Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN EKSTRAK JAHE


UNTUK PENGOBATAN REMATIK
DI DESA ASIR-ASIR ASIA,
KECAMATAN LUT TAWAR,
KAB.ACEH TENGAH

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN (PKM-P)

Diusulkan Oleh:
Rima Brigita 18006103010015 Angkatan 2018

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................... 2
1.4 Luaran yang diharapkan .............................................................................................. 2
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………3
2.1 Gambaran Lokasi Penelitian…………………………………………………………….3
2.2 Rematik………………………………………………………………………………………….3
2.3 Tanaman Jahe……………………………………………………………………………………4
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………………………….7
3.1 Teknik Pengumpulan Data………………………………………………………………7
3.2 Tahapan Penelitian………………………………………………………………………7
3.2.1 Upaya Yang Dilakukan Setelah Penelitian…………………………………………7
3.2.2 Pengolahan dan Interprestasi Data Lapangan………………………………………7
3.3 Upaya Yang Dilakukan Setelah Penelitian……………………………………………...7
3.4 Diagram Alir Penelitian…………………………………………………………………8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………9

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Negara kita adalah salah satu negara pengguna tumbuhan obat terbesar di dunia selain
Cina dan India. Penggunaan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan umat manusia dalam bidang
pengobatan ialah suatu seni yang sama tuanya dengan sejarah peradaban umat manusia.
Penggunaan ramuan tumbuhan secara empirik, berlangsung selama beberapa abad diikuti oleh
pertemuan beberapa senyawa bioaktif. Pemahaman yang dimiliki oleh masyarakat tradisional
dapat dilihat dari adanya pengetahuan tradisional yang telah mereka kembangkan untuk
mendukung kehidupannya. Pengetahuan tradisional merupakan konsep atau sistem pengetahuan
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat adat secara turun temurun di suatu daerah dan
berhubungan dengan praktik-praktik pemanfaatan serta pengelolaan sumberdaya alam secara
lestari.
Tanaman jahe telah lama dikenal dan tumbuh baik di negara kita. Jahe merupakan salah
satu rempah-rempah penting. Rimpangnya sangat luas dipakai, antara lain sebagai bumbu
masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biscuit, kembang gula dan
berbagai minuman. Jahe juga digunakan dalam industri obat, minyak wangi dan jamu
tradisional. Jahe muda dimakan sebagai lalaban, diolah menjadi asinan dan acar. Disamping
itu, karene dapat memberi efek rasa panas dalam perut, maka jahe juga digunakan sebagai
bahan minuman seperti bandrek, sekoteng dan sirup.
Rematik atau penyakit yang ditandai dengan nyeri sendi disebut juga rheumatoid
arthritis. Penyakit ini merupakan penyakit autoimun ketika sistem imun pada tubuh seseorang
menyerang sel-sel tubuhnya sendiri. Dalam hal ini, area persendian adalah area yang diserang
oleh sistem imun pengidap rheumatoid arthritis.
Dari data yang didapatkan di aceh tengah sendiri cukup banyak pasien penderita penyakit
nyeri sendi dan rematik sendiri. Oleh karena itu kami tertarik untuk membuat penelitian ini
sendiri guna mengurangi penderita penyakit ini sendiri.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana ekstrak jahe dapat mengobati penyakit nyeri sendi dan rematik?
2. Bagaimana cara mengolah ekstrak tanaman jahe yang dapat dijadikan obat rematik
dan nyeri sendi?
3. Kandungan apa saja yang terdapat dalam tanaman jahe?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui tanaman jahe dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan nyeri sendi
dan rematik
2. Untuk mengetahui cara pengolahan tanaman jahe dalam pengobatan nyeri sendi dan
rematik.

1.4 Luaran yang diharapkan


Melalui penelitian ini diharapkan data yang akurat dengan menggunakan metode
rancangan acak lengkap (RAL) deangan variasi jahe. Melalui penelitian ini diperoleh informasi
ekstrak daun salam terhadap pengobatan asam urat.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pengolahan tanaman jahe terhadap pasien yang
mengidap penyakit rematik dan nyeri sendi.
2. Mengetahui cara pengolahan dan penggunaan tumbuhan untuk obat rematik
3. Mengetahui senyawa bioaktif yang terkandung dalam tumbuhan jahe

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Pada penelitian kali ini meneliti yaitu di desa Asir-asir asia , Kecamatan Lut Tawar,
Kabupaten Aceh Tengah.

Gambar 2.1 Gambar Lokasi Desa Asir-asir Asia

2.2 Rematik
Penyakit rematik bukan hal asing bagi masyarakat. Penyakit ini banyak diderita seiring
dengan bertambahnya umur yang disebabkan oleh adanya pengapuran sendi, sehingga orang
dengan jenis penyakit ini akan mengalami nyeri sendi dan keterbatasan gerak. Selain itu, Penyakit
ini menyebabkan inflamasi, kekakuan, pembengkakan, dan rasa sakit pada sendi, otot, tendon,
ligamen, dan tulang1 .
Rematik atau arthritis adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur di
sekitarnya. Rematik adalah penyakit inflamasi sistemik kronis, inflamasi sistemik yang
dapatmempengaruhi banyak jaringan dan organ, tetapi terutama menyerang fleksibel (sinovial)
sendi2 Nyeri sendi sering disebut dengan rematik adalah penyakit yang sering ditemukan dan
tersebar di seluruh dunia. Rematik merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat
deposisi kristal monosodium urat (MSU) pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di
dalam cairan ekstraseluler merupakan pemicu utama terjadinya peradangan atau inflamasi
kejadian rematik.
Gangguan metabolisme yang mendasarkan rematik adalah hiperurisemia yang
didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl untuk pria dan 6,0 ml/dl untuk
wanita, kejadian ini meningkat pada lanjut usia3 Penyebab pasti terjadinya rematik belum dapat
dipastikan, namun ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. H
Adanya risiko menderita penyakit kronis ini disebabkan oleh ketidaktahuan mereka
terhadap dampak yang ditimbulkan.
Sebuah penelitianyang dilakukan di Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar
menunjukkan sebagian besar para lansia memiliki tingkat pengetahuan kurang baik tentang
penyakit rematik (Aklima, Safrida, & Husin, 2017) Faktor pendukung lain yang menjadi
penyebab rematik adalah IMT (Indeks Massa Tubuh). Penelitian yang dilakukan di Dusun
Daleman Gadingharjo Sanden Kabupaten Bantul menunjukkan ada hubungan yang signifikan
antara IMT dengan kejadian rematik pada usia dewasa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa semakin
tinggi nilai IMT maka derajad kerusakan sendi akan semakin besar 6 . Senada dengan hal ini,
penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit dr. Sardjito menunjukkan bahwa status gizi
3
berhubungan positif dengan derajad nyeri sendi pada pasien artritis 7 Di dunia,
rematikmerupakan penyakit muskuloskeletal yang paling sering terjadi. Angka kejadian rematik
pada tahun 2013 yang dilaporkan oleh World Health Organization (WHO) adalah mencapai 20%
dari penduduk dunia yang telah terserang rematik, dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-
20 tahun dan 20% adalah mereka yang berusia 55 tahun.Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(2013), menunjukkan bahwa kecenderungan prevalensi rematik di Indonesia tahun 2007-2013
pada usia lansia terdapat 30,3 % pada tahun 2007, dan mengalami penurunan pada tahun 2013
yaitu menjadi 24,7%. Pada Tahun 2016 jumlah penderita rematik adalah sebanyak 23,8%.

2.3 Tanaman Jahe


Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-
rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah.
Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William
Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi. Berikut ini klasifikasi
dari tanaman jahe:
Kerajaan :Plantae
Divisi :Tracheophyta
Kelas :Spermathopytina
Ordo :Zingiberales
Famili :Zingiberaceae
Genus :Zingiber
Spesies :Zingiber officinale

Tanaman jahe telah lama dikenal dan tumbuh baik di negara kita. Jahe merupakan salah
satu rempah-rempah penting. Rimpangnya sangat luas dipakai, antara lain sebagai bumbu masak,
pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biscuit, kembang gula dan berbagai
minuman.
Jahe juga digunakan dalam industri obat, minyak wangi dan jamu tradisional. Jahe muda
dimakan sebagai lalaban, diolah menjadi asinan dan acar. Disamping itu, karene dapat memberi
efek rasa panas dalam perut, maka jahe juga digunakan sebagai bahan minuman seperti bandrek,
sekoteng dan sirup.
Jahe yang nama ilmiahnya Zingiber officinale sudah tak asing bagi kita, baik sebagai
bumbu dapur maupun obat-obatan. Begitu akrabnya kita, sehingga tiap daerah di Indonesia
mempunyai sebutan sendiri-sendiri bagi jahe. Nama-nama daerah bagi jahe tersebut antara lain
halia (Aceh), bahing (Batak karo), sipadeh atau sipodeh (Sumatera Barat), Jahi (Lampung), jae
(Jawa), Jahe (sunda), jhai (Madura), pese (Bugis) lali (Irian) Jahe tergolong tanaman herba, tegak,
dapat mencapai ketinggian 40 – 100 cm dan dapat berumur tahunan. Batangnya berupa batang
semu yang tersusun dari helaian daun yang pipih memanjang dengan ujung lancip. Bunganya
terdiri dari tandan bunga yang berbentuk kerucut dengan kelopak berwarna putih kekuningan.
Akarnya sering disebut rimpang jahe berbau harum dan berasa pedas. Rimpang bercabang tak
teratur, berserat kasar, menjalar mendatar.
Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe
disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Mnnyak atsiri
dapat diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Ekstrak minyak jahe
berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau harum tetapi tidak memiliki
4
komponen pembentuk rasa pedas. Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1 – 3
persen.
Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan
zingiberol. Oleoresin jahe banyak mengandung komponen pembentuk rasa pedas yang tidak
menguap. Komponen dalam oleoresin jahe terdiri atas gingerol dan zingiberen, shagaol, minyak
atsiri dan resin. Pemberi rasa pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol. Khasiat Jahe Sejak
dulu Jahe dipergunakan sebagai obat, atau bumbu dapur dan aneka keperluan lainnya. Jahe dapat
merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan.
Jahe yang digunakan sebagai bumbu masak terutama berkhasiat untuk menambah nafsu
makan, memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. Hal ini dimungkinkan karena
terangsangnya selaput lendir perut besar dan usus oleh minyak asiri yang dikeluarkan rimpang
jahe. Minyak jahe berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan
mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil
muda. Juga rasanya yang tajam merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu
mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung.
Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati selesma, batuk, diare
dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis. Jahe juga dipakai untuk meningkatkan
pembersihan tubuh melalui keringat.
Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain : •
Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan
memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan
kerja jantung memompa darah.
• Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase,
yang masing-masing mencerna protein dan lemak..
• Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah
tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga
diduga membantu menurunkan kadar kolesterol.
• Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat
menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabok
perjalanan.
• Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan
angin.
• Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang
disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.

Adapun cara untuk membuat ekstrak jahe yang digunakan untuk penderita rematik di desa asir-
asir adalah sebagai berikut:
Alat dan Bahan:
• Jahe
• Air Secukupnya
• Parutan

Cara membuat ekstrak Jahe:

• Bersihkan jahe dengan cara dicuci bersih.


5
• Parut jahe.
• Rebus dengan dua gelas air hingga mendidih.
• Minum selagi hangat. Untuk menambah kenikmatan wedang jahe, tambahkan sedikit
gula atau madu.

Gambar Air Ekstrak Jahe

6
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dilapangan, jenis penelitian ini adalah Pre
eksperimental, dengan metode pendekatan one group pretest posttest untuk melihat pengaruh
pemberian air ekstrak jahe terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita rematik, Pada
penelitian ini peneliti menggunakan non random (non probability) sampling.

3.2 Tahapan Penelitian


3.2.1 Survei (Lapangan) Pendahuluan
Survei lapangan adalah tahapan pertama dalam penelitian ini. Survei lapangan yang
dimaksud adalah dengan melakukan survei pendahuluan sebelum melakukan pengukuran.
Pada survei ini akan ditentukan kondisi yang dialami penderita rematik di kampung asir-asir
asia. Data yang didapat akan menjadi panduan dalam pengambilan data di lapangan.

3.2.2 Pengolahan dan Interprestasi Data Lapangan

Setelah dilakukan akuisisi data di lapangan, data tersebut di transfer dari kamera ke
computer dalam bentuk data gambar pertumbuhan. Kemudian data tersebut diolah di
Laboratorium Pendidikan Biologi Universitas Syiah Kuala. Data yang diperoleh dari
pengukuran digunakan sebagai parameter input.
Proses pengolahan data dan pemodelan dilakukan menggunakan software Microsoft
Word dan Microsoft Excel, program ini dapat memproses data dari lapangan yang telah
diketahui, dapat dilanjutkan dengan interpretasi data untuk mendapatkan gambaran pengaruh
dari ekstrak daun salam terhadap asam urat. Indikator penentuannya dilihat dari hubungan
efektitas ekstrak jahe dengan kesembuhan di daerah tersebut.

3.3 Upaya Yang Dilakukan Setelah Penelitian


Setelah adanya data mengenai pengaruh ekstrak tanaman jahe terhadap
kesembuhanpenderita rematik di kampung asir-asir asia, kabupaten aceh tengah, maka akan
diinformasikan kepada masyarakat dan Instansi terkait di daerah tersebut dalam memberikan
rekomendasi untuk kegiatan produksi ekstrak jahe di desa asir-asir asia, kecamatan lut tawar,
kabupaten aceh tengah.

7
3.4 Diagram Alir Penelitian

Pembuatan ekstrak Deskriptif, komparatif dan


jahe untuk penderita studi pustaka
penyakit rematik.

Penderita penyakit asam


urat mengonsumsi
Rancangan Acak Lengkap
ektrak jahe yang telah
(RAL), observasi
dibuat sebelumnya

8
DAFTAR PUSTAKA
Afnuhazi, R. (2018). Pengaruh senam rematik terhadap penurunan nyeri rematik pada
lansia. Menara Ilmu, 12(1).
Febriyanti, S., & Yunianta, Y. (2014). Pengaruh Konsentrasi Karagenan dan Rasio Sari Jahe
Emprit (Zingiber officinale var. Rubrum) Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan
Organoleptik Jelly Drink Jahe [In Press April 2015]. Jurnal Pangan dan
Agroindustri, 3(2).
Keswara, U. R., Kusumaningsih, D., Wahyudi, W. T., & Hidayat, R. (2018). Kegiatan
Penyuluhan tentang Rematik pada Lansia di wilayah Kerja Puskesmas Ngaras
Kabupaten Pesisir Barat. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat
(Pkm), 1(1).
Meliny, M., & Suhadi, S. (2018). Analisis Faktor Risiko Rematik Usia 45-54 Tahun Di
Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017. (Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat), 3(2).
Sari, K. I. P., & Nasir, N. (2013). Uji Antimikroba ekstrak segar jahe-jahean (Zingiberaceae)
terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Candida albicans. Jurnal Biologi
UNAND, 2(1).
Syukur, A. (2006). Kajian pengaruh pemberian macam pupuk organik terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman jahe di inceptisol, Karanganyar. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan, 6(2006).
Yuliana, Y., Rahmadani, E., & Permanasari, I. (2015). Aplikasi Pupuk Kandang Sapi Dan
Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jahe (Zingiber Officinale Rosc.) Di
Media Gambut. Jurnal Agroteknologi, 5(2), 37-42.

Anda mungkin juga menyukai