Kelompok:
- Arif Nuradi 12-2015-090
- Roni Rohmansah 12-2016-139
- Nico Ardianto 12-2016-162
Dosen:
Iwan Agustiawan, Ir., M.T.
Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air
dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat. Dalam pembuatan
stukur, beton masih menjadi pilihan utama dan populer di seluruh dunia. Hal ini
disebabkan karena kemudahan dalam mendapatkan material penyusunnya,
kekuatan tekan yang tinggi, dan kemudahan dalam pengerjaannya. Selain itu, beton
juga memiliki banyak keuntungan dalam penggunaannya untuk konstruksi. Sejalan
dengan perkembangan teknologi, beton dibuat dengan kekuatan lebih baik. Pada
beton terdapat campuran penting yang salah satunya berupa batu agregat. Hampir
semua bangunan menggunakan beton untuk gedung bertingkat, jalan, lapangan
terbang, jembatan dan bangunan besar lainnya. Seiring dengan pesatnya
pembangunan dibidang konstruksi, kebutuhan akan beton meningkat hampir tidak
lepas dari unsur beton yang tentunya ada unsus campuran batu agregat.
Proyek atau penelitian akhir ini merupakan Pengembangan Sitem Mekanikal
Mesin Pengahancur Batu Agregat Semi Otomatis, yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu alat atau mesin penghancur batu agregat dengan disain yang
cukup sederhana, mudah untuk pengoperasiannya tanpa keahliah khusus sehinnga
dapat memudahkan sektor home industri batu agregat serta memenuhi kebutuhan
pasar batu agregat siap pakai.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang karena anugerah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan Tugas Matakuliah Perancangan Sistem Mekanikal,
Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Bandung.
Kelompok
DAFTAR ISI
3
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
4
BAB II
PENYUSUNAN SPESIFIKASI MESIN
• Dengan gradasi agregat yang baik dapat tercapai beton yang padat
1. Agregat Kasar
Agregat kasar (Coarse Aggregate) biasa juga disebut kerikil sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
industri pemecah batu, dengan butirannya berukuran antara 4,76 mm —
150 mm.. Ketentuan agregat kasar antara lain:
• Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori.
Aggregat kasar yang butirannya pipih hanya dapat dipakai jika
jumlah butir-butir pipihnya tidak melampaui 20% berat agregat
seluruhnya.
• Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dalam
berat keringnya. Bila melampaui harus dicuci.
• Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak
beton, seperti zat yang relatif alkali.
• Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil alam dari batu pecah.
• Agregat kasar harus lewat tes kekerasan dengan bejana penguji
Rudeloff dengan beban uji 20 ton.
• Kadar bagian yang lemah jika diuji dengan goresan batang tembaga
maksimum 5%.
• Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Aggregate antara
6–7,5.
Jenis agregat kasar yang umum adalah:
1. Batu pecah alami: Bahan ini didapat dari cadas atau batu pecah alami
yang digali.
2. Kerikil alami: Kerikil didapat dari proses alami, yaitu dari pengikisan
tepi maupun dasar sungai oleh air sungai yang mengalir.
3. Agregat kasar buatan: Terutama berupa slag atau shale yang biasa
digunakan untuk beton berbobot ringan.
4. Agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot berat: Agregat kasar
yang diklasifikasi disini misalnya baja pecah, barit, magnatit dan
limonit.
2. Agregat Halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat pemecah batu. Agregat ini berukuran 0,063 mm —
4,76 mm yang meliputi pasir kasar (Coarse Sand) dan pasir halus (Fine
Sand). Untuk beton penahan radiasi, serbuk baja halus dan serbuk besi
pecah digunakan sebagai agregat halus. Menurut PBI, agregat halus
memenuhi syarat:
• Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran tajam, keras, dan
bersifat kekal artinya tidak hancur oleh pengaruh cuaca dan
temperatur, seperti terik matahari hujan, dan lain-lain.
• Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % berat
kering, apabila kadar lumpur lebih besar dari 5%, maka agregat halus
harus dicuci bila ingin dipakai untuk campuran beton atau bisa juga
digunakan langsung tetapi kekuatan beton berkurang 5 %.
• Agregat halus tidak boleh mengandung bahan organik (zat hidup)
terlalu banyak dan harus dibuktikan dengan percobaan warna dari
ABRAMS-HARDER dengan larutan NaOH 3%.
• Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Fine Sand antara 2,2–
3,2.
• Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Sand antara 3,2–
4,5.
• Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragam
besarnya.
Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan tersebut juga dapat
dipakai, asal saja kekuatan tekan adukan agregat pada umur 7 dan 28
hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan agregat yang sama,
tetapi dicuci terlebih dahulu dalam larutan NaOH 3% yang kemudian
dicuci bersih dengan air pada umur yang sama.
Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragam dan apabila
diayak dengan ayakan susunan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
• Sisa diatas ayakan 4 mm minimum beratnya 2%
• Sisa diatas ayakan 1mm minimum beratnya 10%
• Sisa diatas ayakan 0,025 beratnya berkisar antara 80% sampai 95%.
12
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
13
13
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
14
19
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
20
26
27
27
28
BAB III
PERANCANGAN KONSEP MESIN
Tim perancangan :
• Tim Perancang : Arif
Menentukan rancangan alat dari segi desain dari alat yang akan dibuat.
Rancangan alat sendiri terdiri dari bentuk alat yang akan dibuat,
material yang akan digunakan, dimensi alat yang akan dibuat,serta
faktor keamanan dari alat .
• Tim Produksi : Roni
28
29
29
30
Ahli material : 5%
Dokumenter : 45%
Produksi :
30
31
Perancangan
2 Penentuan Tim Perancang Arif
Proyek
3 Penyusunan Penyusunan Spesifikasi Teknik
Arif
Spesifikasi Teknik Menggunakan QFD
31
32
32
33
Rumah kualitas mempunyai banyak (beberapa) kamar,, masing-masing berisi informasi berharga.
Nomor dalam masing-masing kamar menunjukan Langkah-langkah metode QFD.
Pengembangan atau penyusunan informasi tentang:
Langkah 1 : Siapa pelanggan (customer) produk
Langkah 2 : apa (what) yang diinginkan pelanggan tentang fungsi (kerja) produk
Langkah 3 : untuk siapa, apa tersebut penting (who vesus what)
Langkah 4 : Bagaimana problem (produk) tersebut dicari solusinya sekarang (now) sekarang
vs apa, yaitu apa kopetensi dari produk yang sedang dirangcang
Langkah 5 : Bagaimana (how) mengukur kemampuan produk untuk memberikan kepuasan
pada keinginan pelanggan.
Langkah 6 : apa vs Bagaimana, yaitu tentang spesifikasi teknis dan hubungannya dengan
keinginan pelanggan.
Langkah 7 : berapa banyak, yaitu informasi sasaran.
Langkah 8 : Bagaimana vs Bagaimana, yaitu hubungan antara spesifikasi teknis
• Langkah 1 : Menentukan konsumen, siapa mereka?
Pelanggan utama dari mesin penghancur batu agregat semi-otomatis ini adalah para
pengusaha batu. Didalam usaha simping ini terdapat pemilik usaha (owner) dan operator
sebagai yang mengoperasikan penghancur batu.
• Langkah 2 : Menentukan permintaan customer : apa yang mereka inginkan?
Daftar keinginan pengguna untuk mesin penghancur batu agregat semi-otomatis.
1. Meningkatkan Produksi
2. Mudah dioperasikan
3. Mudah dirawat
4. Hemat energi
5. Mudah dan murah diproduksi
6. Mudah diangkut/dipindahkan tempatkan
7. Memiliki ukuran yang dapat ditangani orang indonesia
33
34
Dari pembobotan diatas dapat kita pelajari sebagai berikut, tingkat kepentingan antara
permintaan pemilik dan dan operator. Dengan 8 point yang dinilai total maksimal penilaian
pemilik alat dan operator masing masing 100.
• Langkah 4 : mengidentifikasi dan mengevaluasi produk pesaing : seberapa puaskah
konsumen sekarang?
Pada tahap ini dilakukan pengevaluasian terhadap daftar permintaan dengan cara membuat
kuesioner yang diajukan kepada konsumen. kuesioner yang dimaksud adalah tingkat
kepuasan dengan mesin yang sudah ada dengan memberikan skala sebagai berukut:
1. Nilai 1 = Mesin yang dipakai sebelumnya sama sekali tidak memenuhi
permintaan
2. Nilai 2 = Mesin yang dipakai sebelumnya memenuhi Sebagian kecil
permintaan
3. Nilai 3 = Mesin yang dipakai sebelumnya memenuhi beberapa permintaan
4. Nilai 4 = Mesin yang dipakai sebelumnya memenuhi Sebagian besar
permintaan
5. Nilai 5 = Mesin yang dipakai sebelumnya memenuhi semua permintaan
34
35
Nilai
No. Atribut
Mesin Pemecah Batu Manual Mesin Pemecah Batu otomatis
1 Dapat meningkatkan produksi 2 4
2 Mudah dioperasikan 2 5
3 Mudah Dirawat/dibersihkan 3 3
4 Hemat energi 5 5
5 mudah dan murah diproduksi 3 2
6 mudah diangkut/dipindahkan tempat 2 2
Memiliki ukuran yang dapat ditangani orang
7 2 5
indonesia
• Langkah 6
Menyatakan hubungan antara permintaan customer dengan spesifikasi teknik :
"How" mengukur "What"?
Pernyataan hubungan ini diberi tanda sebagai berikut :
ʘ = Berhubungan kuat
= Berhubungan tidak kuat
▲ = Berhubungan lemah
Kosong = Tidak berhubungan sama sekali
Hasil tahap ini dapat dilihat pada bagan House of Quality pada bagian akhir tahap
pembuatan spesifikasi.
35
36
• Langkah 7
Berikut adalah target yang ditentukan oleh penulis mengenai alat yang dirancang:
• Langkah 8
Bagaimana hubungan ketergantungan antar "HOW" dengan yang lainnya.
Berikut adalah tanda-tanda yang digunakan dalam pernyataan hubungan tiap spesifikasi
teknik :
- = Negatif
▼ = Kuat negatif
++ = Kuat positif
+ = Positif
36
37
Proses Manufakture
Kapasitas Produksi
Langkah Prosedur
Langkah Prosedur
Pengoperasian Penghancur Batu Agregat Otomatis
Pembersihan
Spare Part
Operator
Dimensi
PemiliK
Sudut
Berat
Gaya
Jarak
Mesin Penghancur Batu Agregat Semi-Otomatis
Arah perbaikan
20 25 Mudah dioperasikan
5 25 Mudah Dirawat/dibersihkan
15 5 Hemat energi
Mesin Pencetak Penghancur Batu Agregat Manual 150 # # 10.000.000 2.000.000 # 35.0 # # #
Mesin Pencetak Penghancur Batu Agregat Otomatis 200 # # 900.0 19.000.000 2.000.000 # 50.0 # # #
sasaran ( senang) 200 # # # 15.000.000 2.000.000 # # # # #
sasaran ( tidak senang) 100 # # # 20.000.000 5.000.000 # # # # #
37
38
Transmisi
Sensor Sensor
Motor Listrik Ultrasonik
Ultrasonik
38
39
Konsep Bentuk
No Konsep Fungsi
A B
1 Transmisi
3 Ketersediaan Batu
4 Memasukan Batu
Konveyor
39
40
5 Memecah Batu
Mengeluarkan Pecahan
6
Batu
Gravitasi
Menampung Pecahan
7
Batu
Penampung Batu
40
41
Konsep
K1 = 1A 2A 3A 4A 5A 6A 7A
K2 = 1A 2A 3B 4A 5A 6A 7A
K3 = 1A 2B 3A 4A 5A 6A 7A
K4 = 1A 2B 3B 4A 5A 6A 7A
K5 = 1B 2A 3A 4A 5A 6A 7A
K6 = 1B 2A 3B 4A 5A 6A 7A
K7 = 1B 2B 3A 4A 5A 6A 7A
K8 = 1B 2B 3B 4A 5A 6A 7A
41
42
convenyor
5. Memecah batu
Mata pisau shedder
6. Mengeluarkan pecahan batu
gravitasi
7. Menampung pecahan batu
Penampung batu
Konsep 2
1. Transmisi
Gear & Rantai
2. Merubah energi listrik menjadi mekanik
Motor Listrik AC
3. Ketersediaan batu
Penampung batu / Bak
4. Memasukan batu
Manual
5. Memecah batu
Mata pisau shedder
6. Mengeluarkan pecahan batu
gravitasi
7. Menampung pecahan batu
Penampung batu
42
43
manual
4. Memasukan batu
convenyor
5. Memecah batu
Manual
6. Mengeluarkan pecahan batu
gravitasi
7. Menampung pecahan batu
Penampung batu
43
44
Motor Listrik AC
3. Ketersediaan batu
Penampung batu / Bak
4. Memasukan batu
convenyor
5. Memecah batu
Mata pisau shedder
6. Mengeluarkan pecahan batu
gravitasi
7. Menampung pecahan batu
Penampung batu
44
45
1. Transmisi
Gear
2. Merubah energi listrik menjadi mekanik
Motor Listrik AC
3. Ketersediaan batu
Penampung batu / Bak
4. Memasukan batu
convenyor
5. Memecah batu
Mata pisau shedder
6. Mengeluarkan pecahan batu
gravitasi
7. Menampung pecahan batu
Penampung batu
45
46
Penampung batu
46
47
• K5 = 1B-2A-3A-4A-5A-6A-7A
Konsep 5 ini menggunakan :
1. Transmisi
Gear
2. Merubah energi listrik menjadi mekanik
Motor Listrik AC
3. Ketersediaan batu
Penampung batu / Bak
4. Memasukan batu
conveyor
5. Memecah batu
Mata pisau shedder
6. Mengeluarkan pecahan batu
gravitasi
7. Menampung pecahan batu
Penampung batu
• K6 = 1B-2A-3A-4B-5A-6A-7A
Konsep 6 ini menggunakan :
8. Transmisi
Gear
9. Merubah energi listrik menjadi mekanik
Motor Listrik AC
47
48
• K7 = 1B-2A-3A-4A-5A-6A-7A
Konsep 7 ini menggunakan :
15. Transmisi
Gear
16. Merubah energi listrik menjadi mekanik
Motor Listrik AC
17. Ketersediaan batu
Penampung batu / Bak
18. Memasukan batu
convenyor
19. Memecah batu
Mata pisau shedder
20. Mengeluarkan pecahan batu
gravitasi
21. Menampung pecahan batu
Penampung batu
48
49
49
50
50
51
Konsep
No. Daftar Kebutuhan Konsumen
Bobot 1 5 6 7
1 meningkatkan produksi 17 S S S
2 mudah dioperasikan 23 S R - S
E
3 Mudah dirawat / dibersihkan 15 S F S S
E
4 Hemat energi 10 S R S S
E
5 Mudah dan murah diproduksi 13 - N S -
S
6 Mudah diangkut/dipindahkan tempat 12 S I S S
Total + 0 0 0 0
7 0 7 7
Total S
1 0 1 1
Total -
Dari hasil basic decision matrik terpilih konsep yang ke 5. Hal ini dikarena dari 4
konsep terbaik ini untuk konsep 1 memiliki perbedaan pada transmisi yaitu
menggunakan transmisi rantai dan gear yang mengakibatkan harus menggunakan 2
motor listrik untuk menggerakan 2 buat mata pisau shedder. Untuk konsep 6
memiliki nilai -23, karena tidak memiliki nilai mudah dioperasikan yang
disebabkan oleh memasukan batu masih menggunakan manual. dan untuk konsep
7 memiliki nilai -10 yaitu pada tidak memiliki nilai mudah dan murah diproduksi
karena menggunakan motor listrik DC
51
52
BAB IV
PERHITUNGAN MEKANIKAL
Pada bab ini akan dibahas perhitungan perancangan alat penghancur batu agegat,
berupa perhitungan putaran minimum mesin, analisa dan perhitungan daya motor
penggerak, perancangan poros, perhitungan pasak, perencanaan mata pisau,
perhitungan puli dan sabuk kemudian pengujian pada alat berdasarkan bentuk
susunan variasi mata pisaunya.
Pada perancangan ini Agar kapasitas mampu terpenuhi sebanyak 50 kg/jam atau
0.83 kg/menit, maka putaran minimal mesin harus juga ditentukan. Untuk
menentukan putaran mesin diawali dengan:
1) Menetapkan satu putaran poros menghasilkan empat kali pemotongan,
karena pada setiap cakram terdapat empat buah mata pisau. Dengan tinggi
batu 6 cm dan di asumsikan pemotongan kaleng terjadi secara vertikal, dan
tinggi mata pisau 1,6 cm, maka 1 batu membutuhkan 3,75 kali pemotongan,
mengingat adanya keterbatasan pada sistem maka penghancuran batu
diasumsikan menjadi 4 kali pemotongan. Untuk mendapatkan 4 kali
pemotongan poros harus berputar 1 kali putaran.
52
53
F=𝜏 xA (4.1)
Dimana:
53
54
Keterangan:
54
55
Tb = F x r (4.2)
Dimana:
Ttb = I x α (4.3)
I = 0.0232 kgm2
⍵
α = (rad/s2)
𝑡
⍵ = 2.π.n 2.π.85,5
= 60 = 8,95 rad/s
60
(asumsi 5 detik)
8,95 rad/s
α = = 1,79 rad/s2
5𝑠
55
56
Maka didapat torsi total adalah torsi yang diperlukan pada saat penhancuran batu
ditambah dengan torsi yang diperlukan ketika tidak terjadi pembebanan.
Tb + Ttb = 46,6 Nm + 0,041 Nm = 46,641 ≈ 46,7 Nm
Dengan mengetahui gaya yang diperlukan (F) torsi yang timbul (T) dan kecepatan
sudut (⍵) yang terjadi pada saat proses pemotongan maka daya motor yang
diperlukan dapat diketahui dengan menggunakan rumus 4.3.
P=Tx⍵ (4.4)
Dimana:
T = Torsi = 46,7 Nm
⍵ = 2.π.n 2.π.85,5
= = 8,95 rad/s
60 60
Daya yang diperlukan untuk menghancurkan batu agregat adalah 417,97 watt.
Agar daya yang dibutuhkan dapat menghancurkan batu di segala kondisi maka
harus diberikan faktor keamanan Sfp=2 dengan demikian, 417,97 watt x 2 = 835,94
Watt.
Jadi daya rencana yang akan digunakan adalah 835,94 Watt sehingga perancangan
alat penghancur batu agregat ini dapat menggunakan motor listrik berkapasitas
1,121 HP (835,94 Watt) ≈ 1,5 HP (1118,55). Motor listrik yang akan digunakan
pada perancangan ini dapat dilihat pada gambar 4.2.
56
57
Dimana:
57
58
𝑁
30
𝜏𝑎 = 6,0𝑚𝑚 2
𝑥 3,0
= 20 N/mm2
Setelah mendapatkan nilai tegangan geser izin dan torsi yang ditransmisikan pada
poros maka kita dapat mengetahui diameter minimal yang diperlukan agar poros
tersebut aman dalam perancangan alat ini, dengan menggunakan rumus 4.6.
𝜋
T = 𝜏𝑎 . d3 (4.6)
16
Dimana:
16𝑥46,7𝑥103 𝑁𝑚𝑚
𝑑3 =
𝑁
3,14𝑥20
𝑚𝑚2
d3 = 11898,1 mm3
d = 22,83 mm
58
59
kegagalan poros pada saat alat sedang bekerja maka pada perancangan ini dibuat
poros bertingkat dimana pada sisi pisau pemotongnya dibuat dengan diameter yang
lebih besar yaitu 40 mm dan pada sisi bantalan dirancang dengan diameter 30 mm.
Gambar teknik dari poros dapat dilihat pada gambar 4.3. Dapat dilihat bahwa pada
perancangan ini, poros yang pertama lebih panjang dibanding poros yang kedua,
ini dimaksudkan agar poros pertama bisa digunakan sebagai tempat puli.
Analisa kekuatan poros perlu dilakukan, dengan cara menghitung tegangan geser
izinnya (𝜏𝑎) harus lebih kecil dari tegangan geser yang timbul (𝜏). Pada
rumus 4.7.
5,1 𝑥 𝑇
τ= (4.7)
𝑑3
Dimana:
30 𝑚𝑚 + 40 𝑚𝑚
𝑑=
2
= 35 mm
5,1𝑥46,7𝑥103 𝑁𝑚𝑚
τ=
35 𝑚𝑚
𝑁
= 5,55
𝑚𝑚2
59
60
60
61
Pada perancangan pasak di alat penghancur sampah kaleng aluminium ini, bahan
Tabel 4.1 Standar lebar dan tebal pasak (khurmi and Ghupta 2005)
61
62
𝑦 =12,66 ≈ 13 mm
(x − x1) (y − y1)
=
(x2 − x1) (y2 − y1)
(40 − 38) (y − 8)
=
(44 − 38) (9−)
𝑦 =0,33+8
𝑦 =8,33 ≈ 8.5 mm
Tebal pasak minimum 8,5 mm
Untuk menghitung panjang pasak minumum yang dibutuhkan maka kita dapat
menggunakan rumus torsi yang ditransmisikan oleh poros menggunakan rumus
4.8.
𝑑
T = l . w . 𝜏𝑎 . (4.8)
2
Dimana:
= 13 mm
= 20 N/mm2
d = Diameter poros = 40 mm
40 𝑚𝑚
T = l x 13mm x 20N/mm2 x
2
= l x 5200 Nmm
62
63
Dan torsi pada poros juga dapat dihitung menggunakan rumus 4.9.
𝜋
T = 𝜏𝑎 . d3 (4.9)
16
Dimana:
d = Diameter poros = 40 mm
𝜋
T = .20 N/mm2 .(40mm)3
16
= 251200 Nmm
Selanjutnya persamaan 4.8 dan 4.9 disubsitusikan sehingga panjang minimum (l)
pasak dapat diketahui.
251200
l= 5200
= 48,31 mm
Setelah mengetahui lebar, tebal dan panjang minimum pasak yang dibutuhkan
yaitu 13 mm, 8,5 mm, 48,31 mm. Untuk menghindari terjadinya kegagalan pada
saat pengoperasian maka perancangan pasak pada mesin penghancur batu agregat
akan dibuat dengan lebar 14 mm, tebal 10 mm dan panjang 224 mm, yang gambar
tekniknya dapat dilihat pada gambar 4.4.
63
64
64
65
Agar motor listrik yang digunakan tidak cepat rusak maka putaran mesin harus
disesuaikan dengan torsi yang diperlukan. Untuk mendapatkan torsi sebesar 46,7
Nm dengan menggunakan daya 1118,55 Watt dan putaran mesin 1400 rpm maka
dibutuhkan putaran poros sebesar 85,5 rpm. Karenan untuk mereduksi putaran
1400 rpm ke 85,5 rpm dibutuhkan perbandinngan puli yang besar maka pada
perancangann ini akan digunakan puli bertingkat. Untuk meningkatkan ketelitian
perancangan maka akan diperhitungkan kondisi slip pada sabuk dan puli. Pada
65
66
perencanaan ini slip pada sabuk dan puli diasumsikan 2%. Sehingga perhitungan
diameter puli yang dibutuhkan dengan asumsi slip 2% dapat dihitung
menggunakann rumus 4.10.
𝑁𝑚 𝑑1𝑑3 𝑠1+𝑠2+𝑠3+𝑠4
= [1 − ( )] (4.10)
𝑁𝑝 𝑑2𝑑4 100
Dimana:
101867,4 = d1 d3 0,92
d1 d3 = 110725,4
d1 d3 = √110725,4
= 332,75 mm
= 13,1004 in
Dari perhitungan yang telah dilakukan didapat bahwa puli besar yang dibutuhkan
adalah 13,1004 in, oleh karena itulah untuk menyesuaikan barang yang ada di
pasaran dan spesifikasi mesin yang dibutuhkan, pada perancangan ini
menggunakan puli berukuran 13 in.
66
67
Setelah didapat ukuran puli yang akan digunakan yaitu 3 in dan 13 in. dan
dirancang jarak antar puli adalah 48 cm. Maka dapat dihitung berapa panjang sabuk
yang akan digunakan dengan menggunakan rumus 4.11.
𝜋 (𝑑𝑝−𝑑𝑚)2
𝐿 = 2 (dp + dm) + 2x + (4.11)
4𝑥
Dimana:
L = Panjang sabuk
dp = diameter puli poros (mm) = 13 in = 330,2 mm
dm = diameter puli motor (mm) = 3 in = 76,2 mm
x = Jarak tengah antara kedua puli = 480 mm
𝜋 (330,2−76,2)2
L = 2 (330,2mm + 76,2mm) + 2(480mm)+ 4(480)
= 1631,98 mm
Dari perhitungan panjang sabuk yang telah dilakukan didapat 1631,98 mm atau
64,25 in, dipasaran yang paling mendekati dengan panjang sabuk yang diperlukan
adalah 64,8 in, oleh karena itulah maka sabuk yang akan digunakan adalah sabuk
berukuran 64,8 in.
Berikut adalah mesin penhancur batu agregat yang telah dibuat sesuai dengan
perhitungan dan perancangan yang telah dilakukan, dapat dilihat pada gambar 4.6.
67
68
68
69
BAB V
DOKUMENTASI HASIL PERANCANGAN
5.1 GAMBAR 3D
Keterangan:
69
70
70