h. suchtioning
suchtioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan nafas
sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara
mengeluarkan secret pada clien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri.
Indikasi :
- therapeutic
- diagnostic
kontra indikasi :
- relative
kondisi klinis bertambah jelek setelah tindakan
perdarahan aktif
- tidak ada kontra indikasi absolut
- jenis suction
suction terbuka
dua orang penolong, disposable kateter ,lepas dari ventilator
suction tertutup
satu orang penolong,kateter non disposable ,tidak lepas dari ventilator
- Indikasi pemilihan tekhnik suction
Suction terbuka
Intubasi kurang 24 jam ,sekresi sedikit,suction tidak sering
Suction cara tertutup
Produksi sekresi nya banyak,sering suction,secretnya campur darah,pemakaian
peep yang tinggi , penurunan saturasi saat suction,resiko terjadi
penularan(MRSA,TBC)
Hypoxemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi oksigen dalam darah
arteri (PAO2) atau saturasi O2 arteri (SAO2 dibawah nilai normal
Kebutuhan Oksigen
Istirahat 250ml 02/menit
Aktif >5 ltr 02/menit
Kebutuhan oxygen – kecepatan metabolism
Body temperature 1˚C consumtion Oxygen 14%
60% digunakan : brain &hepar
Tujuan Umum terapi oksigen adalah Untuk mencegah dan memperbaiki hypoxia jaringan
sedangkan tujuan khususnya untuk mendapatkan PAo2 lebih dari 90mmHg / SAO2 lebih dari
90%
Keberhasilan Terapi Oksigen dipengaruhi oleh:
airway:
Breating
Circulation
Kualitas oksigen terapi
Tekhnik pemberia O2
Akibat kekurangan Oksigen
Penurunan kemampuan tubuh membentuk ATF
Efek terhadap organ:
- Otak disorientasi
- Otot kelemahan
- Kulit cyanosis
- System cardiovaskuler
- System respirasi
Transport Oksigen
Pengangkutan O2 Ke jaringan tergantung pada :
Jumlah O2 yang masuk ke paru
Pertukaran gas di paru yang adekuat
Aliran darah menuju jaringan
Kapasitas darah mengangkut O2
Jumlah O2 dalam darah ditentukan
Jumlah O2 yang larut
Jumlah hemoglobin dalam darah
Afinitas hemoglobin terhadap O2
Metode Pengaliran Gas ( Oksigen )
System aliran rendah :
Low flow concentration
- Kateter nasal
- Kanul binasal
Low flow high concentration
- Sungkup muka sederhana
- Sungkup muka dengan kantong rebrithing
- Sungkup muka dengan kantong non rebirthing
System aliran tinggu :
High Flow Low Concentration
- Sungkup venture
High Flow High Concentration
- Sungkup CPAP
- Nasal CPAP
Sungkup muka sederhana
- Aliran yang diberikan 5-8 liter/menit dengan konsentrasi 40-60%
- Merupakan pemberian oksigen dengan aliran rendah
Rebreathing mask
- Aliran diberikan 6-10 liter/menit
- Konsentrasi oksigen 60-80%
- Udara inspirasi sebagian bercampur dengan udara ekspirasi
- 1/3 bagian volume ekspirasi masuk ke kantong
- 2/3 bagian volume ekspirasi melewati lubang pada bagian samping
Monitoring
1. System Respirasi
- Respiratory rate
- Tidal volume
- Retraksi dan cuping hidung
- Penggunaan otot-otot aksesoris pernafasan
2. System Cardiovaskuler
- EKG & heart rate
- O2 saturasi
- Tekanan darah
- Warna kulit
- Temperature (sentral & verifier)
RESUSITASI JANTUNG DAN PARU DASAR I PENOLONG DAN TIM
Resusitasi jantung paru-paru atau CPR adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang
mengalami henji nafas karena sebab-sebab tertentu
CPR bertujuan :
Untuk mengaktifkan kembali pompa jantung yang berhenti serta membuka kembali
jalan nafas yang menyempit atau tertutup sama sekali dan menghidupkan kembali atau
memulihakan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya
fungsi jantung dan paru-paru yang berorientasi pada otak
CPR menggunakan 5 komponen High Quality :
1. Kompresi adikurat
2. Kedalaman adikurat
3. Recoil maksimal diantara kompresi
4. Interupsi minimal
5. Hindari ventilasi berlebihan
Pada panduan CPR tshun 2016, AHA menambahkan beberapa perubahan :
1. Kompresi jantung dilakukan 100-120x/menit pada orang dewasa
2. Kedalaman kompresi hasruslah 2 Inci atau 5Cm untuk dewasa sedang
Pada dewasa lanjutan kompresi dilakukan dengan kedalaman 2x4 Inch atau 6Cm
3. Pada korban dewasa dengan henti jantung, preshock dan post shock penghentian
kompresi harus seminimal mungkin
Indikasi
Kasus kegawatan yang paling sering mengancam jiwa :
1. Tenggelam
2. Stroke
3. Obstraksi jalan nafas
4. Epiglottis
5. Overdosis obat-obatan
6. Tersengat listrik
7. Infrak miokard
8. Tersambar petir
9. Koma akibat berbagai macam kasus
Komplikasi
1. Fraktur iga dan sternum, sering terjadi terutama pada orang tua RJP tetap diharuskan
walaupun terasa ada fraktur iga
2. Pneumothorax, regutasi lambung
3. Hemothorax, perdarahan intra abdomen
4. Kontusio paru
5. Laserasi hati dan limpa, posisi tangan yang terlalu rendah akan menekan procesus
xipoideur kearah hepar (limpa)
6. Emboli lemak
Aktifkan pertolongan :
Pertolongan dapat dilakukan oleh petugas kesehatan atau orang akan terlatih yang selanjutnya
disebut prosedur LPR
Persiapan alat :
a. Atas resusitasi / Short Spine Board
b. Automatic external defibrillator (AED)
c. DPA/NPA
d. Oksigen Suply
e. Intubasi set dan perlengkapannya
f. Infuset dan perlengkapannya
g. Obat-obatan resusitasi dan cairan
B. Breating
Pemberian bantuan nafas buatan diberikan 2kali dengan tidal volume sebesar penolong
berkisar 500-700ml
Pernafasan normal Dewasa : 12.20x/mnt (20)
Anak-anak : 15-30x/mnt (30)
Pada orang dewasa abnormal bila pernafasan .30 atau , 10 kali/menit
Pernafasan buatan
a. Mouth to mouth ventilation (mulut ke mulut)
Dengan cara ini akan dicapai konsentrasi oksigen hanya 16% (konsentrasi udara paru
saat exprasi)
Frekuensi ventilasi buatan :
Dewasa : 10-20x/mnt
Anak : 20x/mnt
Bayi : 20x/mnt
Setelah melakukan CPR dengan baik segera lakukan evaluasi sesuai dengan C-A-B evaluasi
dilakukan dengan langkah :
a. Sesudah 5 siklus ventilasi dan kompresi kemudian pasien di evaluasi kembali
b. Cek nadi carotis, jika tida ada nadi carotis dilakukan kembali kompresi dan bantuan
nafas dengan rasio 30:2 jika nadi ada pernafasan tidak efektif lakukan ventilasi 10-
12x/mnt dan monitor tiap 10detik
c. Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakan pasien pada posisi sisi mantap
d. Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan adekuat serta nadi teraba jaga agar jalan
nafas tetap terbuka
Anggota tim terdiri atas 5-6 orang petugas, setiap petugas memiliki pekerjaan spesifik yang
harus dikuasai dan dilakukan dengan optimal sesuai dengan perintah leader.
1. Pemimpin atau leader
Harus mampu menilai kondisi pasien dengan cepat, memiliki jiwa leadership dalam
mengintruksikan dan mengarahkan anggota timnya.
2. Kompresor
Seorang petuga yang memberikan bantuan kompresi secara continue dengan ketentuan
kompresi mengikuti algoritma dan printah leader.
3. Ventilator
Seorang yg memiliki kemampuan melakukan manipulasi airway, memberikan inflate
breating yang adekuat dengan mempertimbangkan tidal volume pasien serta pemberian
nafas bantuan mencapai target kebutuhan pasien
4. Drug administrator
Seorang petugas yang memiliki penguasaan obat-obatan, kardiovascular dan
emergency, bertangung jawab pada saat pencairan IV line pengambilan sample darah
dan status cairan pasien
5. Dokumentator
Bertugas untuk mendokumentasikan setiap tindakan yang telah dikerjakan :
Nama tindakan, waktu, dosisi dan membantu memenuhi kebutuhan anggota tim yang
lain
Obat-obatan
1. Adrenalin diberikan setelah 3 kali syok dan kemudian 3-5 menit (selama siklus RJP)
2. Amiodarone 300mg setelah 3x syok
3. Atropine sudah tidak lagi direkomendasikan pemakaiannya dalam asistole atau
pulseless electrical activity (PEA) untuk mengatasi hipotensi diberikan dopamine
dilarutkan dalam 250-500 ml garam fisiologis
RJP dihentikan
1. Kembalinya ventilasi dan sirkulasi spontan
2. Ada bantuan yang lebih ahli dating menolong
3. Penolong lelah atau over exhausted
4. Adanya DNAR
5. Tanda kematian yang inreversibel/ waktu sudah 30menit lebih