Anda di halaman 1dari 9

Mekanisme Aksi

Mengatasi penyebab penyakit

• Antibiotik

• Antivirus

Mencegah keadaan patologis dari penyakit

• Serum

• Vaksin

Menghilangkan gejala penyakit

• Analgetik (mengurangi rasa nyeri)

• Antipiretik (meredakan demam)

Mengganti/menambah fungsi zat yang kurang

• Vitamin

• Hormon

Cara penggunaan obat

Obat Dalam (Peroral)

• -Melaluisalurancerna

• -Etiketputih

• -Cth:Sirup

ObatLuar

• -Tidakmelaluisalurancerna

• -Etiketbiru

• -Cth:salep,suppositoria
Rute pemberian

• Oral = melalui mulut masuk saluran GI

• Sublingual = dibawah lidah,absorpsi membrane mukosa

• Topikal = permukaan kulit

• Intranasal[hidung],Intrarespiratorial[paru-paru]

• Intraokular[mata],Aural[telinga]

• Rektal[rektum/dubur],vaginal,uretra

• Parenteral[injeksi]ài.v.,i.m.,s.c.,intrakardial,intrakutan,dll

Efek yang ditimbulkan

LOKAL

• Efek obat hanya bekerja pada jaringan setempat

• Cth:obat topikal,intranasal,uretral, vaginal,rektal

SISTEMIK

• Obat yang didistribusikan keseluruh tubuh melalui peredaran darah

• Cth:obatoral,rektal,inhalasi,parenteral

Asal mula bahan baku

Tumbuhan Hewan Mineral Mikroba


Jenis dalam pelayanan

• Sintetik Obat Generik (Unbranded Drug)

obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam


Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang
dikandungnya

Obat Bernama Dagang [Branded Drug] è obat


menggunakan nama milik produsen obat yang
bersangkutan

Alami/ Tradisional Jamu empiric based

Obat Herbal Terstandar

scientific based

Fitofarmaka clinical based

undang-undang

Di Indonesia

dibagi 6 untuk keamanan distribusi Obat Bebas

Obat Bebas Terbatas

Obat Keras

Obat Wajib Apotek

Obat Narkotika

Obat Psikotropika

OBAT BEBAS DAN OBAT BEBAS TERBATAS

• Boleh digunakan tanpa resep dokter self-medication/swamedikasi

• Termasuk OTC (Over The Counter)

• Dapat diperoleh di apotek, toko obat berizin dan lain-lain


• Parasetamol

• Vitamin C

• Bromheksin

• Difenhidramin

Obat Bebas Terbatas SK Menkes No 6355/Dir.Jend./SK/1969

OBAT KERAS

OBAT WAJIB APOTEK (OWA)


Obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker di apotek kepada

pasien tanpa resep dokter

Tujuan :

• Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri


guna mengatasi masalah kesehatan

• Meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan

rasional

• Meningkatkan peran Apoteker di Apotik dalam pelayanan KIE


(Komunikasi Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat kepada
masyarakat

SK Menkes No 347/MenKes/SK/VII/1990

Dasar Pemberian OWA

1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak


dibawah usia 2 tahun dan orang tua diatas 65 tahun.

2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada


kelanjutan penyakit

3. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus

yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.

4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di


Indonesia.

5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggung


jawabkan untuk pengobatan sendiri.

NARKOTIKA

zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan.

Narkotika
• Golongan I Tanaman Papaver Somniferum L, Tanaman Ganja hanya dapat
digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan & tidak
digunakan dalam terapi, mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan

• Golongan II Fentanil, Petidin berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai


pilihan terakhir & dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan, potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan

• Golongan III Kodein,Campuran Opium+bahan bukan narkotika


berkhasianpengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan,potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan

PSIKOTROPIKA

zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Psikotropika

Golongan I DMA, MDMA, Meskalin, dll

Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan.

Golongan II Amfetamin, Metakualon, dll

psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi


dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Golongan III Flunitrazepam, Pentobarbital, dll


psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk

tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma

ketergantungan.

Golongan IV Diazepam, Fenobarbital, dll

psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk

tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma

ketergantungan.
p

Anda mungkin juga menyukai