolon 3x1/2 ampul
c. Nebul fluexetin + ventolin
d. Injeksi seftriakson 2x1 gram
7. PEMBAHASAN
Asma bronkial adalah penyakit gangguan inflamasi kronis saluran pernafasan
terkait dengan hiperresponsif serta keterbatasan aliran udara yang reversible
(Sudoyo., 2009). Banyak sel inflamasi yang berperan pada penyakit asma, antara lain:
sel mast, limfosit, neutrofil, dan eosinofil. Menurut Sudoyo (2009), asma juga dapat
terjadi akibat peningkatan respon saluran nafas dengan stimulus fisiologi dan
lingkungan seperti aktivitas fisik, udara dingin, serta debu, hal ini sesuai dengan
pasien yang mana pasien sering mengalami sesak nafas ketika udara dingin dan pada
saat malam hari. Pasien mengaku sesak nafas membaik jika pasien dalam posisi
duduk, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Safitri & Andriyani
(2011)., yang mana hasilnya adalah terdapat penurunan frekuensi sesak nafas pada
pasien yang diposisikan semi fowler dengan kemiringan 45 derajat, yang mana posisi
tersebut adalah posisi setengah duduk. Posisi setengah duduk yang diberikan pada
pasien asma dapat mengakibatkan oksigen dalam paru-paru semakin meningkat
sehingga meringankan kesukaran nafas, hal tersebut terjadi karena posisi tersebut
dapat meredakan penyempitan jalan nafas dan memenuhi oksigen dalam darah (Safitri
& Andriyani., 2011).
Keluhan lain yang dialami pasien adalah mual dan nyeri pada kepala, menurut
Budayani (2015), pada pasien yang mengalami sesak nafas akan terjadi peningkatan
kecemasan pada pasien, yang mana salah satu dampaknya adalah muncul gejala mual
dan muntah, hal ini sesuai dengan yang dialami pasien Ny. P. Selain mual dan
muntah, efek lain dari kecemasan yang dialami oleh penderita sesak nafas adalah
kesulitan dalam tidur, yang mana berdampak pada munculnya keluhan nyeri kepala
akibat penurunan kualitas tidur, pada pasien Ny. P hal ini sesuai ditambah dengan Ny.
P telah mengalami sesak nafas sejak 10 hari yang lalu.
Pada pasien
a. Definisi
Asma bronkial adalah obstruksi saluran napas yang disebabkan adanya reaksi
inflamasi kronis yang bersifat reversibel
b. Patofisiologi
Reaksi hipersensitivitas tipe 1
c. Manifestasi klinis
a.Sesak
b. Mengi
c.Batuk
d. Rasa berat di dada terutama saat malam hari atau pagi dini hari
e.Gejala bervariasi waktu dan intensutasnya
f. Gejala muncul setelah terpapar alergen, perubahan cuaca, infeksi virus,
latihan, irirtan seperti asap kendaraan, rokok, bau yang sangat tajam
d. Penegakan diagnosis

e. Tatalaksana
DAFTAR PUSTAKA

Budayani, S, S., 2015. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur


Penderita Asma di RSUD Kabupaten Karanganyar, Skripsi. Program Syudi
S-1 Keperawatan, Stikes Kusuma Husada.

Safitri, R., Andriyani, A., 2011. Keefektifan Pemberian Posisi Semi Fowler terhadap
Penurunan Sesak Nafas pada Pasien Asma di Ruang Rawat Inap RSUD dr.
Moewardi Surakarta. Gaster; 8(2): 783-792

Sudoyo A,W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S., 2014. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II (Edisi VI). Jakarta : Interna Publishing

Anda mungkin juga menyukai