Anda di halaman 1dari 23

Denaz Karuma

20711251006

Septiana Dwi
20711251027
Mata Kuliah

Terapi
Darma Pambagyo
20711251038

& Rehabilitasi
Penyakit
Degeneratif
Hipertensi (hypertension)
Pascasarjana
Jurusan Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
DEFINISI | HIPERTENSI
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang). Didefinisikan oleh
Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg. Faktor pemicu
hipertensi dibedakan menjadi yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga,
jenis kelamin, dan umur. Faktor yang dapat dikontrol seperti obesitas, kurangnya
aktivitas fisik, perilaku merokok, pola konsumsi makanan yang mengandung
natrium dan lemak jenuh.
ETIOLOGI | HIPERTENSI
• Hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi sistolik,
hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran.

• Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:


1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal

• Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,


Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), klasifikasi
hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok normal,
prehipertensi, hipertensi derajat I dan derajat II.
ETIOLOGI | HIPERTENSI
PATOFISIOLOGI | HIPERTENSI

01
Perubahan Anatomi & Fisiologi

02
Sistem Renin-angiotensin

03
Sistem Saraf Simpatis
PATOFISIOLOGI | HIPERTENSI
HYPERTENSION CLINICAL | HIPERTENSI
MANIFESTASI KLINIS | HIPERTENSI
Hipertensi sulit dideteksi oleh seseorang sebab hipertensi tidak memiliki tanda/ gejala
khusus. Gejala-gejala yang mudah untuk diamati seperti terjadi pada gejala ringan
yaitu pusing atau sakit kepala, cemas, wajah tampak kemerahan, tengkuk terasa pegal,
cepat marah, telinga berdengung, sulit tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk,
mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah di hidung) (Fauzi, 2014,
Ignatavicius, Workman, & Rebar, 2017).
DIAGNOSISI | HIPERTENSI
Anamnesis
- Gejala
- Riwayat Kejadian Kardiovaskuler
- Faktor Risiko
- Riwayat Konsumsi Obat

Pemeriksaan Fisik
- Cara Pengukuran Tekanan Darah
- Pemerikasaan Lain (Fisik lengkap, Antropometri, Lingkar pinggang,
Pemeriksaan komplikasi hipertensi)
- Diagnosis Banding (Hipertensi primer, sekunder, refrakter, krisis hipertensi)
- Pemeriksaan Penunjang
PENATALAKSANAAN | HIPERTENSI
NON-Farmakologi
Terapi non farmakologi untuk penanganan
hipertensi berupa anjuran modifikasi gaya hidup.
Pola hidup sehat dapat menurunkan darah tinggi.

Medikamentosa
PERKI merekomendasikan inisiasi medikamentosa pada hipertensi stadium 2
dan juga hipertensi stadium 1 jika perubahan gaya hidup dalam 4-6 bulan
gagal menurunkan tekanan darah hingga mencapai target.
JOURNALREVIEW

Journal 01

Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1, September 2017 Hal 26-38

Judul : “Peningkatan Pengetahuan tentang Hipertensi Guna Perbaikan Tekanan Darah pada
Anak Muda di Dusun Japanan, Margodadi, Sayegan, Sleman, Yogyakarta”

Oleh : Erica Kusuma Rahayu Sudarsono, Julius Fajar Aji Sasmita, Albertus Bayu Handyasto,
Stefanus Sofian Arissaputra, Natalia Kuswantiningsih

Instansi : Fakultas Farmasi & Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


JOURNALREVIEW

Journal 02

Jurnal Berkala Epidemologi Vol. 6 No. 1 Maret 2018, Hal 43-50

Judul : “Hubungan Karakteristik & Obesitas Sentral Dengan Kejadian Hipertensi”

Oleh : Desy Amanda, Santi Martini

Instansi : Departemen Epidomologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas


Airlangga Surabaya
JOURNALREVIEW

Latar Belakang 01
Ketidaktahuan masyarakat sebagai akibat dari kurangnya informasi yang benar
akan suatu penyakit yaitu hipertensi. Terinspirasi dari program pemerintah
“Indonesia Sehat” penulisnya berupaya untuk memberdayakan dan mengkaderisasi
anak-anak muda di dusun tersebut. Dilakukan untuk pengentasan dan pencegahan
kejadian hipertensi dan komplikasi akibat hipertensi.
JOURNALREVIEW

Latar Belakang 02
Salah satu pemicu hipertensi adalah obesitas. Dan obesitas merupakan faktor risiko
utama pemicu hipertensi essensial, diabetes, dan morbiditas lainnya. Obesitas
meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan reabsorpsi natrium tubular
ginjal, mengganggu tekanan natriuresis, dan menyebabkan ekspansi volume melalui
aktivitas saraf dan renin-angeotensin-aldosteron sistem dan dengan kompresi fisik
ginjal terutama ketika ada peningkatan adipositas visceral.
JOURNALREVIEW
Metode 01
Menggunakan pre-test soal tingkat pengetahuan yang berkaitan dengan
hipertensi kepada anak-anak muda. Kemudian, setelah pre-test dilakukan
serangkaian pembelajaran dengan media video, sharing, FGD & senam. Post-
test menggunakan jenis soal yang sama dengan pre-test. PS: >7 artinya
berpengetahuan tinggi lalu <7 artinya berpengetahuan rendah
JOURNALREVIEW
Metode 02
Jenis penelitiannya observasional dengan desain studi cross sectional. Variabel
bebasnya karakteristik responden dan status obesitas. Sedangkan variabel
terikatnya hipertensi. 2 kategori umur >59 tahun dan <59 tahun. Kriteria
hipertensi sistolik >140 mmHG atau diastolik >90 mmHG diartikan statusnya
Hipertensi dan Tidak Hipertensi. Bila obesitas dikatakan LP >90 cm pada laki-
laki & bila obesitas dikatakan LP >80 cm pada perempuan. Dikatakan tidak
obesitas <90 cm pada laki-laki & <80 cm pada perempuan.
JOURNALREVIEW
Metode 02
Teknik pengambilan datanya wawancara untuk mengetahui umur dan jenis
kelamin. Data primer adalah pengukuran LP & tekanan darah. Datanya
dianalisis dalam narasi dan dibentuk dalam bentuk distribusi frekuensi dan
crosstabs antar dua variabel.
JOURNALREVIEW
Hasil & Kesimpulan 01
Setelah pre-test dilakukan, sebesar 80,67% anak-anak muda di dusun
tersebut mempunyai pengetahuan yang rendah dan sisanya 13,33%
mempunyai pengetahuan yang tinggi. Karena, masih banyak anak-anak muda
menganggap hal yang wajar tekanan darah yang tinggi. Kebiasaan merokok
dan keadaan sering terpapar asap rokok 7 kali lebih besar risikonya terhadap
peningkatan tekanan darah.
JOURNALREVIEW
Hasil & Kesimpulan 01
Konsumsi makanan tinggi garam dan lemak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan tekanan darah. Tidak ada pengaruh
signifikan antara BMI, pendidikan & olahraga terhadap peningkatan tekanan
darah. Sehingga ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya dalam tulisan
jurnal.
JOURNALREVIEW
Hasil & Kesimpulan 01
Hasil post-test didapatkan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan.
Sebesar 73,33% memiliki pengetahuan yang tinggi & 26,67% memiliki
pengetahuan yang rendah. Metode dalam jurnal tersebut dikatakan berhasil
karena peningkatan rata-rata sebesar 2,133 hasil dari uji t berpasangan.
Peningkatan tersebut menjadi hasil perubahan nilai rata-rata semula 5,23
menjadi 7,37 setelah diberikan metode. Diperlukan edukasi terkait perubahan
pola hidup.
JOURNALREVIEW
Hasil & Kesimpulan 02
Penderita hipertensi <59 tahun sebesar 54% (27 responden). Dan sebagian
besar responden sebesar 76,70% adalah penderita hipertensi yang obesitas.
Dalam hasil hubungan antara umur dan hipertensi menghasilkan prevalensi
2,61 kali (87%) lebih tinggi penderita hipertensi >59 tahun daripada
penderita hipertensi >59 tahun.
JOURNALREVIEW
Hasil & Kesimpulan 02
Sedangkan hasil hubungan jenis kelamin dan hipertensi menunjukkan
prevalensi yang tinggi sebesar 1,75 kali (73,10%) pada laki-laki daripada
perempuan. Hubungan antara status obesitas dengan hipertensi menunjukkan
bahwa prevalensi yang tinggi 2,56 kali (76,70%) mengalami obesitas pada
penderita hipertensi.
JOURNALREVIEW
Hasil & Kesimpulan 02
Faktor yang mempengaruhi hipertensi ialah umur, jenis kelamin & obesitas
(kebiasaan mengkonsumsi makanan). Semakin tua umur maka semakin
rentan menderita hipertensi. Jenis laki-laki paling dominan berisiko tinggi
mengalami hipertensi. Pola makan yang tidak sehat menyebabkan obesitas
dan cenderung mengakibatkan hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai