Anda di halaman 1dari 1

Nama :kus tripanji wicaksono

NIM :2020206203076P

1).Apa beda antara stigma dan Diskriminasi?

Perwujudan stigma dan diskriminasi pada ODHA dapat dilihat dalam bentuk produk-produk hukum
seperti kebijakan dan prosedur administrasi. Produk-produk tersebut sering ditemukan sebagai suatu
perangkat yang diperlukan untuk melindungi masyarakat, tetapi kerap dijumpai implementasinya justru
memperkuat praktik-praktik diskriminasi dan pengekalan stigma. Contoh lain dari wujud stigma dan
diskriminasi adalah implementasi kebijakan yang justru mendiskreditkan ODHA. Misalnya, dengan
menerbitkan regulasi yang membatasi mobilitas ODHA.Stigma dan diskriminasi jelas menyebabkan
implementasi dari program pencegahan HIV/AIDS tidak dapat dilakukan secara optimal.1 Dari berbagai
sisi, stigma dan diskriminasi memberikan dampak yang sama luasnya, jika tidak lebih luas, dibandingkan
dengan HIV itu sendiri. Disadari atau tidak, stigma dan diskriminasi tidak hanya memengaruhi hidup
ODHA, tetapi juga orang-orang yang hidup di sekitar mereka.2Stigma dan diskriminasi juga diperparah
oleh faktor-faktor seperti gender, seksualitas dan kelas sosial.

2).Tulis 1 kasus tentang stigma yang pernah anda temukan dialami oleh individu yang memiliki
HIV/AIDS.?

Pecandu narkoba suntik yang terinfeksi HIV memiliki beban ganda stigma dalam hubungan sosial di
masyarakat.7 Pecandu narkoba termasuk orang atau kelompok penyandang stigma sebelum terkena
HIV/AIDS dan stigma tersebut meningkat pada saat mereka terkena penyakit.8 Stigma sebagai pecandu
cenderung disifatkan sebagai orang yang “tercela” dan “berbahaya”.6Infeksi virus HIV karena sifatnya
yang menular dan belum ditemukan obatnya sering dianggap sebagai penyakit yang mengerikan.
Pandangan ini mempengaruhi penerimaan masyarakat terhadap orang yang positif terinfeksi virus
HIV.9Akibatnya ODHA sering dikucilkan dan dijauhi dalam pergaulan di masyarakat

3).Tulis 1 kasus tentang diskriminasi yang pernah anda temukan dialami oleh individu yang mengalami
HIV/AIDS.?

pengusiran tiga anak dengan HIV/AIDS di Desa Nainggolan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara,
Oktober 2018. Ketiga anak, yaitu dua anak masih sekolah di SD negeri dan satu masih sekolah di PAUD,
diminta masyarakat setempat dikeluarkan dari sekolah. Ketiganya dilarang digabungkan dengan siswa
lain dan diultimatum untuk pergi dari Kabupaten Samosir.

Anda mungkin juga menyukai