Anda di halaman 1dari 55

Laporan Akhir

BAB V
KETERPADUAN STRATEGI
PEMBANGUNAN PERKOTAAN
 
5.1. ARAHAN RTRW KABUPATEN/KOTA 
Kebijakan  strategis  Kabupaten  Pemalang  berdasarkan  Peraturan  Daerah  Kabupaten 
Pemalang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang Tahun 
2011 – 2031 yang terkait dengan Penyusunan RPI2JM Kabupaten Pemalang sebagai berikut : 
A. Tujuan Penataan Ruang 
Penataan  ruang  Kabupaten  bertujuan  mewujudkan  ruang  daerah  berbasis  pertanian  yang 
didukung  oleh  sektor  perdagangan  dan  industri  dalam  sistem  wilayah  terpadu  dan 
berkelanjutan. 
B. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang 
a. Kebijakan  pengembangan  pusat  pelayanan  guna  mendorong  pertumbuhan  dan 
pemerataan perkembangan wilayah, strateginya meliputi : 
1) membagi  wilayah  fungsional  Daerah  berdasarkan  morfologi  dan  kondisi  sosial 
ekonomi Daerah; 
2) mengembangkan pusat pelayanan baru yang mampu berfungsi sebagai PKLp; dan 
3) mengoptimalkan peran ibukota kecamatan sebagai PPK. 
b. Kebijakan peningkatan keterhubungan perkotaan – perdesaan, strateginya meliputi : 
1) mengembangkan  permukiman  perkotaan  yang  didukung  sektor  perdagangan  dan 
jasa; dan 
2) mengembangkan permukiman perdesaan yang sinergi dengan sector pertanian. 
c. Kebijakan pengembangan prasarana Daerah, strateginya meliputi : 
1) meningkatkan  kualitas  jaringan  jalan  yang  menghubungkan  antara  simpul‐simpul 
kawasan produksi dengan kawasan pusat pemasaran; 
2) meningkatkan pelayanan sistem energi dan telekomunikasi; 
3) mengembangkan sistem prasarana sumberdaya air; 
4) mengembangkan sistem jaringan limbah di kawasan peruntukan industri dan kawasan 
perkotaan; 
5) mengembangkan jalur dan ruang evakuasi bencana alam; dan 
6) mengembangkan sistem sanitasi lingkungan. 
d. Kebijakan peningkatan pengelolaan kawasan lindung, strateginya meliputi : 
1) menentukan deliniasi kawasan lindung berdasarkan sifat perlindungannya; 
2) menetapkan luas dan lokasi kawasan lindung; 
3) melakukan penghijauan lereng Gunung Slamet; 
4) meningkatkan  pengelolaan  kawasan  yang  berkelerengan  di  atas  40%  (empat  puluh 
persen); dan 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-1
Laporan Akhir
 
5) melakukan  pengolahan  tanah  dengan  pola  terasiring  dan  penghijauan  pada  lahan 
rawan longsor dan erosi. 
e. Kebijakan  pengurangan  kegiatan  budidaya  pada  lahan  kawasan  lindung,  strateginya 
meliputi: 
1) mengendalikan secara ketat pemanfaatan kawasan lindung; dan 
2) mengembangkan pertanian yang diimbangi dengan penanaman tanaman keras pada 
lahan kawasan lindung yang dimiliki masyarakat. 
f. Kebijakan pengendalian alih fungsi lahan pertanian produktif, strateginya meliputi: 
1) menetapkan  sebagian  besar  lahan  sawah  beririgasi  menjadi  lahan  pertanian  pangan 
berkelanjutan; 
2) mengarahkan perkembangan kegiatan terbangun pada lahan bukan sawah; 
3) merevitalisasi dan mengembangkan jaringan irigasi; dan 
4) meningkatkan produktivitas lahan pertanian. 
g. Kebijakan  pengendalian  perkembangan  kegiatan  budi  daya  agar  tidak  melampaui  daya 
dukung dan daya tampung lingkungan hidup, strateginya meliputi : 
1) membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana; 
2) mengendalikan  perkembangan  permukiman  perdesaan  pada  kawasan  pertanian 
lahan pangan; 
3) mengarahkan  perkembangan  kawasan  terbangun  di  kawasan  perkotaan  secara 
efisien; dan 
4) mengembangkan  ruang  terbuka  hijau  kawasan  perkotaan  dengan  luas  paling  sedikit 
30% (tiga puluh persen). 
h. Kebijakan pengembangan kawasan perdagangan yang mampu menjadi pusat pemasaran 
hasil komoditas Daerah, strateginya meliputi : 
1) mengembangkan  peran  PKL,  PKLp  dan  PPK  sebagai  kawasan  perkotaan  tempat 
pemasaran komoditas perdagangan dan mampu memasarkan komoditas lokal ke luar 
Daerah; dan 
2) meningkatkan  peran  PPL  sebagai  pengumpul  dan  pendistribusi  komoditas  ekonomi 
perdesaan. 
i. Kebijakan pengembangan industri berbahan baku lokal, strateginya meliputi : 
1) mengarahkan pengembangan kegiatan  industri manufaktur di kawasan koridor jalan 
pantai utara (Pantura); 
2) mengembangkan agroindustri untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian; 
3) mengembangkan industri kreatif yang berbahan baku lokal; dan 
4) mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan industri.
j. Kebijakan pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir, strateginya meliputi : 
1) mengembangkan sarana dan prasarana pelabuhan pengumpan; 
2) mengembangkan sarana dan prasarana perikanan; 
3) mengembangkan sarana dan prasarana pariwisata; 
4) mengembangkan kawasan perlindungan setempat; dan 
5) melakukan penghijauan kawasan pantai. 
k. Kebijakan  peningkatan  fungsi  kawasan  untuk  pertahanan  dan  keamanan,  strateginya 
meliputi : 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-2
Laporan Akhir
 
1) memantapkan  kawasan  strategis  nasional  dengan  fungsi  khusus  pertahanan  dan 
keamanan; 
2) mengembangkan  budidaya  secara  selektif  di  dalam  dan  di  sekitar  kawasan  strategis 
nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; 
3) mengembangkan  kawasan  lindung  dan/atau  kawasan  budidaya  tidak  terbangun  di 
sekitar kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya terbangun; dan 
4) turut  serta  memelihara  dan  menjaga  aset‐aset  Pertahanan/Tentara  Nasional 
Indonesia (TNI). 
l. Kebijakan pengembangan kawasan strategis Daerah, strateginya meliputi : 
1) mengarahkan  dan  memantapkan  perkembangan  koridor  jalan  arteri  pantai  utara 
(pantura); 
2) mengembangkan  kawasan  pusat  pelayanan  baru  di  wilayah  bagian  tengah  dan 
selatan; 
3) memantapkan dan mengembangkan kawasan agropolitan Waliksarimadu; 
4) mengembangkan potensi panas bumi; 
5) mengembangkan pos pengamatan gunung berapi; 
6) meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan DAS; dan 
7) meningkatkan perlindungan terhadap kawasan pendukung keseimbangan iklim makro 
di kawasan pesisir. 
 
C. Rencana Struktur Ruang 
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Pemalang meliputi : 
1). Rencana sistem pusat pelayanan terdiri atas : 
a) Rencana sistem perkotaan terdiri atas:  
 pengembangan PKL berada di Perkotaan Pemalang, dan Perkotaan Comal;  
 pengembangan  PKLp  berada  di  Perkotaan  Randudongkal,  Perkotaan  Belik,  dan 
Perkotaan Moga;  
 pengembangan PPK meliputi :  
- Kawasan perkotaan Ulujami;  
- Kawasan perkotaan Ampelgading; 
- Kawasan perkotaan Petarukan; 
- Kawasan perkotaan Bantarbolang; 
- Kawasan perkotaan Bodeh; 
- Kawasan perkotaan Warungpring; 
- Kawasan perkotaan Watukumpul; dan 
- Kawasan perkotaan Pulosari; 
b) Rencana sistem perdesaan berupa pengembangan PPL, meliputi : 
 Desa Pamutih;    Desa Gombong;  
 Desa Mojo;    Desa Kuta;  
 Desa Karangasem;   Desa Kalimas;  
 Desa Klareyan;   Desa Pegiringan;  
 Desa Karangsari;    Desa Kemuning;  
 Desa Susuka;   Desa Mandiraja; dan 
 Desa Cikadu;    Desa Cibuyur. 
 Desa Kebandungan;  
 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-3
Laporan Akhir
 
c) Rencana sistem wilayah yang berupa SWP, meliputi : 
 SWP  Pemalang  memiliki  fungsi  meliputi  pusat  pemerintahan  daerah, 
perdagangan  dan  jasa,  pariwisata,  pertanian  lahan  pangan,  perikanan,  dan 
industri dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Pemalang meliputi : 
1. Kecamatan Pemalang; 
2. Kecamatan Taman; dan 
3. Kecamatan Petarukan. 
 SWP  Comal  memiliki  fungsi  meliputi  perdagangan  dan  jasa,  pertanian  lahan 
pangan, industi, dan perikanan dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan 
Comal meliputi : 
1. Kecamatan Ampelgading; 
2. Kecamatan Comal; 
3. Kecamatan Ulujami; dan 
4. Kecamatan Bodeh. 
 SWP Randudongkal memiliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, agro industri, 
kehutanan,  perdagangan  dan  jasa,  dan  pengelolaan  kawasan  lindung  dengan 
pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Randudongkal meliputi : 
1. Kecamatan Randudongkal; 
2. Kecamatan Bantarbolang; dan 
3. Kecamatan Warungpring. 
 SWP  Belik  memiliki  fungsi  meliputi  pertanian  hortikultural,  agro  industri, 
perdagangan  dan  jasa,  dan  pengelolaan  kawasan  lindung  dengan  pusat 
pengembangan Kawasan Perkotaan Belik meliputi: 
1. Kecamatan Belik; dan 
2. Kecamatan Watukumpul. 
 SWP  Moga  memliki  fungsi  meliputi  pertanian  hortikultural,  pariwisata,  agro 
industri,  dan  pengelolaan  kawasan  lindung  dengan  pusat  pengembangan 
Kawasan Perkotaan Moga meliputi : 
1. Kecamatan Moga; dan 
2. Kecamatan Pulosari. 
2). Rencana sistem jaringan prasarana wilayah di Kabupaten Pemalang  meliputi : 
 Rencana sistem jaringan transportasi;  
 Rencana sistem jaringan energi;  
 Rencana sistem jaringan telekomunikasi;  
 Rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air; dan 
 Rencana sistem jaringan pengelolaan lingkungan. 
 
Secara  spasial  rencana  struktur  ruang  Kabupaten  Pemalang  dapat  dilihat  pada  Peta  Rencana 
Struktur Ruang Kabupaten Pemalang. 
   

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-4
Laporan Akhir
 
Peta 5. 1 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Pemalang. 
 
   

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-5
Laporan Akhir
 
D. Rencana Pola Ruang 
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pemalang meliputi : 
1). Kawasan lindung  
a) Kawasan hutan lindung, meliputi : 
(1) Kawasan  hutan  lindung  berupa  kawasan  hutan  yang  dikelola  oleh  negara  dan 
berfungsi  lindung  dengan  luas  kurang  lebih  5.082  (lima  ribu  delapan  puluh  dua) 
hektar meliputi :  
 Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 53 (lima puluh tiga) Hektare; 
 Kecamatan  Belik  dengan  luas  kurang  lebih  1.095  (seribu  Sembilan  puluh  lima) 
Hektare; 
 Kecamatan  Moga  dengan  luas  kurang  lebih  195  (seratus  Sembilan  puluh  lima) 
Hektare; 
 Kecamatan  Pulosari  dengan  luas  kurang  lebih  2.036  (dua  ribu  tiga  puluh  enam) 
Hektare; dan 
 Kecamatan  Watukumpul  dengan  luas  kurang  lebih  1.704  (seribu  tujuh  ratus 
empat) Hektare. 
b) Kawasan  yang  memberikan  perlindungan  terhadap  kawasan  bawahannya  berupa 
kawasan resapan air dengan luas kurang lebih 6.609 (enam ribu enam ratus Sembilan) 
Hektare meliputi :  
 Kecamatan  Bantarbolang  dengan  luas  kurang  lebih  480  (empat  ratus  delapan 
puluh) Hektare; 
 Kecamatan  Belik  dengan  luas  kurang  lebih  2.669  (dua  ribu  enam  ratus  enam 
puluh sembilan) Hektare; 
 Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 200 (dua ratus) Hektare; 
 Kecamatan  Moga  dengan  luas  kurang  lebih  327  (tiga  ratus  dua  puluh  tujuh) 
Hektare; 
 Kecamatan  Pulosari  dengan  luas  kurang  lebih  180  (seratus  delapan  puluh) 
Hektare; 
 Kecamatan  Randudongkal  dengan  luas  kurang  lebih  170  (seratus  tujuh  puluh) 
Hektare; 
 Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 70 (tujuh puluh) Hektare; dan 
 Kecamatan  Watukumpul  dengan  luas  kurang  lebih  2.514  (dua  ribu  lima  ratus 
empat belas) Hektare. 
c) Kawasan perlindungan setempat, meliputi : 
(1) Kawasan sempadan pantai, terdiri atas : 
 Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 12 (dua belas) Hektare; 
 Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 13 (tiga belas) Hektare; 
 Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 19 (sembilan belas) Hektare; 
dan 
 Kecamatan  Ulujami  dengan  luas  kurang  lebih  29  (dua  puluh  sembilan) 
Hektare. 
(2) Kawasan sempadan sungai dan saluran, terdiri atas : 
 Sungai  Waluh  beserta  23  (dua  puluh  tiga)  anak  sungai  melalui  :  Kecamatan 
Pulosari;  Kecamatan  Moga;  Kecamatan  Warungpring;  Kecamatan 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-6
Laporan Akhir
 
Randudongkal;  Kecamatan  Bantarbolang;  Kecamatan  Pemalang;  dan 
Kecamatan Taman. 
 Sungai Rambut yang beserta 13 (tiga belas) anak sungai melalui : Kecamatan 
Pulosari;  Kecamatan  Moga;  Kecamatan  Warungpring;  Kecamatan 
Randudongkal; dan Kecamatan Pemalang. 
 Sungai  Comal  beserta  68  (enam  puluh  delapan)  anak  sungai  melalui  : 
Kecamatan Pulosari; Kecamatan Watukumpul; Kecamatan Bodeh; Kecamatan 
Belik; Kecamatan Moga; Kecamatan Randudongkal; Kecamatan Bantarbolang; 
Kecamatan  Ampelgading;  Kecamatan  Petarukan;  Kecamatan  Comal;  dan 
Kecamatan Ulujami. 
(3) Kawasan sekitar mata air, meliputi : 
 Sumber  air  di  Kecamatan  Randudongkal  meliputi  :  Sumber  Air  Kamanda; 
Sumber Air Bayur; Sumber Air Sumurdawa; Sumber Air Sumurjagung; Sumber 
Air Setan; Sumber Air Sumur templok; Sumber Air Sumur kidang; Sumber Air 
Tapang; Sumber Air Pagedangan; Sumber Air Wanasari; Sumber Air Kesepian; 
Sumber  Air  Gambreng;  Sumber  Air  Tengkolo;  Sumber  Air  Blimbing;  Sumber 
Air Danasari; dan Sumber Air Lesung. 
 Sumber air di Kecamatan Belik meliputi : Sumber Air Telaga Gede; Sumber Air 
Pagengan;  Sumber  Air  Setu;  Sumber  Air  Binangun;  Sumber  Air  Jangkung; 
Sumber  Air  Pekutukan;  Sumber  Air  Royom;  Sumber  Air  Gunungmas;  dan 
Sumber Air Jambu. 
 Sumber air di Kecamatan Moga meliputi : Sumber Air Gondang Leko; Sumber 
Air  Banyumudal;  Sumber  Air  Balaikambang;  Sumber  Air  Suci;  Sumber  Air 
Ketug;  Sumber  Air  Jambe;  Sumber  Air  Benoa;  Sumber  Air  Sablekok;  Sumber 
Air Arus; Sumber Air Ketuwon; Sumber Air Glagah; Sumber Air Rawa; Sumber 
Air Kembang; Sumber Air Patoman; Sumber Air Wakim; Sumber Air Sikalong; 
Sumber Air Rumput; Sumber Air Sipedil; Sumber Air Suci; Sumber Air Sumber; 
Sumber Air Karangbolong; Sumber Air Pulanggeni; dan Sumber Air Buntu. 
 Sumber air di Kecamatan Warungpring meliputi : Sumber Air Waluh; Sumber 
Air  Dodokan;  Sumber  Air  Wringin;  Sumber  Air  Pagedangan;  Sumber  Air 
Blokbuner;  Sumber  Air  Kali  Gedang;  Sumber  Air  Kali  Koran;  Sumber  Air  Kali 
Cawiyen; Sumber Air Pengasinan; Sumber Air Tuk Jati; Sumber Air Tuk Kasen; 
Sumber Air Tuk Pucung; Sumber Air Oren; Sumber Air Ember; dan Sumber Air 
Gintung. 
 Sumber  air  di  Kecamatan  Pulosari  meliputi  :  Sumber  Air  Panas;  Sumber  Air 
Mudal;  Sumber  Air  Kemadu;  Sumber  Air  Kerep;  Sumber  Air  Mangis;  dan 
Sumber Air Lengsar. 
 Sumber  air  di  Kecamatan  Bantarbolang  meliputi  :  Sumber  Air  Sumur  Getek; 
Sumber Air Tuk Semiliran; dan Sumber Air Pring Kisut. 
 Sumber air di Kecamatan Pemalang yaitu Sumber Air Surajaya. 
d) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya, terdiri atas : 
(1) Cagar alam meliputi : 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-7
Laporan Akhir
 
 Cagar  Alam  Vak  53  Comal  di  Desa  Kebongede  Kecamatan  Bantarbolang 
dengan luas kurang lebih 29 (dua puluh sembilan) Hektare; 
 Cagar  Alam  Bantarbolang  di  Desa  Kebongede  Kecamatan  Bantarbolang 
dengan luas kurang lebih 25 (dua puluh lima) Hektare; 
 Cagar Alam Moga di Desa Banyumudal Kecamatan Moga dengan luas kurang 
lebih 4 (empat) Hektare; dan 
 Cagar Alam Curug Bengkawah di Desa Sikasur Kecamatan Belik seluas kurang 
lebih 2 (dua) Hektare. 
(2) Cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi :  
 Situs Plawangan di Desa Lawangrejo Kecamatan Pemalang; 
 Batu Bajul Putih di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang; 
 Situs Tambakringin di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang; 
 Situs Sukmonunggal di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal; 
 Sukmajati di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal; 
 Sukmananggung di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal; 
 Situs Candi Lunggi di Desa Mandiraja Kecamatan Moga; 
 Punden Berundak di Desa Banyumudal Kecamatan Moga; 
 Gua Jepang di Desa Majalangu Kecamatan Watukumpul; 
 Kawasan Candi Batur di Desa Bulakan Kecamatan Belik; 
 Batursari di Desa Batursari Kecamatan Pulosari; 
 Simodin di Dukuh Kalilingseng Kecamatan Watukumpul; dan 
 Situs dan/atau bangunan lain yang akan ditetapkan kemudian. 
(3) Kawasan muara sungai (estuari), meliputi : 
 Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 8 (delapan) Hektare; 
 Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 9 (sembilan) Hektare; 
 Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 10 (sepuluh) Hektare; dan 
 Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 12 (dua belas) Hektare. 
(4) Kawasan pantai berhutan bakau, meliputi : 
 Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 5 (lima) Hektare; 
 Kecamatan  Petarukan  dengan  luas  kurang  lebih  49  (empat  puluh  sembilan) 
Hektare; dan 
 Kecamatan  Ulujami  dengan  luas  kurang  lebih  379  (tiga  ratus  tujuh  puluh 
sembilan) Hektare. 
(5) Kawasan rawan bencana alam terdiri atas : 
 kawasan rawan gelombang pasang dan abrasi; 
 kawasan rawan banjir; 
 kawasan rawan kekeringan; 
 kawasan rawan angin topan; 
 kawasan rawan tanah longsor; 
 kawasan rawan letusan gunung berapi; dan 
 kawasan rawan bencana lainnya. 
 
 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-8
Laporan Akhir
 
e) Kawasan Rawan Bencana Alam, meliputi : 
(1) Kawasan rawan gelombang pasang dan abrasi, meliputi : 
 Kecamatan  Pemalang  :  Desa  Lawangrejo,  dan  Danasari;  Kelurahan 
Sugihwaras, dan Widuri. 
 Kecamatan Taman : Desa Asemdoyong. 
 Kecamatan Petarukan : Desa Nyamplungsari, Kendalrejo, dan Klareyan. 
 Kecamatan Ulumaji :  Desa Pesantren, Mojo, Limbangan, Ketapang, Blendung, 
Kaliprau, Kertosari, dan Tasikrejo. 
(2) Kawasan Banjir, meliputi :  
 Kecamatan Comal;   Kecamatan Petarukan; 
 Kecamatan Pemalang;    Kecamatan Ampelgading;  
 Kecamatan Taman;    Kecamatan Ulumaji;  
(3) Kawasan rawan kekeringan, meliputi : 
 Kecamatan pulosari, dan Kecamatan Belik. 
(4) Kawasan rawan angin topan meliputi:  
 Kecamatan Balik;    Kecamatan Bodeh; 
 Kecamatan Watukumpul;    Kecamatan Ampelgading; dan 
 Kecamatan Randudongkal;   Kecamatan Bantarbolang; 
(5) Kawasan rawan tanah longsor, meliputi:  
 Kecamatan  Watukumpul,  Kecamatan  belik,  Kecamatan  Pulosari,  Kecamatan 
Moga, Kecamatan Randudongkal, dan Sepanjang alur DAS Comal. 
(6) Kawasan rawan letusan gunung berapi, meliputi : 
 Kecamatan Pulosari dan Belik. 
(7) Kawasan rawan bencana lainnya, meliputi : 
 Kawasan rawan petir dan kebakaran yang tersebar didaerah. 
f) Kawasan Lindung Geologi, meliputi : 
(1) Kawasan cagar alam geologi berupa kawasan imbuhan air yang meliputi kawasan 
resapan air  tanah pada, CAT Pekalongan – Pemalang; dan CAT Lebaksiu. 
(2) Kawasan Lindung Lainnya 
Kawasan  lindung lainnya berupa kawasan perlindungan plasma nutfah. Kawasan 
perlindungan  plasma  nutfah  berupa  kawasan  perlindungan  plasma  nutfah 
perairan meliputi:  
 Kawasan Waduk Kedung Ombo;  
 Waduk Brambang;  
 Waduk Gebyar; dan 
 Waduk Ketro. 
g) Kawasan Lindung Lainnya, meliputi : 
 Kawasan perlindungan plasma nutfah di daratan; dan 
 Kawasan perlindungan plasma nutfah di perairan. 
2). Kawasan budidaya 
a) Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, meliputi : 
(1) Kawasan hutan produksi terbatas dengan luas kurang lebih 10.617 (sepuluh ribu 
enam ratus tujuh belas) hektar, meliputi :  

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-9
Laporan Akhir
 
 Kecamatan Bantarbolang;   Kecamatan Pemalang;  
 Kecamatan Belik;   Kecamatan Pulosari; dan  
 Kecamatan Bodeh;   Kecamatan Watukumpul. 
 Kecamatan Moga; 
(2) Kawasan hutan produksi tetap dengan luas kurang lebih 16.869 (enam belas ribu 
delapan ratus enam puluh Sembilan) hektar meliputi :  
 Kecamatan Ampelgading;   Kecamatan Pulosari;  
 Kecamatan Bantarbolang;   Kecamatan Randudongkal; 
 Kecamatan Belik;   Kecamatan Watukumpul; 
 Kecamatan Bodeh;   Kecamatan Taman; dan 
 Kecamatan Moga;   Kecamatan Warungpring. 
 Kecamatan Pemalang;  
b) Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat 
Kawasan  peruntukan  hutan  rakyat  dengan  luas  kurang  lebih  18.473  (delapan  belas 
ribu empat ratus tujuh puluh tiga) hektar meliputi:  
 Kecamatan Ampelgading;   Kecamatan Pulosari;  
 Kecamatan Bantarbolang;   Kecamatan Randudongkal; 
 Kecamatan Belik;   Kecamatan Watukumpul; 
 Kecamatan Bodeh;   Kecamatan Ulumaji; 
 Kecamatan Comal;   Kecamatan Taman; dan 
 Kecamatan Moga;   Kecamatan Warungpring. 
 Kecamatan Pemalang;  
c) Kawasan Peruntukan Pertanian, terdiri atas :  
(1) Kawasan peruntukan tanaman pangan, meliputi : 
 Kawasan  sawah  irigasi  dengan  luas  kurang  lebih  30.299  (tiga  puluh  ribu  dua 
ratus sembilan puluh sembilan) Hektare meliputi : 
 Kecamatan  Ampelgading  dengan  luas  kurang  lebih  2.546  (dua  ribu  lima 
ratus empat puluh enam) Hektare; 
 Kecamatan  Bantarbolang  dengan  luas  kurang  lebih  2.269  (dua  ribu  dua 
ratus enam puluh sembilan) Hektare; 
 Kecamatan  Belik  dengan  luas  kurang  lebih  1.963  (seribu  Sembilan  ratus 
enam puluh tiga) Hektare; 
 Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 1.364 (seribu tiga ratus enam 
puluh empat) Hektare; 
 Kecamatan Comal dengan luas kurang lebih 1.551 (seribu lima ratus lima 
puluh satu) Hektare; 
 Kecamatan  Moga  dengan  luas  kurang  lebih  1.355  (seribu  tiga  ratus  lima 
puluh lima) Hektare; 
 Kecamatan  Pemalang  dengan  luas  kurang  lebih  3.462  (tiga  ribu  empat 
ratus enam puluh dua) Hektare; 
 Kecamatan  Petarukan  dengan  luas  kurang  lebih  4.991  (empat  ribu 
sembilan ratus sembilan puluh satu) Hektare;  

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-10
Laporan Akhir
 
 Kecamatan  Randudongkal  dengan  luas  kurang  lebih  2.364  (dua  ribu  tiga 
ratus enam puluh empat) Hektare; 
 Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 3.465 (tiga ribu empat ratus 
enam puluh lima) Hektare; 
 Kecamatan  Ulujami  dengan  luas  kurang  lebih  2.320  (dua  ribu  tiga  ratus 
dua puluh) Hektare; 
 Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 1.105 (seribu 
 seratus lima) Hektare; dan 
 Kecamatan  Watukumpul  dengan  luas  kurang  lebih  1.544  (seribu  lima 
ratus empat puluh empat) Hektare. 
 Kawasan sawah bukan irigasi dengan luas kurang lebih 7.316 (tujuh ribu tiga 
ratus enam belas) Hektare meliputi : 
 Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 2.351 (dua ribu tiga ratus lima 
puluh satu) Hektare; 
 Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 894 (delapan ratus sembilan 
puluh empat) Hektare; 
 Kecamatan  Moga dengan  luas  kurang  lebih 192  (seratus Sembilan puluh 
dua) Hektare; 
 Kecamatan  Pulosari  dengan  luas  kurang  lebih  443  (empat  ratus  empat 
puluh tiga) Hektare; 
 Kecamatan  Randudongkal  dengan  luas  kurang  lebih  645  (enam  ratus 
empat puluh lima) Hektare; 
 Kecamatan  Ulujami dengan  luas  kurang  lebih  558  (lima  ratus  lima puluh 
delapan) Hektare; 
 Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 100 (seratus) Hektare; 
dan 
 Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 2.133 (dua ribu seratus 
tiga puluh tiga) Hektare. 
(2) Kawasan peruntukan hortikultura, meliputi : 
 Kawasan hortikultura dengan luas kurang lebih 9.329 (sembilan ribu tiga ratus 
dua puluh sembilan) Hektare meliputi : 
 Kecamatan Ampelgading dengan luas kurang lebih 74 (tujuh puluh empat) 
Hektare; 
 Kecamatan  Bantarbolang  dengan  luas  kurang  lebih  407  (empat  ratus 
tujuh) Hektare; 
 Kecamatan  Belik  dengan  luas  kurang  lebih  1019  (seribu  sembilan  belas) 
Hektare; 
 Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 648 (enam ratus empat puluh 
delapan) Hektare; 
 Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 479 (empat ratus tujuh puluh 
sembilan) Hektare; 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-11
Laporan Akhir
 
 Kecamatan  Pemalang  dengan  luas kurang  lebih  441  (empat  ratus empat 
puluh satu) Hektare; 
 Kecamatan  Petarukan  dengan  luas  kurang  lebih  82  (delapan  puluh  dua) 
Hektare; 
 Kecamatan  Pulosari  dengan  luas  kurang  lebih  3.368  (tiga  ribu  tiga  ratus 
enam puluh delapan) Hektare; 
 Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 702 (tujuh ratus dua) 
Hektare; 
 Kecamatan  Taman  dengan  luas  kurang  lebih  74  (tujuh  puluh  empat) 
Hektare; 
 Kecamatan  Ulujami dengan  luas  kurang  lebih  558  (lima  ratus  lima puluh 
delapan) Hektare; 
 Kecamatan  Warungpring  dengan  luas  kurang  lebih  25  (dua  puluh  lima) 
Hektare; dan 
 Kecamatan  Watukumpul  dengan  luas  kurang  lebih  1.452  (seribu  empat 
ratus lima puluh dua) Hektare. 
(3) Kawasan peruntukan perkebunan, meliputi : 
 Kawasan  perkebunan  rakyat  dengan  luas  kurang  lebih  13.850  (tiga  belas  ribu 
delapan ratus lima puluh) Hektare meliputi: 
 Kecamatan  Pemalang  dengan  luas  kurang  lebih  1.350  (seribu  tiga  ratus 
lima puluh) Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, dan kapas; 
 Kecamatan  Petarukan  dengan  luas  kurang  lebih  650  (enam  ratus  lima 
puluh) Hektare dengan komoditas tebu, dan kelapa; 
 Kecamatan  Ampelgading  dengan  luas  kurang  lebih  700  (tujuh  ratus) 
Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, dan kapas; 
 Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 1.250 (seribu dua ratus lima 
puluh) Hektare dengan komoditas tebu, dan kelapa; 
 Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 900 (sembilan ratus) 
Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, dan kopi; 
 Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 900 (sembilan ratus) Hektare 
dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, kopi, nilam, lada; 
 Kecamatan  Warungpring  dengan  luas  kurang  lebih  300  (tiga  ratus) 
Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, kopi, dan nilam; 
 Kecamatan  Pulosari  dengan  luas  kurang  lebih  1.700  (seribu  tujuh  ratus) 
Hektare dengan komoditas cengkeh, kopi, teh, dan tembakau; 
 Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 1.750 (seribu tujuh ratus lima 
puluh)  Hektare  dengan  komoditas  kelapa,  cengkeh,  kakao,  kopi,  nilam, 
glagah, dan teh; 
 Kecamatan  Watukumpul  dengan  luas  kurang  lebih  1.700  (seribu  tujuh 
ratus)  Hektare  dengan  komoditas  kelapa,  cengkeh,  kakao,  kopi,  nilam, 
dan glagah; 
 Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 650 (enam ratus lima puluh) 
Hektar dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, dan kakao; 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-12
Laporan Akhir
 
 Kecamatan  Bantarbolang  dengan  luas  kurang  lebih  800  (delapan  ratus) 
Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, dan kakao; 
 Kecamatan  Taman  dengan  luas  kurang  lebih  700  (tujuh  ratus)  Hektare 
dengan komoditas tebu, kelapa, dan kapas; dan 
 Kecamatan  Comal  dengan  luas  kurang  lebih  500  (lima  ratus)  Hektare 
dengan komoditas tebu dan kelapa. 
 Kawasan perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan dengan luas 
lahan kurang lebih 1.863 (seribu delapan ratus enam puluh tiga) Hektare meliputi: 
 Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 160 (seratus enam puluh) 
Hektare; 
 Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 542 (lima ratus empat puluh 
dua) Hektare; 
 Kecamatan  Randudongkal  dengan  luas  kurang  lebih  350  (tiga  ratus  lima 
puluh) Hektare; 
 Kecamatan  Moga  dengan  luas  kurang  lebih  274  (dua  ratus  tujuh  puluh 
empat) Hektare; 
 Kecamatan  Belik  dengan  luas  kurang  lebih  82  (delapan  puluh  dua) 
Hektare; 
 Kecamatan  Bodeh  dengan  luas  kurang  lebih  124  (seratus  dua  puluh 
empat) Hektare; 
 Kecamatan Ampelgading dengan luas kurang lebih 125 (seratus dua puluh 
lima) Hektare; dan 
 Kecamatan  Pulosari  dengan  luas  kurang  lebih  206  (dua  ratus  enam) 
Hektare. 
(4) Kawasan peruntukan Perikanan, meliputi : 
 kawasan peruntukan perikanan tangkap, meliputi : 
 kawasan  penangkapan  ikan  skala  kecil  dengan  area  tangkapan  antara  0 
(nol) – 6 (enam) mil dari pantai; 
 kawasan  penangkapan  ikan  skala  menengah  dengan  area  tangkapan 
antara 6 (enam) ‐12 (dua belas) mil dari garis pantai; dan 
 kawasan penangkapan ikan skala besar dengan area tangkapan lebih dari 
12 (dua belas) mil dari garis pantai. 
 Rencana untuk mendukung peningkatan hasil perikanan, meliputi : 
 pengembangan  dan  peningkatan  Pelabuhan  Perikanan  Pantai  beserta 
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kecamatan Taman; 
 peningkatan  sarana  dan  prasarana  pendaratan  kapal  dan/atau  perahu 
serta sarana dan prasarana TPI terdapat di : 
1. Kelurahan Sugihwaras di Kecamatan Pemalang; dan 
2. Desa Mojo, Desa Ketapang, Desa Tasikrejo di Kecamatan Ulujami. 
 kawasan peruntukan perikanan budidaya tambak, meliputi : 
 Kecamatan Pemalang dengan luas sekitar 50 (lima puluh) Hektare; 
 Kecamatan Taman dengan luas sekitar 55 (lima puluh lima) Hektare; 
 Kecamatan  Petarukan  dengan  luas  sekitar  89  (delapan  puluh  sembilan) 
Hektare; dan 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-13
Laporan Akhir
 
 Kecamatan Ulujami dengan luas sekitar 1.534 (seribu lima ratus tiga puluh 
empat) Hektare. 
 kawasan peruntukan perikanan budidaya air tawar, meliputi : 
 Kecamatan  Belik,  Kecamatan  Randudongkal,  Kecamatan  Moga, 
Kecamatan  Bantarbolang,  Kecamatan  Petarukan,  Kecamatan 
Ampelgading,  Kecamatan  Taman,  Kecamatan  Comal,  Kecamatan 
Pemalang, Kecamatan Bodeh,  Kecamatan Ulumaji,  Kecamatan Belik,  dan 
Kecamatan Watukumpul. 
 kawasan peruntukan pengolahan perikanan, meliputi : 

Kecamatan  Petarukan,  Kecamatan  Taman,  Kecamatan  Pemalang,  dan 
Kecamatan Ulumaji. 
d) Kawasan Peruntukan Pertambangan, meliputi : 
(1) Kawasan pertambangan mineral meliputi :  
 Kawasan  pertambangan  mineral  non  logam  yang  tersebar  diseluruh  daerah, 
meliputi :  
 pasir‐batu  (sirtu)  dan  tanah  urug,  tanah  liat,  batu  gamping,  batu  sabak, 
kaolin, tras, diorite, andesit; marmer, oker, dan kalsit. 
 Kawasan pertambangan mineral batuan, meliputi :  
 Pasir‐batu  (Sirtu)  dan  tanah  urug  meliputi  :  Kecamatann  Pemalang, 
Kecamatan  Petarukan,  Kecamatan  Bantarbolang,  Kecamatan  Bodeh, 
Kecamatan  Ampelgading,  Kecamatan  Randudongkal,  dan  Kecamatan 
Watukupul.  
 Tanah liat meliputi : Kecamatan Randudongkal, Kecamatan Bantarbolang, 
Kecamatan Warungpring, Kecamatan Watukumpul, dan Kecamatan Belik. 
 Batu gamping meliputi : Kecamatan Bantarbolang, dan Kecamatan Bodeh. 
 Batu Sabak berada di Kecamatan Belik. 
 Kaolin meliputi : Kecamatan Warungpring, dan Kecamatan Watukumpul. 
 Trass berada di Kecamatan  Belik, dan Kecamatan Pulosari. 
 Diorit berada di Kecamatan Belik, dan Kecamatan Watukumpul.  
 Andesit  berada  di  kecamatan  Belik,  Kecamatan  Pulosari,  dan  Kecamatan 
Randudongkal. 
 Marmer berada di : Kecamatan Bantarbolang. 
 Oker berada di : Kecamatan Warungpring. 
 Kalsit berada di : KecamatanBantarbolang 
(2) Kawasan  pertambangan panas  bumi berupa wilayah kerja  tambang  panas  bumi, 
berada Gunung Slamet wilayah di Kecamatan Pulosari. 
e) Kawasan Peruntukan Industri, meliputi : 
(1) Rencana  kawasan  peruntukan  industri  di  daerah  dengan  luas  kurang  lebih  664 
(seratus dua puluh) hektar.  
(2) Rencana  kawasan  peruntukan  industri  besar  berada  di  Kecamatan  Petarukan, 
Kecamatan  Taman,  Kecamatan  Pemalang,  Kecamatan  Ampelgading,  dan 
Kecamatan Comal dengan jenis kegiatan industri manufaktur, dan pergudangan.  

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-14
Laporan Akhir
 
(3) Rencana  kawasan  peruntukan  industri  menengah  berada  di  Kecamatan 
Ampelgading,  Kecamatan  Ulumaji,  Kecamatan  Petarukan,  Kecamatan  Belik, 
Kecamatan  Randudongkal,  dan  Kecamatan  Moga  dengan  jenis  industri  yaitu 
industri  pengolahan  hasil  pertanian,  industri  batik,  industri  konveksi,  industri 
kerajinan kreatif, industri makanan; dan Industri pertambangan. 
(4) Kawasan  peruntukan  industri  kecil  dan/atau  mikro  berada  di  seluruh  wilayah 
Kabupaten, dengan jenis kegiatan industri yang dikembangkan meliputi : industri 
pengolahan  hasil  pertanian,  industri  konveksi,  industri  kerajinan  kreatif,  industri 
makanan, dan industri pertambangan rakyat. 
f) Kawasan Peruntukan Pariwisata, meliputi : 
(1) Kawasan atraksi wisata dan/atau destinasi pariwisata meliputi:  
 Kawasan atraksi wisata alam meliputi:  
 Kawasan Wisata Pantai Widuri di Kecamatan Pemalang; 
 Kawasan Wisata Pantai Joko Tingkir di Kecamatan Petarukan; 
 Kawasan Wisata Pantai Blendung di Kecamatan Ulujami; 
 Kawasan Wisata Goa Gunung Wangi di Kecamatan Bantarbolang; 
 Kawasan Wisata Gunung Gajah di Kecamatan Randudongkal; 
 Kawasan Wisata Telaga Silating, sekitar Cagar Alam Curug Bengkawah, 
Bukit Mendelem, Curug Barong, dan Curug Lawang di Kecamatan Belik; 
 Kawasan Wisata Wanawisata Cempaka Wulung sekitar Cagar Alam Moga, 
Curug Sibedil, dan kolam renang di Kecamatan Moga; 
 Kawasan Wisata Telaga Rengganis dan Bukit Banowati di Kecamatan 
Watukumpul; 
 Jalur pendakian Gunung Slamet di Kecamatan Pulosari; 
 Kawasan pesisir, estuari dan hutan mangrove di Kecamatan Pemalang, 
Kecamatan Taman, Kecamatan Petarukan, dan Kecamatan Ulujami; 
 Sepanjang alur sungai tersebar di Daerah; dan 
 Kawasan pariwisata alam lainnya. 
 Kawasan atraksi wisata budaya meliputi:  
 gelar prosesi hari jadi Kabupaten; 
 upacara tradisi menjamas pusaka peninggalan Syeh Pandanjati; 
 baritan; 
 kerangkeng; 
 sintren; 
 jaran Kepang; 
 kuntulan; dan 
 atraksi budaya lainnya.  
 Kawasan atraksi wisata buatan meliputi:  
 Kawasan Wisata Gardu Pandang Gunung Slamet; 
 Taman wisata air Pantai Widuri; 
 Desa Wisata; dan 
 Kawasan pariwisata buatan lainnya tersebar di Daerah.   
g) Kawasan Peruntukan Permukiman, meliputi : 
(1) Kawasan permukiman perkotaan, meliputi : 
 Kawasan Perkotaan Pemalang;   Kawasan Perkotaan Comal; 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-15
Laporan Akhir
 
 Kawasan Perkotaan   Kawasan Perkotaan Bantarbolang; 
Randudongkal;   Kawasan Perkotaan Bodeh; 
 Kawasan Perkotaan Belik.   Kawasan Perkotaan Warungpring; 
 Kawasan Perkotaan Ulujami;   Kawasan Perkotaan Moga; 
 Kawasan Perkotaan Petarukan;   Kawasan  Perkotaan  Watukumpul; 
 Kawasan Perkotaan  dan 
Ampelgading;   Kawasan Perkotaan Pulosari. 
(2) Kawasan  permukiman  perdesaaan,  tersebar  di  seluruh  wilayah  Kabupaten 
mengikuti pola perkampungan. 
h) Kawasan Peruntukan Lainnya, terdidi atas : 
(1) Kawasan peternakan terdiri atas : 
 kawasan  peruntukan  ternak  besar,  dan  kawasan  peruntukan  ternak  kecil, 
meliputi : 
a. Kecamatan Pulosari;  h. Kecamatan Ampelgading; 
b. Kecamatan Belik;  i. Kecamatan Comal; 
c. Kecamatan Watukumpul;  j. Kecamatan Ulujami; 
d. Kecamatan Moga;  k. Kecamatan Pemalang; 
e. Kecamatan Bantarbolang; l. Kecamatan Taman; dan 
f. Kecamatan Randudongkal;  m. Kecamatan Warungpring
g. Kecamatan Bodeh; 
 kawasan peruntukan ternak unggas tersebar diseluruh kecamatan. 
(2) Kawasan  agropolitan  merupakan  upaya  mengembangkan  produk  dan  nilai 
tambah hasil pertanian secara komprehensif maka dikembangkan pembangunan 
pertanian  yang  berbasis  kewilayahan.  Wilayah  yang  dikembangkan  sebagai 
kawasan agropolitan, meliputi : 
a. Kecamatan Watukumpul; 
b. Kecamatan Belik; 
c. Kecamatan Pulosari; 
d. Kecamatan Moga; 
e. Kecamatan Warungpring; dan 
f. Kecamatan Randudongkal. 
(3) Kawasan ruang terbuka hijau perkotaan berupa : 
 Ruang terbuka hijau public dengan  luas kurang  lebih 4.563 (empat ribu  lima 
ratus enam puluh tiga) Hektare meliputi : 
a. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pemalang; 
b. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Comal; 
c. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Randudongkal; 
d. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Belik. 
e. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Ulujami; 
f. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Petarukan; 
g. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Ampelgading; 
h. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Bantarbolang; 
i. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Bodeh; 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-16
Laporan Akhir
 
j. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Warungpring; 
k. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Moga; 
l. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan 
m. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pulosari. 
 Ruang terbuka hijau privat berada pada lahan privat.  
(4) Kawasan  pesisir  dikembangkan  melalui  pengelolaan  kawasan  pesisir  secara 
terpadu,  Pengelolaan  kawasan  pesisir  secara  terpadu  meliputi  :  Kecamatan 
Pemalang; Kecamatan Taman; Kecamatan Petarukan; dan Kecamatan Ulujami. 
(5) Kawasan pertahanan dan keamanan, berupa kawasan pertahanan dan keamanan 
Kabupaten terdiri atas : 
 Kantor Tentara Nasional Indonesia meliputi : 
1. kantor Komando Distrik Militer (Kodim) di Perkotaan Pemalang; 
2. kantor Komando Rayon Militer (Koramil) di seluruh Kecamatan; dan 
3. kantor satuan angkatan laut di Kecamatan Pemalang. 
 Kantor Kepolisian Republik Indonesia meliputi : 
1. kantor Kepolisian Resor (Polres) di Perkotaan Pemalang; 
2. kantor Kepolisian Sektor (Polsek) di seluruh Kecamatan; dan 
3. kantor Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) di Kecamatan Pemalang. 
 Pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan lebih lanjut dilakukan 
 berdasarkan peraturan perundang‐undangan.di seluruh wilayah Kabupaten. 
 
Secara spasial rencana pola ruang Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada Peta Rencana Pola 
Ruang Kabupaten Pemalang. 
   

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-17
Laporan Akhir
 
Peta 5. 2 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Pemalang. 
 
 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-18
Laporan Akhir
 
TABEL V. 1  
ARAHAN RTRW KABUPATEN/KOTA UNTUK BIDANG CIPTA KARYA 
ARAHAN POLA RUANG  ARAHAN STRUKTUR RUANG 
KAWASAN LINDUNG  1). RENCANA SISTEM PUSAT PELAYANAN TERDIRI ATAS :
(1) RTH kawasan perkotaan  a) Rencana sistem perkotaan terdiri atas:  
Ruang  terbuka  hijau  public  dengan  luas  kurang  lebih  4.563  (empat  ribu  lima  ratus   pengembangan PKL berada di Perkotaan Pemalang, dan Perkotaan Comal;  
enam puluh tiga) Hektare meliputi :   pengembangan  PKLp  berada  di  Perkotaan  Randudongkal,  Perkotaan  Belik,  dan 
a. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pemalang;  Perkotaan Moga;  
b. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Comal; 
c. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Randudongkal;   pengembangan PPK meliputi :  
d. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Belik.  - Kawasan perkotaan Ulujami;  
e. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Ulujami;  - Kawasan perkotaan Ampelgading; 
f. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Petarukan;  - Kawasan perkotaan Petarukan; 
g. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Ampelgading;  - Kawasan perkotaan Bantarbolang; 
h. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Bantarbolang; 
i. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Bodeh;  - Kawasan perkotaan Bodeh; 
j. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Warungpring;  - Kawasan perkotaan Warungpring; 
k. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Moga;  - Kawasan perkotaan Watukumpul; dan 
l. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan  - Kawasan perkotaan Pulosari; 
m. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pulosari.  b) Rencana sistem perdesaan berupa pengembangan PPL, meliputi : 
(2) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya, terdiri atas :   Desa Pamutih;  
a) Cagar alam meliputi : 
 Cagar Alam Vak 53 Comal di Desa Kebongede Kecamatan Bantarbolang dengan   Desa Mojo;  
luas kurang lebih 29 (dua puluh sembilan) Hektare;   Desa Karangasem; 
 Cagar Alam Bantarbolang di Desa Kebongede Kecamatan Bantarbolang dengan   Desa Klareyan; 
luas kurang lebih 25 (dua puluh lima) Hektare;   Desa Karangsari;  
 Cagar  Alam  Moga  di  Desa  Banyumudal  Kecamatan  Moga  dengan  luas  kurang   Desa Susuka; 
lebih 4 (empat) Hektare; dan 
 Desa Cikadu;  
 Cagar  Alam  Curug  Bengkawah  di  Desa  Sikasur  Kecamatan  Belik  seluas  kurang 
lebih 2 (dua) Hektare.   Desa Kebandungan;  
b) Cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi :    Desa Gombong;  
 Situs Plawangan di Desa Lawangrejo Kecamatan Pemalang;   Desa Kuta;  
 Batu Bajul Putih di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang;   Desa Kalimas;  
 Situs Tambakringin di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang; 
 Situs Sukmonunggal di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal;   Desa Pegiringan;  
 Sukmajati di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal;   Desa Kemuning;  
 Sukmananggung di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal;   Desa Mandiraja; dan 
 Situs Candi Lunggi di Desa Mandiraja Kecamatan Moga;   Desa Cibuyur 
 Punden Berundak di Desa Banyumudal Kecamatan Moga; 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-19
Laporan Akhir
 
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
 Gua Jepang di Desa Majalangu Kecamatan Watukumpul;  (c) Rencana sistem wilayah yang berupa SWP, meliputi :
 Kawasan Candi Batur di Desa Bulakan Kecamatan Belik;   SWP  Pemalang  memiliki  fungsi  meliputi  pusat  pemerintahan  daerah,  perdagangan  dan 
 Batursari di Desa Batursari Kecamatan Pulosari;  jasa,  pariwisata,  pertanian  lahan  pangan,  perikanan,  dan  industri  dengan  pusat 
 Simodin di Dukuh Kalilingseng Kecamatan Watukumpul; dan 
 Situs dan/atau bangunan lain yang akan ditetapkan kemudian.  pengembangan Kawasan Perkotaan Pemalang meliputi : 
  1. Kecamatan Pemalang; 
KAWASAN BUDIDAYA  2. Kecamatan Taman; dan 
a) Kawasan Peruntukan Permukiman, meliputi:  3. Kecamatan Petarukan. 
(1) Kawasan permukiman perkotaan, meliputi   SWP  Comal  memiliki  fungsi  meliputi  perdagangan  dan  jasa,  pertanian  lahan  pangan, 
 Kawasan Perkotaan Pemalang;  industi,  dan  perikanan  dengan  pusat  pengembangan  Kawasan  Perkotaan  Comal 
 Kawasan Perkotaan Comal;  meliputi: 
 Kawasan Perkotaan Randudongkal;  1. Kecamatan Ampelgading; 
 Kawasan Perkotaan Belik.  2. Kecamatan Comal; 
 Kawasan Perkotaan Ulujami;  3. Kecamatan Ulujami; dan 
 Kawasan Perkotaan Petarukan;  4. Kecamatan Bodeh. 
 Kawasan Perkotaan Ampelgading;    SWP  Randudongkal  memiliki  fungsi  meliputi  pertanian  hortikultural,  agro  industri, 
 Kawasan Perkotaan Bantarbolang;  kehutanan,  perdagangan  dan  jasa,  dan  pengelolaan  kawasan  lindung  dengan  pusat 
 Kawasan Perkotaan Bodeh;  pengembangan Kawasan Perkotaan Randudongkal meliputi : 
 Kawasan Perkotaan Warungpring;  1. Kecamatan Randudongkal; 
 Kawasan Perkotaan Moga;  2. Kecamatan Bantarbolang; dan 
 Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan  3. Kecamatan Warungpring. 
 Kawasan Perkotaan Pulosari.   SWP  Belik  memiliki  fungsi  meliputi  pertanian  hortikultural,  agro  industri,  perdagangan 
(2) Kawasan permukiman perdesaaan, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten  dan  jasa,  dan  pengelolaan  kawasan  lindung  dengan  pusat  pengembangan  Kawasan 
mengikuti pola perkampungan  Perkotaan Belik meliputi: 
  1. Kecamatan Belik; dan 
2. Kecamatan Watukumpul. 
 SWP Moga memliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, pariwisata, agro industri, dan 
pengelolaan  kawasan  lindung  dengan  pusat  pengembangan  Kawasan  Perkotaan  Moga 
meliputi : 
1. Kecamatan Moga; dan 
2. Kecamatan Pulosari. 
 
 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-20
Laporan Akhir
 
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
2). RENCANA PENGEMBANGAN AIR MINUM 
(1) Rencana sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal terdiri atas : 
 Sistem jaringan perpipaan meliputi: 
a. pengembangan prasarana jaringan perpipaan air minum dan sambungan rumah 
(selanjutnya disingkat SR); dan 
b. peningkatan kualitas air baku menjadi air minum. 
 Pengembangan prasarana jaringan perpipaan penambahan kapasitas dan revitalisasi SR 
meliputi : 
1. Kawasan Perkotaan Pemalang; 
2. Kawasan Perkotaan Pulosari; 
3. Kawasan Perkotaan Moga; 
4. Kawasan Perkotaan Belik; 
5. Kawasan Perkotaan Randudongkal; 
6. Kawasan Perkotaan Bantarbolang; 
7. Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan 
8. Kawasan Perkotaan Warungpring. 
 pembangunan jaringan baru meliputi : 
1. Kawasan Perkotaan Comal; 
2. Kawasan Perkotaan Petarukan; 
3. Kawasan Perkotaan Ampelgading; 
4. Kawasan Perkotaan Ulujami; dan 
5. Kawasan Perkotaan Bodeh. 
 penambahan kapasitas dan revitalisasi jaringan perdesaan di seluruh kecamatan. 
 Peningkatan kualitas air baku menjadi air minum berupa pembangunan reservoir dan 
prasarana kelengkapannya di seluruh kawasan perkotaan dan/atau lokasi lainnya di 
Daerah. 
(2)    Sistem non perpipaan dilakukan pada wilayah yang tidak terlayani jaringan perpipaan 
meliputi: 
a. penggalian atau pengeboran air tanah dangkal; 
b. pengeboran air tanah dalam secara terbatas dengan mempertimbangkan kelestarian 
lingkungan; dan 
c. pengolahan air payau pada wilayah sekitar pantai 
3). RENCANA PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN 
Rencana sistem persampahan meliputi : 
 Rencana lokasi TPA sampah meliputi : 
a. peningkatan TPA Sampah Pegongsoran di Kecamatan Pemalang; 
b. pembangunan TPA Sampah di Kecamatan Randudongkal, di Kecamatan Belik dan 
kecamatan lainnya; dan 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-21
Laporan Akhir
 
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
c. pengelolaan sampah di lokasi TPA sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c 
diarahkan menggunakan pendekatan sanitary landfill. 
4). RENCANA PENGEMBANGAN SANITASI 
(1) Rencana sistem jaringan pengelolaan air limbah terdiri atas : 
a. pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah industri; 
b. pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan 
perkotaan; dan 
c. pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan 
perdesaan. 
5). RENCANA PENGEMBANGAN PRASARANA DRAINASE 
Rencana pengembangan prasarana drainase meliputi :  
a. pembangunan dan peningkatan saluran drainase perkotaan di Daerah khususnya pada kawasan 
permukiman padat dan kumuh dan kawasan sekitar pasar tradisional; 
b. peningkatan saluran primer dan saluran sekunder meliputi : 
1. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Pemalang; 
2. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Petarukan; 
3. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Ampelgading; 
4. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Comal; 
5. saluran primer dan saluran sekunder di Kawasan Perkotaan Ulujami; dan 
6. saluran primer dan saluran sekunder di Kawasan Perkotaan lainnya. 
INDIKASI PROGRAM POLA RUANG BIDANG CIPTA KARYA  INDIKASI PROGRAM STRUKTUR RUANG BIDANG CIPTA KARYA 
1. Pengembangan Permukiman  1. Sistem Penyediaan Air Minum
Indikasi program dalam perwujudan pengembangan kawasan permukiman, meliputi :  (1) Rencana sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal terdiri atas : 
 Perwujudan kawasan permukiman perkotaan dilakukan melalui :   Sistem jaringan perpipaan meliputi: 
1.  penyediaaan  prasarana,  sarana,  dan  utilitas  permukiman  perkotaan  sesuai  a. pengembangan prasarana jaringan perpipaan air minum dan sambungan rumah 
ketentuan yang dipersyaratkan;  (selanjutnya disingkat SR); dan 
2. pembangunan dan pengembangan rumah susun;  b. peningkatan kualitas air baku menjadi air minum. 
3. pengembangan fasilitas ruang dan gedung bagi kegiatan/industri kreatif;   (2)    Sistem non perpipaan dilakukan pada wilayah yang tidak terlayani jaringan perpipaan 
4.  pengembangan  ruang  terbuka  hijau  minimal  30%  dari  luas  kawasan  meliputi: 
permukiman;  a. penggalian atau pengeboran air tanah dangkal; 
5.  penataan  kawasan  permukiman  baru  sesuai  standar  teknis  yang  b. pengeboran air tanah dalam secara terbatas dengan mempertimbangkan kelestarian 
dipersyaratkan;  lingkungan; dan 
6.  memfasilitasi  perbaikan/rehabilitasi  kawasan  permukiman  kumuh  dan  rumah  c. pengolahan air payau pada wilayah sekitar pantai. 
tidak layak huni; dan  2. Penyehatan Lingkungan Permukiman (Air Limbah, Persampahan, dan Drainase) 
7.  penyediaan  berbagai  fasilitas  sosial  ekonomi  yang  mampu  mendorong  a. Prasarana Air Limbah 
perkembangan kawasan perkotaan.  (1) Pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah industri berupa 
 Perwujudan kawasan permukiman perdesaan dilakukan melalui :  pembangunan instalasi pengolahan limbah pada kawasan peruntukan industri dan 
1. pengembangan kawasan permukiman perdesaan yang terpadu dengan tempat  kawasan industri. 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-22
Laporan Akhir
 
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
usaha pertanian;  (2) Pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan 
2.  pengembangan  struktur  ruang  perdesaan  melalui  pembentukan  PPL  dan  perkotaan, meliputi: 
pengembangan  keterkaitan  sosial  ekonomi  antara  PPL  dengan  wilayah  a. pemantapan instalasi pengolahan limbah tinja di sekitar TPA Pegongsoran; dan 
pelayanannya;  b. pengembangan sistem pengolahan dan pengangkutan limbah tinja berbasis 
3. pengembangan ruang terbuka hijau permukiman perdesaan; dan    masyarakat dan rumah tangga perkotaan. 
4.  penyediaan  berbagai  fasilitas  sosial  ekonomi  yang  mampu  mendorong  (3) Pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan 
perkembangan kawasan perdesaan..  perdesaan, meliputi: 
  a. peningkatan instalasi pengolahan limbah kotoran hewan sederhana; 
  b. pengembangan sistem pengolahan limbah kotoran hewan dan limbah rumah tangga 
perdesaan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna; dan 
c. pemanfaatan hasil pengolahan limbah kotoran hewan bagi sumber energi alternatif 
dan pupuk organik. 
b. Prasarana Persampahan 
 Pada rencana lokasi TPS dilakukan pengembangan TPST. 
 Rencana lokasi TPS diseluruh kawasan perkotaan. 
 Rencana pengelolaan sampah skala rumah tangga melalui pendekatan reduce, reuse, 
dan recycle (3 R). 
c. Prasarana Drainase 
 . pembangunan dan peningkatan saluran drainase kanan‐kiri jalan meliputi : 
1. ruas jalan provinsi Pemalang‐Bantarbolang‐Randudongkal‐Belik; 
2. ruas jalan provinsi Bantarbolang‐Bodeh dan ruas jalan provinsi lainnya; 
3. ruas jalan kabupaten; dan 
4. ruas jalan perdesaan dan/atau ruas jalan lingkungan. 
Sumber: RTRW Kabupaten Pemalang 
 
 
 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
(RPI2-JM) Tahun 2014 V-23
Laporan Akhir
 
TABEL V. 2  
IDENTIFIKASI KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN/KOTA (KSK) BERDASARKAN RTRW 
Kawasan Strategis 
Sudut Kepentingan  Lokasi/ Batas Kawasan 
Kabupaten/Kota 
a.  kawasan  strategis  sepanjang  Kawasan  Strategis  dari  a.  kawasan  strategis  sepanjang  koridor  jalan  arteri 
koridor  jalan  arteri  primer  Sudut  Kepentingan  primer  pantai  utara  (pantura)  melalui  Kecamatan 
pantai utara (pantura).  Pertumbuhan Ekonomi  Pemalang  –  Kecamatan  Taman  –  Kecamatan 
b.  kawasan  strategis  pusat  Petarukan ‐ Kecamatan Ampelgading ‐ Kecamatan 
pelayanan  baru  di  wilayah  Comal – Kecamatan Ulujami. 
bagian tengah dan selatan.  b. kawasan strategis pusat pelayanan baru di wilayah 
c.  kawasan  strategis  agropolitan  bagian tengah dan selatan meliputi : 
Waliksarimadu.  1. Kawasan Perkotaan Randudongkal; 
d.  Kawasan  strategis  perkotaan  2. Kawasan Perkotaan Belik; dan 
Bantarbolang dan Bodeh.  3. Kawasan Perkotaan Moga. 
   c.  kawasan  strategis  agropolitan  Waliksarimadu 
meliputi : 
1. Kecamatan Watukumpul; 
2. Kecamatan Belik; 
3. Kecamatan Pulosari; 
4. Kecamatan Moga; 
5. Kecamatan Warungpring; dan 
6. Kecamatan Randudongkal. 
d.  Kawasan  strategis  perkotaan  Bantarbolang  dan 
Bodeh. 
a. Kawasan  strategis  bidang  kawasan  strategis  Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari. 
pendayagunaan sumber daya  bidang  pendayagunaan 
alam  atau  teknologi  tinggi  sumber  daya  atau 
berupa  kawasan  gardu  teknologi tinggi 
pandang  dan  pos  pengamat 
Gunung Slamet 
a. Kawasan  strategis  bidang  Kawasan Strategis dari  a.  Kawasan  strategis  bidang  sosial  budaya  berupa 
sosial  budaya  berupa  Sudut Kepentingan  kawasan  perbatasan  Daerah  yang  aksesnya 
kawasan  perbatasan  Daerah  Sosial Budaya  terbatas,  yaitu  Desa  Gongseng  Kecamatan 
yang aksesnya terbatas.  Randudongkal  dan  Desa  Tambi  Kecamatan 
b. meningkatkan  prasarana  Watukumpul. 
kawasan  dalam  rangka  b. Kawasan Desa Gongseng dan Desa Tambi ditujukan 
mengurangi  dampak  sosial  untuk  meningkatkan  prasarana  kawasan  dalam 
ekonomi.  rangka mengurangi dampak sosial ekonomi. 
a. Kawasan  strategis  bidang  Kawasan strategis dari  a.  Kawasan  strategis  bidang  fungsi  dan  daya  dukung 
fungsi  dan  daya  dukung  Sudut Kepentingan  lingkungan hidup terdiri atas : 
lingkungan hidup.  Fungsi dan Daya   kawasan  yang  memberikan  perlindungan 
b. Kawasan  yang  memberikan  Dukung Lingkungan  keseimbangan tata guna air; dan 
perlindungan  keseimbangan  Hidup   kawasan  yang  memberikan  perlindungan 
tata guna air    terhadap keseimbangan iklim makro. 
c. Kawasan  yang  memberikan  b.  Kawasan  yang  memberikan  perlindungan 
perlindungan  terhadap  keseimbangan tata guna air, meliputi : 
keseimbangan iklim makro.   kawasan  resapan  mata  air  Telaga  Gede  di 
sekitar Desa Sikasur Kecamatan Belik; dan 
 kawasan  resapan  mata  air  Moga  di  sekitar 
Desa Banyumudal Kecamatan Moga. 
c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap 
keseimbangan iklim makro, meliputi : 
 kawasan  pelestarian  mangrove  dan  tanah 
timbul  di  estuari  Sungai  Comal  di  Desa  Mojo 
dan Desa Pesantren Kecamatan Ulujami; 
 kawasan  pelestarian  mangrove  di  Desa 
Kendalrejo Kecamatan Petarukan; dan 
 kawasan  pelestarian  mangrove  di  muara 
sungai Desa Lawangrejo Kecamatan Pemalang. 
Sumber: RTRW Kabupaten Pemalang 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-24
Laporan Akhir
 
TABEL V. 3  
IDENTIFIKASI INDIKASI PROGRAM RTRW KABUPATEN/KOTA TERKAIT PEMBANGUNAN 
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA 
Merupakan 
Sumber  Instansi 
No  Usulan Program Utama  Lokasi  KSK 
Pendanaan  Pelaksana 
(YA/TIDAK) 
1  Perwujudan  pengembangan  kawasan  Perkotaan  Ya  APBD  Dinas 
permukiman perkotaan  Pemalang,  dan  Kabupaten  Pekerjaan 
Perkotaan  Umum,  Satpol 
Comal  PP, DP2D 
2  Perwujudan  pengembangan  kawasan  Desa Pamutih;  Ya  APBD  Dinas 
permukiman perdesaan  Desa  Mojo;  Kabupaten  Pekerjaan 
Desa  Umum 
 
Karangasem; 
Desa Klareyan; 
Desa 
Karangsari;  
Desa Susuka; 
Desa Cikadu;  
Desa 
Kebandungan;  
Desa Gombong; 
Desa Kuta;  
Desa Kalimas;  
Desa 
Pegiringan;  
Desa Kemuning; 
Desa 
Mandiraja;  dan 
Desa Cibuyur 
 
3  Peningkatan  prasarana  air  minum  di  Kabupaten  Ya APBD Dinas 
kawasan  perkotaan  dan  perdesaan  yang  Pemalang  Provinsi,  Pekerjaan 
rawan kebutuhan air bersih  APBD  Umum, 
Kabupaten  PDAM 
4  Pengembangan sistem sanitasi  Kawasan  Ya APBD  Dinas 
Perkotaan  dan  Kabupaten  Kesehatan, 
Pedesaan  BLH 
5  peningkatan  TPA  Sampah Pegongsoran  di  Kecamatan  Ya  APBD  BLH 
Kecamatan  Pemalang;  dan  pembangunan  Pemalang,  Provinsi, 
TPA Sampah di Kecamatan Randudongkal,  Kecamatan  APBD 
di  Kecamatan  Belik  dan  kecamatan  Randudongkal,  Kabupaten 
lainnya dengan sistem sanitary landfill;  Kecamatan Belik 
6  Peningkatan  dan  pengembangan  TPS  Kabupaten  Ya  APBD  BLH 
dan/atau TPST  Pemalang  Provinsi, 
APBD 
Kabupaten 
7  Rencana  pengelolaan  sampah  skala  Kabupaten  Ya  APBD  BLH 
rumah tangga  Pemalang  Provinsi, 
APBD 
Kabupaten 
8  pembangunan dan peningkatan saluran  Kawasan  Ya APBD  Dinas 
drainase kanan‐kiri jalan meliputi :  Perkotaan  dan  Kabupaten  Pekerjaan 
1. ruas jalan provinsi Pemalang‐ perdesaan  Umum 
Bantarbolang‐Randudongkal‐Belik;   
2. ruas jalan provinsi Bantarbolang‐
Bodeh dan ruas jalan provinsi lainnya; 
3. ruas jalan kabupaten; dan 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-25
Laporan Akhir
 
Merupakan
Sumber  Instansi 
No  Usulan Program Utama  Lokasi  KSK 
Pendanaan  Pelaksana 
(YA/TIDAK) 
4.  ruas  jalan  perdesaan  dan/atau  ruas 
jalan lingkungan. 
9  Pembangunan  dan  peningkatan  saluran  Kabupaten  Ya  APBD  Dinas 
drainase  kanan‐kiri  jalan  pada  ruas  jalan  Pemalang  Kabupaten  Pekerjaan 
nasional, provinsi, dan kabupaten  Umum 
 
10   Peningkatan  saluran  primer  berada  di  Kabupaten  Ya APBD  Dinas 
Kawasan Perkotaan  Pemalang  Kabupaten  Pekerjaan 
Umum 
11  Prningkatan  saluran  sekunder  berada  di  Kabupaten  Ya APBD  Dinas 
Kawasan Perkotaan  Pemalang  Kabupaten  Pekerjaan 
Umum 
Sumber: RTRW Kabupaten Pemalang 

5.2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) 
RPJMD  merupakan  dokumen  perencanaan  pembangunan  daerah  sebagai  landasan  dan 
pedoman  bagi  Pemerintah  Daerah  dalam  melaksanakan  pembangunan  5  (lima)  tahun  terhitung 
sejak  Tahun  2011  sampai  dengan  Tahun  2016  dan  pelaksanaan  lebih  lanjut  dituangkan  dalam 
RKPD.  Beberapa  substansi  Rencana  Pembangunan  Jangka  Menengah  Daerah  Kabupaten 
Pemalang  Tahun  2011  –  2016    yang  tertuang  dalam  Peraturan  Daerah  Kabupaten  Pemalang 
Nomor  24 Tahun 2008, sebagai berikut : 
 
5.2.1. Visi Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2016 
Visi Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2016 adalah: 
“Kabupaten Pemalang yang Sehat, Cerdas, Berdaya Saing dan Berakhlak Mulia” 
Dalam  visi  tersebut  di  atas  terdapat  empat  gagasan  pokok  yang  menjiwai  seluruh  gerak 
dan proses pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Pemalang yaitu: 
Pemalang yang SEHAT, dimaksudkan bahwa pada tahun 2016 Kabupaten Pemalang dapat 
mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, melalui penurunan Angka Kematian Ibu 
(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL) dan peningkatan usia harapan 
hidup (UHH). 
Pemalang yang CERDAS, dimaksudkan bahwa pada tahun 2016 Kabupaten Pemalang akan 
menciptakan  sumberdaya  manusia  yang  memiliki  kualitas  dengan  meningkatkan  rata‐rata  lama 
sekolah, meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sekolah, meningkatkan APK dan APM baik 
jenjang pendidikan dasar, maupun menengah. 
Pemalang  yang  BERDAYA  SAING,  dimaksudkan  bahwa  Kabupaten  Pemalang  mampu 
meningkatkan  investasi  melalui  peningkatan  infrastruktur  dan  peningkatan  investasi  yang 
didukung oleh kondisi Pemalang yang aman dan tertib, serta aparatur yang bersih dan amanah. 
Selain itu terwujudnya penanggulangan kemiskinan dan kesetaraan gender. 
Pemalang Yang BERAKHLAK MULIA, dimaksudkan bahwa masyarakat Pemalang yang santun, 
beragama dan menjunjung tinggi toleransi beragama.  

5.2.2. Misi Kabupaten Pemalang Tahun 2011–2016 
Usaha‐usaha  perwujudan  Visi  Kabupaten  Pemalang  Tahun  2011–2016  dijabarkan  secara 
sistematis dan komprehensif sebagai berikut: 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-26
Laporan Akhir
 
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat dan jaminan sosial. 
2. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan  berbasis kompetensi.  
3. Mewujudkan  tata  kelola  pemerintahan  yang  baik  melalui  pelayanan  prima,  
peningkatan investasi dan daya saing daerah.  
4. Mewujudkan  kesejahteraan  masyarakat  melalui  perkuatan  ekonomi  kerakyatan 
berbasis  pertanian,  perdagangan  dan  jasa  serta    usaha  mikro,  kecil  dan  menengah 
(UMKM) 
5. Meningkatkan  prasarana‐sarana  dasar  dan  ekonomi  guna  mengembangkan  sinergi 
sentra‐sentra produksi di perdesaan. 
6. Mengembangkan  kehidupan  beragama  yang  aman,  damai,  harmonis,  toleran  dan 
saling menghormati. 
 
5.2.3. Strategi dan Arahan Kebijakan 
A. Strategi 
Strategi  yang  dipilih  dalam  mencapai  tujuan  pembangunan  daerah  dirinci  setiap  misi  tujuan 
dan sasaran sebagai berikut: 
1. Misi 1 
Strategi  untuk  mencapai  Tujuan  Meningkatkan  derajat  kesehatan  masyarakat  dan  pelayanan 
kesehatan yang  berkualitas yaitu : 

1. Meningkatkan  peran  Desa  dan  Kelurahan  Siaga  dalam  meningkatkan  kesehatan 


masyarakat. 
2. Mendorong  keswadayaan  masyarakat  dalam  pelaksanaan  survailance  DBD,  dan  TB 
Paru dan penyakit menular lainnya serta Penyakit Tidak Menular (PTM).  
3. Mengoptimalkan  penyediaan  sarana  prasarana  pelayanan  kesehatan  dasar  (PKD, 
Puskesmas) dan rujukan yang memadai. 
4. Mengoptimalkan  tenaga  kesehatan  dalam  memberikan  pelayanan  kesehatan  melalui 
pendidikan,  pelatihan  dan  peningkatan  kualitas    tenaga  kesehatan  dan  peningkatan 
kualitas tenaga kesehatan. 
5. Meningkatkan  pelaksanaan  komunikasi,  informasi  dan  edukasi  dalam  pemberdayaan 
perilaku hidup bersih dan sehat. 
2. Misi 2 
Strategi  untuk  mencapai  Tujuan  Meningkatkan  pemberdayaan  masyarakat,  penanggulangan 
kemiskinan, kesetaraan gender dan perlindungan sosial, yaitu : 

1. Mengurangi  kemiskinan  melalui  peningkatan  perluasan  kesempatan  kerja,  


kelembagaan  perekonomian  desa/kelurahan  dalam  memperbaiki  kondisi  sosial  dan 
ekonomi  masyarakat  desa/kelurahan,  pengoptimalan  bantuan  langsung  masyarakat 
kepada  masyarakat  desa/kelurahan,  pelaksanaan  transmigrasi  dan  pemantapan  
program  pemberdayaan  masyarakat  dan  mengefektifkan  pelaksanaan  program 
nasional dan Provinsi Jawa Tengah.  
2. Mewujudkan kesetaraan gender melalui penguatan kelembagaan pemberdayaan dan 
perlindungan perempuan dan anak, peningkatan kelembagaan PUG dan perlindungan 
anak, termasuk korban kekerasan dan penganggaran responsif gender. 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-27
Laporan Akhir
 
3. Meningkatkan fasilitasi penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial melalui 
peningkatan  kualitas  panti  asuhan,  kapasitas  Potensi  Sumber  Kesejahteran  Sosial 
(PSKS) dan kerjasama dengan swasta dan dunia usaha. 
4. Meningkatkan  peran  dan  prestasi  pemuda  melalui  pelatihan  kewirausahaan 
dikalangan  pemuda,  pelatihan  kepemimpinan  dan  manajemen  organisasi 
kepemudaan,  penyelenggaraan  event‐event  olah  raga  dan  pemberian 
penghargaan/tali  asih  kepada  atlet  berprestasi,  peningkatan  kapasitas  pembina  olah 
raga/pelatih, fasilitasi pengadaan dan pengambangan sarana dan prasarana olah raga.  
5. Meningkatkan  pelayanan  Keluarga  Berencana  melalui  peningkatan  prasarana  dan 
sarana    pelayanan  KB,  peningkatan  komunikasi,  informasi  dan  edukasi  (KIE)  serta 
peningkatan kapasitas PLKB.  
3. Misi 3 
Strategi  untuk  mencapai  Tujuan  Memperluas  kesempatan  memperoleh  pendidikan  secara 
merata dan meningkatkan kualitas pendidikan, yaitu: 

1. Meningkatkan  pemerataan  sarana,  tenaga  pendidik  dan  tenaga  kependidikan  pada 


jenjang pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah. 
2. Meningkatkan fasilitasi pendidikan non formal dan pendidikan kecakapan hidup. 
3. Meningkatkan fasilitasi bantuan biaya operasional pendidikan pada jenjang pendidikan 
dasar dan menengah. 
4. Memberikan  beasiswa  bagi  anak  dari  keluarga  tidak  mampu  sampai  jenjang 
pendidikan dasar. 
5. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan.   
 
4. Misi 4 
Strategi  untuk  mencapai  Tujuan  Meningkatkan  tata  kelola  pemerintahan  daerah  yang  baik, 
melalui pelayanan  prima sesuai dengan prinsip‐prinsip good governance, yaitu: 

1. Meningkatkan  kapasitas  dan  profesionalisme  aparatur  pemerintah  daerah  melalui 


pendidikan lanjut, diklat dan bintek bagi segenap aparatur pemerintah.  
2. Meningkatkan prasarana dan sarana pelayanan publik di setiap SKPD, kecamatan dan 
pemerintah desa/kelurahan  agar kinerja  pelayanan publik lebih baik. 
3. Meningkatkan  transparansi  dan  akuntabilitas  penyelenggaraan  pemerintahan  dan 
pembangunan melalui pengembangan monitoring, evaluasi dan pelaporan keuangan. 
4. Menegakkan  hukum  terhadap  praktek  Korupsi,  Kolusi  dan  Nepotisme  dan 
penyalahgunaan wewenang.  
5. Meningkatkan  pelayanan  administrasi  kependudukan  dan  pencatatan  sipil  melalui 
pelayanan  dengan teknologi informasi (TI) dan peningkatan kesadaran masyarakat.  
5. Misi 5 
Strategi  untuk  mencapai  Tujuan  Meningkatkan  iklim  investasi  dan  realisasi  investasi  daerah, 
yaitu: 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-28
Laporan Akhir
 
1. Meningkatkan  iklim  usaha  dan  pelayanan  penanaman  modal  melalui  optimalisasi 
pelayanan  perijinan  satu  pintu,  pemberian  insentif  dan  penyederhanaan  perijinan  
penanaman modal.  
2. Mengoptimalkan  kerjasama  antar  daerah  dalam  penyediaan  saran  dan  prasarana 
pendukung investasi dan promosi penanaman modal. 
3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung investasi pada wilayah strategis 
dan cepat tumbuh dengan melibatkan dunia usaha. 
4. Meningkatkan  kondusifitas  daerah  melalui  penguatan  kelembagaan  keamanan 
lingkungan  dalam  masyarakat  untuk  peningkatan  keamanan,  ketertiban  masyarakat 
(kamtibmas) dan penanggulangan penyakit sosial masyarakat (Pekat), serta  
5. Meningkatkan upaya pencegahan  terhadap awal gangguan keamanan dan ketertiban 
dalam  masyarakat  dengan  memperkuat  kelembagaan  Perlindungan  Masyarakat 
(Linmas),    Rakyat  Terlatih  (Ratih)  di  tingkat  desa/kelurahan  dan  kemitraan  dengan 
Kepolisian.   
6. Misi 6 
Strategi  untuk  mencapai  Tujuan  Mengoptimalkan  pengelolaan  sumberdaya  alam  dan 
lingkungan hidup, yaitu: 

1. Menurunkan  luas  lahan  kritis  melalui  pengembangan  kemandirian  masyarakat  dalam 


pengelolaan  hutan  rakyat  dan  pelibatan  masyarakat  di  sekitar  hutan  dalam 
pemanfaatan kawasan hutan. 
2. Menanggulangai  kerusakan  lingkungan,  pengawasan  dan  penegakan  hukum 
lingkungan  melalui  penguatan  kelompok  masyarakat  bekerjasama  dengan  pihak 
terkait. 
7. Misi 7 
Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, 
UMKM, industri kecil dan menengah, yaitu: 

1. Meningkatkan  akses  permodalan  UMKM  dengan  mengoptimalkan  potensi  lembaga 


keuangan  mikro  di  perdesaan,  meningkatkan  pemasaran  dan  perlindungan  UMKM 
melalui berbagai  even promosi dan pemasaran  hasil UMKM, fasilitasi perijinan usaha 
dan peningkatan mutu produk. 
2. Mengembangkan  kelembagaan  dan  usaha  perkoperasian  melalui  pengembangan 
usaha dan kemitraan usaha dengan koperasi/badan usaha dari lain daerah. 
8. Misi 8 
Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan 
untuk mendukung ketahanan pangan daerah yaitu:  

1. Meningkatkan  kesejahteraan  petani  melalui  peningkatan  produktivitas,  mutu  hasil 


pertanian,  sumberdaya  pertanian, pengembangan usaha  pertanian kawasan  terpadu, 
dan manajemen usaha serta pemasaran hasil pertanian, perkebunan dan peternakan.  
2. Meningkatkan  kesejahteraan  nelayan  melalui  peningkatan  produksi  perikanan 
budidaya dan pengembangan usaha alternatif bagi masyarakat pesisir.  
9. Misi 9 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-29
Laporan Akhir
 
Strategi  untuk  mencapai  Tujuan  Meningkatkan  ketersediaan  infrastuktur  wilayah  yang 
berkualitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah, yaitu: 

1. Meningkatkan  kualitas  jalan  dan  jembatan  melalui  peningkatan  kinerja  jaringan 


transportasi  yang  berkelanjutan,  pengembangan  sistem  informasi/data  base 
jalan/jembatan  yang  integrasi  dalam  perencanaan  pembangunan  dengan 
memperhatikan tata ruang. 
2. Meningkatkan  pembangunan  dan  pemeliharaan  jaringan  irigasi,  saluran  sungai, 
reservoir dan sumberdaya air lainnya. 
3. Meningkatkan penyediaan infrastruktur pelayanan sampah, sanitasi dan penambahan 
jaringan air bersih. 
4. Meningkatkan  pemeliharaan  infrastruktur  di  wilayah  pedesaan  melalui  revitalisasi 
pasar dan sarana prasarana perekonomian lainnya.  
10. Misi 10 
Strategi  untuk  mencapai  Tujuan  Meningkatkan  toleransi  dalam  kehidupan  antar  umat 
beragama,  yaitu:  meningkatkan  kerukunan  antar  umat  beragama  melalui  dialog,  penguatan  
kelompok  dan  kerjasama  yang  saling  menghormati  antar  kelompok  keagamaan  yang  satu 
dengan yang lainnya. 

 
B. Arah Kebijakan 
Berdasarkan misi, tujuan dan sasaran pembangunan serta strategi yang ditempuh, maka arah 
kebijakan yang dituju secara lebih rinci adalah sebagai berikut. 
1. Misi 1 
Arah  kebijakan  untuk  mencapai  Tujuan  1  (Meningkatkan  derajad  kesehatan  masyarakat  dan 
pelayanan kesehatan yang  berkualitas), yaitu : 

1. Pengembangan  Desa  Siaga  dan  Kelurahan  Siaga  dalam  penciptaan  masyarakat  yang 
sehat. 
2. Peningkatan  KIE  bagi  kader  kesehatan  desa/kelurahan  tentang  perilaku  hidup  sehat 
dan pencegahan penyakit menular serta Penyakit Tidak Menular. 
3. Penyertaan Jamkesmas, dan Jamkesda serta Jampersal bagi penduduk miskin.  
4. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar (PKD dan Puskesmas) dan pelayanan rujukan 
(rumah sakit). 
5. Penambahan  jumlah  tenaga  kesehatan.  ahli  gizi    dan  kesehatan  lingkungan  di 
Puskesmas.  
6. Peningkatan pendidikan, pelatihan dan bintek bagi tenaga kesehatan. 
2. Misi 2 
Arah  kebijakan  untuk  mencapai  Tujuan  2  Meningkatkan  pemberdayaan  masyarakat, 
penanggulangan kemiskinan, kesetaraan gender dan perlindungan sosial), yaitu: 

1. Peningkatan perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. 
2. Peningkatan  pemberdayaan  masyarakat  dalam  bentuk  program  penanggulangan 
kemiskinan. 
3. Penguatan kelembagaan Pengarustamaan Gender (PUG) dan perlindungan anak. 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-30
Laporan Akhir
 
4. Peningkatan  sarana  perlindungan  sosial  dan  peningkatan  kapasitas  Potensi  Sumber 
Kesejahteran Sosial. 
5. Peningkatan  pelatihan  kewirausahaan  bagi  pemuda  dalam  pengembangan  usaha 
ekonomi produktif.  
6. Peningkatan  kualitas  pelayanan  KB  dan  kapasitas  PLKB  serta  pengembangan 
kelembagaan KB di perdesaan.  
3. Misi 3 
Arah  kebijakan  untuk  mencapai  Tujuan  3  (Memperluas  kesempatan  memperoleh  pendidikan 
secara merata dan meningkatkan kualitas pendidikan), yaitu: 

1. Peningkatan  rehabilitasi  sarana  pendidikan  dan  sarana  penunjang  pada  jenjang 


pendidikan dasar dan menengah. 
2. Peningkatan  fasilitasi  pengembangan  pendidikan  non  formal  dan  keaksaraan 
fungsional. 
3. Peningkatan  fasilitasi  bantuan  operasional  pendidikan  pendidikan  dasar  dan 
menengah. 
4. Peningkatan kompetensi tenaga pendidikan dan kependidikan. 
5. Peningkatan  pemberian  beasiswa  bagi  siswa  berprestasi,  siswa  bagi  keluarga  kurang 
mampu dan difabel pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. 
4. Misi 4 
Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 4 (Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang 
baik, melalui pelayanan  prima sesuai dengan prinsip‐prinsip good governance) yaitu: 

1. Peningkatan pendidikan lanjut, pelatihan dan bintek bagi aparatur pemerintah daerah  
dan aparatur pemerintah desa/kelurahan. 
2. Peningkatan  penyediaan  prasarana  dan  sarana  pelayanan  publik  di  setiap  SKPD  dan 
pemerintah desa. 
3. Peningkatan pengawasan pelaksanaan program‐program pembangunan daerah. 
4. Peningkatan  penegakan  hukum  terhadap  penyalahgunaan  wewenang  dan  praktek 
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di lingkungan pemerintah daerah. 
5. Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil. 
6. Peningkatan pelayanan informasi pembangunan daerah dengan teknologi informasi. 
7. Peningkatan  kerjasama  dengan  pihak  ketiga,  baik  pemerintah,  perguruan  tinggi 
maupun dunia usaha dalam peningkatan pelayanan publik. 
5. Misi 5 
Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 5 (Meningkatkan iklim investasi dan realisasi investasi 
daerah), yaitu: 

1. Peningkatan evaluasi terhadap perda‐perda yang menghambat investasi. 
2. Peningkatan  kualitas  pelayanan  perijinan  investasi  yang  berorientasi  pada  kepuasan 
pelanggan. 
3. Peningkatan promosi penanaman modal di tingkat nasional dan regional. 
4. Peningkatan  kerjasama  antar  daerah  dalam  penyediaan  sarana  dan  prasarana 
pendukung investasi. 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-31
Laporan Akhir
 
5. Peningkatan upaya penciptaan keamanan dan ketertiban lingkungan dan pencegahan 
terhadap gangguan keamanan. 
6. Misi 6 
Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 6 (Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam dan 
lingkungan hidup), yaitu:  

1. Dirumuskan arah kebijakan  untuk mencapai tujuan  tersebut, adalah sebagai berikut : 
2. Peningkatan  reboisasi  dan  rehabilitasi  lahan  kritis  terutama  pada  daerah  resapan  air 
dan wilayah rawan bencana. 
3. Peningkatan upaya pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, 
7. Misi 7 
Strategi  untuk  mencapai  Tujuan  7  (Meningkatkan  fasilitasi  dan  penguatan  kelembagaan 
koperasi, UMKM, Industri Kecil dan Menengah), yaitu: 

1. Peningkatan  fasilitasi  perijinan  UMKM,  akses  permodalan  usaha  dan  pemasaran 


produk UMKM. 
2. Pengembangan kelembagaan koperasi dan perluasan usaha koperasi. 
3. Pengembangan  klaster  industri  dan  peningkatan  kualitas  produk  industri  kecil  dan 
menengah. 
4. Peningkatan  pelatihan  kewirausaahan  bagi  pemuda  untuk  memperluas  kesempatan 
kerja. 
8. Misi 8 
Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 8 (Meningkatkan pemanfaatan potensi pertanian dan 
perikanan untuk mendukung ketahanan pangan daerah) yaitu:  

1. Peningkatan  produksi,  mutu  dan  pemasaran  produk/komoditas  pertanian  serta 


pengembangan agribisnis. 
2. Pengembangan usaha peternakan dan peningkatan produk unggulan peternakan. 
3. Pengembangan perikanan budidaya dan kawasan minapolitan. 
4. Pengembangan usaha alternatif bagi masyarakat di wilayah pesisir. 
9. Misi 9 
Arah  kebijakan  untuk  mencapai  Tujuan  9  (Meningkatkan  ketersediaan  infrastuktur  wilayah 
yang berkualitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah), yaitu: 

1. Peningkatan  rehabilitasi  jalan  dan  jembatan  kabupaten  yang  berkondisi  rusak  berat 
secara merata.  
2. Peningkatan  pembangunan  dan  pemeliharaan  jaringan  irigasi  dan  reservoir  dan 
sumberdaya air lainnya.  
3. Peningkatan penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi. 
4. Peningkatan pemeliharaan pasar tradisional dan sarana perekonomian lainnya. 
10. Misi 10 
Arah  kebijakan  untuk  mencapai  Tujuan  10  (Meningkatkan  toleransi  dalam  kehidupan  antar 
umat  beragama),  yaitu:  Peningkatan  dialog,  penguatan    kelompok  dan  kerjasama  antar 
penganut agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-32
Laporan Akhir
 
5.2.4. Kebijakan Keuangan 
A. Arah Kebijakan Pendapatan 
Difokuskan pada upaya penggalian PAD walaupun tetap dengan penuh kehati‐hatian agar tidak 
menimbulkan ekonomi biaya tinggi dan membebani UMKM dan masyarakat secara berlebihan. 
Selain  itu  perlu  dilakukan  upaya  peningkatan  optimalisasi  dana  perimbangan    termasuk  bagi 
hasil  dari  propinsi  serta  tidak  kalah  pentingnya  adalah  mengembangkan  pendapatan  dari 
sumber  pendapatan  lain‐lain  yang  sah  termasuk  hibah  baik  dari  internal  maupun  eksternal 
Kabupaten Pemalang. 
Tahap  perencanaan  Pendapatan  menjadi  sangat  penting  karena  anggaran  yang  tidak  efektif 
dan  tidak  berorientasi  pada  kinerja  akan  dapat  menggagalkan  perencanaan  yang  sudah 
disusun. Oleh karena itu pengelolaan pendapatan daerah harus dilakukan secara cermat, tepat 
dan hati–hati. Pemerintah daerah dituntut untuk mampu menciptakan  suatu perangkat yang 
bukan hanya mampu menjamin seluruh pendapatan daerah dapat terkumpul dan diterima di 
kas  daerah  tetapi  mampu  merumuskan  kebijakan  anggaran  pendapatan  daerah  mulai  dari 
proses  perencanaan.  Perencanaan  pendapatan  daerah  merupakan  proses  yang  paling  krusial 
dalam  penentuan  besarnya  alokasi  anggaran  yang  akan  dimanfaatkan  untuk  membiayai 
program kegiatan. 
Oleh  karenanya  Pemerintah  Daerah  Kabupaten  Pemalang  senantiasa  berupaya 
memaksimalkan  potensi  yang  ada  disamping  terus  menggali  potensi  yang  selama  ini  belum 
tersentuh.  Pemerintah  daerah  seringkali  dihadapkan  dengan  masalah  tingginya  kebutuhan 
fiskal  daerah  (fiscal  needs)  sementara  kapasitas  fiskal  daerah  tidak  mencukupi  yang 
menyebabkan  kesenjangan  fiskal  (fiscal  gap)  sehingga  diperlukan  upaya‐upaya  untuk 
meningkatkan  kapasitas  fiskal  daerah  baik  jumlahnya  maupun  pengelolaannya.  Disinilah 
Pemerintah  Daerah  dituntut  untuk  dapat  menciptakan  satu  kebijakan  perencanaan 
pendapatan  yang  mampu  memberi  peluang  untuk  menambah  volume  penerimaan  daerah 
dengan  tetap  memperhatikan  keberpihakan  pada  masyarakat  terutama  masyarakat  kurang 
mampu. 
B. Arah Kebijakan Belanja 
Difokuskan  pada  belanja  untuk  membiayai  urusan  wajib  dan  urusan  pilihan  serta  pemberian 
stimulan  maupun  motivasi  dalam  pengembangan  UMKM,  pengurangan  pengangguran  dan 
pengentasan  kemiskinan  serta  bantuan  kepada  organisasi    kemasyarakatan  yang  sinergi 
dengan program‐program pembangunan yang berdampak signifikan terhadap pencapaian visi 
misi dan kebijakan pembangunan daerah. 
Pemerintah  Daerah  Kabupaten  Pemalang  berupaya  menetapkan  target  capaian  baik  dalam 
kontek  daerah,  satuan  kerja,  dan  kegiatan  sejalan  dengan  urusan  yang  menjadi 
kewenangannya.  Selain  itu  diupayakan  agar  Belanja  Langsung  mendapat  porsi  alokasi  yang 
lebih besar dari Belanja Tidak Langsung, dan Belanja Modal mendapat porsi alokasi yang lebih 
besar dari Belanja Pegawai atau Belanja Barang dan Jasa 
Hal  yang  tidak  kalah  penting  dalam  mencukupi  kebutuhan  pendanaan  pembangunan  daerah 
adalah dengan melakukan kemitraan dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam 
bentuk  sinergitas  program  dana  dekonsentrasi  dan  hibah/bantuan  langsung  kepada 
masyarakat.   
   

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-33
Laporan Akhir
 
C. Arah Kebijakan Pembiayaan 
Pembiayaan  daerah  dipersiapkan  untuk  menganggarkan  setiap  penerimaan  yang  perlu 
dibayar  kembali  dan/atau  pengeluaran  yang  akan  diterima  kembali,  baik  pada  tahun 
anggaran  yang  bersangkutan  maupun  pada  tahun‐tahun  anggaran  berikutnya.  Berdasarkan 
Peraturan  Pemerintah  Nomor  58  Tahun  2005  tentang  Pengelolaan  Keuangan  Daerah  yang 
selanjutnya  diikuti  dengan terbitnya Peraturan  Menteri  Dalam  Negeri Nomor  13  Tahun  2006 
sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang 
Perubahan  atas  Peraturan  Menteri  Dalam  Negeri  Nomor  13  Tahun  2006  tentang  Pedoman 
Pengelolaan  Keuangan  Daerah  menyebutkan  bahwa  pengelolaan  dan/  atau  pelaksanaan 
pembiayaan daerah dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). 
Secara  umumnya  setiap  pemerintahan  kabupaten/kota  pada  waktu  menyusun  rancangan 
APBD akan menganut "prakiraan maju" (forward estimate) yaitu perhitungan kebutuhan dana 
untuk  tahun  anggaran  berikutnya  dibuat  lebih  besar  dari  pada  tahun  berjalan  agar 
kesinambungan  program  dapat  lebih  terjamin  pelaksanaannya.  Biasanya  hal  ini  akan 
mengakibatkan  dampak  positif  tehadap  posisi  keuangan  pemerintah  daerah  karena  adanya 
sisa lebih perhitungan anggaran. 
Dari sisi perencanaan penganggaran tingginya angka SiLPA dan Pembiayaan Kegiatan Lanjutan 
dapat diartikan kurang  matangnya  perencanaan   baik  dari  sisi pendapatan  dan/  atau  belanja 
sehingga terjadi Sisa Lebih Pembiayaan Penganggaran yang cukup besar dan/ atau  kebijakan 
belanja ketat yang berlebihan. 
 
5.2.5. Indikasi Rencana Program Prioritas 
1. Meningkatkan  kesehatan masyarakat dan jaminan sosial 
a. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak*) 
1)   Penyuluhan kesehatan bagi Ibu hamil dari keluarga kurang mampu  
2)   Perawatan secara berkala bagi Ibu hamil bagi keluarga kurang mampu 
3)   Pertolongan persalinan bagi Ibu dari keluarga kurang mampu. 
b. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita*) 
1)   Penyuluhan kesehatan anak balita 
2)   Imunisasi bagi anak balita 
c. Program Upaya Kesehatan Masyarakat*) 
1)   Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di Puskesmas dan jaringannya 
2)   Peningkatan kesehatan masyarakat 
3)   Penyediaan operasional dan pemeliharaan 
d. Program perbaikan gizi masyarakat*) 
1)   Pemberian tambahan makanan dan vitamin 
2)   Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi 
3)  Penanggulangan  kurang  energi  protein  (KEP),  anemia  gizi  besi,  gangguan  akibat 
kurang yodium (GAKY) kurang vitamin A dan kekurangan gizi lainnya 
e. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular*) 
1)   Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 
2)   Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik 
3)   Peningkatan  komunikasi,  informasi  dan  edukasi  (KIE)  pencegahan  dan 
pemberantasan penyakit. 
f. Program Pengembangan Lingkungan Sehat*) 
1)   Pengembangan wilayah sehat 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-34
Laporan Akhir
 
g. Program  Pengadaan,  Peningkatan  dan  Perbaikan  Sarana  dan  Prasarana 
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya*) 
1)   Pembangunan  puskesmas,  puskesmas  rawat  inap,  puskesmas  pembantu, 
poskesdes (unit) 
2)   Rehabilitasi  sedang/berat  puskesmas,  puskesmas  rawat  inap,  puskemas 
pembantu.  
h. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat*) 
1) Peningkatan dan pembinaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat 
2) Peningkatan masyarakat untuk hidup sehat 
i. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan*) 
1)   Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu. 
j. Program Keluarga Berencana*) 
1)   Penyediaan pelayanan kontrasepsi bagi keluarga miskin 
2)  Pembinaan Keluarga Berencana 
3)  Pengadaan sarana prasarana mobilitas tim KB keliling 
k. Program Kesehatan Reproduksi Remaja*) 
1)   Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reprodukasi Remaja (KRR) 
l. Program Pelayanan Kontrasepsi*) 
1)   Pengadaan alat kontrasepsi 
2)  Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB 
3)  Pelayanan KB medis operasi 
m. Program  Pembinaan  Peran  Serta  Masyarakat  dalam  Pelayanan  KB/KR  yang 
Mandiri*) 
 1)   Penyuluhan  kesehatan  ibu  bayi  dan  anak  melalui  kelompok  kegiatan  di  
     masyarakat 
n. Program  Pengembangan  Bahan  Informasi  tentang  Pengasuhan  dan  Pembinaan 
Tumbuh Kembang Anak*) 
1)  Pengumpulan  bahan  informasi  tentang  pengasuhan  dan  pembinaan    tumbuh 
kembang anak 
o. Program  Pengadaan,  peningkatan  sarana  dan  prasana  rumah  sakit/rumah 
sakit/rumah sakit paru/rumah sakit mata*) 
1) Pengembangan Tipe Rumah Sakit 
p. Program  Pemberdayaan  Fakir  Miskin,  Komunitas  Adat  Terpencil  (KAT)  dan 
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya*) 
1)   Pemberdayaan WRSE 
2)   Fasilitasi upaya peningkatan kesejahteraan keluarga  
q. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial*) 
1)   Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban eksploitasi 
2)   Pelatihan  keterampilan  dan  praktek  kerja  bagi  anak  terlantar  termasuk  anak 
cacat, jalanan dan anak terlantar. 
3)   Penanganan masalah‐masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat 
dan KLB 
r. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Perempuan dan Anak*) 
1)   Pengembangan  materi  dan  pelaksanaan  KIE  tentang  pemberdayaan  
     perempuan, kesejahteraan dan perlindungan anak 
s. Program penguatan kelembagaan pengarustamaan gender dan anak*) 
1)   Pengembangan kelembagaan pengarustamaan gender dan anak. 
2)   Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan 
anak. 
t. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan*) 
1)   Pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan di daerah. 
2)   Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-35
Laporan Akhir
 
u. Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR*) 
1)  Pendirian pusat pelayanan informasi dan konseling KRR 
v. Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga*) 
1) Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di Kecamatan 
w. Program pengembangan model operasional BKB‐Posyandu‐PADU*) 
1.) Pengkajian pengembangan model operasional BKB‐Posyandu‐PADU 
 
2. Peningkatan Pendidikan dan Ketrampilan berbasis Kompetensi  
a. Program PAUD*) 
1)   Pembangunan gedung sekolah PAUD 
2)   Penyelenggaraan PAUD (gratis) 
b. Program Wajib Belajar pendidikan Dasar 9 Tahun*)  
1)   Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah 
2)   Penyediaan buku pelajaran untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTS 
3)    Rehabilitasi sedang/berat sekolah Ruang Kelas SD/MI 
4)    Penyediaan Beasiswa transisi 
c. Program Pendidikan Menengah*) 
1)   Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu (orang) 
2)   Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM) 
3)   Pembangunan ruang kelas sekolah (unit) 
4)   Pembangunan gedung sekolah (SMK Baru) 
d. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga kependidikan*) 
1) Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi 
 
3. Mewujudkan  tata  kelola  pemerintahan  yang  baik  melalui  pelayanan  prima,    peningkatan  
investasi dan daya saing daerah 
a. Program Pengendalian pemanfaatan ruang*) 
2) Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. 
b.  Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi*) 
1)   Peningkatan  koordinasi  dan  kerjasama  di  bidang  penanaman  modal  dengan 
instansi pemerintah dan dunia usaha. 
2)   Peningkatan kualitas SDM guna peningkatan pelayanan investasi. 
3)   Penyelenggaraan pameran investasi. 
c. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi*) 
1)   Memfasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi. 
2)   Pengembangan sistem informasi penanaman modal. 
3)   Penyederhanaan  prosedur  perijinan  dan  peningkatan  pelayanan  penanaman 
modal. 
d. Program peningkatan potensi investasi dan perijinan*) 
1)   Penyusunan database investasi dan perijinan 
e. Program  penataan  peraturan  perundang‐undangan  di  bidang  investasi  dan 
perijinan*) 
1)  Penyusunan  materi  Raperda  tentang  ketentuan  perijinan  gratis  bagi  investor  dan 
tax holiday untuk 2 tahun pertama.  
2)  Fasilitasi  sosialisasi  peraturan  perundang‐undangan  di  bidang  investasi  dan 
perijinan 
f. Program pengelolaan kekayaan budaya*) 
1)  Pelestarian fisik dan kandungan bahan pustaka termasuk naskah kuno.  
g. Program Pengelolaan keragaman budaya daerah*) 
1)  Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah. 
 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-36
Laporan Akhir
 
h. Program penataan penguasaan pemilikan penggunaan dan pemanfaatan tanah*) 
1) Penataan  penguasaan  pemilikan  penggunaan  dan  pemanfaatan  tanah  (untuk 
kawasan industri)  
i. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah*) 
1) Bimbingan teknis implementasi paket regulasi tentang pengelolaan        keuangan 
daerah  
2) Intensifikasi dan Ekstensifikan sumber‐sumber pendapatan asli daerah         
(intensifikasi PJU) 
j. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Dan  Pengendalian Pelaksanaan 
Kebijakan Kepala Daerah*) 
1)   Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala 
2)   Pengendalian  manajemen  pelaksanaan  kegiatan  kepala  daerah  (reviu  laporan 
keuangan)  
k. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja*) 
1)   Pendidikan dan Pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja 
2)   Pengadaan sarana dan prasarana BLK 
l. Program Peningkatan Kesempatan Kerja*) 
1)   Penyusunan informasi bursa tenaga kerja 
2)   Peningkatan penempatan tenaga kerja di dalam dan luar negeri 
m. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan*) 
1)  Peningkatan  pengawasan,  perlindungan  dan  penegakan  hukum  terhadap 
keselamatan dan kesehatan kerja. 
n. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata*) 
1)   Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata 
o. Program pengembangan kemitraan pariwisata*) 
1) Pelaksanaan koordinasi pengembangan kemitraan 
2) Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata 
p. Program Pengembangan Komunikasi Informasi dan Media Massa*) 
1)   Pembinaan dan Pengembangan jaringan komunikasi dan informasi 
2)  Pembinaan dan Pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi 
3)  Pembangunan sarana dan prasarana komunikasi dan informasi  
q. Program Penataan Administrasi Kependudukan*) 
1) Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan 
2) Pengembangan data base kependudukan (termasuk catatan sipil) 
3) Sosialisasi kebijakan kependudukan (termasuk catatan sipil) 
4) Peningkatan pelayanan publik dalam bidang catatan sipil 
r. Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa*) 
1) Fasilitasi penyelenggaraan administrasi keuangan desa/kelurahan 
s. Program mengintensifkan penanganan pengeduan masyarakat*) 
1) Fasilitasi penanganan pengaduan masyarakat 
t. Program peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan*) 
1) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga teknis dan masyarakat 
2) Pembinaan tenaga teknis dan kader pemberdayaan masyarakat 
3) Pengembangan model Posyandu terpadu 
4) Peningkatan peran dan fungsi kemasyarakatan desa dan kelurahan 
u. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa*) 
1) Pelatihan aparatur desa dalam bidang pemerintahan desa 
v. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan*) 
1) Kegiatan bimbingan manajemen usaha bagi perempuan dalam mengelola usaha 
w. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan*) 
1) Pembentukan satuan keamanan lingkungan di masyarakat 
x. Program penataan peraturan perundang‐undangan*) 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-37
Laporan Akhir
 
1) Legislasi rancangan peraturan perundang‐undangan 
2) Penyusunan kelengkapan peraturan kelembagaan pemerintah daerah 
y. Program  peningkatan  dan  pengembangan  penyelenggaraan  kepemerintahan 
daerah*) 
1) Fasilitasi penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa 
z. Program pembinaan dan pengembangan aparatur*) 
1) Penyusunan rencana pembinaan karir PNS 
2) Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas 
 
4. Mewujudkan  ekonomi  kerakyatan  berbasis  pertanian,  perdagangan  dan  jasa  serta  Usaha 
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 
a. Program peningkatan kesejahteraan petani*) 
1)   Pelatihan petani dan pelaku agribisnis 
2)   Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agrobisnis 
3)   Peningkatan kemampuan lembaga petani 
4)   Peningkatan kapasitas pelaku usaha komoditas pertanian/perkebunan 
5)   Peningkatan kapasitas pelaku usaha komoditas pertanian/perkebunan 
6)   Pembinaan lingkungan sosial dan akses informasi produksi perkebunan 
7)   Pelatihan pengendalian OPT tanaman terpadu 
8)   Peningkatan kualitas nilai ekonomi hasil produksi perkebunan 
b. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan*) 
1)    Penyuluhan  distribusi  pemasaran  atas  hasil  produksi  pertanian/perkebunan 
masyarakat 
2)   Pameran produk‐produk unggulan perkebunan 
c. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan*) 
1)    Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan 
2)   Sertifikasi bibit unggul pertanian/perkebunan  
3)   Pengawasan kualitas sarana produksi pertanian/perkebunan 
4)   Studi orientasi dan koordinasi sistem pengelolaan perkebunan 
5)   Peningkatan kualitas bahan produksi tanaman perkebunan  
6)   Pengamatan,  identifikasi,  inventarisasi  dan pengendalian  organisme  pengganggu 
tanaman perkebunan 
7)  Pencegahan.  penanggulangan  dan  pengendalian  hama,  penyakit  tanaman,  dan 
organisme pengganggu  pertanian dan perkebunan 
d. Peningkatan Produksi Hasil Peternakan*) 
1)  Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat. 
2)   Penyuluhan pengelolaan bibit ternak yang didistribusikan kepada masyarakat. 
3)  Pengembangan Agribisnis Peternakan. 
e. Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan*) 
1)   Pengembangan desa mandiri pangan 
2)  Pengembangan lumbung pangan desa 
f. Program Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan*) 
1)   Pengembangan hutan tanaman 
2)  Pengembangan hutan non Kayu 
g. Program rehabilitasi hutan dan lahan*) 
1)   Pembuatan benih / bibit tanaman kehutanan 
2)  Pemeliharaan sarana prasarana rehabilitasi hutan dan lahan 
3)  Pemeliharaan kawasan hutan mangrove 
4)  Penanganan Kawasan sepadan pantai 
5)  Penanganan Kanan Kiri Sungai 
6)  Penanganan Kawasan mata air 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-38
Laporan Akhir
 
7)  Fasilitas penyediaan bibit dan pembenihan tanaman 
8)  Pengelolaan kawasan ruang terbuka hijau perkotaan 
h. Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif*) 
1)   Pengembangan jaringan infrastruktur usaha kecil dan menengah 
2)    Fasilitasi pengembangan Usaha Kecil Menengah 
3)  Perencanaan koordinasi dan pengembangan UKM 
i. Program  Pengembangan  Kewirausahaan  dan  Keunggulan  Kompetitif  Usaha  Kecil 
Menengah*) 
1)   Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan. 
2)   Pelatihan manajemen pengelolaan koperasi. 
j. Program  Pengembangan  Sistem  Pendukung  Usaha  Bagi  Usaha  Mikro  Kecil 
Menengah*) 
1)    Penyelenggaraan  pembinaan  industri  rumah  tangga,  industri  kecil  dan  industri 
menengah 
2)   Koordinasi penggunaan dana pemerintah bagi UMKM 
k. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah*) 
1)   Pembinaan  industri  kecil  dan  menengah  dalam  memperkuat  jaringan  klaster 
industri 
2)   Fasilitasi pengembangan industri aneka kerajinan  
3)   Pelatihan keterampilan pengolahan makanan 
4)   Pelatihan dan pembinaan perbengkelan dan elektronika 
5)   Pelatihan dan pembinaan keterampilan IKM hasil hutan dan perkebunan 
6)   Pembinaan dan pelatihan industri logam, mesin, dan perekayasaan.  
l. Program pengembangan sentra‐sentra industri potensial*) 
3) Penyediaan sarana informasi yang dapat diakses masyarakat 
m. Program pengembangan lembaga ekonomi perdesaan*) 
1) Pembinaan dan asistensi manajemen pengelolaan badan usaha milik desa/usaha 
desa 
n. Program Peningkatan parsitipasi masyarakat dalam membangun desa*) 
1) Penyelenggaraan bulan bakti gotong royong masyarakat 
2) Pembinaan penggunaan alokasi dana desa 
3) Fasilitasi pelaksanaan kerjasama dengan pihak ketiga dalam pembangunan desa 
4) Pembinaan parsitipasi peran serta masyarakat 
o. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri*) 
1)    Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk (unit) 
2)   Pemeliharaan sarana dan prasarana perdagangan pasar  
p. Program pembinaan pedagang kaki lima dan Asongan*) 
1)   Penyuluhan peningkatan disiplin pedagang kaki lima dan asongan 
2)   Penataan tempat berusaha bagi pedagang kaki lima dan asongan 
q. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi*) 
1) Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi 
r. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam*) 
1) Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber‐sumber Air 
s. Program rehabilitasi hutan dan lahan*) 
1)   Pembinaan, pengendalian dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan 
t. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar*) 
1)  Pengembangan  percontohan  (demplot)  kolam  air  payau,  laut  dan  air    tawar 
(minapolitan) 
u. Program pengembangan budidaya perikanan *) 
1)   Pembinaan dan pengembangan perikanan  
2)   Pengembangan bibit ikan unggul 
3)   Pelatihan bubidaya perikanan 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-39
Laporan Akhir
 
4)  Pengembangan rehabilitasi sarana prasarana budidaya perikanan 
v. Program pengembangan perikanan tangkap*) 
1)   Pemeliharaan rutin/berkala tempat pelelangan ikan 
2)   pendampingan pada kelompok nelayan perikanan tangkap 
3)  Penyediaan sarana perikanan tangkap 
w. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (KLH) *) 
1)   Pemantauan kualitas lingkungan 
2)   Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup 
x. Program Peningkatan Pengendalian Polusi (KLH) *) 
1)   Pengujian polusi limbah padat dan limbah cair 
2)   Pengujian emisi/polusi udara akibat aktivitas industri 
 
5. Meningkatkan  prasarana‐sarana  dasar  dan  ekonomi  guna  mengembangkan  sinergi  sentra‐
sentra produksi di perdesaan 
a. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan*) 
1)   Pembangunan jalan (km) 
b. Program Pembangunan saluran drainase/gorong‐gorong*) 
1)    Pembangunan saluran drainase/gorong‐gorong (km) 
c. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan*) 
1)   Rehabilitasi/Pemeliharaan jalan (km) 
2)   Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan (buah) 
d. Program  Pembangunan  dan  Pengelolaan  Jaringan  Irigasi,  Rawa  dan  Jaringan 
Pengairan Lainnya*) 
1)   Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi (rusak berat) 
2)   Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi (pemeliharaan untuk rusak ringan)  
3)   Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai  
e. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah*) 
1)   Penyediaan  prasarana  dan  sarana  air  minum  bagi  masyarakat  berpenghasilan 
rendah 
f. Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan*) 
1)  Penyediaan sarana tenaga kelistrikan di luar daerah jangkauan PLN 
g. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh*) 
1)   Pembangunan/ peningkatan infrastruktur 
h. Program pembangunan infrastruktur perdesaaan*) 
1)  Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan 
2)  Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan 
i. Program Pengembangan Perumahan*) 
1)   Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat 
2)   Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu 
j. Program Rehabilitasi dan pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ*) 
1) Rehabilitasi dan Pemeliharaan Terminal 
k. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan *) 
1)   Pembangunan  Gedung  Terminal  (terminal  angkutan  pedesaan)  :  dilaksanakan 
tahun 2013.  
 
6. Mengembangkan kehidupan beragama yang harmonis, toleran dan saling menghormati 
a) Program pengembangan wawasan kebangsaan*) 
1)   Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama 
2)   Peningkatan rasa solidaritas dan ikatan sosial dikalangan masyarakat 
3)  Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai‐nilai luhur budaya bangsa 
4)  Peningkatan semangat kerja dan wawasan kebangsaan 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-40
Laporan Akhir
 
b) Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan*) 
1)   Pelatihan pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan 
c) Program Pemeliharaan Kantratibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal*) 
1)  Peningkatan  kerjasama  dengan  aparat  keamanan  dalam  teknik  pencegahan 
kejahatan 
 
Catatan =  *)  Program prioritas  Bupati terpilih 
 
5.3. PERDA BANGUNAN GEDUNG (BG) 
5.3.1. Ketentuan Fungsi Bangunan Gedung 
A. Bangunan gedung memiliki fungsi antara lain : 
a. Fungsi hunian 
Merupakan  bangunan  yang  memiliki  fungsi  utama  sebagai  tempat  tinggal  manusia  yang 
meliputi  rumah  tinggal  tunggal,  rumah  tinggal  deret,  rumah  tinggal  susun  dan  rumah 
tinggal sementara. 
b. Fungsi keagamaan 
Merupakan bangunan yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan  ibadah 
yang  meliputi  bangunan  masjid  termasuk  mushola,  gereja  termasuk  kapel,  pura,  vihara 
dan kelenteng. 
c. Fungsi usaha 
Merupakan bangunan yang mempunyai fungsi sebagai tempat melakukan kegiatan usaha 
yang  meliputi  bangunan  gedung  perkantoran,  perdagangan,  perindustrian,  perhotelan, 
wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan 
d. Fungsi sosial budaya 
Merupakan bangunan yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan 
sosial  dan  budaya  yang  meliputi  bangunan  gedung  pelayanan  pendidikan,  pelayanan 
kesehatan, kebudayaan, laboratorium dan bangunan gedung pelayanan umum 
e. Fungsi khusus 
Merupakan bangunan yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan 
yang  mempunyai  tingkat  kerahasiaan  tingkat  tinggi  nasioal  atau  penyelenggaraannya 
dapat membahayakan masyarakat disekitarnya dan/atau mempunyai resiko bahaya tinggi 
yang meliputi bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan 
dan bangunan sejenis. 
B. Fungsi prasarana bangunan gedung 
a. Sebagai pembatas/penahan/pengaman yang meliputi pagar, tanggul/retaining wall, 
turap batas kavling/persil 
b. Sebagai penanda masuk lokasi antara lain berupa gapura dan gerbang 
c. Sebagai perkerasan antara lain berupa jalan, lapangan upacara dan lapangan olah raga 
terbuka 
d. Sebagai penghubung antara lain berupa jembatan, box culvert 
e. Sebagai kolam/reservoir bawah tanah antara lain berupa kolam renang, kolam 
pengolahan air, reservoir di bawah tanah, sumur peresapan air hujan, sumur peresapan 
air limbah dan septick tank 
f. Sebagai menara antara lain berupa menara antena, menara reservoir dan cerobong 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-41
Laporan Akhir
 
g. Sebagai monumen antara lain berupa tugu dan patung 
h. Sebagai instalasi/gardu antara lain berupa instalasi listrik, instalasi telepon/komunikasi 
dan instalai pengolahan 
i. Sebagai reklame/papan nama antara lain berupa billboard, papan iklan papan nama 
(berdiri sendiri atau berupa tembok) 
   

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-42
Laporan Akhir
 
5.3.2. Persyaratan Bangunan Gedung 
Persyaratan yan harus dipenuhi oleh bangunan gedung harus memenuh persyaratan yang 
ditentukan baik persyaratan administratif maupun persyaratan teknis. 
A. Persyaratan administratif 
a. Status hak atas tanah 
Status  hak  atas  tanah  adalah  penguasaan  atas  tanah  yag  berwujud  dokumen  sertifikat 
sebagai tanda bukti penguasaan/kepemilikan tanah yang di dalamnya juga memuat dana 
mengenai status tanah seperti hak milik, hak guna bangunan dan akta/bukti kepemilikan 
lainnya.  Persetujuan  izin  pemanfaatan  dari  pemegang  hak  atas  tanah  dinyatakan  pada 
perjanjian  tertulis  antara  pemegang  hak  atas  tanah  atau  pemilik  tanah  dengan  pemilik 
bangunan gedung. 
b. Status kepemilikan bangunan 
Status  kepemilikan  bangunan  dibuktikan  dengan  Surat  Keterangan  Bukti  Kepemilikan 
Bangunan yang sah, yang diperoleh dengan mengajukan permohonan kepada Bupati dan 
Pejabat  yang  ditunjukkan  bersamaan  dengan  pengajuan  permohonan  IMB,  Kepemilikan 
bangunan dapat dialihkan kepada pihak lain. 
c. Perizinan bangunan 
Perijinan bangunan terdiri atas : 
1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 
IMB  merupakan  dokumen  dari  Bupati  atau  pejabat  yang  ditunjuk  yang  menerangkan 
bahwa pemohon dapat mendirikan bangunan sesusi dengan rencana teknis bangunan 
yang disetujui oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. 
2. Izin Pemanfaatan Bangunan (Sertifikat Laik Fungsi) 
Sertifikat laik fungsi adalah surat bukti berupa dokumen dari Bupati atau pejabat yang 
ditunjuk  terhadap  bangunan  gedung  yang  telah  selesai  dibangun  dan  memenuhi 
persyaratan kelaikan fungsi bangunan gedung. 
3. Persetujuan  merobohkan  bangunan  bagi  pemilik  bangunan  yang  akan  merobohkan 
bangunan 
Yaitu  surat  bukti  berupa  dokumen  dari  Bupati  atau  pejabat  yang  ditunjuk  yang 
menraangkan  bahwa  pemilik  bangunan  dapat  merobohkan  bangunan  sesuai  rencana 
teknis bangunan yang disetujuai Bupati atau pejabat yang ditunjuk. 
d. Penggolongan bangunan 
Untuk kepentingan perijinan, bangunan gedung digolongkan sebagai berikut : 
2. Bangunan  gedung  hunian  rumah  tinggal  tunggal  sederhana  yang  meliputi  rumah  inti 
tumbuh, rumah sederhana sehat dan rumah deret sederhana 
3. Bangunan  gedung  hunian  rumah  tinggal  tunggal  dan  rumah  deret  sampai  dengan  2 
(dua) lantai 
4. Bangunan gedung hunian rumah tinggal tidak sederhana 2 (dua) lantai atau lebih dan 
bangunan gedung lainnya pada umumnya. 
e. Izin Mendirikan Bangunan 
IMB dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : 
1. IMB diberikan oleh Bupati untuk kegiatan yang meliputi : 
 Pembangunan bangunan gedung baru dan/atau prasarana bangunan gedung baru 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-43
Laporan Akhir
 
 Rehabilitasi/renovasi bangunan gedung dan/atau prasarana bangunan gedung 
 Pelestarian/pemugaran 
2. Setiap  orang  atau  badan  hukum  yang  akan  mendirikan/merehabilitasi  bangunan 
gedung dan/atau prasarana bangunan gedung wajib memiliki IMB 
3. IMB  menjadi  prasyarat  untuk  mendapatkan  pelayanan  utilitas  umum  antara  lain 
penyambungan jaringan listrik, air minum, telepon dan gas 
4. IMB diberikan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk, kecuali bangunan gedung fungsi 
khusus melalui proses permohoman izin mendirikan bangunan gedung 
f. Keterangan rencana kabupaten, beriki ketentuan yang meliputi : 
 Fungsi bangunan yang dapat dibangun pada lokasi bersangkutan 
 Ketinggian paling tinggi bangunan yang diizinkan 
 Garis sempadan dan jarak bebas paling rendah bangunan yang diizinkan 
 KDB paling tinggi yang diizinkan 
 KLB paling tinggi yang diizinkan 
 KDH paling rendah yang diwajibkan 
 KTB paling tinggi yang diizinkan 
 Jaringan utilitas umum Kabupaten Pemalang 
g. Tata cara Pengajuan Permohonan IMB 
h. Pelaksanaan pekerjaan mendirikan /mengubah bangunan 
i. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan 
j. Sertifikat laik fungsi (SLF) 
B. Persyaratan Tata Bangunan 
Persyaratan tata bangunan meliputi : 
a. Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung 
Setiap pembangunan dan pemanfaatan bangunan harus sesuai dengan peruntukan lokasi 
yang diatur dalam RTRW, RDTR, RTBL 
b. Persyaratan arsitektur bangunan gedung 
Meliputi  persyaratan  penampilan  bangunan  gedung,  penataan  ruang  dalam, 
keseimbangan, keserasian dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya serta 
pertimbangan  adanya  keseimbangan  antara  nilai‐nilai  sosial  nbudaya  setemmpat 
terhadap penerapan berbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa. 
c. Persyaratan pengendalian dampak lingkungan 
Persyaratan  ini  hanya  berlaku  bagi  bagungan  gedung  yang  dapat  menimbulkan  dampak 
penting terhadap lingkungan. 
d. Persyaratan keandalan bangunan gedung 
Meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan dan kenyamanan 
 
5.3.3. Penyelenggaraan Bangunan Gedung 
Penyelenggaraan  bangunan  gedung  meliputi  kegiatan  pembangunan,  pemanfaatan, 
pelestarian dan pembongkaran 
 Pembangunan  
Pembangunan  bangunan  diselenggarana  melalui  tahapan  perencanaan  teknis,  pelaksanaan 
konstruksi dan pengawasan 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-44
Laporan Akhir
 
 Pemanfaatan 
Pemanfaata  bangunan  merupakan  kegiatan  memanfaatkan  bangunan  sesuai  dengan  fungsi 
yang  ditetapkan  dalam  IMB  termasuk  kegiatan  pemeliharaan,  perawatan  dan  pemeriksaan 
secara berkala. 
 Pelestarian 
Perlindungan  dan  pelestarian  meliputi  kegiatan  penetapan  dan  pemanfaatan  termasuk 
perawatan  dan  pemugaran  serta  kegiatan  pengawasan  yang  dilakukan  dengan  mengikuti 
kaidah pelestarian serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 
 Pembongkaran 
Pembongkaran  bangunan  gedung  harus  dilakukan  secara  tertib  dan  mempertimbangkan 
keamanan, keselamatan masyarakat dan lingkungannya. 
 
5.3.4. Peran Masyarakat Dan Pembinaan Dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung 
Dalam melaksanakan pemantauan dan penjagaan ketertiban pada saat penyelenggaraan 
bangunan gedung, masyarakat mempunyai hak dan kewajiban. Hak masyarakat meliputi : 
 Memantau  dalam  kegiatan  pembangunan,  pemanfaatan,  pelestarian  maupun 
kegiatan pembongkaran 
 Memantau  melalui  kegiatan  pengamatan,  penyampaian  masukan,  ususlan  dan 
pengaduan 
 Memantau dan melaporkan secara tertulis kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk 
tentang  indikasi  bangunan  yang  tidak  laik  fungsi  dan/atau  menimbulkan  gangguan 
dan/atau bahaya bagi pengguna masyarakat dan/atau lingkungan melalui sarana yang 
mudah diakses. 
 Pemantauan dilakukan secara objekti dengan penuh tanggungjawab dan dengan tidak 
menimbulkan gangguan dan/atau kerugian bagi pemilik dan/atau pengguna bangunan 
gedung, masyarakat dan lingkungan 
 Melaksanakan  dan  mengajukan  gugatan  terhadap  bangunan  gedung  yang 
mengganggu, merugikan dan/atau membahayakan kepentingan umum 
 Gugatan  dapat  dilakukan  baik  secara  perorangan,  kelompok/perwakilan,  organisasi 
masyarakat maupun melalui tim ahli bangunan gedung. 
Kewajiban masyarakat antara lain  
 Menjaga ketertiban dalam kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian maupun 
pembongkaran 
 Ikut  menjaga ketertiban penyelenggaraan angunan gedung dengan  mencegah setiap 
perbuatan  diri  sendiri  atau  kelompok  yang  dapat  mengurangi  tingkat  keandalan 
bangunan  gedung  dan/atau  mengganggu  penyelenggaraan  bangunan  gedung  dan 
lingkungan 
 Ikut menjaga ketertiban dengan masyarakat dapat melaporkan secara lisan dan/atau 
tertulis  kepada  Bupati  atau  pejabat  yang  ditujuk  atau  kepada  pihak  yang 
berkepetingan atas perbuatan setiap orang 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-45
Laporan Akhir
 
 Memberikan  masukan  maupun  usulan  kepada  Bupati  atau  pejabat  yang  ditunjuk 
dalam  penyempurnaan  peraturan,  pedoman  dan  standar  teinis  dibidang  bangunan 
gedung 
 
5.4. RENCANA  INDUK  SISTEM  PENYEDIAAN  AIR  MINUM  (RISPAM)  DAN  CORPORATE  PLAN 
PDAM 2014‐2018 
5.4.1. Rencana Sistem Pelayanan 
Rencana sistem pelayanan penyediaan air minum meliputi : 
a. Rencana sistem air minum kota Pemalang dan Kabupaten Pemalang  
umumnya    dirancang  untuk  memenuhi  kebutuhan  air  sesuai  untuk  melayani  kebutuhan 
air  sampai  20  tahun  ke  depan.  Pengembangan  sistem  ini  direncanakan  dalam  2  tahap 
yaitu : 
  tahap I yaitu tahun 2006 sampai dengan tahun 2015 
  tahap II yaitu tahun 2015 sampai dengan tahun 2021 
  Setiap tahap dibagi dalam 5 tahun pelaksanaan yang meliputi : 
  Pengembangan sistem produksi 
  Pengembangan sistem distribusi 
  Pengembangan sambungan ke konsumen 
b. Rancangan sistem air bersih  
Rancangan  ini  akan  disesuaikan  dengan  proyeksi  kebutuhan  air  sesuai  dengan  masing 
masing  jenis  pelayanan  dan  disesuaikan  dengan  rancangan  pengembangan  kota  pada 
jangka  panjang.  Target  tingkat  pelayanan  disesuaikan  dengan  program  Milennium 
Development  Goals  yang  berbunyi  Reduce  by  halve  the  proportion  of    people  without 
sustainable  access  to  safe  drinking  water,  dapat  diterjemahkan  sebagai  berikut,  yaitu 
“meciptakan  kemudahan  bagi  separuh  prosentase  penduduk  yang  belum  memperoleh 
kemudahan  akses  air  minum  ditambah  prsentase  penduduk  yang  telah  memperolehnya 
pada  saat  ini,  pada  2006.  Tingkat  pelayanan  kota  Pemalang  54%  sehingga  ditergetkan 
pada tahun 2015 tercapai 81%   dan pada tahun 2021 tercapai 92% penduduk terlayani. 
Sedangkan  untuk  IKK  dan  system  perdesaan  tingkat  pelayanan  masih  sebesar  21% 
ditargetkan meningkat menjadi 42.% di tahun 2015 dan 68.% pada tahun 2021. 
 
5.4.2. Rencana Pengembangan SPAM 
Rencana pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) termiat dalam rencana 
pengembangan RI‐SPAM dan pengembangan SPAM PDAM.  
Rencana Pengembangan RI‐SPAM 
a. Interkoneksi Antara Berbagai Sub Sistem 
Kedekatan  wilayah  pelayanan  atau  kedekatan  sumber  air  baku  merupakan  pertimbangan 
utama  dari  peng‐  interkoneksian  sistem.  Untuk  kabupaten  Pemalang,  wilayah  pelayanan  di 
kecamatan  :  Petarukan,  Comal  dan  Ampelgading  (tak  tertutup  kemungkinan  Bodeh  dan 
Kota  Pemalang)  relatif  berdekatan  serupa  garis  yang  mengikuti  jalur  Jalan  utama  Pantai 
Utara  (  Pantura  ).  Saat  ini  tidak  terdapat  sistem  perpipaan,  namun  sistem  perpipaan  pada 
masing‐masing  kecamatan  yang  dibangun  tahun  1995  tidak  beroperasi  karena  sumber  air 
bakunya  :  sumur  dalam  kondisinya  payau  /  terintrusi  air  laut  sehingga  sistem  tidak 
memungkinkan  untuk  dijalankan.  Sebagai  rencana  pengembangan,  maka  ketiga  wilayah 
pelayanan memungkinkan untuk disatukan dalam satu koridor pelayanan sekitar Jalur Utama 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-46
Laporan Akhir
 
Pantura dengan air baku berupa air permukaan : Sungai Comal (Kedung Sigolo‐golo) dengan 
debit  rata2  <<1000  lt/dt  dengan  rencana  pembangunan  Instalasi  Pengolahan  Air  kapasitas 
250 ltr/dtk dan Reservoir Kapasitas 500 M3. 

b. Sistem Setempat 
Sistem  setempat  diartikan  sebagai  satu  wilayah  administrasi  kecamatan  atau  satu  sistem 
dengan  satu  atau  lebih  sumber  air  baku,  satu  wilayah  pelayanan  dan  satu  pengelola 
kelembagaannya.Untuk  Kabupaten  Pemalang,  diluar  sistem  Kota  Pemalang  dan  Petarukan‐
Comal‐Ampelgading,  umumnya  diopersikan  dan  direncanakan  pengembangannya  melalui 
sistem  setempat  yang  tidak  terkoneksi  dengan  sistem  lainnya.  Secara  teknis  hal  ini 
memungkinkan karena di kecamatan‐kecamatan terdapat banyak mata air yang tidak saling 
berhubungan.  Demikian  pula  halnya  dengan  arah  pengembangan  pelayanan  diutamakan 
dengan sistem Ibukota Kecamatan (IKK) pada masing‐masing kecamatan.  

Rencana Pengembangan SPAM PDAM (Corporate Plan PDAM) 
a. Kecamatan Moga 
Air  baku  dari  Mata  Air  Bulakan  wilayah  pelayanan  di  ibukota  kecamatan  Moga. 
Pengembangan wilayah pelayanan untuk tahap I (2006‐2015) yaitu di Ds. Walangsanga, Ds. 
Sima dan tahap II (2015‐2021)  yaitu di Ds.Plakaran, Ds. Gendoang. 
Air baku saat ini dari Mata Air Bulakan, debit rata2 60 ltr/dtk dengan kap. terpasang 15 
ltr/dtk  dan  kap.  Terpakai  15  ltr/dtk  Rencana  Tahap  I  dan  tahap  berikutnya  memakai 
tambahan  sumber  air  baku  dari  Mata  Air  Sicipluk  dengan  debit  10  ltr/dtk  yang  terletak  di 
Kecamatan Moga. 
b. Kecamatan Pulosari 
Air  baku  dari  Mata  Air  Cipanas  wilayah  pelayanan  di  ibukota  kecamatan  Pulosari,  Ds. 
Karangsari,  Ds.  Nyalembeng.  Pengembangan  wilayah  pelayanan  untuk  tahap  I  (2006‐2015) 
yaitu  di  Ds.  Walangsanga,  Ds.  Sima  dan  tahap  II  (2015‐2021)    yaitu  di  Ds.Plakaran,  Ds. 
Gendoang. 
Air baku saat ini dari Mata Air Cipanas, debit rata2 150 ltr/dtk dengan kap. terpasang 15 
ltr/dtk  dan  kap.  Terpakai  15  ltr/dtk  Rencana  Tahap  I  dan  tahap  berikutnya  memakai 
tambahan  sumber  air  baku  dari  Mata  Air  Loning  dengan  debit  30  ltr/dtk  yang  terletak  di 
Kecamatan Pulosari. 
c.  Kecamatan Randudongkal 
Air baku dari Mata Air Kemiri wilayah pelayanan di ibukota kecamatan Randudongkal, 
Ds. Karangmoncol. Pengembangan wilayah pelayanan untuk tahap I (2006‐2015) yaitu di Ds. 
Mejagong, Ds. Semingkir dan tahap II (2015‐2021)  yaitu di Ds.Kalimas, Ds. Mangi. 
Air baku saat ini dari Mata Air Kemiri, debit rata2 150 ltr/dtk dengan kap. terpasang 15 
ltr/dtk  dan  kap.  Terpakai  12.5  ltr/dtk.  Rencana  Tahap  I  dan  tahap  berikutnya  memakai 
tambahan sumber air baku dari Mata Air Sawangan dengan debit 500 ltr/dtk yang terletak di 
Kecamatan Moga. 
d.  Kecamatan Warungpring 
Air baku dari Mata  Air  Cipete  wilayah  pelayanan di ibukota  kecamatan  Warungpring, 
Ds.  Karangsari,  Ds.  Nyalembeng.  Pengembangan  wilayah  pelayanan  untuk  tahap  I  (2006‐
2015) yaitu di Ds. Pakembaran, Ds. Datar dan tahap II (2015‐2021)  yaitu di Ds.Mereng. Air 
baku  saat  ini  dari  Mata  Air  Cipete,  dengan  kap.  terpasang  5  ltr/dtk  dan  kap.  Terpakai 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-47
Laporan Akhir
 
3.70ltr/dtk Rencana Tahap I dan tahap berikutnya memakai tambahan sumber air baku dari 
Mata Air Nyata dengan debit 1007 ltr/dtk yang terletak di Kecamatan Warungpring. 
e. Sistem Antar Isi dengan Tanki Air (TA) 
Sistem  ini  sifatnya  sementara,  yaitu  pengoperasian  Truk  Tanki  Air,  guna  menyuplai 
kebutuhan air di wilayah‐wilayah yang membutuhkannya dan biasanya hal ini terjadi diwaktu 
musim  kemarau.  Untuk  kabupaten  Pemalang,  wilayah  pelayanan  seperti  ini  terjadi 
disebagian Kecamatan Belik, Kecamatan Bodeh 
 
5.4.3. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum 
Sesuai  ditingkatkan  dengan  RPJM  2006  –  2009  ,  maka  kapasitas  sistem  akan 
ditingkatkan  dari  140  L/dt  menjadi  250  L/dt  pada  tahun  2009.  Alternatif  pembangunan 
kapasitas sistem dapat dilakukan mulai tahun 2007 sampai 2009, pada kondisi peningkatan 
ini  secara  matematis  tidak  didapatkan  kekurangan  kapasitas  maupun  idle  kapasitas  yang 
berlebihan.  Konsekuensinya  adalah  secara  parallel  dilakukan  usaha  penurunan  kebocoran 
dari 38% menjadi 34%. Peningkatan pelayanan diperhitungkan meningkat dari 27% menjadi 
43%  atau  setara  dengan  penambahan  sambungan  rumah  9000  unit  selama  4  tahun  secara 
simultan. 

 
5.5. STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 
5.5.1. Kerangka Kerja Pembangunan Sanitasi 
5.5.1.1. Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten 
TABEL V. 4  
PERSANDINGAN VISI DAN MISI KOTA DENGAN VISI DAN MISI SANITASI PROVINSI   
DAN VISI DAN MISI KABUPATEN 
Visi dan Misi  sanitasi   Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten 
Materi  Visi dan Misi Kabupaten Pemalang 
Provinsi Jawa Tengah  Pemalang 
Visi  Kabupaten Pemalang yang Sehat,  Terpenuhinya  Terwujudnya Kabupaten Pemalang 
Cerdas, Berdaya Saing dan Berakhlak  kebutuhan  air  minum  yang bersih dan sehat melalui 
Mulia  dan  lingkungan  sehat  layanan  sanitasi yang berbasis 
  bagi  masyarakat  Jawa  masyarakat pada tahun 2017 
Tengah Tahun 2015 
Misi  1. Meningkatkan  kesehatan  1. Meningkatkan  Misi Air Limbah Domestik  : 
masyarakat dan jaminan sosial.  kualitas,  kuantitas  1. Meningkatkan kesadaran 
2. Meningkatkan  pendidikan  dan  dan  kontinuitas  masyarakat dalam pengelolaan 
keterampilan  berbasis kompetensi.   penyediaan  air  limbah domestik berbasis 
3. Mewujudkan  tata  kelola  minum  masyarakat. 
pemerintahan  yang  baik  melalui  2. Meningkatkan  2. meningkatkan sarana dan 
pelayanan  prima,    peningkatan  ualitas  lingkungan  prasarana penunjang. 
investasi dan daya saing daerah.   meliputi  sanitasi  3. Melakukan pemeliharaan 
4. Mewujudkan  kesejahteraan  dasar,  pengolahan  terhadap saran yang sudah 
masyarakat  melalui  perkuatan  limbah,  drainasi  dan  terbangun. 
ekonomi  kerakyatan  berbasis  persampahan  Misi Persampahan : 
pertanian,  perdagangan  dan  jasa  3. Meningkatkan  1. Meningkatkan dan 
serta    usaha  mikro,  kecil  dan  kesadaran  mengembangkan SDM atau SKPD 
menengah (UMKM)  masyarakat  untuk  pengelola persampahan. 
5. Meningkatkan  prasarana‐sarana  membudayakan  2. Melakukan pengadaan peralatan 
dasar  dan  ekonomi  guna  Perilaku  Hidup  tambahan untuk pengelolaan 
mengembangkan  sinergi  sentra‐ Bersih  dan  Sehat  sarana persampahan  
sentra produksi di perdesaan.  (PHBS)  3. Melakukan pemeliharaan sarana 
6. Mengembangkan  kehidupan  penunjang teknis. 
beragama  yang  aman,  damai,  Misi Drainase : 
harmonis,  toleran  dan  saling  1. Mewujudkan kesadaran 
menghormati. masyarakat dalam pengelolaan 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-48
Laporan Akhir
 
Visi dan Misi  sanitasi   Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten 
Materi  Visi dan Misi Kabupaten Pemalang 
Provinsi Jawa Tengah  Pemalang 
Drainase berbasis masyarakat. 
2. Meningkatkan  kuantitas dan 
kualitas sarana penunjang. 
3. Melakukan pemeliharaan sarana 
Drainase yang telah ada / 
terbangun. 
Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat : 
1. Meningkatkan kesadaran  dan 
peran serta masyarakat dalam 
berperilaku hidup bersih dan 
sehat. 
2. Meningkatkan kesehatan 
masyarakat dan jaminan sosial. 
Sumber : SSK Kabupaten Pemalang

A. Visi Sanitasi Kabupaten Pemalang 
Visi  sanitasi  Kabupaten  Pemalang  adalah  Terwujudnya  Kabupaten  Pemalang  yang  bersih  dan 
sehat melalui layanan  sanitasi yang berbasis masyarakat pada tahun 2017. 
Visi sanitasi Kabupaten Pemalang diatas merupakan suatu keadaan yang ingin dicapai dimasa 
depan  secara  mandiri  kegiatan‐kegiatan  yang  dilakukan  secara  sinergis  antar  pemangku 
kepentingan yang terkait secara langsung maupun tidak langsung. 
B. Misi Sanitasi Kabupaten Pemalang 
Untuk dapat mewujudkan visi sanitasi Kabupaten Pemalang, maka dirumuskan beberapa misi 
yaitu sebagai berikut : 
 
 Misi Air Limbah Domestik  : 
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan limbah domestik berbasis 
masyarakat. 
2. meningkatkan sarana dan prasarana penunjang. 
3. Melakukan pemeliharaan terhadap saran yang sudah terbangun. 
 Misi Persampahan : 
1. Meningkatkan dan mengembangkan SDM atau SKPD pengelola persampahan. 
2. Melakukan pengadaan peralatan tambahan untuk pengelolaan sarana persampahan  
3. Melakukan pemeliharaan sarana penunjang teknis. 
 Misi Drainase :   
1. Mewujudkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan Drainase berbasis 
masyarakat. 
2. Meningkatkan  kuantitas dan kualitas sarana penunjang. 
3. Melakukan pemeliharaan sarana Drainase yang telah ada / terbangun. 
 Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat : 
1. Meningkatkan kesadaran  dan peran serta masyarakat dalam berperilaku hidup bersih 
dan sehat. 
2. Meningkatkan kesehatan masyarakat dan jaminan sosial. 
5.5.1.2. Kebijakan Umum dan Strategi Sektor Sanitasi Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2016 
A. Kebijakan Umum Sektor Sanitasi Kabupaten Pemalang 
Pembangunan  jangka  menengah  Kabupaten  Pemalang  diupayakan  untuk  mendukung 
kebijakan pembangunan nasional yang pro poor, pro job, pro growth dan pro environment dan 
keadilan untuk semua (justice for all). Selain itu pembangunan daerah di Kabupaten Pemalang 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-49
Laporan Akhir
 
sinergi dengan komitmen nasional yaitu pencapaian target pembangunan millennium (MDGs) 
untuk semua urusan yang berkaitan  dengan target capaian  MDGs. Upaya pencapaian target 
pembangunan daerah juga tidak terlepas dari target yang telah ditetapkan oleh kementerian 
masing‐masing  urusan  baik  melalui  Renstra  Kementrian  dan  Standar  Pelayanan  Minimal 
(SPM).  Sejalan  dengan  visi  dan  misi  pembangunan  jangka  menengah  Kabupaten  Pemalang, 
maka  kebijakan  umum  pembangunan  daerah  selama  lima  tahun  ke  depan  adalah  sebagai 
berikut :  

1. Peningkatan  derajad  kesehatan  masyarakat  dengan  titik  berat  pada  penyediaan  dan 
pengembangan  sarana  dan  prasarana,  kesehatan  lingkungan,  pelayanan  kesehatan  yang  
berkualitas. 
2. Peningkatan pemberdayaan masyarakat, penanggulangan kemiskinan, kesetaraan gender  
dan  perlindungan sosial,  dengan titik berat pada peningkatan pelayanan dan rehabilitasi 
sosial, pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, 
peningkatan  kualitas  hidup  dan  perlindungan  perempuan,  pelayanan  KB,  dan 
penempatan transmigrasi. 
3. Perluasan kesempatan dan pelayanan pendidikan secara merata dan berkualitas dengan 
titik  berat  pada  peningkatan  ketersediaan,  keterjangkauan,  kualitas,  dan  kesetaraan 
penyelenggaraan pendidikan terutama pada pendidikan dasar dan menengah. 
4. Peningkatan  tata  kelola  pemerintahan  daerah  yang  baik  dengan  titik  berat  pada 
peningkatan  kualitas  pelayanan  kependudukan  dan  pencatatan  sipil,  dan  peningkatan 
kinerja pengawasan dan pengelolaan keuangan daerah. 
5. Peningkatan investasi dalam rangka pengelolaan potensi daerah dengan titik berat pada 
peningkatan  iklim  investasi  melalui  pelayanan  One  Stop  Services  dan  kebijakan  pro 
investasi, promosi dan kerjasama investasi, serta penciptaan iklim yang kondusif. 
6. Pengoptimalan  pengelolaan  sumberdaya  alam  dan  lingkungan  hidup  dengan  titik  berat 
pada  rehabilitasi  lahan  kritis,  pemulihan  cadangan  sumberdaya  alam,  dan  pencegahan 
pencemaran dan perusakan lingkungan. 
7. Penguatan  fasilitasi  dan  penguatan  kelembagaan  koperasi,  UMKM,  industri  kecil  dan 
menengah,  dengan  titik  berat  pada  peningkatan  kapasitas  kelembagaan  koperasi  dan 
UMKM serta peningkatan daya saing produk industri. 
8. Peningkatan  pengelolaan    potensi  pertanian  dan  perikanan  dengan  titik  berat 
peningkatan  produksi  pertanian,  perkebunan,  peternakan  dan  perikanan,  peningkatan 
usaha agribisnis dan minapolitan, dan peningkatan ketahanan pangan.  
9. Peningkatan  infrastuktur  wilayah  yang  berkualitas  untuk  mendorong  pertumbuhan 
ekonomi dengan titik berat pada peningkatan kualitas jalan dan jembatan, jaringan irigasi, 
pelayanan air bersih dan sanitasi serta sarana persampahan.  
10. Peningkatan  toleransi  dalam  kehidupan  beragama  dengan  sasaran  pada  peningkatan 
kerukunan antar umat beragama. 
Untuk lebih mempertajam kebijakan umum pembangunan jangka menengah daerah serta 
dengan  mempertimbangkan  kondisi  daerah,  maka  dirumuskan  kebijakan  strategis  dan  prioritas 
sebagai berikut : 
1. Implementasi Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah (BLUD RSUD) 
Sejalan dengan tuntutan peningkatan pelayanan bidang kesehatan khusunya di rumah sakit, 
maka  diperlukan  perbaikan  manajemen  pengelolaan  pelayanan  kesehatan  dalam  bentuk 
implementasi Badan Layanan Umum Daerah RSUD yang direncanakan akan dilaksanakan pada 
awal tahun 2012. 
2. Pengembangan Sarana dan Prasarana Penunjang RSUD serta Puskesmas Unggulan 
Pengembangan  sarana  dan  prasarana  penunjang  RSUD  serta  Puskesmas  unggulan  sekaligus 
pengembangan  Puskesmas  rawat  inap  akan  dilaksanakan  secara  bertahap  pada  tahun  2014 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-50
Laporan Akhir
 
dan  2015.  Sarana  dan  prasarana  tersebut  meliputi  peralatan  medis  yang  penting  untuk 
pelayanan dasar kesehatan di puskesmas dan rumas sakit umum daerah. 
3. Pemantapan Proporsi Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Umum 
Untuk  meningkatkan  kemampuan  dasar  masyarakat  utamanya  lulusan  sekolah  menengah, 
maka ditetapkan kebijakan peningkatan proporsi sekolah kejuruan (SMK) dan sekolah umum 
(SMA)  menjadi  60:40.  Implementasi  peningkatan  proporsi  tersebut  yaitu  dengan 
pembangunan  SMK  baru  pada  tahun  2013,  2014  dan  2015,  serta  penambahan  ruang  kelas 
baru pada SMK setiap tahun minimal 3 RKB 
4. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah 
Berdasarkan Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan daerah, maka 
proporsi  belanja  langsung  yang  merupakan  belanja  yang  menyentuh  kebutuhan  masyarakat 
secara  langsung  direncanakan  semakin  meningkat.  Oleh  karena  itu  setiap  tahun  secara 
bertahap direncanakan akan dilakukan peningkatan proporsi belanja langsung dan penurunan 
belanja tidak  langsung. Target pada  tahun 2016 proporsi belanja langsung  dan  belanja  tidak 
langsung  adalah  35:65.  Hal  tersebut  juga  diikuti  dengan  upaya  efisiensi  dan  efektifitas 
penggunaan  anggaran  dalam  setiap  program  dan  kegiatan  baik  pada  belanja  langsung 
maupun pada belanja tidak langsung. 
5. Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Aparatur dan Kelembagaan 
Besarnya belanja tidak langsung pada APBD penyebab utamanya adalah besarnya belanja gaji 
PNS  yang  saat  ini  berjumlah  13.245  orang.  Oleh  karena  itu  kebijakan  yang  akan  ditempuh 
untuk menurunkan belanja pegawai adalah selektif dalam penerimaan pegawai (zero growth). 
Adapun jumlah pegawai yang pensiun setiap tahun berkisar 300‐400 orang, dengan demikian 
pada  akhir  tahun  2016  diperkirakan  jumlah  PNS  di  Kabupaten  Pemalang  akan  berkurang 
sebanyak  1500  orang.  Selanjutnya  pada  perspektif  kelembagaan  juga  diupayakan  kebijakan 
kelembagaan yang efektif dengan prinsip miskin struktur kaya fungsi berdasarkan aturan dan 
ketentuan yang berlaku. 
6. Pembangunan Pusat Pedagangan Beras Regional 
Sebagai upaya pendukung Kabupaten Pemalang yang merupakan salah satu lumbung beras di 
Provinsi  Jawa  Tengah,  maka  akan  dilaksanakan  kebijakan  pengembangan  pemasaran  beras 
berupa pembangunan pasar induk beras regional pada tahun 2013. 
7. Pengendalian Alih Fungsi Lahan 
Sejalan dengan kebijakan nasional upaya swasembada pangan serta mendukung gerakan bali 
deso  mbangun  deso  di  Provinsi  Jawa  Tengah,  maka  Pemerintah  Kabupaten  Pemalang  akan 
melaksanakan pengendalian alig fungsi lahan guna mempertahankan keberadaan dan luasan 
sawah  lestari.  Hal  ini  sekaligus  sebagai  upaya  mempertahankan  dan  meningkatkan  produksi 
beras, tanpa menghambat dinamika pertumbuhan ekonomi di sektor lain. 
8. Manajemen Usaha Kecil Menengah 
Dengan  semakin  berkembangnya  berbagai  produksi  industri  rumah  tangga,  maka  akan 
dirancang kebijakan manajemen UKM untuk meningkatkan  nilai  tambah produksi. Kebijakan 
manajemen UKM tersebut meliputi pasca produksi, data dan informasi pemasaran 
9. Insentif Pengembangan Investasi Daerah 
Salah  satu  upaya  untuk  meningkatkan  arus  investasi  adalah  dengan  pemberian  insentif  bagi 
calon  investor.  Insentif  tersebut  antara  lain  dalam  bentuk  kemudahan  proses  perijinan  dan 
penyiapan lahan.  
10. Pemantapan Prasarana dan Sarana Dasar Ke PU an (PSD PU) 
Kebijakan pemantapan PSD PU dalam bentuk rehabilitasi berupa jalan, jembatan dan sarana 
perhubungan  akan  dilaksanakan  pada  tahun  2012  dan  2013  yang  diharapkan  dapat 
mengkaver lebih dari 90% dari jumlah dan panjang sarana dan prasaran tersebut. Sedangkan 
2 tahun berikutnya adalah optimalisasi pemeliharaan sarana dasar tersebut. 
11. Privatisasi Pengelolaan Kepariwisataan 
Berbagai  potensi  obyek  wisata  yang  ada  seperti  kawasan  widuri,  pemandian  moga  dan 
perhotelannya serta wisata air telaga silating akan dikembangkan dengan konsep kemudahan 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-51
Laporan Akhir
 
dan keterjangkauan akses. Kebijakan privatisasi ini untuk memberikan peluang kepada pihak 
swasta dalam bentuk pengembangan dan pengelolaan obyek pariwisata.  
12. Eksplorasi Pos Pengamatan Gunung Slamet 
Posisi  Kabupaten  Pemalang  sebagai  satu‐satunya  daerah  yang  memiliki  sarana  observasi 
pengamatan  aktivitas  Gunung  Slamet  perlu  ditangkap  dengan  pemanfaatan  sarana  tersebut 
yang  diintegrasikan  dengan  wisata  dan  penelitian.  Kebijakan  yang  akan  dilakukan  adalah 
dengan  membangun  dan  meningkatkan  sarana  Gardu  Pandang  Pos  Pengamatan  Gunung 
Slamet di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari untuk menjadi ikon wisata baru.  
13. Pemenuhan Sarana Kebutuhan Dasar Listrik Perdesaan 
Sampai  dengan  tahun  2010  jumlah  dusun/dukuh  yang  belum  terlayani  jaringan  listrik 
sejumlah 124 dusun yang tersebar di seluruh Kabupaten Pemalang. Kebijakan tersebut berupa 
percepatan pemenuhan layanan pembangunan listrik di perdusunan minimal sampai dengan 
akhir tahun 2016 sebesar 80%. 
14. Optimalisasi Pengelolaan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) 
Upaya lain yang akan dilakukan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan efisiensi adalah 
dengan  validasi  data  potensi  wajib  pajak  penerangan  jalan  umum  dan  upaya  pemasangan 
meter KWH pada LPJU. Kebijakan ini akan ditempuh dengan meningkatkan koordinasi baik di 
tingkat Regional PLN Provinsi, Area Pelayanan Jaringan (APJ) di Tegal maupun Unit Pelayanan 
Jaringan di Kabupaten Pemalang yang tersebar di 4 lokasi. Dengan mengetahui potensi secara 
pasti wajib pajak akan diketahui potensi pajak PJU, sedangkan pemasangan meter KWH pada 
PJU  diharapkan  akan  dapat  diketahui  pasti  penggunaan  energi  pada  PJU  tersebut,  tidak 
dilakukan dengan pembayaran biaya tetap (abonemen). 
15. Pengembangan Mina dan Agropolitan 
Kabupaten  Pemalang  memiliki  potensi  perikanan  laut  dan  darat  yang  cukup  besar.  Guna 
pengembangan  potensi  tersebut  maka  perlu  dilakukan  dikembangkan  konsep  minapolitan 
dengan  peningkatan  kualitas  dan  kuantitas  produk  serta  kemudahan  akses  informasi 
pemasaran. Sedangkan potensi pertanian di wilayah selatan yang sudah berkembang dengan 
konsep agropolitan, perlu dilakukan revitalisasi. 
16. Revitalisasi Pertanian 
Peningkatan  produksi  pertaian  sebagai  salah  satu  basis  perekonomian  Kabupaten  Pemalang 
mensyaratkan  peningkatan  peran  Penyuluh  Pertanian  Lapangan  sebagai  garda  terdepan 
dalam  peningkatan  produksi  pertanian.  Kebijakan  konkrit  yang  akan  dilaksanakan  adalah 
dengan  pembangunan,  rehabilitasi  dan  pemeliharaan  kantor  Balai  Penyuluhan  Pertanian  di 
setiap  kecamatan,  upaya  pemberian  insentif  dan  disinsentif  bagi  PPL,  penyediaan  data  dan 
informasi  serta  upaya  peningkatan  akses  pasar.  Kebijakan  ini  akan  dilaksanakan  pada  tahun 
2012 dan 2014 berupa alokasi pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan gedung BPP. 
17. Integrasi Kurikulum Budi Pekerti dalam Semua Jenjang Pendidikan 
Peningkatan  kualitas  kemampuan  siswa  dalam  bentuk  nilai  prestasi  belajar  dan  tingginya 
angka  kelulusan  perlu  disertai  dengan  upaya  peningkatan  kualitas  budi  pekerti  siswa. 
Kebijakan  yang  akan  dilakukan  untuk  mendukung  hal  tersebut  adalah  dengan  regulasi  di 
bidang pendidikan untuk meningkatkan muatan lokal tentang budi pekerti, pendidikan moral 
dan nilai‐nilai luhur Pancasila. 
 
5.5.2. Tujuan, Sasaran Umum dan Strategi Sektor Sanitasi 
5.5.2.1. Tujuan Umum  
1. Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang  berkualitas. 
2. Meningkatkan  pemberdayaan  masyarakat,  penanggulangan  kemiskinan,  kesetaraan 
gender dan perlindungan sosial. 
3. Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan 
secara merata. 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-52
Laporan Akhir
 
4. Meningkatkan  tata  kelola  pemerintahan  daerah  yang  baik,  melalui  pelayanan    prima 
sesuai dengan prinsip‐prinsip good governance. 
5. Meningkatkan iklim investasi dan realisasi investasi daerah. 
6. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. 
7. Meningkatkan  fasilitasi dan penguatan  kelembagaan koperasi, UMKM, industri  kecil dan 
menengah. 
8. Meningkatkan  pemanfaatan  potensi  pertanian  dan  perikanan  untuk  mendukung 
ketahanan pangan daerah. 
9. Meningkatkan  ketersediaan  infrastuktur  wilayah  yang  berkualitas  untuk  mendorong 
pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah. 
10. Meningkatkan toleransi dalam kehidupan antar umat beragama. 
5.5.2.2. Sasaran Umum 
1. Meningkatkan  derajad  kesehatan  masyarakat  dan  pelayanan  kesehatan  yang  
berkualitas, dengan sasaran: 
a. Menurunya AKI, AKB, AKBAL dan balita  gizi buruk dan kurang. 
b. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin. 
c. Optimalnya penanggulangan penyakit menular terutama DB, HIV/AIDS, Kusta dan TB 
d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan sesuai kebutuhan 
e. Meningkatnya  kesehatan  lingkungan  serta  perilaku  hidup  bersih  dan  sehat  di 
kalangan  masyarakat. 
f. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. 
2. Meningkatkan  pemberdayaan  masyarakat,  penanggulangan  kemiskinan,  kesetaraan 
gender dan perlindungan sosial; dengan sasaran: 
a. Meningkatnya pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS.  
b. Bekurangnya persentase penduduk miskin. 
c. Meningkatnya kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak 
d. Meningkatnya pelayanan KB dan berkurangnya Drop Out KB dan Unmetneed KB. 
e. Meningkatnya kualitas tenaga kerja dan penempatan tenaga kerja. 
f. Meningkatnya kerjasama antar daerah dalam penempatan transmigrasi. 
3. Memperluas  kesempatan  memperoleh  pendidikan  dan  meningkatkan  kualitas 
pendidikan secara merata; dengan sasaran: 
b. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pada semua jenjang pendidikan. 
c. Meningkatnya  keterjangkauan  pelayanan  pendidikan  secara  merata  di  seluruh 
wilayah. 
d. Meningkatnya  kualitas  dan  relevansi  pendidikan  pada  semua  jenjang  pendidikan 
termasuk kualitas pendidik dan tenaga kependidikan. 
e. Meningkatnya keterjaminan pelayanan pendidikan pada semua jenjang pendidikan. 
4. Meningkatkan  tata  kelola  pemerintahan  daerah  yang  baik,  melalui  pelayanan    prima 
sesuai dengan prinsip‐prinsip good governance; dengan sasaran :  
a. Meningkatnya kualitas pengawasan dan status audit keuangan daerah  
b. Meningkatnya penangganan kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme 
c. Meningkatnya  kualitas  pelayanan  administrasi  kependudukan  melalui  sistem 
informasi administrasi kependudukan. 
d. Meningkatkan  koordinasi  dengan  aparatur  penegak  hukum  sebagai  upaya  preventif 
dalam pencegahan tindak pidana korupsi 
5. Meningkatkan iklim investasi dan realisasi investasi daerah; dengan sasaran: 
a. Meningkatnya layanan satu atap (one stop service) 
b. Meningkatnya promosi dan kerjasama investasi  
c. Meningkatnya penyediaan sarana pendukung investasi  
d. Meningkatnya  ketentraman,  ketertiban  dan  kondusifitas  daerah  untuk  menunjang 
investasi daerah. 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-53
Laporan Akhir
 
6. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup; dengan sasaran: 
a. Meningkatnya rehabilitasi hutan dan lahan kritis. 
b. Meningkatnya rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam  
c. Terkendalinya pencemaran lingkungan hidup baik pencemaran udara, air dan tanah. 
7. Meningkatkan  fasilitasi  dan  penguatan  kelembagaan  koperasi,  UMKM,  industri  kecil 
dan menengah, dengan sasaran: 
a. Meningkatnya  kapasitas  kelembagaan  koperasi,  UMKM  dan  industri  kecil  dan 
menengah. 
b. Meningkatnya  daya  saing  produk  industri  dan  UMKM  baik  didalam  negeri  maupun 
luar negeri. 
8. Meningkatkan  pemanfaatan  potensi  pertanian  dan  perikanan  untuk  mendukung 
ketahanan pangan daerah; dengan sasaran: 
a. Meningkatnya produksi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. 
b. Berkembangnya usaha agribisnis dan agroindustri. 
c. Meningkatnya pendapatan petani dan nelayan. 
9. Meningkatkan  ketersediaan  infrastuktur  wilayah  yang  berkualitas  untuk  mendorong 
pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah; dengan sasaran: 
a. Meningkatnya kualitas infrastruktur jalan dan jembatan 
b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air. 
c. Meningkatnya ketersediaan sarana  dan prasarana pelayanan sampah, air bersih  dan 
penerangan. 
10. Meningkatkan toleransi dalam kehidupan antar umat beragama; dengan sasaran: 
a. Meningkatnya  toleransi  bermasyarakat  dalam  mewujudkan  kehidupan  yang  aman 
dan damai 
b. Meningkatnya kerukunan dan kegotongroyongan antar umat beragama.  
c. Meningkatkan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat 
 
5.5.2.3. Arah Tahapan Pencapaian 
Arahan  pentahapan  pembangunan  sanitasi  disesuaikan  dengan  arahan  pentahapan 
pembangunan  kabupaten  secara  menyeluruh,  yaitu  tahap  konsolidasi,  tahap  pelaksanaan  dan 
tahap pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. 
a. Tahap Konsolidasi 
Tahap  konsolidasi  meliputi  konsolidasi  SKPD  yang  menangani  sanitasi,  menyusun  rencana 
strategis, mengintegrasikan kedalam dokumen daerah (RKPD, Renja SKPD, KUA, PPAS, RAPBD), 
advokasi kebijakan, dan advokasi anggaran 
b. Tahap Pelaksanaan 
Tahap  pelaksanaan  meliputi,  pelaksanaan  proyek‐proyek  pengembangan  sanitasi  baik  yang 
bersifat fisik maupun pemberdayaan dan penyadaran masyarakat. 
c. Tahap Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat 
Tahap  ini  meliputi  pengembangan  sarana  pra  sarana  sanitasi  dengan  melibatkan  masyarakat 
dan dunia usaha serta peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat.  
 
5.6. INTEGRASI STRATEGI PEMBANGUNAN KAB/KOTA DAN SEKTOR 
Berdasarkan  dokumen  rencana  yang  telah  dijabarkan  sebelumnya,  maka  dapat  disusun 
matriks strategi pembangunan pada skala Kabupaten Pemalang yang meliputi: 
a. RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial; 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-54
Laporan Akhir
 
b. RI‐SPAM  dan  Corporate  Plan  PDAM  sampai  dengan  tahun  2026  sebagai  arahan 
pengembangan air minum; dan 
c. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi. 
 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
RPI2-JM) Tahun 2014 V-55

Anda mungkin juga menyukai