Foto thorax atau sering disebut Chest X-Ray (CXR) adalah suatu proyeksi radiografi dari
thorax foto untuk mendiagnosis kondisi – kondisi yang mempengaruhi thorax, isi dan struktur
– struktur didekatnya.
1. Menilai adanya kelai nan patologi jantung, misalnya kelainan letak jantung.
2. Menilai kelainan paru
3. Menilai adanya perubahan pada struktur ekstra kardiak
4. Untuk menilai adanya perubahan patologi jantung
5. Kelainan Aorta kuartasio aorta aneurisma, gangguan pada dinding toraks, Fraktur iga,
fraktur Sternum
6. Gangguan rongga pleura pneumotoraks
7. Hematotoraks
8. Gangguan pada diafragma dan paralisis saraf frenikur
9. Menilai letak alat alat yang dimasukkan ke dalam organ rongga toraks misalnya : ETT,
CVP, Swan, Ganz, NGT dan lain lain.
Macam – macam proyeksi foto thorax yaitu :
Anterior posterior
Posisi lateral
Posterior Anterior (PA)
Posisi berbaring (Supine)
- Fraktur sternum
2. DRAINASE THORAX
WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara,cairan,
(darah,pus) dari rongga pleura,rongga thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa
penghubung untuk mempertahankan tekanan negative rongga tersebut.
TUJUAN
- Mengeluarkan cairan atau darah,udara dari rongga pleura dan rongga thorax
- Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
- Mengembangkan kembali paru yang kolaps
- Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada
INDIKASI
1. Adanya udara dalam rongga pleura
2. Adanya darah/cairan dalam rongga dada
3. Adanya cairan abnormal pada rongga pericardium
4. Paska bedah thorax
MANIFESTASI KLINIS:
1. Pernafasan cuping hidung
2. Sakit dada,terutama saat batuk dan bernafas
3. Nafas cepat dan TTV yang kecil
4. Cemas,stress dan cepat capek
5. Nadi cepat dan sianosis
6. Hypertensi
Tempat Pemasangan WSD
a. Bagian apex paru
b. Bagian basal
Jenis-jenis WSD
a. WSD dengan system satu botol
b. WSD dengan system dua botol
c. WSD dengan system tiga botol
Komplikasi pemasangan WSD
a. Komplikasi primer : perdarahan,edema paru,tension pneuma thorax atrial aritmia
b. Komplikasi sekunder : infeksi, emfiema
Prosedur pemasangan WSD
a. Pengkajian
b. Persiapan pasien
c. Persiapan alat
d. Pelaksanaan
Persiapan pemasangan water seal drainase (WSD)
1. Persiapan alat
2. Persiapan pasien
3. Pelaksanaan
e. Tindakan setelah prosedur
PENCABUTAN WSD
- Jumlah cairan yang keluar ≤50Cc untuk Rediatric
- Pada pneumothorax tidak ada produksi udara yang keluar 24-48 jam
Tujuan :
- Mengevaluasi fungsi dasar kardiovaskular
- Memastikan adanya disfungsi kardiovaskular
- Petunjuk untuk tindakan khusus yang berguna memperbaiki fungsi kardiovaskular
- Mengevaluasi kegunaan tindakan
Indikasi:
- Penurunan fungsi jantung seperti AMI,CHF,Cardiomiopathy
- Pada pasien semua tipe kardiogenik syok, neurologis,anapilaksis
- Penurunan urine output yang disebabkan karena dehidrasi perdarahan gastro intestinal
atau pembedahan
Lokasi pemasangan:
a. Lokasi sentral
1. Vena yugolaris interna
2. Vena subclavia
3. Vena femularis
b. Lokasi periver
1. Vena yugolaris eksterna
2. Vena femoralis
Kontra indikasi pemasangan kateter vena central
- Gangguan koagulasi
- Infeksi dan gangguan pertahanan di kulit
- Kesulitan untuk menentukan lokasi pemasangan
- Potensial tinggi terjadinya pneumothorax
Komplikasi pemasangan CVP
- Pheumothorax
- Infeksi
- Disritmia
- Gangguan pembuluh darah
- Emboli udara
- Perdarahan
Penatalaksanaan Monitoring Hemodinamik Invasive
Secara invasive dapat dilakukan pengukuran dengan dua cara , yaitu :
1. Tekhnik pengukuran dapat menggunakan manometer air
2. Tekhnik pengukuran dapat menggunakan tranduser
Normal Nilai CVP : 2-6 mmHg atau 3-8 cmH2O
Tekhnik pengukuran CVP menggunakan manometer air
Cara merangkai
- Menghubungkan set infus dengan cairan NaCI 0.9 %
- Mengeluarkan udara dari selang infus
- Menghubungkan skala pengukur dengan three way stopcock
- Menghubungkan three way stopcock dengan selang infus
- Menghubungkan manometer line dengan three way stopcock
- Mengeluarkan uadara dari manometer line
- Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O
- Menghubungkan manometer line dengan kateter yang sudah terpasang
Cara pengukuran dengan tekhnik manometer air
- Memberikan penjelasan kepada pasien
- Mengatur posisi pasien
- Leveling, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium kanan) dengan skala pengukur
atau tranduser
- Letak jantung dapat ditentukan dengan membuat garis pertemuan antara sela iga ke 4
dengan garis pertengahan aksila
- Menentukan nilai CVP dengan memperhatikan undulasi pada manometer dan nilai
dibaca pada akhir ekspirasi
- Membereskan alat”
- Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai
Persiapan alat pengukuran tekhnik tranduser
1. Flush solution
2. Infusor bag
3. I.V administration set
4. Tranduser disposable/flush device
5. Extention tubing with stopcock
6. Tranducer interface cab;le and monitoring
7. Chateter (e.g PA,CVC,Arterial catheter…etc)
Cara kerja monitoring dengan tranduser
- Mengambil heparin sebanyak 500 unit kemudian memasukkannya kedalam cairan infus
- Menghubungkan cairan tersebut dengan infus
- Mengeluarkan udara dari selang infus
- Memasang cairan infus pada kantong tekanan
- Menghubungkan tranduser dengan alat infus
- Memasang three way stopcock dengan alat flus
- Menghubungkan bagian distal selang infus dengan alat flus
- Menghubungkan manometer dengan three way stopcock
- Mengeluarkan udara dari seluruh system alat pemantauan
- Memompa kantong tekanan sanpai 300 mmHg
- Menghubungkan kabel tranduser dengan monitor
- Menghubungkan manometer dengan kateter yang sudah terpasang
- Melakukan kalibrasi alat sebelum pengukuran
Zeroing system
Memindahkan efek tekanan atmosphere dari system yaitu dengan menutup arah stopcock pada
pasien, dan terbuka pada posisi tranduser,sehingga berhubungan dengan tekanan atmosphere
Manajemen keperawatan
- Cegah komplikasi
- Pastikan area CVP terlihat dengan jelas
- Semua sambungan harus aman dan kuat
- Pastikan CVP line tertutup oleh dressing care
- Buat label CVP
- Pastikan cairan pressure bag adekuat
- Selalu menggunakan cairan NacI 0.9%
- Pastikan Bahwa Tekanan Yang Di Pressure Bag Selalu 300 Mmhg
- Jangan sampai cairan di pressure bag kehabisan
- Gunakan hanya manometer line yang lengkap dengan set tranduser
- Observasi dan buang jika ada gelembung udara
- Untuk anak-anak < 10 tahun gunakan syringe 50 cc untuk cairan flush
- Pantau warna dan suhu eksremitas bagian distal dari arterial line dan bandingkan
dengan ekstremitas yang lain
- Pantau gelombang arteri setiap saat
- Zero dan leveling kembali tranduser setiap pergantian shift dan pergantian posisi pasien
Dokumentasi
- Tanggal dan jam pemasangan CVP
- Lokasi pemasangan
- Ukuran kateter CVP yang digunakan
- Hasil pengukuran
- Dokumentasikan pemantauan hemodinamik sebelum,selama , dan setelah pemasangan
CVP