Anda di halaman 1dari 3

Metodologi

Dalam penerepan Uji Kruskal-Wallis, nilai setiap observasi ( X ij ) diletakkan pada sebuah
tabel yang mana setiap kolom dalam tabel tersebut mewakili sampel atau kelompok. Adapun
susunan tabel dalam Uji Kruskal-Wallis adalah sebagai berikut :

Kelompok/sampel
1 2 ..... k
X 11 X 12 ... X1k
X 21 X 22 X2k
... ... ... ...
Xn 1
1
Xn 22
... Xn k
k

Keterangan : i=1 , … , n dan j=1 ,… , k

X ij menyatakan suatu observasi ke-i dan kelompok/sampel ke- j serta n j menyatakan jumlah
observasi kelompok/sampel ke- j. Besarnya n untuk setiap kelompok/sampel tidak harus sama.

Pada perhitungan uji Kruskal-Wallis, semua nilai/skor dari seluruh k sampel disatukan
dan dirangking secara menyeluruh dalam satu sistem perangkingan. Nilai terkecil mendapatkan
rangking 1 , nilai terkecil kedua mendapatkan rangking 2 dan seterusnya sampai nilai terbesar
mendapatkan rangking N, dimana N adalah jumlah total observasi independen pada k sampel

k
( N =∑ n j). Jika sudah selesai perangkingan, jumlahkan rangking untuk setiap kolom.
j =1

Berikut rumus untuk menghitung statistik uji Kruskal-Wallis :

k
R2j k
H=
[ 12
∑ n
N ( N +1 ) j=1 j ]
−3 ( N +1 ) atau H=
12

N (N +1) j=1
n j ( Ŕ j − Ŕ )
2

Keterangan :

k =¿ Banyak kelompok

n j=¿ Banyaknya observasi kelompok ke- j

R j=¿ Jumlah rangking pada kelompok ke- j ( j=1,2,3 , … , k)

Ŕ=¿ Rata-rata rangking gabungan


Ŕ j=¿ Rata-rata rangking pada kelompok ke- j

Catatan : Jika Terdapat Observasi-observasi Bernilai Sama

Ketika terdapat dua atau lebih observasi yang memiliki nilai sama, maka setiap observasi
yang memiliki nilai sama tersebut akan mendapatkan rangking yang merupakan rata-rata dari
nilai observasi yang sama tersebut. Karena varians dari statistik Kruskal-Wallis dipengaruhi oleh
rangking kembar, maka untuk mengoreksi efek dari rangking kembar diperhitungkan statistik
Kruskal-Wallis (H) yang dibagi dengan faktor koreksi.

Faktor koreksi :

∑T ∑ (t 3−t)
1− =1−
N 3−N N 3−N

Keterangan :

T =t 3−t ¿ banyak observasi dalam serangkaian rangking sama¿


k
N=¿ Banyaknya observasi dalam seluruh k kelompok/sampel ( N =∑ n j)
j =1

Sehingga statistik uji Kruskal-Wallis ( H ) menjadi :

k
R 2j

H=
[ 12
]
∑ −3(N +1)
N ( N + 1 ) j=1 n j

1−
∑T
N 3−N

Kasus Sampel Kecil

Kasus sampel kecil ini terjadi ketika terdapat k =3 dan banyaknya observasi dalam
masing-masing sampelnya kurang atau sama dengan lima. Dalam pengujiannya, statistik hitung
H yang dihasilkan akan dibandingkan dengan H tabel yang ada Tabel O (Sidney Siegel -
Nonparametric statistics for the behavioral sciences -McGraw-Hill (1956). Kolom pertama dari
tabel tersebut berisi banyak kasus dari ketiga sampel yang mungkin yaitu n1 , n2 , dan n3 . Kolom
kedua memuat berbagai harga H. Kolom ketiga menyajikan kemungkinan yang berkaitan
dengan munculnya di bawah H 0 harga-harga sebesar H observasi.
Sehingga wilayah kritisnya yaitu Tolak H 0 jika H ≥ H tabel atau p−value<α.

Jika salah satu ketentuan pada sampel kecil tidak terpenehi, maka tingkat signifikansi
harga observasi H dapat ditentukan dengan melihat Tabel C (Sidney Siegel - Nonparametric
statistics for the behavioral sciences -McGraw-Hill (1956)) dengan derajat bebas db=k −1.

Sehingga wilayah kritisnya yaitu Tolak H 0 jika H ≥ χ 2tabel atau p−value<α.

Prosedur Uji Kruskal-Wallis

1. Menentukan hipotesis
H 0 : sampel berada pada populasi yang sama
H 1 : minimal ada satu sampel yang berada pada populasi berbeda
2. Menentukan tingkat signifikansi (α )
3. Masukan nilai-nilai ke dalam tabel k kolom lalu rangkingkan secara keseluruhan dari
terkecil ke terbesar
4. Hitung statistik uji ( H )
5. Tentukan wilayah kritisnya, Tolak H 0 jika H ≥ H tabel atau H ≥ χ 2tabel
 Untuk sampel kecil (k =3) dan (n j ≤ 5) lihat Tabel O
 Jika salah satu ketentuan sampel kecil tidak terpenuhi, maka pakailah Tabel C (tabel
chi-square) dengan db=k −1
6. Buatlah kesimpulan

Kekuatan Efisiensi
Tes Kruskal-Wallis ini lebih efisien daripada perluasan tes median karena tes ini
menggunakan lebih banyak informasi dalam observasi-observasinya, mengubah skor menjadi
rangking dan bukan hanya memisah-duakan skor-skor itu sebagai skor diatas median dan di
bawah median.

Anda mungkin juga menyukai