MAKALAH
Makalah Ini Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah: Pancasila
Disusun oleh:
Putri Khofiarani
Syabila Arnika
Zahrotun Naqiah
Farmasi 1C
Puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
penyusunan makalah berjudul “Pancasila Sebagai Integrasi Nasioal” dapat selesai pada
waktunya.
Harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh tidur tidak teratur pada kesehatan dan intelengensi.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang
kami miliki. Maka saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan demi pebaikan dan
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
Integrasi bangsa secara umum adalah usaha atau proses menyatukan perbedaan yang
ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Definisi integrasi bangsa sangat penting untuk menyatukan perbedaan dalam suatu bangsa.
Para ahli menyatakan pandangannya tentang definisi integrasi bangsa dengan berbeda-beda.
Dr. Nazaruddin Syamsuddin menyatakan bahwa integrase bangsa merupakan proses
pernyatuan bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik,
ekonomi dan budaya. Sedangkan menurut Safroedin Bahar, Integrasi bangsa adalah
mengintegrasikan yang berarti membuat untuk atau menyempurnakan dengan jalan
menyatukan unsur-unsur bangsa yang semula mula terpisah-pisah. J. Soedjati
Djiwandono mengatakan bahwa Integrasi bangsa sebagai cara bagaimana kelestarian persatuan
nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri.
Dalam kenyataannya, memang terdapat beberapa faktor penghambat integrasi bangsa.
Ancaman integrasi bangsa bisa datang dari dalam ataupun luar. Namun, tentu pentingnya
integrasi bangsa harus ditegakkan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Ancaman di Indonesia dapat berupa ancaman militer dan ancaman nonmiliter.
a. Ancaman Non militer
Ancaman nonmiliter dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu ancaman dalam bidang
ekonomi, politik, social budaya dan ideologi.
- Ancaman dalam bidang ideologi
Indonesia pernah mendapatkan ancaman dalam bidang ideologi pada tahun 1965 ketika
DN Aidit dan orang-orang komunis lainnya ingin mengganti ideologi Pancasila dengan
ideologi komunis. Tetapi hal itu tidak terjadi karena kesaktian Pancasila yang tidak dapat
diubah.
Di era globalisasi ini, ancaman berupa ideologi kembali terjadi. Banyak sekali warga
Indonesia yang terpengaruh bahwa paham Liberalis dapat menciptakan kemamuran dan
kemajuan dalam masyarakat. Tidak heran apabila paham liberalisme termasuk ancaman
non militer terhadap integrasi nasional karena mempengaruhi dan membahayakan bangsa.
- Ancaman dalam Bidang Politik
Ancaman non militer terhadap integrasi nasional selanjutnya ialah dalam bidang politik.
Ancaman dalam bidang politik ini dapat berasal dari pengaruh dalam negeri maupun luar
negeri. Untuk jenis ancaman politik dari luar negeri bersumber dari tekanan negara lain.
Misalnya saja provokasi, blokade politik, maupun intimidasi. Menurut perkiraan ancaman
non miliyer ini akan membahayakan bangsa Indonesia. Maka dari itu diperlukan pertahakan
non militer untuk mengatasi ancaman tersebut.
- Ancaman Dalam Bidang Ekonomi
Pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi dilakukan dengan melakukan kegiatan
perdagangan ataupun kegiatan ekonomi dengan negara negara di dunia. Kegiatan ekonomi ini
dilakukan dengan terintegrasi dan tanpa adanya batasan teritorial negara. Pengaruh ini
mewajibkan untuk menghapus batasan arus modal, jasa dan barang.
6. Pemberontakan bersenjata
Pemberontakan bersenjata adalah perbuatan melawan kekuasaan yang sah.
7. Radikalisme
Radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan
sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis
8. Separatisme
Separatisme adalah upaya untuk memecah suatu golongan bangsa.
Dalam mengatasi ancaman militer, diperlukan adanya strategi. Sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta pada hakikatnya merupakan segala upaya menjaga pertahanan dan
keamanan negara dan seluruh rakyat serta segenap sumber daya nasional, sarana dan
prasarana nasional serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh
dan menyeluruh sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 27 ayah (3)
yang berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara” dan juga pasal 30 ayat (1) yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
Strategi bangsa Indonesia dalam mengahadapi berbagai ancaman militer di antaranya:
• memperkuat sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta dengan memperkuat
kekuatan dan kemampuan komponen utama (TNI dan POLRI), komponen cadangan (SDM, SDA,
dan sumber daya buatan) serta komponen pendukung (rakyat).
• mendayagunakan dan mengarahkan seluruh kekuatan nasional dengan pertahanan berlapis
yang diwujudkan melalui fungsi-fungsi diplomasi dan perlawanan tanpa senjata.
• melakukan tindak pencegahan terhadap pelanggaran.
Contoh kasus:
Pada awal bulan Februari 2001, terjadi konflik antara warga Dayak
dengan warga Madura di Sampit, Kalimantan Tengah. Konflik tersebut pecah
pada 18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah
warga Dayak. Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian,
dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal.
BAB 3
PEMBAHASAN
Konflik Sampit tahun 2001 bukanlah insiden yang terisolasi, karena telah terjadi
beberapa insiden sebelumnya antara warga Dayak dan Madura. Konflik besar terakhir terjadi
antara Desember 1996 dan Januari 1997 yang mengakibatkan 600 korban tewas. Penduduk
Madura pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasi yang
dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah
Indonesia. Tahun 2000, transmigran membentuk 21% populasi Kalimantan Tengah. Suku Dayak
merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang semakin
agresif. Hukum-hukum baru telah memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap
banyak industri komersial di provinsi ini seperti perkayuan, penambangan dan perkebunan.
Ada sejumlah cerita yang menjelaskan insiden kerusuhan tahun 2001. Satu versi
mengklaim bahwa ini disebabkan oleh serangan pembakaran sebuah rumah Dayak. Rumor
mengatakan bahwa kebakaran ini disebabkan oleh warga Madura dan kemudian sekelompok
anggota suku Dayak mulai membakar rumah-rumah di permukiman Madura.
Indonesia sebagai negara yang beragam suku, agama, rasa dan golongan membuat bangsanya
menjadi rawan konflik. Semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ serta sila ke-2 Pancasila ternyata
belum menjiwai seluruh warga negara Indonesia.
Di balik konflik antar etnis, ada penyenab SARA yang menyebabkan awal mula konfli individu
berujung konflik antar etnis. Ketidakmerataan penyebaran penduduk juga menjadi salah
satunya.
Alternatif dalam menyatukan etnis di Indonesia bisa dilakukan dengan mengadakan akomodasi
menjadi solusi yang tepat untuk menyatukan bangsa yang besar ini. KH. Abdurrahaman Wahid,
Presiden ke-4 Indonesia, mengungkapkan ‘Sebuah bangsa yang mampu bertenggang rasa
terhadap perbedaan-perbedaan budaya, agama dan ideologi adalah bangsa yang besar’ untuk
mewujudkan ingerasi antar etnis di Indonesia dengan mutual of understanding sehingga sila ke-
2 Pancasila dan semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ bukanlah wacana lagi.
BAB 4
KESIMPULAN
Dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka bangsa Indonesia
mampu mencegah terjadinya disintegrasi bangsa yang terdiri dari berbagai ras, suku, agama,
bangsa dan golongan.
Pancasila sebagai ideologi bangsa, mampu menyatukan berbagai perbedaan tersebut hanya
dengan simbol Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan yang bermakna bahwa ke-
bhinnekaan bangsa ini mampu menjadi akar dalam mempersatukan keberagaman bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Arum, Dyah. IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI UPAYA MENCEGAH DISINTEGRASI
BANGSA.[online:https://www.academia.edu/36042726/IMPLEMENTASI_NILAI-
NILAI_PANCASILA_SEBAGAI_UPAYA_MENCEGAH_DISINTEGRASI_BANGSA]
Nulfiqri, Hasan. 2016. Isu Sara yang Mengancam Integrasi Bangsa Indonesia. [Online:
https://achsanulfiqri.blog.uns.ac.id/2016/03/20/isu-sara-yang-mengancam-integrasi-bangsa-
indonesia/]
Yuyu. 2018. Sejarah Konflik Berdarah tragedi Sampit Tragedi Nasional. [ONLINE:
https://updatetarojurnal.wordpress.com/2018/04/29/sejarah-konflik-berdarah-tragedi-sampit-
tragedi-nasional-2001/]
http://taskeveryday.blogspot.com/2017/03/ancaman-terhadap-integrasi-nasional.html
Magriato, Wahyu, Reza. Menyikapi Sila Kedua Pancasila Konflik Ras dan Etnis. [Online:
https://www.kompasiana.com/rezawahyumagrianto/54f946cea3331176038b4a95/menyikapi-
sila-kedua-pancasila-konflik-ras-dan-etnis]