PENDAHULUAN
ngunan nasional. Dan salah satu tolok ukur keberhasilan tersebut adalah tingkat
dengan penghidupan yang layak bagi setiap masyarakat seperti tersedianya sarana
Undang Dasar Pasal 34 ayat 3 yang berbunyi “Negara bertanggung jawab atas
layak”.
1
sebagai salah satu dari beberapa program unggulan yang akan dilaksanakan oleh
pemerintah Indonesia.
rehabilitative. Selain itu melalui program ini, setiap penduduk diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat
Sosial (BPJS).
bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima
keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa. Dan bertujuan untuk
setiap Peserta dan/ atau anggota keluarganya. Badan publik ini terbentuk
2
Keberadaan rumah sakit sebagai mitra dari BPJS Kesehatan merupakan
fokus utama penelitian. Karena salah satu faskes yang banyak dikunjungi oleh
peserta BPJS Kesehatan adalah rumah sakit. Keberadaan faskes ini sebagai
provider tingkat lanjutan sangat dibutuhkan karena keseluruhan hasil rujukan dari
baik untuk Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat
Lanjutan (RITL) diselenggarakan oleh Rumah Sakit yang bekerja sama dengan
PT. Askes (Persero), (Pedoman Bagi Peserta Askes Sosial dalam Bata, 2013 : 3).
yang terletak di kecamatan Pelawan dan menjadi mitra kerja BPJS Kesehatan
pasien pengguna BPJS Kesehatan. Rumah sakit ini menyediakan 113 rungan
tenaga perawat sebanyak 138 orang, Bidan sebanyak 28, Farmasi sebanyak 21
sebanyak 65. Rumah Sakit ini berlokasi di Jalan Lintas Sumatera Km. 09 Desa
3
Keberadaan rumah sakit ini di kabupaten Sarolangun sangat mendukung
dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh BLUD RSUD Prof. DR. M. Chatib
Quzwain pada tahun 2017 yang menggambarkan grafik jumlah kunjungan pasien
pada pelayanan medik unit rawat jalan poli klinik dan pelayanan medik instalasi
rawat inap selama dua tahun terakhir yaitu 2016 dan 2017. Untuk jumlah
kunjungan pasien BPJS Kesehatan/ JKN pada unit rawat jalan poli klinik tahun
2016 sebesar 12.838 (34%) dan tahun 2017 sebesar 16.837 (45%). Sedangkan
untuk jumlah kunjungan pasien BPJS Kesehatan/JKN pada instalasi rawat inap
tahun 2016 sebesar 4.174 (36%) dan tahun 2017 sebesar 5.555 (44%).
beberapa orang pasien peserta BPJS Kesehatan di BLUD RSUD Prof. DR. M.
Chatib Quzwain sehingga klaimnya tidak dapat dibayarkan oleh pihak BPJS
Kesehatan. Selain itu, defisit pendapatan yang dialami oleh bagian pelayanan
RSUD Prof. DR. M. Chatib Quzwain di diatas, maka penulis tertarik untuk
4
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kualitas Pelayanan Publik
Propinsi Jambi
5
2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor-faktor pendukung dan
1. Bagi peneliti
2. Bagi lembaga
3. Bagi Instansi
Propinsi Jambi
3. Bagi Masyarakat
6
BPJS Kesehatan di RSUD Prof. DR. M. Chatib Quzwain Kabupaten
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(ASKES) yang dikelola oleh PT. Askes Indonesia, namun sesuai dengan UU
No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Askes Indonesia berubah menjadi BPJS
tentang BPJS dan mekanisme atau tata cara pelaksanaannya di atur dalam
8
1.2.3 Peserta dan Kepesertaan
perundang-undangan.
dari:
Anggota TNI
Anggota Polri
Pejabat Negara
(enam) bulan.
9
c. Bukan pekerja dan anggota keluarganya
Investor
Pemberi Kerja
dengan hak pensiun, Janda, duda, atau anak yatim piatu dari
pensiun lain.
Veteran
Perintis Kemerdekaan
Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis
Kemerdekaan.
membayar iuran.
5 (lima) orang.
Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak
10
berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua
meliputi anak ke-4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua. Peserta
Hak Peserta:
pelayanan kesehatan.
Kewajiban Peserta
11
b. Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan,
kesehatan tingkat I
5. Iuran
pegawai negeri sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per
BUMD, dan Swasta sebesar 45% (empat koma lima persen) dari
dibayar oleh Pemberi Kerja dan 0,5% (nol koma lima persen)
dari anak ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran
12
sebesar 1% (satu persen) dari gaji atau upah per orang per bulan,
e. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara
Sebesar Rp. 25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per
kelas III.
perawatan kelas I.
dan janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis
dari 45% (empat puluh lima persen) gaji pokok Pegawai Negeri
13
Fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
terdiri dari:
(Lakesgilut).
POLRI.
14
Rumah Sakit, terdiri dari RS Umum (RSU), RS Umum
Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan (Permenkes No. 71/2013 pasal 2).
Berikut ini akan dijabarkan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Fasilitas
15
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) berdasarkan Permenkes No.
1. Administrasi pelayanan
dan subspesialis.
3. Tindakan medis spesialistik baik bedah maupun non bedah sesuai dengan
indikasi medis.
6. Rehabilitasi medis.
7. Pelayanan darah.
kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan
16
Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 Pelayanan Medik Spesialis
2010).
kebutuhan orang lain sesuai dengan haknya. Sementara itu, Siagian (1998)
17
yang diberikan kepada orang lain yang disertai dengan kemudahan –
metode tertentu yang diberikan kepada orang lain dalam hal ini pelanggan,
makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat
18
persyaratan. Juran mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian terhadap
objektif kualitas menurut Juran dalam Yamit (2005 : 337) adalah suatu standar
Davis dalam Yamit (2005 :8) membuat definisi kualitas yang lebih
menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir,
yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas
1. Tidak berwujud. Artinya adalah bahwa suatu jasa mempunyai sifat tidak
berwujud, tidak dapat dirasakan dan tidak dapat dilihat, didengar atau
19
lainnya, dia akan tetap merupakan bagian dari jasa tersebut, dan hal ini
dikonsumsi.
terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Sementara itu
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Melalui penjelasan ini dapat diketahui
20
1.4.2 Manajemen Sumber Daya Manusia
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu
Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga
teori yang diangap relevan dengan fokus/judul penelitian dalam upaya menjawab
21
membahas mengenai “Kualitas Pelayanan Publik BPJS Kesehatan Kabupaten
Sarolangun Terhadap Peserta BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. M.
Chatib Quzwain Kabupaten Sarolangun Propinsi Jambi”. Maka teori dari Repley
dan Franklin (1986 : 232-233) ada tiga faktor yang dapat digunakan untuk
Pemenuhan Persyaratan
22
BAB III
METODE PENELITIAN
mendapatkan data untuk tujuan dan kegunaan tertentu. Ciri utama metode adalah
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kualitatif maupun
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh dari penelitian langsung
Sumber data sekunder yaitu, data yang diperoleh dari puskesmas pelawan
23
pegawai maupun buku dokumen lainnya yang dapat mendukung kelancaran
penelitian ini.
1. Populasi
subyek yang akan di teliti. Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri
kesimpulan.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-
benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek
atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat
yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Obyek penelitian ini adalah
2. Sampel
oleh populasi (Sugiyono, 2010). Sampel dalam penelitian ini diambil dari
dan dari masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan
berikut:
24
Teknik penarikan sampel dari Pegawai Puskesmas Desa
25
3.4 Metode Pengumpulan Data
2006). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara
dan kuesioner. Teknik ini digunakan dengan harapan dapat memperoleh data yang
1. Observasi.
2. Wawancara
dan tanya jawab secara langsung dengan beberapa bagian yang terkait dan
3. Kuesioner
dalam hal ini pegawai BPJS Kesehatan dan Pasien BPJS Kesehatan yang
26
3.5 Metode Analisa Data
Dalam penulisan ini teknik analisa data yang digunakan adalah, metode
mengukur sikap pendapat dan persepsi seorang atau kelompok atau gejala-gejala
sosial. Dalam penelitian ini gejala sosial yang menjadi fokus perhatian dan
variabel penelitian. Dengan penalaran data yang logis yang mencerminkan kondisi
obyek penelitian, yaitu yang diperoleh sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan
pelayanan mengunakan teknik penskoran (bobot nilai). Pemberian skor dari nilai
27
Pilihan Bobot Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
28