BAB V
KETERPADUAN STRATEGI
PEMBANGUNAN PERKOTAAN
5.1. ARAHAN RTRW KABUPATEN/KOTA
Kebijakan strategis Kabupaten Pemalang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Pemalang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang Tahun
2011 – 2031 yang terkait dengan Penyusunan RPI2JM Kabupaten Pemalang sebagai berikut :
A. Tujuan Penataan Ruang
Penataan ruang Kabupaten bertujuan mewujudkan ruang daerah berbasis pertanian yang
didukung oleh sektor perdagangan dan industri dalam sistem wilayah terpadu dan
berkelanjutan.
B. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
a. Kebijakan pengembangan pusat pelayanan guna mendorong pertumbuhan dan
pemerataan perkembangan wilayah, strateginya meliputi :
1) membagi wilayah fungsional Daerah berdasarkan morfologi dan kondisi sosial
ekonomi Daerah;
2) mengembangkan pusat pelayanan baru yang mampu berfungsi sebagai PKLp; dan
3) mengoptimalkan peran ibukota kecamatan sebagai PPK.
b. Kebijakan peningkatan keterhubungan perkotaan – perdesaan, strateginya meliputi :
1) mengembangkan permukiman perkotaan yang didukung sektor perdagangan dan
jasa; dan
2) mengembangkan permukiman perdesaan yang sinergi dengan sector pertanian.
c. Kebijakan pengembangan prasarana Daerah, strateginya meliputi :
1) meningkatkan kualitas jaringan jalan yang menghubungkan antara simpul‐simpul
kawasan produksi dengan kawasan pusat pemasaran;
2) meningkatkan pelayanan sistem energi dan telekomunikasi;
3) mengembangkan sistem prasarana sumberdaya air;
4) mengembangkan sistem jaringan limbah di kawasan peruntukan industri dan kawasan
perkotaan;
5) mengembangkan jalur dan ruang evakuasi bencana alam; dan
6) mengembangkan sistem sanitasi lingkungan.
d. Kebijakan peningkatan pengelolaan kawasan lindung, strateginya meliputi :
1) menentukan deliniasi kawasan lindung berdasarkan sifat perlindungannya;
2) menetapkan luas dan lokasi kawasan lindung;
3) melakukan penghijauan lereng Gunung Slamet;
4) meningkatkan pengelolaan kawasan yang berkelerengan di atas 40% (empat puluh
persen); dan
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-1
Laporan Akhir
5) melakukan pengolahan tanah dengan pola terasiring dan penghijauan pada lahan
rawan longsor dan erosi.
e. Kebijakan pengurangan kegiatan budidaya pada lahan kawasan lindung, strateginya
meliputi:
1) mengendalikan secara ketat pemanfaatan kawasan lindung; dan
2) mengembangkan pertanian yang diimbangi dengan penanaman tanaman keras pada
lahan kawasan lindung yang dimiliki masyarakat.
f. Kebijakan pengendalian alih fungsi lahan pertanian produktif, strateginya meliputi:
1) menetapkan sebagian besar lahan sawah beririgasi menjadi lahan pertanian pangan
berkelanjutan;
2) mengarahkan perkembangan kegiatan terbangun pada lahan bukan sawah;
3) merevitalisasi dan mengembangkan jaringan irigasi; dan
4) meningkatkan produktivitas lahan pertanian.
g. Kebijakan pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup, strateginya meliputi :
1) membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana;
2) mengendalikan perkembangan permukiman perdesaan pada kawasan pertanian
lahan pangan;
3) mengarahkan perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan secara
efisien; dan
4) mengembangkan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan dengan luas paling sedikit
30% (tiga puluh persen).
h. Kebijakan pengembangan kawasan perdagangan yang mampu menjadi pusat pemasaran
hasil komoditas Daerah, strateginya meliputi :
1) mengembangkan peran PKL, PKLp dan PPK sebagai kawasan perkotaan tempat
pemasaran komoditas perdagangan dan mampu memasarkan komoditas lokal ke luar
Daerah; dan
2) meningkatkan peran PPL sebagai pengumpul dan pendistribusi komoditas ekonomi
perdesaan.
i. Kebijakan pengembangan industri berbahan baku lokal, strateginya meliputi :
1) mengarahkan pengembangan kegiatan industri manufaktur di kawasan koridor jalan
pantai utara (Pantura);
2) mengembangkan agroindustri untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian;
3) mengembangkan industri kreatif yang berbahan baku lokal; dan
4) mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan industri.
j. Kebijakan pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir, strateginya meliputi :
1) mengembangkan sarana dan prasarana pelabuhan pengumpan;
2) mengembangkan sarana dan prasarana perikanan;
3) mengembangkan sarana dan prasarana pariwisata;
4) mengembangkan kawasan perlindungan setempat; dan
5) melakukan penghijauan kawasan pantai.
k. Kebijakan peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan, strateginya
meliputi :
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-2
Laporan Akhir
1) memantapkan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan
keamanan;
2) mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis
nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
3) mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di
sekitar kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya terbangun; dan
4) turut serta memelihara dan menjaga aset‐aset Pertahanan/Tentara Nasional
Indonesia (TNI).
l. Kebijakan pengembangan kawasan strategis Daerah, strateginya meliputi :
1) mengarahkan dan memantapkan perkembangan koridor jalan arteri pantai utara
(pantura);
2) mengembangkan kawasan pusat pelayanan baru di wilayah bagian tengah dan
selatan;
3) memantapkan dan mengembangkan kawasan agropolitan Waliksarimadu;
4) mengembangkan potensi panas bumi;
5) mengembangkan pos pengamatan gunung berapi;
6) meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan DAS; dan
7) meningkatkan perlindungan terhadap kawasan pendukung keseimbangan iklim makro
di kawasan pesisir.
C. Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Pemalang meliputi :
1). Rencana sistem pusat pelayanan terdiri atas :
a) Rencana sistem perkotaan terdiri atas:
pengembangan PKL berada di Perkotaan Pemalang, dan Perkotaan Comal;
pengembangan PKLp berada di Perkotaan Randudongkal, Perkotaan Belik, dan
Perkotaan Moga;
pengembangan PPK meliputi :
- Kawasan perkotaan Ulujami;
- Kawasan perkotaan Ampelgading;
- Kawasan perkotaan Petarukan;
- Kawasan perkotaan Bantarbolang;
- Kawasan perkotaan Bodeh;
- Kawasan perkotaan Warungpring;
- Kawasan perkotaan Watukumpul; dan
- Kawasan perkotaan Pulosari;
b) Rencana sistem perdesaan berupa pengembangan PPL, meliputi :
Desa Pamutih; Desa Gombong;
Desa Mojo; Desa Kuta;
Desa Karangasem; Desa Kalimas;
Desa Klareyan; Desa Pegiringan;
Desa Karangsari; Desa Kemuning;
Desa Susuka; Desa Mandiraja; dan
Desa Cikadu; Desa Cibuyur.
Desa Kebandungan;
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-3
Laporan Akhir
c) Rencana sistem wilayah yang berupa SWP, meliputi :
SWP Pemalang memiliki fungsi meliputi pusat pemerintahan daerah,
perdagangan dan jasa, pariwisata, pertanian lahan pangan, perikanan, dan
industri dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Pemalang meliputi :
1. Kecamatan Pemalang;
2. Kecamatan Taman; dan
3. Kecamatan Petarukan.
SWP Comal memiliki fungsi meliputi perdagangan dan jasa, pertanian lahan
pangan, industi, dan perikanan dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan
Comal meliputi :
1. Kecamatan Ampelgading;
2. Kecamatan Comal;
3. Kecamatan Ulujami; dan
4. Kecamatan Bodeh.
SWP Randudongkal memiliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, agro industri,
kehutanan, perdagangan dan jasa, dan pengelolaan kawasan lindung dengan
pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Randudongkal meliputi :
1. Kecamatan Randudongkal;
2. Kecamatan Bantarbolang; dan
3. Kecamatan Warungpring.
SWP Belik memiliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, agro industri,
perdagangan dan jasa, dan pengelolaan kawasan lindung dengan pusat
pengembangan Kawasan Perkotaan Belik meliputi:
1. Kecamatan Belik; dan
2. Kecamatan Watukumpul.
SWP Moga memliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, pariwisata, agro
industri, dan pengelolaan kawasan lindung dengan pusat pengembangan
Kawasan Perkotaan Moga meliputi :
1. Kecamatan Moga; dan
2. Kecamatan Pulosari.
2). Rencana sistem jaringan prasarana wilayah di Kabupaten Pemalang meliputi :
Rencana sistem jaringan transportasi;
Rencana sistem jaringan energi;
Rencana sistem jaringan telekomunikasi;
Rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air; dan
Rencana sistem jaringan pengelolaan lingkungan.
Secara spasial rencana struktur ruang Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada Peta Rencana
Struktur Ruang Kabupaten Pemalang.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-4
Laporan Akhir
Peta 5. 1 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Pemalang.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-5
Laporan Akhir
D. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pemalang meliputi :
1). Kawasan lindung
a) Kawasan hutan lindung, meliputi :
(1) Kawasan hutan lindung berupa kawasan hutan yang dikelola oleh negara dan
berfungsi lindung dengan luas kurang lebih 5.082 (lima ribu delapan puluh dua)
hektar meliputi :
Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 53 (lima puluh tiga) Hektare;
Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 1.095 (seribu Sembilan puluh lima)
Hektare;
Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 195 (seratus Sembilan puluh lima)
Hektare;
Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 2.036 (dua ribu tiga puluh enam)
Hektare; dan
Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 1.704 (seribu tujuh ratus
empat) Hektare.
b) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya berupa
kawasan resapan air dengan luas kurang lebih 6.609 (enam ribu enam ratus Sembilan)
Hektare meliputi :
Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 480 (empat ratus delapan
puluh) Hektare;
Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 2.669 (dua ribu enam ratus enam
puluh sembilan) Hektare;
Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 200 (dua ratus) Hektare;
Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 327 (tiga ratus dua puluh tujuh)
Hektare;
Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 180 (seratus delapan puluh)
Hektare;
Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 170 (seratus tujuh puluh)
Hektare;
Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 70 (tujuh puluh) Hektare; dan
Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 2.514 (dua ribu lima ratus
empat belas) Hektare.
c) Kawasan perlindungan setempat, meliputi :
(1) Kawasan sempadan pantai, terdiri atas :
Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 12 (dua belas) Hektare;
Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 13 (tiga belas) Hektare;
Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 19 (sembilan belas) Hektare;
dan
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 29 (dua puluh sembilan)
Hektare.
(2) Kawasan sempadan sungai dan saluran, terdiri atas :
Sungai Waluh beserta 23 (dua puluh tiga) anak sungai melalui : Kecamatan
Pulosari; Kecamatan Moga; Kecamatan Warungpring; Kecamatan
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-6
Laporan Akhir
Randudongkal; Kecamatan Bantarbolang; Kecamatan Pemalang; dan
Kecamatan Taman.
Sungai Rambut yang beserta 13 (tiga belas) anak sungai melalui : Kecamatan
Pulosari; Kecamatan Moga; Kecamatan Warungpring; Kecamatan
Randudongkal; dan Kecamatan Pemalang.
Sungai Comal beserta 68 (enam puluh delapan) anak sungai melalui :
Kecamatan Pulosari; Kecamatan Watukumpul; Kecamatan Bodeh; Kecamatan
Belik; Kecamatan Moga; Kecamatan Randudongkal; Kecamatan Bantarbolang;
Kecamatan Ampelgading; Kecamatan Petarukan; Kecamatan Comal; dan
Kecamatan Ulujami.
(3) Kawasan sekitar mata air, meliputi :
Sumber air di Kecamatan Randudongkal meliputi : Sumber Air Kamanda;
Sumber Air Bayur; Sumber Air Sumurdawa; Sumber Air Sumurjagung; Sumber
Air Setan; Sumber Air Sumur templok; Sumber Air Sumur kidang; Sumber Air
Tapang; Sumber Air Pagedangan; Sumber Air Wanasari; Sumber Air Kesepian;
Sumber Air Gambreng; Sumber Air Tengkolo; Sumber Air Blimbing; Sumber
Air Danasari; dan Sumber Air Lesung.
Sumber air di Kecamatan Belik meliputi : Sumber Air Telaga Gede; Sumber Air
Pagengan; Sumber Air Setu; Sumber Air Binangun; Sumber Air Jangkung;
Sumber Air Pekutukan; Sumber Air Royom; Sumber Air Gunungmas; dan
Sumber Air Jambu.
Sumber air di Kecamatan Moga meliputi : Sumber Air Gondang Leko; Sumber
Air Banyumudal; Sumber Air Balaikambang; Sumber Air Suci; Sumber Air
Ketug; Sumber Air Jambe; Sumber Air Benoa; Sumber Air Sablekok; Sumber
Air Arus; Sumber Air Ketuwon; Sumber Air Glagah; Sumber Air Rawa; Sumber
Air Kembang; Sumber Air Patoman; Sumber Air Wakim; Sumber Air Sikalong;
Sumber Air Rumput; Sumber Air Sipedil; Sumber Air Suci; Sumber Air Sumber;
Sumber Air Karangbolong; Sumber Air Pulanggeni; dan Sumber Air Buntu.
Sumber air di Kecamatan Warungpring meliputi : Sumber Air Waluh; Sumber
Air Dodokan; Sumber Air Wringin; Sumber Air Pagedangan; Sumber Air
Blokbuner; Sumber Air Kali Gedang; Sumber Air Kali Koran; Sumber Air Kali
Cawiyen; Sumber Air Pengasinan; Sumber Air Tuk Jati; Sumber Air Tuk Kasen;
Sumber Air Tuk Pucung; Sumber Air Oren; Sumber Air Ember; dan Sumber Air
Gintung.
Sumber air di Kecamatan Pulosari meliputi : Sumber Air Panas; Sumber Air
Mudal; Sumber Air Kemadu; Sumber Air Kerep; Sumber Air Mangis; dan
Sumber Air Lengsar.
Sumber air di Kecamatan Bantarbolang meliputi : Sumber Air Sumur Getek;
Sumber Air Tuk Semiliran; dan Sumber Air Pring Kisut.
Sumber air di Kecamatan Pemalang yaitu Sumber Air Surajaya.
d) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya, terdiri atas :
(1) Cagar alam meliputi :
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-7
Laporan Akhir
Cagar Alam Vak 53 Comal di Desa Kebongede Kecamatan Bantarbolang
dengan luas kurang lebih 29 (dua puluh sembilan) Hektare;
Cagar Alam Bantarbolang di Desa Kebongede Kecamatan Bantarbolang
dengan luas kurang lebih 25 (dua puluh lima) Hektare;
Cagar Alam Moga di Desa Banyumudal Kecamatan Moga dengan luas kurang
lebih 4 (empat) Hektare; dan
Cagar Alam Curug Bengkawah di Desa Sikasur Kecamatan Belik seluas kurang
lebih 2 (dua) Hektare.
(2) Cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi :
Situs Plawangan di Desa Lawangrejo Kecamatan Pemalang;
Batu Bajul Putih di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang;
Situs Tambakringin di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang;
Situs Sukmonunggal di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal;
Sukmajati di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal;
Sukmananggung di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal;
Situs Candi Lunggi di Desa Mandiraja Kecamatan Moga;
Punden Berundak di Desa Banyumudal Kecamatan Moga;
Gua Jepang di Desa Majalangu Kecamatan Watukumpul;
Kawasan Candi Batur di Desa Bulakan Kecamatan Belik;
Batursari di Desa Batursari Kecamatan Pulosari;
Simodin di Dukuh Kalilingseng Kecamatan Watukumpul; dan
Situs dan/atau bangunan lain yang akan ditetapkan kemudian.
(3) Kawasan muara sungai (estuari), meliputi :
Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 8 (delapan) Hektare;
Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 9 (sembilan) Hektare;
Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 10 (sepuluh) Hektare; dan
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 12 (dua belas) Hektare.
(4) Kawasan pantai berhutan bakau, meliputi :
Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 5 (lima) Hektare;
Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 49 (empat puluh sembilan)
Hektare; dan
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 379 (tiga ratus tujuh puluh
sembilan) Hektare.
(5) Kawasan rawan bencana alam terdiri atas :
kawasan rawan gelombang pasang dan abrasi;
kawasan rawan banjir;
kawasan rawan kekeringan;
kawasan rawan angin topan;
kawasan rawan tanah longsor;
kawasan rawan letusan gunung berapi; dan
kawasan rawan bencana lainnya.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-8
Laporan Akhir
e) Kawasan Rawan Bencana Alam, meliputi :
(1) Kawasan rawan gelombang pasang dan abrasi, meliputi :
Kecamatan Pemalang : Desa Lawangrejo, dan Danasari; Kelurahan
Sugihwaras, dan Widuri.
Kecamatan Taman : Desa Asemdoyong.
Kecamatan Petarukan : Desa Nyamplungsari, Kendalrejo, dan Klareyan.
Kecamatan Ulumaji : Desa Pesantren, Mojo, Limbangan, Ketapang, Blendung,
Kaliprau, Kertosari, dan Tasikrejo.
(2) Kawasan Banjir, meliputi :
Kecamatan Comal; Kecamatan Petarukan;
Kecamatan Pemalang; Kecamatan Ampelgading;
Kecamatan Taman; Kecamatan Ulumaji;
(3) Kawasan rawan kekeringan, meliputi :
Kecamatan pulosari, dan Kecamatan Belik.
(4) Kawasan rawan angin topan meliputi:
Kecamatan Balik; Kecamatan Bodeh;
Kecamatan Watukumpul; Kecamatan Ampelgading; dan
Kecamatan Randudongkal; Kecamatan Bantarbolang;
(5) Kawasan rawan tanah longsor, meliputi:
Kecamatan Watukumpul, Kecamatan belik, Kecamatan Pulosari, Kecamatan
Moga, Kecamatan Randudongkal, dan Sepanjang alur DAS Comal.
(6) Kawasan rawan letusan gunung berapi, meliputi :
Kecamatan Pulosari dan Belik.
(7) Kawasan rawan bencana lainnya, meliputi :
Kawasan rawan petir dan kebakaran yang tersebar didaerah.
f) Kawasan Lindung Geologi, meliputi :
(1) Kawasan cagar alam geologi berupa kawasan imbuhan air yang meliputi kawasan
resapan air tanah pada, CAT Pekalongan – Pemalang; dan CAT Lebaksiu.
(2) Kawasan Lindung Lainnya
Kawasan lindung lainnya berupa kawasan perlindungan plasma nutfah. Kawasan
perlindungan plasma nutfah berupa kawasan perlindungan plasma nutfah
perairan meliputi:
Kawasan Waduk Kedung Ombo;
Waduk Brambang;
Waduk Gebyar; dan
Waduk Ketro.
g) Kawasan Lindung Lainnya, meliputi :
Kawasan perlindungan plasma nutfah di daratan; dan
Kawasan perlindungan plasma nutfah di perairan.
2). Kawasan budidaya
a) Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, meliputi :
(1) Kawasan hutan produksi terbatas dengan luas kurang lebih 10.617 (sepuluh ribu
enam ratus tujuh belas) hektar, meliputi :
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-9
Laporan Akhir
Kecamatan Bantarbolang; Kecamatan Pemalang;
Kecamatan Belik; Kecamatan Pulosari; dan
Kecamatan Bodeh; Kecamatan Watukumpul.
Kecamatan Moga;
(2) Kawasan hutan produksi tetap dengan luas kurang lebih 16.869 (enam belas ribu
delapan ratus enam puluh Sembilan) hektar meliputi :
Kecamatan Ampelgading; Kecamatan Pulosari;
Kecamatan Bantarbolang; Kecamatan Randudongkal;
Kecamatan Belik; Kecamatan Watukumpul;
Kecamatan Bodeh; Kecamatan Taman; dan
Kecamatan Moga; Kecamatan Warungpring.
Kecamatan Pemalang;
b) Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat dengan luas kurang lebih 18.473 (delapan belas
ribu empat ratus tujuh puluh tiga) hektar meliputi:
Kecamatan Ampelgading; Kecamatan Pulosari;
Kecamatan Bantarbolang; Kecamatan Randudongkal;
Kecamatan Belik; Kecamatan Watukumpul;
Kecamatan Bodeh; Kecamatan Ulumaji;
Kecamatan Comal; Kecamatan Taman; dan
Kecamatan Moga; Kecamatan Warungpring.
Kecamatan Pemalang;
c) Kawasan Peruntukan Pertanian, terdiri atas :
(1) Kawasan peruntukan tanaman pangan, meliputi :
Kawasan sawah irigasi dengan luas kurang lebih 30.299 (tiga puluh ribu dua
ratus sembilan puluh sembilan) Hektare meliputi :
Kecamatan Ampelgading dengan luas kurang lebih 2.546 (dua ribu lima
ratus empat puluh enam) Hektare;
Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 2.269 (dua ribu dua
ratus enam puluh sembilan) Hektare;
Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 1.963 (seribu Sembilan ratus
enam puluh tiga) Hektare;
Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 1.364 (seribu tiga ratus enam
puluh empat) Hektare;
Kecamatan Comal dengan luas kurang lebih 1.551 (seribu lima ratus lima
puluh satu) Hektare;
Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 1.355 (seribu tiga ratus lima
puluh lima) Hektare;
Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 3.462 (tiga ribu empat
ratus enam puluh dua) Hektare;
Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 4.991 (empat ribu
sembilan ratus sembilan puluh satu) Hektare;
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-10
Laporan Akhir
Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 2.364 (dua ribu tiga
ratus enam puluh empat) Hektare;
Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 3.465 (tiga ribu empat ratus
enam puluh lima) Hektare;
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 2.320 (dua ribu tiga ratus
dua puluh) Hektare;
Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 1.105 (seribu
seratus lima) Hektare; dan
Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 1.544 (seribu lima
ratus empat puluh empat) Hektare.
Kawasan sawah bukan irigasi dengan luas kurang lebih 7.316 (tujuh ribu tiga
ratus enam belas) Hektare meliputi :
Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 2.351 (dua ribu tiga ratus lima
puluh satu) Hektare;
Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 894 (delapan ratus sembilan
puluh empat) Hektare;
Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 192 (seratus Sembilan puluh
dua) Hektare;
Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 443 (empat ratus empat
puluh tiga) Hektare;
Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 645 (enam ratus
empat puluh lima) Hektare;
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 558 (lima ratus lima puluh
delapan) Hektare;
Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 100 (seratus) Hektare;
dan
Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 2.133 (dua ribu seratus
tiga puluh tiga) Hektare.
(2) Kawasan peruntukan hortikultura, meliputi :
Kawasan hortikultura dengan luas kurang lebih 9.329 (sembilan ribu tiga ratus
dua puluh sembilan) Hektare meliputi :
Kecamatan Ampelgading dengan luas kurang lebih 74 (tujuh puluh empat)
Hektare;
Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 407 (empat ratus
tujuh) Hektare;
Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 1019 (seribu sembilan belas)
Hektare;
Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 648 (enam ratus empat puluh
delapan) Hektare;
Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 479 (empat ratus tujuh puluh
sembilan) Hektare;
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-11
Laporan Akhir
Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 441 (empat ratus empat
puluh satu) Hektare;
Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 82 (delapan puluh dua)
Hektare;
Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 3.368 (tiga ribu tiga ratus
enam puluh delapan) Hektare;
Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 702 (tujuh ratus dua)
Hektare;
Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 74 (tujuh puluh empat)
Hektare;
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 558 (lima ratus lima puluh
delapan) Hektare;
Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 25 (dua puluh lima)
Hektare; dan
Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 1.452 (seribu empat
ratus lima puluh dua) Hektare.
(3) Kawasan peruntukan perkebunan, meliputi :
Kawasan perkebunan rakyat dengan luas kurang lebih 13.850 (tiga belas ribu
delapan ratus lima puluh) Hektare meliputi:
Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 1.350 (seribu tiga ratus
lima puluh) Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, dan kapas;
Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 650 (enam ratus lima
puluh) Hektare dengan komoditas tebu, dan kelapa;
Kecamatan Ampelgading dengan luas kurang lebih 700 (tujuh ratus)
Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, dan kapas;
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 1.250 (seribu dua ratus lima
puluh) Hektare dengan komoditas tebu, dan kelapa;
Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 900 (sembilan ratus)
Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, dan kopi;
Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 900 (sembilan ratus) Hektare
dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, kopi, nilam, lada;
Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 300 (tiga ratus)
Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, kopi, dan nilam;
Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 1.700 (seribu tujuh ratus)
Hektare dengan komoditas cengkeh, kopi, teh, dan tembakau;
Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 1.750 (seribu tujuh ratus lima
puluh) Hektare dengan komoditas kelapa, cengkeh, kakao, kopi, nilam,
glagah, dan teh;
Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 1.700 (seribu tujuh
ratus) Hektare dengan komoditas kelapa, cengkeh, kakao, kopi, nilam,
dan glagah;
Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 650 (enam ratus lima puluh)
Hektar dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, dan kakao;
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-12
Laporan Akhir
Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 800 (delapan ratus)
Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, dan kakao;
Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 700 (tujuh ratus) Hektare
dengan komoditas tebu, kelapa, dan kapas; dan
Kecamatan Comal dengan luas kurang lebih 500 (lima ratus) Hektare
dengan komoditas tebu dan kelapa.
Kawasan perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan dengan luas
lahan kurang lebih 1.863 (seribu delapan ratus enam puluh tiga) Hektare meliputi:
Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 160 (seratus enam puluh)
Hektare;
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 542 (lima ratus empat puluh
dua) Hektare;
Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 350 (tiga ratus lima
puluh) Hektare;
Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 274 (dua ratus tujuh puluh
empat) Hektare;
Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 82 (delapan puluh dua)
Hektare;
Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 124 (seratus dua puluh
empat) Hektare;
Kecamatan Ampelgading dengan luas kurang lebih 125 (seratus dua puluh
lima) Hektare; dan
Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 206 (dua ratus enam)
Hektare.
(4) Kawasan peruntukan Perikanan, meliputi :
kawasan peruntukan perikanan tangkap, meliputi :
kawasan penangkapan ikan skala kecil dengan area tangkapan antara 0
(nol) – 6 (enam) mil dari pantai;
kawasan penangkapan ikan skala menengah dengan area tangkapan
antara 6 (enam) ‐12 (dua belas) mil dari garis pantai; dan
kawasan penangkapan ikan skala besar dengan area tangkapan lebih dari
12 (dua belas) mil dari garis pantai.
Rencana untuk mendukung peningkatan hasil perikanan, meliputi :
pengembangan dan peningkatan Pelabuhan Perikanan Pantai beserta
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kecamatan Taman;
peningkatan sarana dan prasarana pendaratan kapal dan/atau perahu
serta sarana dan prasarana TPI terdapat di :
1. Kelurahan Sugihwaras di Kecamatan Pemalang; dan
2. Desa Mojo, Desa Ketapang, Desa Tasikrejo di Kecamatan Ulujami.
kawasan peruntukan perikanan budidaya tambak, meliputi :
Kecamatan Pemalang dengan luas sekitar 50 (lima puluh) Hektare;
Kecamatan Taman dengan luas sekitar 55 (lima puluh lima) Hektare;
Kecamatan Petarukan dengan luas sekitar 89 (delapan puluh sembilan)
Hektare; dan
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-13
Laporan Akhir
Kecamatan Ulujami dengan luas sekitar 1.534 (seribu lima ratus tiga puluh
empat) Hektare.
kawasan peruntukan perikanan budidaya air tawar, meliputi :
Kecamatan Belik, Kecamatan Randudongkal, Kecamatan Moga,
Kecamatan Bantarbolang, Kecamatan Petarukan, Kecamatan
Ampelgading, Kecamatan Taman, Kecamatan Comal, Kecamatan
Pemalang, Kecamatan Bodeh, Kecamatan Ulumaji, Kecamatan Belik, dan
Kecamatan Watukumpul.
kawasan peruntukan pengolahan perikanan, meliputi :
Kecamatan Petarukan, Kecamatan Taman, Kecamatan Pemalang, dan
Kecamatan Ulumaji.
d) Kawasan Peruntukan Pertambangan, meliputi :
(1) Kawasan pertambangan mineral meliputi :
Kawasan pertambangan mineral non logam yang tersebar diseluruh daerah,
meliputi :
pasir‐batu (sirtu) dan tanah urug, tanah liat, batu gamping, batu sabak,
kaolin, tras, diorite, andesit; marmer, oker, dan kalsit.
Kawasan pertambangan mineral batuan, meliputi :
Pasir‐batu (Sirtu) dan tanah urug meliputi : Kecamatann Pemalang,
Kecamatan Petarukan, Kecamatan Bantarbolang, Kecamatan Bodeh,
Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Randudongkal, dan Kecamatan
Watukupul.
Tanah liat meliputi : Kecamatan Randudongkal, Kecamatan Bantarbolang,
Kecamatan Warungpring, Kecamatan Watukumpul, dan Kecamatan Belik.
Batu gamping meliputi : Kecamatan Bantarbolang, dan Kecamatan Bodeh.
Batu Sabak berada di Kecamatan Belik.
Kaolin meliputi : Kecamatan Warungpring, dan Kecamatan Watukumpul.
Trass berada di Kecamatan Belik, dan Kecamatan Pulosari.
Diorit berada di Kecamatan Belik, dan Kecamatan Watukumpul.
Andesit berada di kecamatan Belik, Kecamatan Pulosari, dan Kecamatan
Randudongkal.
Marmer berada di : Kecamatan Bantarbolang.
Oker berada di : Kecamatan Warungpring.
Kalsit berada di : KecamatanBantarbolang
(2) Kawasan pertambangan panas bumi berupa wilayah kerja tambang panas bumi,
berada Gunung Slamet wilayah di Kecamatan Pulosari.
e) Kawasan Peruntukan Industri, meliputi :
(1) Rencana kawasan peruntukan industri di daerah dengan luas kurang lebih 664
(seratus dua puluh) hektar.
(2) Rencana kawasan peruntukan industri besar berada di Kecamatan Petarukan,
Kecamatan Taman, Kecamatan Pemalang, Kecamatan Ampelgading, dan
Kecamatan Comal dengan jenis kegiatan industri manufaktur, dan pergudangan.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-14
Laporan Akhir
(3) Rencana kawasan peruntukan industri menengah berada di Kecamatan
Ampelgading, Kecamatan Ulumaji, Kecamatan Petarukan, Kecamatan Belik,
Kecamatan Randudongkal, dan Kecamatan Moga dengan jenis industri yaitu
industri pengolahan hasil pertanian, industri batik, industri konveksi, industri
kerajinan kreatif, industri makanan; dan Industri pertambangan.
(4) Kawasan peruntukan industri kecil dan/atau mikro berada di seluruh wilayah
Kabupaten, dengan jenis kegiatan industri yang dikembangkan meliputi : industri
pengolahan hasil pertanian, industri konveksi, industri kerajinan kreatif, industri
makanan, dan industri pertambangan rakyat.
f) Kawasan Peruntukan Pariwisata, meliputi :
(1) Kawasan atraksi wisata dan/atau destinasi pariwisata meliputi:
Kawasan atraksi wisata alam meliputi:
Kawasan Wisata Pantai Widuri di Kecamatan Pemalang;
Kawasan Wisata Pantai Joko Tingkir di Kecamatan Petarukan;
Kawasan Wisata Pantai Blendung di Kecamatan Ulujami;
Kawasan Wisata Goa Gunung Wangi di Kecamatan Bantarbolang;
Kawasan Wisata Gunung Gajah di Kecamatan Randudongkal;
Kawasan Wisata Telaga Silating, sekitar Cagar Alam Curug Bengkawah,
Bukit Mendelem, Curug Barong, dan Curug Lawang di Kecamatan Belik;
Kawasan Wisata Wanawisata Cempaka Wulung sekitar Cagar Alam Moga,
Curug Sibedil, dan kolam renang di Kecamatan Moga;
Kawasan Wisata Telaga Rengganis dan Bukit Banowati di Kecamatan
Watukumpul;
Jalur pendakian Gunung Slamet di Kecamatan Pulosari;
Kawasan pesisir, estuari dan hutan mangrove di Kecamatan Pemalang,
Kecamatan Taman, Kecamatan Petarukan, dan Kecamatan Ulujami;
Sepanjang alur sungai tersebar di Daerah; dan
Kawasan pariwisata alam lainnya.
Kawasan atraksi wisata budaya meliputi:
gelar prosesi hari jadi Kabupaten;
upacara tradisi menjamas pusaka peninggalan Syeh Pandanjati;
baritan;
kerangkeng;
sintren;
jaran Kepang;
kuntulan; dan
atraksi budaya lainnya.
Kawasan atraksi wisata buatan meliputi:
Kawasan Wisata Gardu Pandang Gunung Slamet;
Taman wisata air Pantai Widuri;
Desa Wisata; dan
Kawasan pariwisata buatan lainnya tersebar di Daerah.
g) Kawasan Peruntukan Permukiman, meliputi :
(1) Kawasan permukiman perkotaan, meliputi :
Kawasan Perkotaan Pemalang; Kawasan Perkotaan Comal;
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-15
Laporan Akhir
Kawasan Perkotaan Kawasan Perkotaan Bantarbolang;
Randudongkal; Kawasan Perkotaan Bodeh;
Kawasan Perkotaan Belik. Kawasan Perkotaan Warungpring;
Kawasan Perkotaan Ulujami; Kawasan Perkotaan Moga;
Kawasan Perkotaan Petarukan; Kawasan Perkotaan Watukumpul;
Kawasan Perkotaan dan
Ampelgading; Kawasan Perkotaan Pulosari.
(2) Kawasan permukiman perdesaaan, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten
mengikuti pola perkampungan.
h) Kawasan Peruntukan Lainnya, terdidi atas :
(1) Kawasan peternakan terdiri atas :
kawasan peruntukan ternak besar, dan kawasan peruntukan ternak kecil,
meliputi :
a. Kecamatan Pulosari; h. Kecamatan Ampelgading;
b. Kecamatan Belik; i. Kecamatan Comal;
c. Kecamatan Watukumpul; j. Kecamatan Ulujami;
d. Kecamatan Moga; k. Kecamatan Pemalang;
e. Kecamatan Bantarbolang; l. Kecamatan Taman; dan
f. Kecamatan Randudongkal; m. Kecamatan Warungpring
g. Kecamatan Bodeh;
kawasan peruntukan ternak unggas tersebar diseluruh kecamatan.
(2) Kawasan agropolitan merupakan upaya mengembangkan produk dan nilai
tambah hasil pertanian secara komprehensif maka dikembangkan pembangunan
pertanian yang berbasis kewilayahan. Wilayah yang dikembangkan sebagai
kawasan agropolitan, meliputi :
a. Kecamatan Watukumpul;
b. Kecamatan Belik;
c. Kecamatan Pulosari;
d. Kecamatan Moga;
e. Kecamatan Warungpring; dan
f. Kecamatan Randudongkal.
(3) Kawasan ruang terbuka hijau perkotaan berupa :
Ruang terbuka hijau public dengan luas kurang lebih 4.563 (empat ribu lima
ratus enam puluh tiga) Hektare meliputi :
a. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pemalang;
b. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Comal;
c. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Randudongkal;
d. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Belik.
e. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Ulujami;
f. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Petarukan;
g. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Ampelgading;
h. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Bantarbolang;
i. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Bodeh;
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-16
Laporan Akhir
j. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Warungpring;
k. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Moga;
l. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan
m. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pulosari.
Ruang terbuka hijau privat berada pada lahan privat.
(4) Kawasan pesisir dikembangkan melalui pengelolaan kawasan pesisir secara
terpadu, Pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu meliputi : Kecamatan
Pemalang; Kecamatan Taman; Kecamatan Petarukan; dan Kecamatan Ulujami.
(5) Kawasan pertahanan dan keamanan, berupa kawasan pertahanan dan keamanan
Kabupaten terdiri atas :
Kantor Tentara Nasional Indonesia meliputi :
1. kantor Komando Distrik Militer (Kodim) di Perkotaan Pemalang;
2. kantor Komando Rayon Militer (Koramil) di seluruh Kecamatan; dan
3. kantor satuan angkatan laut di Kecamatan Pemalang.
Kantor Kepolisian Republik Indonesia meliputi :
1. kantor Kepolisian Resor (Polres) di Perkotaan Pemalang;
2. kantor Kepolisian Sektor (Polsek) di seluruh Kecamatan; dan
3. kantor Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) di Kecamatan Pemalang.
Pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan lebih lanjut dilakukan
berdasarkan peraturan perundang‐undangan.di seluruh wilayah Kabupaten.
Secara spasial rencana pola ruang Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada Peta Rencana Pola
Ruang Kabupaten Pemalang.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-17
Laporan Akhir
Peta 5. 2 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Pemalang.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-18
Laporan Akhir
TABEL V. 1
ARAHAN RTRW KABUPATEN/KOTA UNTUK BIDANG CIPTA KARYA
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
KAWASAN LINDUNG 1). RENCANA SISTEM PUSAT PELAYANAN TERDIRI ATAS :
(1) RTH kawasan perkotaan a) Rencana sistem perkotaan terdiri atas:
Ruang terbuka hijau public dengan luas kurang lebih 4.563 (empat ribu lima ratus pengembangan PKL berada di Perkotaan Pemalang, dan Perkotaan Comal;
enam puluh tiga) Hektare meliputi : pengembangan PKLp berada di Perkotaan Randudongkal, Perkotaan Belik, dan
a. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pemalang; Perkotaan Moga;
b. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Comal;
c. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Randudongkal; pengembangan PPK meliputi :
d. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Belik. - Kawasan perkotaan Ulujami;
e. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Ulujami; - Kawasan perkotaan Ampelgading;
f. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Petarukan; - Kawasan perkotaan Petarukan;
g. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Ampelgading; - Kawasan perkotaan Bantarbolang;
h. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Bantarbolang;
i. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Bodeh; - Kawasan perkotaan Bodeh;
j. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Warungpring; - Kawasan perkotaan Warungpring;
k. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Moga; - Kawasan perkotaan Watukumpul; dan
l. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan - Kawasan perkotaan Pulosari;
m. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pulosari. b) Rencana sistem perdesaan berupa pengembangan PPL, meliputi :
(2) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya, terdiri atas : Desa Pamutih;
a) Cagar alam meliputi :
Cagar Alam Vak 53 Comal di Desa Kebongede Kecamatan Bantarbolang dengan Desa Mojo;
luas kurang lebih 29 (dua puluh sembilan) Hektare; Desa Karangasem;
Cagar Alam Bantarbolang di Desa Kebongede Kecamatan Bantarbolang dengan Desa Klareyan;
luas kurang lebih 25 (dua puluh lima) Hektare; Desa Karangsari;
Cagar Alam Moga di Desa Banyumudal Kecamatan Moga dengan luas kurang Desa Susuka;
lebih 4 (empat) Hektare; dan
Desa Cikadu;
Cagar Alam Curug Bengkawah di Desa Sikasur Kecamatan Belik seluas kurang
lebih 2 (dua) Hektare. Desa Kebandungan;
b) Cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi : Desa Gombong;
Situs Plawangan di Desa Lawangrejo Kecamatan Pemalang; Desa Kuta;
Batu Bajul Putih di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang; Desa Kalimas;
Situs Tambakringin di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang;
Situs Sukmonunggal di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal; Desa Pegiringan;
Sukmajati di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal; Desa Kemuning;
Sukmananggung di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal; Desa Mandiraja; dan
Situs Candi Lunggi di Desa Mandiraja Kecamatan Moga; Desa Cibuyur
Punden Berundak di Desa Banyumudal Kecamatan Moga;
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-19
Laporan Akhir
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
Gua Jepang di Desa Majalangu Kecamatan Watukumpul; (c) Rencana sistem wilayah yang berupa SWP, meliputi :
Kawasan Candi Batur di Desa Bulakan Kecamatan Belik; SWP Pemalang memiliki fungsi meliputi pusat pemerintahan daerah, perdagangan dan
Batursari di Desa Batursari Kecamatan Pulosari; jasa, pariwisata, pertanian lahan pangan, perikanan, dan industri dengan pusat
Simodin di Dukuh Kalilingseng Kecamatan Watukumpul; dan
Situs dan/atau bangunan lain yang akan ditetapkan kemudian. pengembangan Kawasan Perkotaan Pemalang meliputi :
1. Kecamatan Pemalang;
KAWASAN BUDIDAYA 2. Kecamatan Taman; dan
a) Kawasan Peruntukan Permukiman, meliputi: 3. Kecamatan Petarukan.
(1) Kawasan permukiman perkotaan, meliputi SWP Comal memiliki fungsi meliputi perdagangan dan jasa, pertanian lahan pangan,
Kawasan Perkotaan Pemalang; industi, dan perikanan dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Comal
Kawasan Perkotaan Comal; meliputi:
Kawasan Perkotaan Randudongkal; 1. Kecamatan Ampelgading;
Kawasan Perkotaan Belik. 2. Kecamatan Comal;
Kawasan Perkotaan Ulujami; 3. Kecamatan Ulujami; dan
Kawasan Perkotaan Petarukan; 4. Kecamatan Bodeh.
Kawasan Perkotaan Ampelgading; SWP Randudongkal memiliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, agro industri,
Kawasan Perkotaan Bantarbolang; kehutanan, perdagangan dan jasa, dan pengelolaan kawasan lindung dengan pusat
Kawasan Perkotaan Bodeh; pengembangan Kawasan Perkotaan Randudongkal meliputi :
Kawasan Perkotaan Warungpring; 1. Kecamatan Randudongkal;
Kawasan Perkotaan Moga; 2. Kecamatan Bantarbolang; dan
Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan 3. Kecamatan Warungpring.
Kawasan Perkotaan Pulosari. SWP Belik memiliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, agro industri, perdagangan
(2) Kawasan permukiman perdesaaan, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten dan jasa, dan pengelolaan kawasan lindung dengan pusat pengembangan Kawasan
mengikuti pola perkampungan Perkotaan Belik meliputi:
1. Kecamatan Belik; dan
2. Kecamatan Watukumpul.
SWP Moga memliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, pariwisata, agro industri, dan
pengelolaan kawasan lindung dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Moga
meliputi :
1. Kecamatan Moga; dan
2. Kecamatan Pulosari.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-20
Laporan Akhir
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
2). RENCANA PENGEMBANGAN AIR MINUM
(1) Rencana sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal terdiri atas :
Sistem jaringan perpipaan meliputi:
a. pengembangan prasarana jaringan perpipaan air minum dan sambungan rumah
(selanjutnya disingkat SR); dan
b. peningkatan kualitas air baku menjadi air minum.
Pengembangan prasarana jaringan perpipaan penambahan kapasitas dan revitalisasi SR
meliputi :
1. Kawasan Perkotaan Pemalang;
2. Kawasan Perkotaan Pulosari;
3. Kawasan Perkotaan Moga;
4. Kawasan Perkotaan Belik;
5. Kawasan Perkotaan Randudongkal;
6. Kawasan Perkotaan Bantarbolang;
7. Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan
8. Kawasan Perkotaan Warungpring.
pembangunan jaringan baru meliputi :
1. Kawasan Perkotaan Comal;
2. Kawasan Perkotaan Petarukan;
3. Kawasan Perkotaan Ampelgading;
4. Kawasan Perkotaan Ulujami; dan
5. Kawasan Perkotaan Bodeh.
penambahan kapasitas dan revitalisasi jaringan perdesaan di seluruh kecamatan.
Peningkatan kualitas air baku menjadi air minum berupa pembangunan reservoir dan
prasarana kelengkapannya di seluruh kawasan perkotaan dan/atau lokasi lainnya di
Daerah.
(2) Sistem non perpipaan dilakukan pada wilayah yang tidak terlayani jaringan perpipaan
meliputi:
a. penggalian atau pengeboran air tanah dangkal;
b. pengeboran air tanah dalam secara terbatas dengan mempertimbangkan kelestarian
lingkungan; dan
c. pengolahan air payau pada wilayah sekitar pantai
3). RENCANA PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN
Rencana sistem persampahan meliputi :
Rencana lokasi TPA sampah meliputi :
a. peningkatan TPA Sampah Pegongsoran di Kecamatan Pemalang;
b. pembangunan TPA Sampah di Kecamatan Randudongkal, di Kecamatan Belik dan
kecamatan lainnya; dan
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-21
Laporan Akhir
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
c. pengelolaan sampah di lokasi TPA sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c
diarahkan menggunakan pendekatan sanitary landfill.
4). RENCANA PENGEMBANGAN SANITASI
(1) Rencana sistem jaringan pengelolaan air limbah terdiri atas :
a. pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah industri;
b. pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan
perkotaan; dan
c. pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan
perdesaan.
5). RENCANA PENGEMBANGAN PRASARANA DRAINASE
Rencana pengembangan prasarana drainase meliputi :
a. pembangunan dan peningkatan saluran drainase perkotaan di Daerah khususnya pada kawasan
permukiman padat dan kumuh dan kawasan sekitar pasar tradisional;
b. peningkatan saluran primer dan saluran sekunder meliputi :
1. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Pemalang;
2. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Petarukan;
3. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Ampelgading;
4. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Comal;
5. saluran primer dan saluran sekunder di Kawasan Perkotaan Ulujami; dan
6. saluran primer dan saluran sekunder di Kawasan Perkotaan lainnya.
INDIKASI PROGRAM POLA RUANG BIDANG CIPTA KARYA INDIKASI PROGRAM STRUKTUR RUANG BIDANG CIPTA KARYA
1. Pengembangan Permukiman 1. Sistem Penyediaan Air Minum
Indikasi program dalam perwujudan pengembangan kawasan permukiman, meliputi : (1) Rencana sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal terdiri atas :
Perwujudan kawasan permukiman perkotaan dilakukan melalui : Sistem jaringan perpipaan meliputi:
1. penyediaaan prasarana, sarana, dan utilitas permukiman perkotaan sesuai a. pengembangan prasarana jaringan perpipaan air minum dan sambungan rumah
ketentuan yang dipersyaratkan; (selanjutnya disingkat SR); dan
2. pembangunan dan pengembangan rumah susun; b. peningkatan kualitas air baku menjadi air minum.
3. pengembangan fasilitas ruang dan gedung bagi kegiatan/industri kreatif; (2) Sistem non perpipaan dilakukan pada wilayah yang tidak terlayani jaringan perpipaan
4. pengembangan ruang terbuka hijau minimal 30% dari luas kawasan meliputi:
permukiman; a. penggalian atau pengeboran air tanah dangkal;
5. penataan kawasan permukiman baru sesuai standar teknis yang b. pengeboran air tanah dalam secara terbatas dengan mempertimbangkan kelestarian
dipersyaratkan; lingkungan; dan
6. memfasilitasi perbaikan/rehabilitasi kawasan permukiman kumuh dan rumah c. pengolahan air payau pada wilayah sekitar pantai.
tidak layak huni; dan 2. Penyehatan Lingkungan Permukiman (Air Limbah, Persampahan, dan Drainase)
7. penyediaan berbagai fasilitas sosial ekonomi yang mampu mendorong a. Prasarana Air Limbah
perkembangan kawasan perkotaan. (1) Pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah industri berupa
Perwujudan kawasan permukiman perdesaan dilakukan melalui : pembangunan instalasi pengolahan limbah pada kawasan peruntukan industri dan
1. pengembangan kawasan permukiman perdesaan yang terpadu dengan tempat kawasan industri.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-22
Laporan Akhir
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
usaha pertanian; (2) Pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan
2. pengembangan struktur ruang perdesaan melalui pembentukan PPL dan perkotaan, meliputi:
pengembangan keterkaitan sosial ekonomi antara PPL dengan wilayah a. pemantapan instalasi pengolahan limbah tinja di sekitar TPA Pegongsoran; dan
pelayanannya; b. pengembangan sistem pengolahan dan pengangkutan limbah tinja berbasis
3. pengembangan ruang terbuka hijau permukiman perdesaan; dan masyarakat dan rumah tangga perkotaan.
4. penyediaan berbagai fasilitas sosial ekonomi yang mampu mendorong (3) Pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan
perkembangan kawasan perdesaan.. perdesaan, meliputi:
a. peningkatan instalasi pengolahan limbah kotoran hewan sederhana;
b. pengembangan sistem pengolahan limbah kotoran hewan dan limbah rumah tangga
perdesaan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna; dan
c. pemanfaatan hasil pengolahan limbah kotoran hewan bagi sumber energi alternatif
dan pupuk organik.
b. Prasarana Persampahan
Pada rencana lokasi TPS dilakukan pengembangan TPST.
Rencana lokasi TPS diseluruh kawasan perkotaan.
Rencana pengelolaan sampah skala rumah tangga melalui pendekatan reduce, reuse,
dan recycle (3 R).
c. Prasarana Drainase
. pembangunan dan peningkatan saluran drainase kanan‐kiri jalan meliputi :
1. ruas jalan provinsi Pemalang‐Bantarbolang‐Randudongkal‐Belik;
2. ruas jalan provinsi Bantarbolang‐Bodeh dan ruas jalan provinsi lainnya;
3. ruas jalan kabupaten; dan
4. ruas jalan perdesaan dan/atau ruas jalan lingkungan.
Sumber: RTRW Kabupaten Pemalang
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-23
Laporan Akhir
TABEL V. 2
IDENTIFIKASI KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN/KOTA (KSK) BERDASARKAN RTRW
Kawasan Strategis
Sudut Kepentingan Lokasi/ Batas Kawasan
Kabupaten/Kota
a. kawasan strategis sepanjang Kawasan Strategis dari a. kawasan strategis sepanjang koridor jalan arteri
koridor jalan arteri primer Sudut Kepentingan primer pantai utara (pantura) melalui Kecamatan
pantai utara (pantura). Pertumbuhan Ekonomi Pemalang – Kecamatan Taman – Kecamatan
b. kawasan strategis pusat Petarukan ‐ Kecamatan Ampelgading ‐ Kecamatan
pelayanan baru di wilayah Comal – Kecamatan Ulujami.
bagian tengah dan selatan. b. kawasan strategis pusat pelayanan baru di wilayah
c. kawasan strategis agropolitan bagian tengah dan selatan meliputi :
Waliksarimadu. 1. Kawasan Perkotaan Randudongkal;
d. Kawasan strategis perkotaan 2. Kawasan Perkotaan Belik; dan
Bantarbolang dan Bodeh. 3. Kawasan Perkotaan Moga.
c. kawasan strategis agropolitan Waliksarimadu
meliputi :
1. Kecamatan Watukumpul;
2. Kecamatan Belik;
3. Kecamatan Pulosari;
4. Kecamatan Moga;
5. Kecamatan Warungpring; dan
6. Kecamatan Randudongkal.
d. Kawasan strategis perkotaan Bantarbolang dan
Bodeh.
a. Kawasan strategis bidang kawasan strategis Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari.
pendayagunaan sumber daya bidang pendayagunaan
alam atau teknologi tinggi sumber daya atau
berupa kawasan gardu teknologi tinggi
pandang dan pos pengamat
Gunung Slamet
a. Kawasan strategis bidang Kawasan Strategis dari a. Kawasan strategis bidang sosial budaya berupa
sosial budaya berupa Sudut Kepentingan kawasan perbatasan Daerah yang aksesnya
kawasan perbatasan Daerah Sosial Budaya terbatas, yaitu Desa Gongseng Kecamatan
yang aksesnya terbatas. Randudongkal dan Desa Tambi Kecamatan
b. meningkatkan prasarana Watukumpul.
kawasan dalam rangka b. Kawasan Desa Gongseng dan Desa Tambi ditujukan
mengurangi dampak sosial untuk meningkatkan prasarana kawasan dalam
ekonomi. rangka mengurangi dampak sosial ekonomi.
a. Kawasan strategis bidang Kawasan strategis dari a. Kawasan strategis bidang fungsi dan daya dukung
fungsi dan daya dukung Sudut Kepentingan lingkungan hidup terdiri atas :
lingkungan hidup. Fungsi dan Daya kawasan yang memberikan perlindungan
b. Kawasan yang memberikan Dukung Lingkungan keseimbangan tata guna air; dan
perlindungan keseimbangan Hidup kawasan yang memberikan perlindungan
tata guna air terhadap keseimbangan iklim makro.
c. Kawasan yang memberikan b. Kawasan yang memberikan perlindungan
perlindungan terhadap keseimbangan tata guna air, meliputi :
keseimbangan iklim makro. kawasan resapan mata air Telaga Gede di
sekitar Desa Sikasur Kecamatan Belik; dan
kawasan resapan mata air Moga di sekitar
Desa Banyumudal Kecamatan Moga.
c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
keseimbangan iklim makro, meliputi :
kawasan pelestarian mangrove dan tanah
timbul di estuari Sungai Comal di Desa Mojo
dan Desa Pesantren Kecamatan Ulujami;
kawasan pelestarian mangrove di Desa
Kendalrejo Kecamatan Petarukan; dan
kawasan pelestarian mangrove di muara
sungai Desa Lawangrejo Kecamatan Pemalang.
Sumber: RTRW Kabupaten Pemalang
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-24
Laporan Akhir
TABEL V. 3
IDENTIFIKASI INDIKASI PROGRAM RTRW KABUPATEN/KOTA TERKAIT PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
Merupakan
Sumber Instansi
No Usulan Program Utama Lokasi KSK
Pendanaan Pelaksana
(YA/TIDAK)
1 Perwujudan pengembangan kawasan Perkotaan Ya APBD Dinas
permukiman perkotaan Pemalang, dan Kabupaten Pekerjaan
Perkotaan Umum, Satpol
Comal PP, DP2D
2 Perwujudan pengembangan kawasan Desa Pamutih; Ya APBD Dinas
permukiman perdesaan Desa Mojo; Kabupaten Pekerjaan
Desa Umum
Karangasem;
Desa Klareyan;
Desa
Karangsari;
Desa Susuka;
Desa Cikadu;
Desa
Kebandungan;
Desa Gombong;
Desa Kuta;
Desa Kalimas;
Desa
Pegiringan;
Desa Kemuning;
Desa
Mandiraja; dan
Desa Cibuyur
3 Peningkatan prasarana air minum di Kabupaten Ya APBD Dinas
kawasan perkotaan dan perdesaan yang Pemalang Provinsi, Pekerjaan
rawan kebutuhan air bersih APBD Umum,
Kabupaten PDAM
4 Pengembangan sistem sanitasi Kawasan Ya APBD Dinas
Perkotaan dan Kabupaten Kesehatan,
Pedesaan BLH
5 peningkatan TPA Sampah Pegongsoran di Kecamatan Ya APBD BLH
Kecamatan Pemalang; dan pembangunan Pemalang, Provinsi,
TPA Sampah di Kecamatan Randudongkal, Kecamatan APBD
di Kecamatan Belik dan kecamatan Randudongkal, Kabupaten
lainnya dengan sistem sanitary landfill; Kecamatan Belik
6 Peningkatan dan pengembangan TPS Kabupaten Ya APBD BLH
dan/atau TPST Pemalang Provinsi,
APBD
Kabupaten
7 Rencana pengelolaan sampah skala Kabupaten Ya APBD BLH
rumah tangga Pemalang Provinsi,
APBD
Kabupaten
8 pembangunan dan peningkatan saluran Kawasan Ya APBD Dinas
drainase kanan‐kiri jalan meliputi : Perkotaan dan Kabupaten Pekerjaan
1. ruas jalan provinsi Pemalang‐ perdesaan Umum
Bantarbolang‐Randudongkal‐Belik;
2. ruas jalan provinsi Bantarbolang‐
Bodeh dan ruas jalan provinsi lainnya;
3. ruas jalan kabupaten; dan
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-25
Laporan Akhir
Merupakan
Sumber Instansi
No Usulan Program Utama Lokasi KSK
Pendanaan Pelaksana
(YA/TIDAK)
4. ruas jalan perdesaan dan/atau ruas
jalan lingkungan.
9 Pembangunan dan peningkatan saluran Kabupaten Ya APBD Dinas
drainase kanan‐kiri jalan pada ruas jalan Pemalang Kabupaten Pekerjaan
nasional, provinsi, dan kabupaten Umum
10 Peningkatan saluran primer berada di Kabupaten Ya APBD Dinas
Kawasan Perkotaan Pemalang Kabupaten Pekerjaan
Umum
11 Prningkatan saluran sekunder berada di Kabupaten Ya APBD Dinas
Kawasan Perkotaan Pemalang Kabupaten Pekerjaan
Umum
Sumber: RTRW Kabupaten Pemalang
5.2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai landasan dan
pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan 5 (lima) tahun terhitung
sejak Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2016 dan pelaksanaan lebih lanjut dituangkan dalam
RKPD. Beberapa substansi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Pemalang Tahun 2011 – 2016 yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang
Nomor 24 Tahun 2008, sebagai berikut :
5.2.1. Visi Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2016
Visi Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2016 adalah:
“Kabupaten Pemalang yang Sehat, Cerdas, Berdaya Saing dan Berakhlak Mulia”
Dalam visi tersebut di atas terdapat empat gagasan pokok yang menjiwai seluruh gerak
dan proses pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Pemalang yaitu:
Pemalang yang SEHAT, dimaksudkan bahwa pada tahun 2016 Kabupaten Pemalang dapat
mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, melalui penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL) dan peningkatan usia harapan
hidup (UHH).
Pemalang yang CERDAS, dimaksudkan bahwa pada tahun 2016 Kabupaten Pemalang akan
menciptakan sumberdaya manusia yang memiliki kualitas dengan meningkatkan rata‐rata lama
sekolah, meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sekolah, meningkatkan APK dan APM baik
jenjang pendidikan dasar, maupun menengah.
Pemalang yang BERDAYA SAING, dimaksudkan bahwa Kabupaten Pemalang mampu
meningkatkan investasi melalui peningkatan infrastruktur dan peningkatan investasi yang
didukung oleh kondisi Pemalang yang aman dan tertib, serta aparatur yang bersih dan amanah.
Selain itu terwujudnya penanggulangan kemiskinan dan kesetaraan gender.
Pemalang Yang BERAKHLAK MULIA, dimaksudkan bahwa masyarakat Pemalang yang santun,
beragama dan menjunjung tinggi toleransi beragama.
5.2.2. Misi Kabupaten Pemalang Tahun 2011–2016
Usaha‐usaha perwujudan Visi Kabupaten Pemalang Tahun 2011–2016 dijabarkan secara
sistematis dan komprehensif sebagai berikut:
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-26
Laporan Akhir
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat dan jaminan sosial.
2. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan berbasis kompetensi.
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui pelayanan prima,
peningkatan investasi dan daya saing daerah.
4. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui perkuatan ekonomi kerakyatan
berbasis pertanian, perdagangan dan jasa serta usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM)
5. Meningkatkan prasarana‐sarana dasar dan ekonomi guna mengembangkan sinergi
sentra‐sentra produksi di perdesaan.
6. Mengembangkan kehidupan beragama yang aman, damai, harmonis, toleran dan
saling menghormati.
5.2.3. Strategi dan Arahan Kebijakan
A. Strategi
Strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan pembangunan daerah dirinci setiap misi tujuan
dan sasaran sebagai berikut:
1. Misi 1
Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan yang berkualitas yaitu :
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-27
Laporan Akhir
3. Meningkatkan fasilitasi penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial melalui
peningkatan kualitas panti asuhan, kapasitas Potensi Sumber Kesejahteran Sosial
(PSKS) dan kerjasama dengan swasta dan dunia usaha.
4. Meningkatkan peran dan prestasi pemuda melalui pelatihan kewirausahaan
dikalangan pemuda, pelatihan kepemimpinan dan manajemen organisasi
kepemudaan, penyelenggaraan event‐event olah raga dan pemberian
penghargaan/tali asih kepada atlet berprestasi, peningkatan kapasitas pembina olah
raga/pelatih, fasilitasi pengadaan dan pengambangan sarana dan prasarana olah raga.
5. Meningkatkan pelayanan Keluarga Berencana melalui peningkatan prasarana dan
sarana pelayanan KB, peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) serta
peningkatan kapasitas PLKB.
3. Misi 3
Strategi untuk mencapai Tujuan Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan secara
merata dan meningkatkan kualitas pendidikan, yaitu:
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-28
Laporan Akhir
1. Meningkatkan iklim usaha dan pelayanan penanaman modal melalui optimalisasi
pelayanan perijinan satu pintu, pemberian insentif dan penyederhanaan perijinan
penanaman modal.
2. Mengoptimalkan kerjasama antar daerah dalam penyediaan saran dan prasarana
pendukung investasi dan promosi penanaman modal.
3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung investasi pada wilayah strategis
dan cepat tumbuh dengan melibatkan dunia usaha.
4. Meningkatkan kondusifitas daerah melalui penguatan kelembagaan keamanan
lingkungan dalam masyarakat untuk peningkatan keamanan, ketertiban masyarakat
(kamtibmas) dan penanggulangan penyakit sosial masyarakat (Pekat), serta
5. Meningkatkan upaya pencegahan terhadap awal gangguan keamanan dan ketertiban
dalam masyarakat dengan memperkuat kelembagaan Perlindungan Masyarakat
(Linmas), Rakyat Terlatih (Ratih) di tingkat desa/kelurahan dan kemitraan dengan
Kepolisian.
6. Misi 6
Strategi untuk mencapai Tujuan Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup, yaitu:
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-29
Laporan Akhir
Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan ketersediaan infrastuktur wilayah yang
berkualitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah, yaitu:
B. Arah Kebijakan
Berdasarkan misi, tujuan dan sasaran pembangunan serta strategi yang ditempuh, maka arah
kebijakan yang dituju secara lebih rinci adalah sebagai berikut.
1. Misi 1
Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 1 (Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dan
pelayanan kesehatan yang berkualitas), yaitu :
1. Pengembangan Desa Siaga dan Kelurahan Siaga dalam penciptaan masyarakat yang
sehat.
2. Peningkatan KIE bagi kader kesehatan desa/kelurahan tentang perilaku hidup sehat
dan pencegahan penyakit menular serta Penyakit Tidak Menular.
3. Penyertaan Jamkesmas, dan Jamkesda serta Jampersal bagi penduduk miskin.
4. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar (PKD dan Puskesmas) dan pelayanan rujukan
(rumah sakit).
5. Penambahan jumlah tenaga kesehatan. ahli gizi dan kesehatan lingkungan di
Puskesmas.
6. Peningkatan pendidikan, pelatihan dan bintek bagi tenaga kesehatan.
2. Misi 2
Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 2 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat,
penanggulangan kemiskinan, kesetaraan gender dan perlindungan sosial), yaitu:
1. Peningkatan perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha.
2. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk program penanggulangan
kemiskinan.
3. Penguatan kelembagaan Pengarustamaan Gender (PUG) dan perlindungan anak.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-30
Laporan Akhir
4. Peningkatan sarana perlindungan sosial dan peningkatan kapasitas Potensi Sumber
Kesejahteran Sosial.
5. Peningkatan pelatihan kewirausahaan bagi pemuda dalam pengembangan usaha
ekonomi produktif.
6. Peningkatan kualitas pelayanan KB dan kapasitas PLKB serta pengembangan
kelembagaan KB di perdesaan.
3. Misi 3
Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 3 (Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan
secara merata dan meningkatkan kualitas pendidikan), yaitu:
1. Peningkatan pendidikan lanjut, pelatihan dan bintek bagi aparatur pemerintah daerah
dan aparatur pemerintah desa/kelurahan.
2. Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana pelayanan publik di setiap SKPD dan
pemerintah desa.
3. Peningkatan pengawasan pelaksanaan program‐program pembangunan daerah.
4. Peningkatan penegakan hukum terhadap penyalahgunaan wewenang dan praktek
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di lingkungan pemerintah daerah.
5. Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.
6. Peningkatan pelayanan informasi pembangunan daerah dengan teknologi informasi.
7. Peningkatan kerjasama dengan pihak ketiga, baik pemerintah, perguruan tinggi
maupun dunia usaha dalam peningkatan pelayanan publik.
5. Misi 5
Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 5 (Meningkatkan iklim investasi dan realisasi investasi
daerah), yaitu:
1. Peningkatan evaluasi terhadap perda‐perda yang menghambat investasi.
2. Peningkatan kualitas pelayanan perijinan investasi yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan.
3. Peningkatan promosi penanaman modal di tingkat nasional dan regional.
4. Peningkatan kerjasama antar daerah dalam penyediaan sarana dan prasarana
pendukung investasi.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-31
Laporan Akhir
5. Peningkatan upaya penciptaan keamanan dan ketertiban lingkungan dan pencegahan
terhadap gangguan keamanan.
6. Misi 6
Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 6 (Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup), yaitu:
1. Dirumuskan arah kebijakan untuk mencapai tujuan tersebut, adalah sebagai berikut :
2. Peningkatan reboisasi dan rehabilitasi lahan kritis terutama pada daerah resapan air
dan wilayah rawan bencana.
3. Peningkatan upaya pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup,
7. Misi 7
Strategi untuk mencapai Tujuan 7 (Meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan
koperasi, UMKM, Industri Kecil dan Menengah), yaitu:
1. Peningkatan rehabilitasi jalan dan jembatan kabupaten yang berkondisi rusak berat
secara merata.
2. Peningkatan pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi dan reservoir dan
sumberdaya air lainnya.
3. Peningkatan penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi.
4. Peningkatan pemeliharaan pasar tradisional dan sarana perekonomian lainnya.
10. Misi 10
Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 10 (Meningkatkan toleransi dalam kehidupan antar
umat beragama), yaitu: Peningkatan dialog, penguatan kelompok dan kerjasama antar
penganut agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-32
Laporan Akhir
5.2.4. Kebijakan Keuangan
A. Arah Kebijakan Pendapatan
Difokuskan pada upaya penggalian PAD walaupun tetap dengan penuh kehati‐hatian agar tidak
menimbulkan ekonomi biaya tinggi dan membebani UMKM dan masyarakat secara berlebihan.
Selain itu perlu dilakukan upaya peningkatan optimalisasi dana perimbangan termasuk bagi
hasil dari propinsi serta tidak kalah pentingnya adalah mengembangkan pendapatan dari
sumber pendapatan lain‐lain yang sah termasuk hibah baik dari internal maupun eksternal
Kabupaten Pemalang.
Tahap perencanaan Pendapatan menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif
dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang sudah
disusun. Oleh karena itu pengelolaan pendapatan daerah harus dilakukan secara cermat, tepat
dan hati–hati. Pemerintah daerah dituntut untuk mampu menciptakan suatu perangkat yang
bukan hanya mampu menjamin seluruh pendapatan daerah dapat terkumpul dan diterima di
kas daerah tetapi mampu merumuskan kebijakan anggaran pendapatan daerah mulai dari
proses perencanaan. Perencanaan pendapatan daerah merupakan proses yang paling krusial
dalam penentuan besarnya alokasi anggaran yang akan dimanfaatkan untuk membiayai
program kegiatan.
Oleh karenanya Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang senantiasa berupaya
memaksimalkan potensi yang ada disamping terus menggali potensi yang selama ini belum
tersentuh. Pemerintah daerah seringkali dihadapkan dengan masalah tingginya kebutuhan
fiskal daerah (fiscal needs) sementara kapasitas fiskal daerah tidak mencukupi yang
menyebabkan kesenjangan fiskal (fiscal gap) sehingga diperlukan upaya‐upaya untuk
meningkatkan kapasitas fiskal daerah baik jumlahnya maupun pengelolaannya. Disinilah
Pemerintah Daerah dituntut untuk dapat menciptakan satu kebijakan perencanaan
pendapatan yang mampu memberi peluang untuk menambah volume penerimaan daerah
dengan tetap memperhatikan keberpihakan pada masyarakat terutama masyarakat kurang
mampu.
B. Arah Kebijakan Belanja
Difokuskan pada belanja untuk membiayai urusan wajib dan urusan pilihan serta pemberian
stimulan maupun motivasi dalam pengembangan UMKM, pengurangan pengangguran dan
pengentasan kemiskinan serta bantuan kepada organisasi kemasyarakatan yang sinergi
dengan program‐program pembangunan yang berdampak signifikan terhadap pencapaian visi
misi dan kebijakan pembangunan daerah.
Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang berupaya menetapkan target capaian baik dalam
kontek daerah, satuan kerja, dan kegiatan sejalan dengan urusan yang menjadi
kewenangannya. Selain itu diupayakan agar Belanja Langsung mendapat porsi alokasi yang
lebih besar dari Belanja Tidak Langsung, dan Belanja Modal mendapat porsi alokasi yang lebih
besar dari Belanja Pegawai atau Belanja Barang dan Jasa
Hal yang tidak kalah penting dalam mencukupi kebutuhan pendanaan pembangunan daerah
adalah dengan melakukan kemitraan dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam
bentuk sinergitas program dana dekonsentrasi dan hibah/bantuan langsung kepada
masyarakat.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-33
Laporan Akhir
C. Arah Kebijakan Pembiayaan
Pembiayaan daerah dipersiapkan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun‐tahun anggaran berikutnya. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang
selanjutnya diikuti dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa pengelolaan dan/ atau pelaksanaan
pembiayaan daerah dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).
Secara umumnya setiap pemerintahan kabupaten/kota pada waktu menyusun rancangan
APBD akan menganut "prakiraan maju" (forward estimate) yaitu perhitungan kebutuhan dana
untuk tahun anggaran berikutnya dibuat lebih besar dari pada tahun berjalan agar
kesinambungan program dapat lebih terjamin pelaksanaannya. Biasanya hal ini akan
mengakibatkan dampak positif tehadap posisi keuangan pemerintah daerah karena adanya
sisa lebih perhitungan anggaran.
Dari sisi perencanaan penganggaran tingginya angka SiLPA dan Pembiayaan Kegiatan Lanjutan
dapat diartikan kurang matangnya perencanaan baik dari sisi pendapatan dan/ atau belanja
sehingga terjadi Sisa Lebih Pembiayaan Penganggaran yang cukup besar dan/ atau kebijakan
belanja ketat yang berlebihan.
5.2.5. Indikasi Rencana Program Prioritas
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat dan jaminan sosial
a. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak*)
1) Penyuluhan kesehatan bagi Ibu hamil dari keluarga kurang mampu
2) Perawatan secara berkala bagi Ibu hamil bagi keluarga kurang mampu
3) Pertolongan persalinan bagi Ibu dari keluarga kurang mampu.
b. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita*)
1) Penyuluhan kesehatan anak balita
2) Imunisasi bagi anak balita
c. Program Upaya Kesehatan Masyarakat*)
1) Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di Puskesmas dan jaringannya
2) Peningkatan kesehatan masyarakat
3) Penyediaan operasional dan pemeliharaan
d. Program perbaikan gizi masyarakat*)
1) Pemberian tambahan makanan dan vitamin
2) Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
3) Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat
kurang yodium (GAKY) kurang vitamin A dan kekurangan gizi lainnya
e. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular*)
1) Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
2) Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik
3) Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan
pemberantasan penyakit.
f. Program Pengembangan Lingkungan Sehat*)
1) Pengembangan wilayah sehat
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-34
Laporan Akhir
g. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya*)
1) Pembangunan puskesmas, puskesmas rawat inap, puskesmas pembantu,
poskesdes (unit)
2) Rehabilitasi sedang/berat puskesmas, puskesmas rawat inap, puskemas
pembantu.
h. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat*)
1) Peningkatan dan pembinaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
2) Peningkatan masyarakat untuk hidup sehat
i. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan*)
1) Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu.
j. Program Keluarga Berencana*)
1) Penyediaan pelayanan kontrasepsi bagi keluarga miskin
2) Pembinaan Keluarga Berencana
3) Pengadaan sarana prasarana mobilitas tim KB keliling
k. Program Kesehatan Reproduksi Remaja*)
1) Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reprodukasi Remaja (KRR)
l. Program Pelayanan Kontrasepsi*)
1) Pengadaan alat kontrasepsi
2) Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB
3) Pelayanan KB medis operasi
m. Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR yang
Mandiri*)
1) Penyuluhan kesehatan ibu bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di
masyarakat
n. Program Pengembangan Bahan Informasi tentang Pengasuhan dan Pembinaan
Tumbuh Kembang Anak*)
1) Pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh
kembang anak
o. Program Pengadaan, peningkatan sarana dan prasana rumah sakit/rumah
sakit/rumah sakit paru/rumah sakit mata*)
1) Pengembangan Tipe Rumah Sakit
p. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya*)
1) Pemberdayaan WRSE
2) Fasilitasi upaya peningkatan kesejahteraan keluarga
q. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial*)
1) Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban eksploitasi
2) Pelatihan keterampilan dan praktek kerja bagi anak terlantar termasuk anak
cacat, jalanan dan anak terlantar.
3) Penanganan masalah‐masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat
dan KLB
r. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Perempuan dan Anak*)
1) Pengembangan materi dan pelaksanaan KIE tentang pemberdayaan
perempuan, kesejahteraan dan perlindungan anak
s. Program penguatan kelembagaan pengarustamaan gender dan anak*)
1) Pengembangan kelembagaan pengarustamaan gender dan anak.
2) Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan
anak.
t. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan*)
1) Pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan di daerah.
2) Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-35
Laporan Akhir
u. Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR*)
1) Pendirian pusat pelayanan informasi dan konseling KRR
v. Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga*)
1) Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di Kecamatan
w. Program pengembangan model operasional BKB‐Posyandu‐PADU*)
1.) Pengkajian pengembangan model operasional BKB‐Posyandu‐PADU
2. Peningkatan Pendidikan dan Ketrampilan berbasis Kompetensi
a. Program PAUD*)
1) Pembangunan gedung sekolah PAUD
2) Penyelenggaraan PAUD (gratis)
b. Program Wajib Belajar pendidikan Dasar 9 Tahun*)
1) Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah
2) Penyediaan buku pelajaran untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTS
3) Rehabilitasi sedang/berat sekolah Ruang Kelas SD/MI
4) Penyediaan Beasiswa transisi
c. Program Pendidikan Menengah*)
1) Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu (orang)
2) Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM)
3) Pembangunan ruang kelas sekolah (unit)
4) Pembangunan gedung sekolah (SMK Baru)
d. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga kependidikan*)
1) Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui pelayanan prima, peningkatan
investasi dan daya saing daerah
a. Program Pengendalian pemanfaatan ruang*)
2) Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
b. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi*)
1) Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan
instansi pemerintah dan dunia usaha.
2) Peningkatan kualitas SDM guna peningkatan pelayanan investasi.
3) Penyelenggaraan pameran investasi.
c. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi*)
1) Memfasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi.
2) Pengembangan sistem informasi penanaman modal.
3) Penyederhanaan prosedur perijinan dan peningkatan pelayanan penanaman
modal.
d. Program peningkatan potensi investasi dan perijinan*)
1) Penyusunan database investasi dan perijinan
e. Program penataan peraturan perundang‐undangan di bidang investasi dan
perijinan*)
1) Penyusunan materi Raperda tentang ketentuan perijinan gratis bagi investor dan
tax holiday untuk 2 tahun pertama.
2) Fasilitasi sosialisasi peraturan perundang‐undangan di bidang investasi dan
perijinan
f. Program pengelolaan kekayaan budaya*)
1) Pelestarian fisik dan kandungan bahan pustaka termasuk naskah kuno.
g. Program Pengelolaan keragaman budaya daerah*)
1) Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-36
Laporan Akhir
h. Program penataan penguasaan pemilikan penggunaan dan pemanfaatan tanah*)
1) Penataan penguasaan pemilikan penggunaan dan pemanfaatan tanah (untuk
kawasan industri)
i. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah*)
1) Bimbingan teknis implementasi paket regulasi tentang pengelolaan keuangan
daerah
2) Intensifikasi dan Ekstensifikan sumber‐sumber pendapatan asli daerah
(intensifikasi PJU)
j. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan Kepala Daerah*)
1) Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala
2) Pengendalian manajemen pelaksanaan kegiatan kepala daerah (reviu laporan
keuangan)
k. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja*)
1) Pendidikan dan Pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja
2) Pengadaan sarana dan prasarana BLK
l. Program Peningkatan Kesempatan Kerja*)
1) Penyusunan informasi bursa tenaga kerja
2) Peningkatan penempatan tenaga kerja di dalam dan luar negeri
m. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan*)
1) Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja.
n. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata*)
1) Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata
o. Program pengembangan kemitraan pariwisata*)
1) Pelaksanaan koordinasi pengembangan kemitraan
2) Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata
p. Program Pengembangan Komunikasi Informasi dan Media Massa*)
1) Pembinaan dan Pengembangan jaringan komunikasi dan informasi
2) Pembinaan dan Pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi
3) Pembangunan sarana dan prasarana komunikasi dan informasi
q. Program Penataan Administrasi Kependudukan*)
1) Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan
2) Pengembangan data base kependudukan (termasuk catatan sipil)
3) Sosialisasi kebijakan kependudukan (termasuk catatan sipil)
4) Peningkatan pelayanan publik dalam bidang catatan sipil
r. Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa*)
1) Fasilitasi penyelenggaraan administrasi keuangan desa/kelurahan
s. Program mengintensifkan penanganan pengeduan masyarakat*)
1) Fasilitasi penanganan pengaduan masyarakat
t. Program peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan*)
1) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga teknis dan masyarakat
2) Pembinaan tenaga teknis dan kader pemberdayaan masyarakat
3) Pengembangan model Posyandu terpadu
4) Peningkatan peran dan fungsi kemasyarakatan desa dan kelurahan
u. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa*)
1) Pelatihan aparatur desa dalam bidang pemerintahan desa
v. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan*)
1) Kegiatan bimbingan manajemen usaha bagi perempuan dalam mengelola usaha
w. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan*)
1) Pembentukan satuan keamanan lingkungan di masyarakat
x. Program penataan peraturan perundang‐undangan*)
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-37
Laporan Akhir
1) Legislasi rancangan peraturan perundang‐undangan
2) Penyusunan kelengkapan peraturan kelembagaan pemerintah daerah
y. Program peningkatan dan pengembangan penyelenggaraan kepemerintahan
daerah*)
1) Fasilitasi penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa
z. Program pembinaan dan pengembangan aparatur*)
1) Penyusunan rencana pembinaan karir PNS
2) Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas
4. Mewujudkan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian, perdagangan dan jasa serta Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
a. Program peningkatan kesejahteraan petani*)
1) Pelatihan petani dan pelaku agribisnis
2) Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agrobisnis
3) Peningkatan kemampuan lembaga petani
4) Peningkatan kapasitas pelaku usaha komoditas pertanian/perkebunan
5) Peningkatan kapasitas pelaku usaha komoditas pertanian/perkebunan
6) Pembinaan lingkungan sosial dan akses informasi produksi perkebunan
7) Pelatihan pengendalian OPT tanaman terpadu
8) Peningkatan kualitas nilai ekonomi hasil produksi perkebunan
b. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan*)
1) Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi pertanian/perkebunan
masyarakat
2) Pameran produk‐produk unggulan perkebunan
c. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan*)
1) Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan
2) Sertifikasi bibit unggul pertanian/perkebunan
3) Pengawasan kualitas sarana produksi pertanian/perkebunan
4) Studi orientasi dan koordinasi sistem pengelolaan perkebunan
5) Peningkatan kualitas bahan produksi tanaman perkebunan
6) Pengamatan, identifikasi, inventarisasi dan pengendalian organisme pengganggu
tanaman perkebunan
7) Pencegahan. penanggulangan dan pengendalian hama, penyakit tanaman, dan
organisme pengganggu pertanian dan perkebunan
d. Peningkatan Produksi Hasil Peternakan*)
1) Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat.
2) Penyuluhan pengelolaan bibit ternak yang didistribusikan kepada masyarakat.
3) Pengembangan Agribisnis Peternakan.
e. Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan*)
1) Pengembangan desa mandiri pangan
2) Pengembangan lumbung pangan desa
f. Program Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan*)
1) Pengembangan hutan tanaman
2) Pengembangan hutan non Kayu
g. Program rehabilitasi hutan dan lahan*)
1) Pembuatan benih / bibit tanaman kehutanan
2) Pemeliharaan sarana prasarana rehabilitasi hutan dan lahan
3) Pemeliharaan kawasan hutan mangrove
4) Penanganan Kawasan sepadan pantai
5) Penanganan Kanan Kiri Sungai
6) Penanganan Kawasan mata air
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-38
Laporan Akhir
7) Fasilitas penyediaan bibit dan pembenihan tanaman
8) Pengelolaan kawasan ruang terbuka hijau perkotaan
h. Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif*)
1) Pengembangan jaringan infrastruktur usaha kecil dan menengah
2) Fasilitasi pengembangan Usaha Kecil Menengah
3) Perencanaan koordinasi dan pengembangan UKM
i. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil
Menengah*)
1) Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan.
2) Pelatihan manajemen pengelolaan koperasi.
j. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah*)
1) Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangga, industri kecil dan industri
menengah
2) Koordinasi penggunaan dana pemerintah bagi UMKM
k. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah*)
1) Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster
industri
2) Fasilitasi pengembangan industri aneka kerajinan
3) Pelatihan keterampilan pengolahan makanan
4) Pelatihan dan pembinaan perbengkelan dan elektronika
5) Pelatihan dan pembinaan keterampilan IKM hasil hutan dan perkebunan
6) Pembinaan dan pelatihan industri logam, mesin, dan perekayasaan.
l. Program pengembangan sentra‐sentra industri potensial*)
3) Penyediaan sarana informasi yang dapat diakses masyarakat
m. Program pengembangan lembaga ekonomi perdesaan*)
1) Pembinaan dan asistensi manajemen pengelolaan badan usaha milik desa/usaha
desa
n. Program Peningkatan parsitipasi masyarakat dalam membangun desa*)
1) Penyelenggaraan bulan bakti gotong royong masyarakat
2) Pembinaan penggunaan alokasi dana desa
3) Fasilitasi pelaksanaan kerjasama dengan pihak ketiga dalam pembangunan desa
4) Pembinaan parsitipasi peran serta masyarakat
o. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri*)
1) Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk (unit)
2) Pemeliharaan sarana dan prasarana perdagangan pasar
p. Program pembinaan pedagang kaki lima dan Asongan*)
1) Penyuluhan peningkatan disiplin pedagang kaki lima dan asongan
2) Penataan tempat berusaha bagi pedagang kaki lima dan asongan
q. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi*)
1) Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi
r. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam*)
1) Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber‐sumber Air
s. Program rehabilitasi hutan dan lahan*)
1) Pembinaan, pengendalian dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan
t. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar*)
1) Pengembangan percontohan (demplot) kolam air payau, laut dan air tawar
(minapolitan)
u. Program pengembangan budidaya perikanan *)
1) Pembinaan dan pengembangan perikanan
2) Pengembangan bibit ikan unggul
3) Pelatihan bubidaya perikanan
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-39
Laporan Akhir
4) Pengembangan rehabilitasi sarana prasarana budidaya perikanan
v. Program pengembangan perikanan tangkap*)
1) Pemeliharaan rutin/berkala tempat pelelangan ikan
2) pendampingan pada kelompok nelayan perikanan tangkap
3) Penyediaan sarana perikanan tangkap
w. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (KLH) *)
1) Pemantauan kualitas lingkungan
2) Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup
x. Program Peningkatan Pengendalian Polusi (KLH) *)
1) Pengujian polusi limbah padat dan limbah cair
2) Pengujian emisi/polusi udara akibat aktivitas industri
5. Meningkatkan prasarana‐sarana dasar dan ekonomi guna mengembangkan sinergi sentra‐
sentra produksi di perdesaan
a. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan*)
1) Pembangunan jalan (km)
b. Program Pembangunan saluran drainase/gorong‐gorong*)
1) Pembangunan saluran drainase/gorong‐gorong (km)
c. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan*)
1) Rehabilitasi/Pemeliharaan jalan (km)
2) Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan (buah)
d. Program Pembangunan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan Lainnya*)
1) Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi (rusak berat)
2) Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi (pemeliharaan untuk rusak ringan)
3) Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai
e. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah*)
1) Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat berpenghasilan
rendah
f. Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan*)
1) Penyediaan sarana tenaga kelistrikan di luar daerah jangkauan PLN
g. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh*)
1) Pembangunan/ peningkatan infrastruktur
h. Program pembangunan infrastruktur perdesaaan*)
1) Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan
2) Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan
i. Program Pengembangan Perumahan*)
1) Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat
2) Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu
j. Program Rehabilitasi dan pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ*)
1) Rehabilitasi dan Pemeliharaan Terminal
k. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan *)
1) Pembangunan Gedung Terminal (terminal angkutan pedesaan) : dilaksanakan
tahun 2013.
6. Mengembangkan kehidupan beragama yang harmonis, toleran dan saling menghormati
a) Program pengembangan wawasan kebangsaan*)
1) Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama
2) Peningkatan rasa solidaritas dan ikatan sosial dikalangan masyarakat
3) Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai‐nilai luhur budaya bangsa
4) Peningkatan semangat kerja dan wawasan kebangsaan
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-40
Laporan Akhir
b) Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan*)
1) Pelatihan pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan
c) Program Pemeliharaan Kantratibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal*)
1) Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan
kejahatan
Catatan = *) Program prioritas Bupati terpilih
5.3. PERDA BANGUNAN GEDUNG (BG)
5.3.1. Ketentuan Fungsi Bangunan Gedung
A. Bangunan gedung memiliki fungsi antara lain :
a. Fungsi hunian
Merupakan bangunan yang memiliki fungsi utama sebagai tempat tinggal manusia yang
meliputi rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah tinggal susun dan rumah
tinggal sementara.
b. Fungsi keagamaan
Merupakan bangunan yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah
yang meliputi bangunan masjid termasuk mushola, gereja termasuk kapel, pura, vihara
dan kelenteng.
c. Fungsi usaha
Merupakan bangunan yang mempunyai fungsi sebagai tempat melakukan kegiatan usaha
yang meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan,
wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan
d. Fungsi sosial budaya
Merupakan bangunan yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan
sosial dan budaya yang meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, kebudayaan, laboratorium dan bangunan gedung pelayanan umum
e. Fungsi khusus
Merupakan bangunan yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan
yang mempunyai tingkat kerahasiaan tingkat tinggi nasioal atau penyelenggaraannya
dapat membahayakan masyarakat disekitarnya dan/atau mempunyai resiko bahaya tinggi
yang meliputi bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan
dan bangunan sejenis.
B. Fungsi prasarana bangunan gedung
a. Sebagai pembatas/penahan/pengaman yang meliputi pagar, tanggul/retaining wall,
turap batas kavling/persil
b. Sebagai penanda masuk lokasi antara lain berupa gapura dan gerbang
c. Sebagai perkerasan antara lain berupa jalan, lapangan upacara dan lapangan olah raga
terbuka
d. Sebagai penghubung antara lain berupa jembatan, box culvert
e. Sebagai kolam/reservoir bawah tanah antara lain berupa kolam renang, kolam
pengolahan air, reservoir di bawah tanah, sumur peresapan air hujan, sumur peresapan
air limbah dan septick tank
f. Sebagai menara antara lain berupa menara antena, menara reservoir dan cerobong
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-41
Laporan Akhir
g. Sebagai monumen antara lain berupa tugu dan patung
h. Sebagai instalasi/gardu antara lain berupa instalasi listrik, instalasi telepon/komunikasi
dan instalai pengolahan
i. Sebagai reklame/papan nama antara lain berupa billboard, papan iklan papan nama
(berdiri sendiri atau berupa tembok)
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-42
Laporan Akhir
5.3.2. Persyaratan Bangunan Gedung
Persyaratan yan harus dipenuhi oleh bangunan gedung harus memenuh persyaratan yang
ditentukan baik persyaratan administratif maupun persyaratan teknis.
A. Persyaratan administratif
a. Status hak atas tanah
Status hak atas tanah adalah penguasaan atas tanah yag berwujud dokumen sertifikat
sebagai tanda bukti penguasaan/kepemilikan tanah yang di dalamnya juga memuat dana
mengenai status tanah seperti hak milik, hak guna bangunan dan akta/bukti kepemilikan
lainnya. Persetujuan izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah dinyatakan pada
perjanjian tertulis antara pemegang hak atas tanah atau pemilik tanah dengan pemilik
bangunan gedung.
b. Status kepemilikan bangunan
Status kepemilikan bangunan dibuktikan dengan Surat Keterangan Bukti Kepemilikan
Bangunan yang sah, yang diperoleh dengan mengajukan permohonan kepada Bupati dan
Pejabat yang ditunjukkan bersamaan dengan pengajuan permohonan IMB, Kepemilikan
bangunan dapat dialihkan kepada pihak lain.
c. Perizinan bangunan
Perijinan bangunan terdiri atas :
1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
IMB merupakan dokumen dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk yang menerangkan
bahwa pemohon dapat mendirikan bangunan sesusi dengan rencana teknis bangunan
yang disetujui oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
2. Izin Pemanfaatan Bangunan (Sertifikat Laik Fungsi)
Sertifikat laik fungsi adalah surat bukti berupa dokumen dari Bupati atau pejabat yang
ditunjuk terhadap bangunan gedung yang telah selesai dibangun dan memenuhi
persyaratan kelaikan fungsi bangunan gedung.
3. Persetujuan merobohkan bangunan bagi pemilik bangunan yang akan merobohkan
bangunan
Yaitu surat bukti berupa dokumen dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk yang
menraangkan bahwa pemilik bangunan dapat merobohkan bangunan sesuai rencana
teknis bangunan yang disetujuai Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
d. Penggolongan bangunan
Untuk kepentingan perijinan, bangunan gedung digolongkan sebagai berikut :
2. Bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal sederhana yang meliputi rumah inti
tumbuh, rumah sederhana sehat dan rumah deret sederhana
3. Bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal dan rumah deret sampai dengan 2
(dua) lantai
4. Bangunan gedung hunian rumah tinggal tidak sederhana 2 (dua) lantai atau lebih dan
bangunan gedung lainnya pada umumnya.
e. Izin Mendirikan Bangunan
IMB dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. IMB diberikan oleh Bupati untuk kegiatan yang meliputi :
Pembangunan bangunan gedung baru dan/atau prasarana bangunan gedung baru
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-43
Laporan Akhir
Rehabilitasi/renovasi bangunan gedung dan/atau prasarana bangunan gedung
Pelestarian/pemugaran
2. Setiap orang atau badan hukum yang akan mendirikan/merehabilitasi bangunan
gedung dan/atau prasarana bangunan gedung wajib memiliki IMB
3. IMB menjadi prasyarat untuk mendapatkan pelayanan utilitas umum antara lain
penyambungan jaringan listrik, air minum, telepon dan gas
4. IMB diberikan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk, kecuali bangunan gedung fungsi
khusus melalui proses permohoman izin mendirikan bangunan gedung
f. Keterangan rencana kabupaten, beriki ketentuan yang meliputi :
Fungsi bangunan yang dapat dibangun pada lokasi bersangkutan
Ketinggian paling tinggi bangunan yang diizinkan
Garis sempadan dan jarak bebas paling rendah bangunan yang diizinkan
KDB paling tinggi yang diizinkan
KLB paling tinggi yang diizinkan
KDH paling rendah yang diwajibkan
KTB paling tinggi yang diizinkan
Jaringan utilitas umum Kabupaten Pemalang
g. Tata cara Pengajuan Permohonan IMB
h. Pelaksanaan pekerjaan mendirikan /mengubah bangunan
i. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan
j. Sertifikat laik fungsi (SLF)
B. Persyaratan Tata Bangunan
Persyaratan tata bangunan meliputi :
a. Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung
Setiap pembangunan dan pemanfaatan bangunan harus sesuai dengan peruntukan lokasi
yang diatur dalam RTRW, RDTR, RTBL
b. Persyaratan arsitektur bangunan gedung
Meliputi persyaratan penampilan bangunan gedung, penataan ruang dalam,
keseimbangan, keserasian dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya serta
pertimbangan adanya keseimbangan antara nilai‐nilai sosial nbudaya setemmpat
terhadap penerapan berbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa.
c. Persyaratan pengendalian dampak lingkungan
Persyaratan ini hanya berlaku bagi bagungan gedung yang dapat menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan.
d. Persyaratan keandalan bangunan gedung
Meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan dan kenyamanan
5.3.3. Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Penyelenggaraan bangunan gedung meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan,
pelestarian dan pembongkaran
Pembangunan
Pembangunan bangunan diselenggarana melalui tahapan perencanaan teknis, pelaksanaan
konstruksi dan pengawasan
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-44
Laporan Akhir
Pemanfaatan
Pemanfaata bangunan merupakan kegiatan memanfaatkan bangunan sesuai dengan fungsi
yang ditetapkan dalam IMB termasuk kegiatan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan
secara berkala.
Pelestarian
Perlindungan dan pelestarian meliputi kegiatan penetapan dan pemanfaatan termasuk
perawatan dan pemugaran serta kegiatan pengawasan yang dilakukan dengan mengikuti
kaidah pelestarian serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembongkaran
Pembongkaran bangunan gedung harus dilakukan secara tertib dan mempertimbangkan
keamanan, keselamatan masyarakat dan lingkungannya.
5.3.4. Peran Masyarakat Dan Pembinaan Dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Dalam melaksanakan pemantauan dan penjagaan ketertiban pada saat penyelenggaraan
bangunan gedung, masyarakat mempunyai hak dan kewajiban. Hak masyarakat meliputi :
Memantau dalam kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian maupun
kegiatan pembongkaran
Memantau melalui kegiatan pengamatan, penyampaian masukan, ususlan dan
pengaduan
Memantau dan melaporkan secara tertulis kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk
tentang indikasi bangunan yang tidak laik fungsi dan/atau menimbulkan gangguan
dan/atau bahaya bagi pengguna masyarakat dan/atau lingkungan melalui sarana yang
mudah diakses.
Pemantauan dilakukan secara objekti dengan penuh tanggungjawab dan dengan tidak
menimbulkan gangguan dan/atau kerugian bagi pemilik dan/atau pengguna bangunan
gedung, masyarakat dan lingkungan
Melaksanakan dan mengajukan gugatan terhadap bangunan gedung yang
mengganggu, merugikan dan/atau membahayakan kepentingan umum
Gugatan dapat dilakukan baik secara perorangan, kelompok/perwakilan, organisasi
masyarakat maupun melalui tim ahli bangunan gedung.
Kewajiban masyarakat antara lain
Menjaga ketertiban dalam kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian maupun
pembongkaran
Ikut menjaga ketertiban penyelenggaraan angunan gedung dengan mencegah setiap
perbuatan diri sendiri atau kelompok yang dapat mengurangi tingkat keandalan
bangunan gedung dan/atau mengganggu penyelenggaraan bangunan gedung dan
lingkungan
Ikut menjaga ketertiban dengan masyarakat dapat melaporkan secara lisan dan/atau
tertulis kepada Bupati atau pejabat yang ditujuk atau kepada pihak yang
berkepetingan atas perbuatan setiap orang
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-45
Laporan Akhir
Memberikan masukan maupun usulan kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk
dalam penyempurnaan peraturan, pedoman dan standar teinis dibidang bangunan
gedung
5.4. RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) DAN CORPORATE PLAN
PDAM 2014‐2018
5.4.1. Rencana Sistem Pelayanan
Rencana sistem pelayanan penyediaan air minum meliputi :
a. Rencana sistem air minum kota Pemalang dan Kabupaten Pemalang
umumnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan air sesuai untuk melayani kebutuhan
air sampai 20 tahun ke depan. Pengembangan sistem ini direncanakan dalam 2 tahap
yaitu :
tahap I yaitu tahun 2006 sampai dengan tahun 2015
tahap II yaitu tahun 2015 sampai dengan tahun 2021
Setiap tahap dibagi dalam 5 tahun pelaksanaan yang meliputi :
Pengembangan sistem produksi
Pengembangan sistem distribusi
Pengembangan sambungan ke konsumen
b. Rancangan sistem air bersih
Rancangan ini akan disesuaikan dengan proyeksi kebutuhan air sesuai dengan masing
masing jenis pelayanan dan disesuaikan dengan rancangan pengembangan kota pada
jangka panjang. Target tingkat pelayanan disesuaikan dengan program Milennium
Development Goals yang berbunyi Reduce by halve the proportion of people without
sustainable access to safe drinking water, dapat diterjemahkan sebagai berikut, yaitu
“meciptakan kemudahan bagi separuh prosentase penduduk yang belum memperoleh
kemudahan akses air minum ditambah prsentase penduduk yang telah memperolehnya
pada saat ini, pada 2006. Tingkat pelayanan kota Pemalang 54% sehingga ditergetkan
pada tahun 2015 tercapai 81% dan pada tahun 2021 tercapai 92% penduduk terlayani.
Sedangkan untuk IKK dan system perdesaan tingkat pelayanan masih sebesar 21%
ditargetkan meningkat menjadi 42.% di tahun 2015 dan 68.% pada tahun 2021.
5.4.2. Rencana Pengembangan SPAM
Rencana pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) termiat dalam rencana
pengembangan RI‐SPAM dan pengembangan SPAM PDAM.
Rencana Pengembangan RI‐SPAM
a. Interkoneksi Antara Berbagai Sub Sistem
Kedekatan wilayah pelayanan atau kedekatan sumber air baku merupakan pertimbangan
utama dari peng‐ interkoneksian sistem. Untuk kabupaten Pemalang, wilayah pelayanan di
kecamatan : Petarukan, Comal dan Ampelgading (tak tertutup kemungkinan Bodeh dan
Kota Pemalang) relatif berdekatan serupa garis yang mengikuti jalur Jalan utama Pantai
Utara ( Pantura ). Saat ini tidak terdapat sistem perpipaan, namun sistem perpipaan pada
masing‐masing kecamatan yang dibangun tahun 1995 tidak beroperasi karena sumber air
bakunya : sumur dalam kondisinya payau / terintrusi air laut sehingga sistem tidak
memungkinkan untuk dijalankan. Sebagai rencana pengembangan, maka ketiga wilayah
pelayanan memungkinkan untuk disatukan dalam satu koridor pelayanan sekitar Jalur Utama
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-46
Laporan Akhir
Pantura dengan air baku berupa air permukaan : Sungai Comal (Kedung Sigolo‐golo) dengan
debit rata2 <<1000 lt/dt dengan rencana pembangunan Instalasi Pengolahan Air kapasitas
250 ltr/dtk dan Reservoir Kapasitas 500 M3.
b. Sistem Setempat
Sistem setempat diartikan sebagai satu wilayah administrasi kecamatan atau satu sistem
dengan satu atau lebih sumber air baku, satu wilayah pelayanan dan satu pengelola
kelembagaannya.Untuk Kabupaten Pemalang, diluar sistem Kota Pemalang dan Petarukan‐
Comal‐Ampelgading, umumnya diopersikan dan direncanakan pengembangannya melalui
sistem setempat yang tidak terkoneksi dengan sistem lainnya. Secara teknis hal ini
memungkinkan karena di kecamatan‐kecamatan terdapat banyak mata air yang tidak saling
berhubungan. Demikian pula halnya dengan arah pengembangan pelayanan diutamakan
dengan sistem Ibukota Kecamatan (IKK) pada masing‐masing kecamatan.
Rencana Pengembangan SPAM PDAM (Corporate Plan PDAM)
a. Kecamatan Moga
Air baku dari Mata Air Bulakan wilayah pelayanan di ibukota kecamatan Moga.
Pengembangan wilayah pelayanan untuk tahap I (2006‐2015) yaitu di Ds. Walangsanga, Ds.
Sima dan tahap II (2015‐2021) yaitu di Ds.Plakaran, Ds. Gendoang.
Air baku saat ini dari Mata Air Bulakan, debit rata2 60 ltr/dtk dengan kap. terpasang 15
ltr/dtk dan kap. Terpakai 15 ltr/dtk Rencana Tahap I dan tahap berikutnya memakai
tambahan sumber air baku dari Mata Air Sicipluk dengan debit 10 ltr/dtk yang terletak di
Kecamatan Moga.
b. Kecamatan Pulosari
Air baku dari Mata Air Cipanas wilayah pelayanan di ibukota kecamatan Pulosari, Ds.
Karangsari, Ds. Nyalembeng. Pengembangan wilayah pelayanan untuk tahap I (2006‐2015)
yaitu di Ds. Walangsanga, Ds. Sima dan tahap II (2015‐2021) yaitu di Ds.Plakaran, Ds.
Gendoang.
Air baku saat ini dari Mata Air Cipanas, debit rata2 150 ltr/dtk dengan kap. terpasang 15
ltr/dtk dan kap. Terpakai 15 ltr/dtk Rencana Tahap I dan tahap berikutnya memakai
tambahan sumber air baku dari Mata Air Loning dengan debit 30 ltr/dtk yang terletak di
Kecamatan Pulosari.
c. Kecamatan Randudongkal
Air baku dari Mata Air Kemiri wilayah pelayanan di ibukota kecamatan Randudongkal,
Ds. Karangmoncol. Pengembangan wilayah pelayanan untuk tahap I (2006‐2015) yaitu di Ds.
Mejagong, Ds. Semingkir dan tahap II (2015‐2021) yaitu di Ds.Kalimas, Ds. Mangi.
Air baku saat ini dari Mata Air Kemiri, debit rata2 150 ltr/dtk dengan kap. terpasang 15
ltr/dtk dan kap. Terpakai 12.5 ltr/dtk. Rencana Tahap I dan tahap berikutnya memakai
tambahan sumber air baku dari Mata Air Sawangan dengan debit 500 ltr/dtk yang terletak di
Kecamatan Moga.
d. Kecamatan Warungpring
Air baku dari Mata Air Cipete wilayah pelayanan di ibukota kecamatan Warungpring,
Ds. Karangsari, Ds. Nyalembeng. Pengembangan wilayah pelayanan untuk tahap I (2006‐
2015) yaitu di Ds. Pakembaran, Ds. Datar dan tahap II (2015‐2021) yaitu di Ds.Mereng. Air
baku saat ini dari Mata Air Cipete, dengan kap. terpasang 5 ltr/dtk dan kap. Terpakai
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-47
Laporan Akhir
3.70ltr/dtk Rencana Tahap I dan tahap berikutnya memakai tambahan sumber air baku dari
Mata Air Nyata dengan debit 1007 ltr/dtk yang terletak di Kecamatan Warungpring.
e. Sistem Antar Isi dengan Tanki Air (TA)
Sistem ini sifatnya sementara, yaitu pengoperasian Truk Tanki Air, guna menyuplai
kebutuhan air di wilayah‐wilayah yang membutuhkannya dan biasanya hal ini terjadi diwaktu
musim kemarau. Untuk kabupaten Pemalang, wilayah pelayanan seperti ini terjadi
disebagian Kecamatan Belik, Kecamatan Bodeh
5.4.3. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum
Sesuai ditingkatkan dengan RPJM 2006 – 2009 , maka kapasitas sistem akan
ditingkatkan dari 140 L/dt menjadi 250 L/dt pada tahun 2009. Alternatif pembangunan
kapasitas sistem dapat dilakukan mulai tahun 2007 sampai 2009, pada kondisi peningkatan
ini secara matematis tidak didapatkan kekurangan kapasitas maupun idle kapasitas yang
berlebihan. Konsekuensinya adalah secara parallel dilakukan usaha penurunan kebocoran
dari 38% menjadi 34%. Peningkatan pelayanan diperhitungkan meningkat dari 27% menjadi
43% atau setara dengan penambahan sambungan rumah 9000 unit selama 4 tahun secara
simultan.
5.5. STRATEGI SANITASI KOTA (SSK)
5.5.1. Kerangka Kerja Pembangunan Sanitasi
5.5.1.1. Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten
TABEL V. 4
PERSANDINGAN VISI DAN MISI KOTA DENGAN VISI DAN MISI SANITASI PROVINSI
DAN VISI DAN MISI KABUPATEN
Visi dan Misi sanitasi Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten
Materi Visi dan Misi Kabupaten Pemalang
Provinsi Jawa Tengah Pemalang
Visi Kabupaten Pemalang yang Sehat, Terpenuhinya Terwujudnya Kabupaten Pemalang
Cerdas, Berdaya Saing dan Berakhlak kebutuhan air minum yang bersih dan sehat melalui
Mulia dan lingkungan sehat layanan sanitasi yang berbasis
bagi masyarakat Jawa masyarakat pada tahun 2017
Tengah Tahun 2015
Misi 1. Meningkatkan kesehatan 1. Meningkatkan Misi Air Limbah Domestik :
masyarakat dan jaminan sosial. kualitas, kuantitas 1. Meningkatkan kesadaran
2. Meningkatkan pendidikan dan dan kontinuitas masyarakat dalam pengelolaan
keterampilan berbasis kompetensi. penyediaan air limbah domestik berbasis
3. Mewujudkan tata kelola minum masyarakat.
pemerintahan yang baik melalui 2. Meningkatkan 2. meningkatkan sarana dan
pelayanan prima, peningkatan ualitas lingkungan prasarana penunjang.
investasi dan daya saing daerah. meliputi sanitasi 3. Melakukan pemeliharaan
4. Mewujudkan kesejahteraan dasar, pengolahan terhadap saran yang sudah
masyarakat melalui perkuatan limbah, drainasi dan terbangun.
ekonomi kerakyatan berbasis persampahan Misi Persampahan :
pertanian, perdagangan dan jasa 3. Meningkatkan 1. Meningkatkan dan
serta usaha mikro, kecil dan kesadaran mengembangkan SDM atau SKPD
menengah (UMKM) masyarakat untuk pengelola persampahan.
5. Meningkatkan prasarana‐sarana membudayakan 2. Melakukan pengadaan peralatan
dasar dan ekonomi guna Perilaku Hidup tambahan untuk pengelolaan
mengembangkan sinergi sentra‐ Bersih dan Sehat sarana persampahan
sentra produksi di perdesaan. (PHBS) 3. Melakukan pemeliharaan sarana
6. Mengembangkan kehidupan penunjang teknis.
beragama yang aman, damai, Misi Drainase :
harmonis, toleran dan saling 1. Mewujudkan kesadaran
menghormati. masyarakat dalam pengelolaan
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-48
Laporan Akhir
Visi dan Misi sanitasi Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten
Materi Visi dan Misi Kabupaten Pemalang
Provinsi Jawa Tengah Pemalang
Drainase berbasis masyarakat.
2. Meningkatkan kuantitas dan
kualitas sarana penunjang.
3. Melakukan pemeliharaan sarana
Drainase yang telah ada /
terbangun.
Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat :
1. Meningkatkan kesadaran dan
peran serta masyarakat dalam
berperilaku hidup bersih dan
sehat.
2. Meningkatkan kesehatan
masyarakat dan jaminan sosial.
Sumber : SSK Kabupaten Pemalang
A. Visi Sanitasi Kabupaten Pemalang
Visi sanitasi Kabupaten Pemalang adalah Terwujudnya Kabupaten Pemalang yang bersih dan
sehat melalui layanan sanitasi yang berbasis masyarakat pada tahun 2017.
Visi sanitasi Kabupaten Pemalang diatas merupakan suatu keadaan yang ingin dicapai dimasa
depan secara mandiri kegiatan‐kegiatan yang dilakukan secara sinergis antar pemangku
kepentingan yang terkait secara langsung maupun tidak langsung.
B. Misi Sanitasi Kabupaten Pemalang
Untuk dapat mewujudkan visi sanitasi Kabupaten Pemalang, maka dirumuskan beberapa misi
yaitu sebagai berikut :
Misi Air Limbah Domestik :
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan limbah domestik berbasis
masyarakat.
2. meningkatkan sarana dan prasarana penunjang.
3. Melakukan pemeliharaan terhadap saran yang sudah terbangun.
Misi Persampahan :
1. Meningkatkan dan mengembangkan SDM atau SKPD pengelola persampahan.
2. Melakukan pengadaan peralatan tambahan untuk pengelolaan sarana persampahan
3. Melakukan pemeliharaan sarana penunjang teknis.
Misi Drainase :
1. Mewujudkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan Drainase berbasis
masyarakat.
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana penunjang.
3. Melakukan pemeliharaan sarana Drainase yang telah ada / terbangun.
Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat :
1. Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam berperilaku hidup bersih
dan sehat.
2. Meningkatkan kesehatan masyarakat dan jaminan sosial.
5.5.1.2. Kebijakan Umum dan Strategi Sektor Sanitasi Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2016
A. Kebijakan Umum Sektor Sanitasi Kabupaten Pemalang
Pembangunan jangka menengah Kabupaten Pemalang diupayakan untuk mendukung
kebijakan pembangunan nasional yang pro poor, pro job, pro growth dan pro environment dan
keadilan untuk semua (justice for all). Selain itu pembangunan daerah di Kabupaten Pemalang
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-49
Laporan Akhir
sinergi dengan komitmen nasional yaitu pencapaian target pembangunan millennium (MDGs)
untuk semua urusan yang berkaitan dengan target capaian MDGs. Upaya pencapaian target
pembangunan daerah juga tidak terlepas dari target yang telah ditetapkan oleh kementerian
masing‐masing urusan baik melalui Renstra Kementrian dan Standar Pelayanan Minimal
(SPM). Sejalan dengan visi dan misi pembangunan jangka menengah Kabupaten Pemalang,
maka kebijakan umum pembangunan daerah selama lima tahun ke depan adalah sebagai
berikut :
1. Peningkatan derajad kesehatan masyarakat dengan titik berat pada penyediaan dan
pengembangan sarana dan prasarana, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
2. Peningkatan pemberdayaan masyarakat, penanggulangan kemiskinan, kesetaraan gender
dan perlindungan sosial, dengan titik berat pada peningkatan pelayanan dan rehabilitasi
sosial, pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha,
peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan, pelayanan KB, dan
penempatan transmigrasi.
3. Perluasan kesempatan dan pelayanan pendidikan secara merata dan berkualitas dengan
titik berat pada peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, dan kesetaraan
penyelenggaraan pendidikan terutama pada pendidikan dasar dan menengah.
4. Peningkatan tata kelola pemerintahan daerah yang baik dengan titik berat pada
peningkatan kualitas pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil, dan peningkatan
kinerja pengawasan dan pengelolaan keuangan daerah.
5. Peningkatan investasi dalam rangka pengelolaan potensi daerah dengan titik berat pada
peningkatan iklim investasi melalui pelayanan One Stop Services dan kebijakan pro
investasi, promosi dan kerjasama investasi, serta penciptaan iklim yang kondusif.
6. Pengoptimalan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup dengan titik berat
pada rehabilitasi lahan kritis, pemulihan cadangan sumberdaya alam, dan pencegahan
pencemaran dan perusakan lingkungan.
7. Penguatan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, UMKM, industri kecil dan
menengah, dengan titik berat pada peningkatan kapasitas kelembagaan koperasi dan
UMKM serta peningkatan daya saing produk industri.
8. Peningkatan pengelolaan potensi pertanian dan perikanan dengan titik berat
peningkatan produksi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, peningkatan
usaha agribisnis dan minapolitan, dan peningkatan ketahanan pangan.
9. Peningkatan infrastuktur wilayah yang berkualitas untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi dengan titik berat pada peningkatan kualitas jalan dan jembatan, jaringan irigasi,
pelayanan air bersih dan sanitasi serta sarana persampahan.
10. Peningkatan toleransi dalam kehidupan beragama dengan sasaran pada peningkatan
kerukunan antar umat beragama.
Untuk lebih mempertajam kebijakan umum pembangunan jangka menengah daerah serta
dengan mempertimbangkan kondisi daerah, maka dirumuskan kebijakan strategis dan prioritas
sebagai berikut :
1. Implementasi Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah (BLUD RSUD)
Sejalan dengan tuntutan peningkatan pelayanan bidang kesehatan khusunya di rumah sakit,
maka diperlukan perbaikan manajemen pengelolaan pelayanan kesehatan dalam bentuk
implementasi Badan Layanan Umum Daerah RSUD yang direncanakan akan dilaksanakan pada
awal tahun 2012.
2. Pengembangan Sarana dan Prasarana Penunjang RSUD serta Puskesmas Unggulan
Pengembangan sarana dan prasarana penunjang RSUD serta Puskesmas unggulan sekaligus
pengembangan Puskesmas rawat inap akan dilaksanakan secara bertahap pada tahun 2014
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-50
Laporan Akhir
dan 2015. Sarana dan prasarana tersebut meliputi peralatan medis yang penting untuk
pelayanan dasar kesehatan di puskesmas dan rumas sakit umum daerah.
3. Pemantapan Proporsi Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Umum
Untuk meningkatkan kemampuan dasar masyarakat utamanya lulusan sekolah menengah,
maka ditetapkan kebijakan peningkatan proporsi sekolah kejuruan (SMK) dan sekolah umum
(SMA) menjadi 60:40. Implementasi peningkatan proporsi tersebut yaitu dengan
pembangunan SMK baru pada tahun 2013, 2014 dan 2015, serta penambahan ruang kelas
baru pada SMK setiap tahun minimal 3 RKB
4. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah
Berdasarkan Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan daerah, maka
proporsi belanja langsung yang merupakan belanja yang menyentuh kebutuhan masyarakat
secara langsung direncanakan semakin meningkat. Oleh karena itu setiap tahun secara
bertahap direncanakan akan dilakukan peningkatan proporsi belanja langsung dan penurunan
belanja tidak langsung. Target pada tahun 2016 proporsi belanja langsung dan belanja tidak
langsung adalah 35:65. Hal tersebut juga diikuti dengan upaya efisiensi dan efektifitas
penggunaan anggaran dalam setiap program dan kegiatan baik pada belanja langsung
maupun pada belanja tidak langsung.
5. Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Aparatur dan Kelembagaan
Besarnya belanja tidak langsung pada APBD penyebab utamanya adalah besarnya belanja gaji
PNS yang saat ini berjumlah 13.245 orang. Oleh karena itu kebijakan yang akan ditempuh
untuk menurunkan belanja pegawai adalah selektif dalam penerimaan pegawai (zero growth).
Adapun jumlah pegawai yang pensiun setiap tahun berkisar 300‐400 orang, dengan demikian
pada akhir tahun 2016 diperkirakan jumlah PNS di Kabupaten Pemalang akan berkurang
sebanyak 1500 orang. Selanjutnya pada perspektif kelembagaan juga diupayakan kebijakan
kelembagaan yang efektif dengan prinsip miskin struktur kaya fungsi berdasarkan aturan dan
ketentuan yang berlaku.
6. Pembangunan Pusat Pedagangan Beras Regional
Sebagai upaya pendukung Kabupaten Pemalang yang merupakan salah satu lumbung beras di
Provinsi Jawa Tengah, maka akan dilaksanakan kebijakan pengembangan pemasaran beras
berupa pembangunan pasar induk beras regional pada tahun 2013.
7. Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Sejalan dengan kebijakan nasional upaya swasembada pangan serta mendukung gerakan bali
deso mbangun deso di Provinsi Jawa Tengah, maka Pemerintah Kabupaten Pemalang akan
melaksanakan pengendalian alig fungsi lahan guna mempertahankan keberadaan dan luasan
sawah lestari. Hal ini sekaligus sebagai upaya mempertahankan dan meningkatkan produksi
beras, tanpa menghambat dinamika pertumbuhan ekonomi di sektor lain.
8. Manajemen Usaha Kecil Menengah
Dengan semakin berkembangnya berbagai produksi industri rumah tangga, maka akan
dirancang kebijakan manajemen UKM untuk meningkatkan nilai tambah produksi. Kebijakan
manajemen UKM tersebut meliputi pasca produksi, data dan informasi pemasaran
9. Insentif Pengembangan Investasi Daerah
Salah satu upaya untuk meningkatkan arus investasi adalah dengan pemberian insentif bagi
calon investor. Insentif tersebut antara lain dalam bentuk kemudahan proses perijinan dan
penyiapan lahan.
10. Pemantapan Prasarana dan Sarana Dasar Ke PU an (PSD PU)
Kebijakan pemantapan PSD PU dalam bentuk rehabilitasi berupa jalan, jembatan dan sarana
perhubungan akan dilaksanakan pada tahun 2012 dan 2013 yang diharapkan dapat
mengkaver lebih dari 90% dari jumlah dan panjang sarana dan prasaran tersebut. Sedangkan
2 tahun berikutnya adalah optimalisasi pemeliharaan sarana dasar tersebut.
11. Privatisasi Pengelolaan Kepariwisataan
Berbagai potensi obyek wisata yang ada seperti kawasan widuri, pemandian moga dan
perhotelannya serta wisata air telaga silating akan dikembangkan dengan konsep kemudahan
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-51
Laporan Akhir
dan keterjangkauan akses. Kebijakan privatisasi ini untuk memberikan peluang kepada pihak
swasta dalam bentuk pengembangan dan pengelolaan obyek pariwisata.
12. Eksplorasi Pos Pengamatan Gunung Slamet
Posisi Kabupaten Pemalang sebagai satu‐satunya daerah yang memiliki sarana observasi
pengamatan aktivitas Gunung Slamet perlu ditangkap dengan pemanfaatan sarana tersebut
yang diintegrasikan dengan wisata dan penelitian. Kebijakan yang akan dilakukan adalah
dengan membangun dan meningkatkan sarana Gardu Pandang Pos Pengamatan Gunung
Slamet di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari untuk menjadi ikon wisata baru.
13. Pemenuhan Sarana Kebutuhan Dasar Listrik Perdesaan
Sampai dengan tahun 2010 jumlah dusun/dukuh yang belum terlayani jaringan listrik
sejumlah 124 dusun yang tersebar di seluruh Kabupaten Pemalang. Kebijakan tersebut berupa
percepatan pemenuhan layanan pembangunan listrik di perdusunan minimal sampai dengan
akhir tahun 2016 sebesar 80%.
14. Optimalisasi Pengelolaan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU)
Upaya lain yang akan dilakukan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan efisiensi adalah
dengan validasi data potensi wajib pajak penerangan jalan umum dan upaya pemasangan
meter KWH pada LPJU. Kebijakan ini akan ditempuh dengan meningkatkan koordinasi baik di
tingkat Regional PLN Provinsi, Area Pelayanan Jaringan (APJ) di Tegal maupun Unit Pelayanan
Jaringan di Kabupaten Pemalang yang tersebar di 4 lokasi. Dengan mengetahui potensi secara
pasti wajib pajak akan diketahui potensi pajak PJU, sedangkan pemasangan meter KWH pada
PJU diharapkan akan dapat diketahui pasti penggunaan energi pada PJU tersebut, tidak
dilakukan dengan pembayaran biaya tetap (abonemen).
15. Pengembangan Mina dan Agropolitan
Kabupaten Pemalang memiliki potensi perikanan laut dan darat yang cukup besar. Guna
pengembangan potensi tersebut maka perlu dilakukan dikembangkan konsep minapolitan
dengan peningkatan kualitas dan kuantitas produk serta kemudahan akses informasi
pemasaran. Sedangkan potensi pertanian di wilayah selatan yang sudah berkembang dengan
konsep agropolitan, perlu dilakukan revitalisasi.
16. Revitalisasi Pertanian
Peningkatan produksi pertaian sebagai salah satu basis perekonomian Kabupaten Pemalang
mensyaratkan peningkatan peran Penyuluh Pertanian Lapangan sebagai garda terdepan
dalam peningkatan produksi pertanian. Kebijakan konkrit yang akan dilaksanakan adalah
dengan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan kantor Balai Penyuluhan Pertanian di
setiap kecamatan, upaya pemberian insentif dan disinsentif bagi PPL, penyediaan data dan
informasi serta upaya peningkatan akses pasar. Kebijakan ini akan dilaksanakan pada tahun
2012 dan 2014 berupa alokasi pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan gedung BPP.
17. Integrasi Kurikulum Budi Pekerti dalam Semua Jenjang Pendidikan
Peningkatan kualitas kemampuan siswa dalam bentuk nilai prestasi belajar dan tingginya
angka kelulusan perlu disertai dengan upaya peningkatan kualitas budi pekerti siswa.
Kebijakan yang akan dilakukan untuk mendukung hal tersebut adalah dengan regulasi di
bidang pendidikan untuk meningkatkan muatan lokal tentang budi pekerti, pendidikan moral
dan nilai‐nilai luhur Pancasila.
5.5.2. Tujuan, Sasaran Umum dan Strategi Sektor Sanitasi
5.5.2.1. Tujuan Umum
1. Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
2. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, penanggulangan kemiskinan, kesetaraan
gender dan perlindungan sosial.
3. Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan
secara merata.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-52
Laporan Akhir
4. Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik, melalui pelayanan prima
sesuai dengan prinsip‐prinsip good governance.
5. Meningkatkan iklim investasi dan realisasi investasi daerah.
6. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
7. Meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, UMKM, industri kecil dan
menengah.
8. Meningkatkan pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan untuk mendukung
ketahanan pangan daerah.
9. Meningkatkan ketersediaan infrastuktur wilayah yang berkualitas untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah.
10. Meningkatkan toleransi dalam kehidupan antar umat beragama.
5.5.2.2. Sasaran Umum
1. Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, dengan sasaran:
a. Menurunya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk dan kurang.
b. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin.
c. Optimalnya penanggulangan penyakit menular terutama DB, HIV/AIDS, Kusta dan TB
d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan sesuai kebutuhan
e. Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di
kalangan masyarakat.
f. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
2. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, penanggulangan kemiskinan, kesetaraan
gender dan perlindungan sosial; dengan sasaran:
a. Meningkatnya pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS.
b. Bekurangnya persentase penduduk miskin.
c. Meningkatnya kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak
d. Meningkatnya pelayanan KB dan berkurangnya Drop Out KB dan Unmetneed KB.
e. Meningkatnya kualitas tenaga kerja dan penempatan tenaga kerja.
f. Meningkatnya kerjasama antar daerah dalam penempatan transmigrasi.
3. Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan dan meningkatkan kualitas
pendidikan secara merata; dengan sasaran:
b. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pada semua jenjang pendidikan.
c. Meningkatnya keterjangkauan pelayanan pendidikan secara merata di seluruh
wilayah.
d. Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan pada semua jenjang pendidikan
termasuk kualitas pendidik dan tenaga kependidikan.
e. Meningkatnya keterjaminan pelayanan pendidikan pada semua jenjang pendidikan.
4. Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik, melalui pelayanan prima
sesuai dengan prinsip‐prinsip good governance; dengan sasaran :
a. Meningkatnya kualitas pengawasan dan status audit keuangan daerah
b. Meningkatnya penangganan kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
c. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan melalui sistem
informasi administrasi kependudukan.
d. Meningkatkan koordinasi dengan aparatur penegak hukum sebagai upaya preventif
dalam pencegahan tindak pidana korupsi
5. Meningkatkan iklim investasi dan realisasi investasi daerah; dengan sasaran:
a. Meningkatnya layanan satu atap (one stop service)
b. Meningkatnya promosi dan kerjasama investasi
c. Meningkatnya penyediaan sarana pendukung investasi
d. Meningkatnya ketentraman, ketertiban dan kondusifitas daerah untuk menunjang
investasi daerah.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-53
Laporan Akhir
6. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup; dengan sasaran:
a. Meningkatnya rehabilitasi hutan dan lahan kritis.
b. Meningkatnya rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam
c. Terkendalinya pencemaran lingkungan hidup baik pencemaran udara, air dan tanah.
7. Meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, UMKM, industri kecil
dan menengah, dengan sasaran:
a. Meningkatnya kapasitas kelembagaan koperasi, UMKM dan industri kecil dan
menengah.
b. Meningkatnya daya saing produk industri dan UMKM baik didalam negeri maupun
luar negeri.
8. Meningkatkan pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan untuk mendukung
ketahanan pangan daerah; dengan sasaran:
a. Meningkatnya produksi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
b. Berkembangnya usaha agribisnis dan agroindustri.
c. Meningkatnya pendapatan petani dan nelayan.
9. Meningkatkan ketersediaan infrastuktur wilayah yang berkualitas untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah; dengan sasaran:
a. Meningkatnya kualitas infrastruktur jalan dan jembatan
b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air.
c. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan sampah, air bersih dan
penerangan.
10. Meningkatkan toleransi dalam kehidupan antar umat beragama; dengan sasaran:
a. Meningkatnya toleransi bermasyarakat dalam mewujudkan kehidupan yang aman
dan damai
b. Meningkatnya kerukunan dan kegotongroyongan antar umat beragama.
c. Meningkatkan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat
5.5.2.3. Arah Tahapan Pencapaian
Arahan pentahapan pembangunan sanitasi disesuaikan dengan arahan pentahapan
pembangunan kabupaten secara menyeluruh, yaitu tahap konsolidasi, tahap pelaksanaan dan
tahap pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
a. Tahap Konsolidasi
Tahap konsolidasi meliputi konsolidasi SKPD yang menangani sanitasi, menyusun rencana
strategis, mengintegrasikan kedalam dokumen daerah (RKPD, Renja SKPD, KUA, PPAS, RAPBD),
advokasi kebijakan, dan advokasi anggaran
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi, pelaksanaan proyek‐proyek pengembangan sanitasi baik yang
bersifat fisik maupun pemberdayaan dan penyadaran masyarakat.
c. Tahap Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
Tahap ini meliputi pengembangan sarana pra sarana sanitasi dengan melibatkan masyarakat
dan dunia usaha serta peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat.
5.6. INTEGRASI STRATEGI PEMBANGUNAN KAB/KOTA DAN SEKTOR
Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat disusun
matriks strategi pembangunan pada skala Kabupaten Pemalang yang meliputi:
a. RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial;
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-54
Laporan Akhir
b. RI‐SPAM dan Corporate Plan PDAM sampai dengan tahun 2026 sebagai arahan
pengembangan air minum; dan
c. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-55