🐧 Anesthesiologist
- Yang dilakukan:
. Mengukur perdarahan
🐧 Gangguan airway
- Sumbatan jalan nafas dan henti nafas --> 3-5 menit, fatal
- Korban bernafas tersengal2 --> Airway: Bebaskan airway --> Breathing: Beri O2 minimal masker -->
Circulation: Hentikan perdarahan, pasang infus, resusitasi cairan, ukur tensi, periksa Hb, transfusi
🐧 Sistematika
- Triase --> Survei primer --> Survei sekunder --> Stabilisasi --> Transfer --> Perawatan definitif
- Survei primer: Melihat hal penting yang mengancam jiwa --> Treat as you find
🐧 Rujukan
- Apakah RS rujukan siap menerima pasien dan punya fasilitas yang diperlukan
🐧 Airway
- Upper Airway Obstruction: Pangkal lidah, benda asing, edema jalan nafas, radang
- Target airway management: Dalam 2-3 menit airway clear, O2 masuk ke paru
🐧 Suara nafas
- Jernih (normal)
🐧 Membebaskan airway
- Sumbatan pangkal lidah: Chin lift + head tilt + jaw thrust (kontraindikasi trauma cervical),
Oropharyngeal tube, Nasopharyngeal tube, LMA
- DON'T: Angkat kepala lewat leher, menekan bawah mandibula (pada chin lift yang diangkat dagu, jaw
thrust yang didorong angulus mandibula)
- Cairan: Suction
- Tidak ada suction: Buka mulut dengan cross finger --> Finger sweep
🐧 Nasopharyngeal airway
- Pemasangan ke belakang, jangan ke atas (karena bila ke atas akan menembus lamina cribosa -->
intracranial)
- Ujung yang lancip ke arah lateral --> Setelah nelewati septum nasi, diputar
- Pemasangan dengan lubrikasi (karena besar, menggesek septum, bisa mengenai plexus kiesselbach)
- Pada pasien dengan fraktur basis cranii, jangan gunakan nasopharyngeal karena risiko masuk ke
intracranial
🐧 Oropharyngeal airway
- Untuk pasien yang GCS <9 (reflex muntah sudah tidak ada)
- Bila pasien masih sadar atau setengah sadar, jangan gunakan oropharyngeal karena reflex muntah -->
Risiko aspirasi
- JANGAN diplester, karena kesadaran pasien bisa naik --> Muntah (bila diplester, oropharyngeal tube
tidak bisa dilepas --> aspirasi)
🐧 Ether
- Ether open drop: Good narcosis, analgesia, muscle relaxation (hanya ether yang bisa memberikan 3
fungsi ini bersamaan)
🐧 Intubasi trachea
- Jalan nafas artificial --> Fungsi humidifier hilang --> Udara yang masuk kering, mengeringkan mucus -->
Mengerak --> Obstruksi
- Pangkal lidah jatuh --> Snoring --> Head tilt, chin lift
- Edema jalan nafas/laring --> Crowing (inspirasi seperti tercekik, ekspirasi seperti peluit) -->
Cricothyroidotomy
- Kempiskan balon masker --> Masukkan LMA --> Kembangkan balon masker ((ukuran LMA - 1) x 10 ml)
🐧 Endotracheal tube
- Laringoskopi --> Mengangkat vallecula --> ETT dimasukkan diantara 2 chorda vocalis
- Indikasi
. Perlu memberikan nafas buatan jangka panjang (cedera otak, COPD, post cardiac arrest)
. Risiko terjadi aspirasi ke paru (Fraktur basis cranii --> darah mengalir ke hipofaring. Kesadaran menurun
--> reflux dari lambung)
. ETT untuk breathing control, terutama untuk mempertahankan TIK (imbalance pO2 dan pCO2 -->
vasodilatasi --> peningkatan TIK)
- Risiko
. ETT tidak berhasil masuk atau memyentuh chorda vocalis --> Spasme larynx --> Hipoksia
🐧 Suction
- Sumbatan jalan nafas total: Tidak ada suara nafas, see saw breathing (gerakan paradoksal thorax dan
abdomen)
- Cricothyroidotomy
🐧 Cricothyroidotomy
- Sumbatan di plica vocalis --> Tidak dapat diberi nafas buatan dari mulut atau hidung
- Insuflasi O2 --> Hanya dapat memasukkan O2 sedikit, CO2 juga tidak bisa dikeluarkan sebanyak O2
yang masuk
- Hanya untuk mempertahankan jalan nafas 10-15 menit, harus segera tracheostomy
🐧 Cervical control
. Tidak bisa buka mulut (mudah obstruksi jalan nafas, kalau muntah aspirasi)
. Hambatan aliran vena leher --> JVP naik --> TIK naik
🐧 Oksigenasi
- Target: SpO2 > 90% (kurang dari itu --> metabolisme anaerob)
- Alat
. Bag valve mask: Tanpa sumber O2 21%, dengan sumber O2 60%, dengan sumber O2 dan reservoir
100% (memompa sesuai kecepatan nafas pasien)
🐧 Tambahan
🐧 Tahapan
- Premedikasi --> Pemasangan monitor --> Induksi --> Preoksigenasi --> Intubasi --> Maintenance
anestesi
🐧 Premedikasi
- Tujuan
. Analgesik (dengan obat anti nyeri durasi panjang --> Morphine, Pethidine)
🐧 Monitor
- Pertama pasang SpO2 (menentukan keadaan oksigenasi, denyut nadi, representasi ABC)
- Pasang tensi
🐧 Induksi
. Nafas teratur
- Pasang masker anestesi --> Lihat nafas masih spontan, tandanya bag kembang kempis
- Rocuronium (muscle relaxant) --> Tunggu onset --> Nafas berhenti, harus diberi bantuan nafas 3-5
menit (preoksigenasi) --> Pasang intubasi
🐧 Preoksigenasi
- Fraksi O2 100%
🐧 Intubasi
- Persiapan
. Tube (ETT)
. Tape
. Connector
. Suction
🐧 Maintenance
- Pasien denyut nadi meningkat = Terasa nyeri --> Berikan obat analgesik
---
MESIN ANESTESI
🐧 Mesin anestesi
- Vaporizer (alat menguapkan obat anestesi inhalasi, spesifik untuk setiap obat)
🐧 Menghitung FiO2
🐧 Bagging
- Memberikan nafas buatan lebih dari volume tidal --> Terlalu besar --> Barotrauma
---
🐧 Kesulitan Bag and Mask Ventilation
- Mask seal/kesulitan merapatkan masker (pasien berjanggut, deformasi wajah, fraktur wajah, luka
bakar)
- Obesity/obstruction
- Age >55
- Stiff lung (asma, hematothorax, pneumothorax, tumor paru --> Luas permukaan bronchus dan alveolus
menurun --> Perlu tekanan lebih untuk memasukkan udara ke paru)
🐧 Pernafasan
- Nafas normal: Tekanan negatif cavum pleura --> Menarik udara dari luar ke paru
- Ventilator, bagging:
. Tekanan positif dari ventilator --> Mendorong udara dari ventilator ke paru
. Harus sinkron dengan nafas pasien, karena bila tidak sinkron --> Ventilator inspirasi, nafas pasien
ekspirasi --> Bertabrakan --> Tekanan intraparu pasien naik, udara ekspirasi tidak bisa keluar -->
Barotrauma
🐧 Tension pneumothorax
- Udara mendorong paru dan mediastinum --> Jantung tertekan --> Kontraksi tidak kuat --> Sirkulasi
kurang --> Shock
- Bila pasien shock dan tidak membaik dengan adrenergic/vasopressor --> Curiga tension pneumothorax
--> Pemeriksaan fisik untuk memastikan --> Needle thoracocentesis
🐧 Membaca BGA
- PF ratio: pO2/FiO2
. Normal: >300
. ARDS : <300
ANESTESI 004
🐧 Pasien anestesi
Event --> Systemic patophysiology --> Surgery (surgery and anesthesia stress) --> Outcome --> Causative
therapy
🐧 Event
- ICH --> Banyak sel mati --> K+ banyak keluar --> Hiperkalemia (electrolyte imbalance)
- Kejang
🐧 Systemic
- B1: Breathing
- B2: Blood (Hipertensi --> Cek dengan funduskopi. TD naik bisa karena HT esensial atau ICH/peningkatan
TIK)
- B6: Bone
- Hipertensi
. Bila TD naik, risiko terjadinya ICH lagi --> Bila terjadi hipertensi diberi Propofol agar TD tidak naik terlalu
tinggi
- DM
🐧 Pembedahan
- Surgery stress
. Perdarahan banyak
- Anesthesia stress
🐧 Pasien asidosis
- Oksigenasi buruk --> Metabolisme anaerob --> Penumpukan asam laktat --> Asidosis
- Asidosis bisa menyebabkan nekrosis --> Kematian sel otak --> Kejang
- Evaluasi oksigenasi dan ventilasi: Posisi ETT, volume tidal (perut besar, tertekuk --> paru tertekan -->
volume tidal menurun), sekret (suction)
🐧 Posisi ETT
- Bila suara nafas terdengar lebih keras pada salah satu sisi, pikirkan ETT terlalu masuk --> Ke salah satu
bronchus
- Selain dari suara nafas: Lihat gerakan dada, palpasi gerakan dada apakah sama atau tidak, bagging
dengan Jackson Rees --> Lihat kenaikan dada
ANESTESI 005
🐧 Emergency
- Gangguan karena ada penyebab (causal) --> Definitive diagnosis and therapy
- Mode of injury --> Primary survey (mencari yang paling membahayakan nyawa) --> Resusitasi agar
pasien tetap hidup --> Secondary survey
🐧 Airway problems
- Trauma: Deformitas, jejas diatas clavicula (trauma cervical), darah pada hidung dan mulut
. Sekret: Ada suara saat bernafas, ada sekret yang naik turun
. ETT bergeser/plugging: Bagging --> Lihat gerakan dada sama atau tidak
. Pastikan: Fiksasi tepat, tidak ada sekret, tidak ada plugging, tidak ada kinking/penekukan
🐧 Breathing problems
- Kussmaul breathing --> Hiperventilasi --> Bisa jadi pneumothorax ventil (nafas harus dibantu dengan
ventilator)
- Distress nafas
🐧 Environment problems
- Hipotermia
🐧 Membaca BGA
- Lihat pH (Asam, Basa) --> Lihat pCO2 (↑ Asam, ↓ Basa) dan HCO3 (↑ Basa, ↓ Asam) --> Yang sejalan
dengan pH = Penyebab gangguan asam basa nya
🐧 Asidosis metabolik
- Nafas Kussmaul, P/F ratio <300, pCO2 rendah --> Akan terjadi fatigue, nafas harus dikontrol dengan
ventilator
- Na Bicarbonat (Na2HCO3)
. HCO3 berikatan dengan H+ --> H2CO3 --> Oleh Carbonate Anhydrase jadi H2O + CO2 --> CO2 harus
dikeluarkan
- Asidosis
- Hipertensi
. Pada pasien hipoksia dan hipertensi, berikan O2 dulu --> Bila hipertensi merupakan mekanisme
kompensasi DO2, TD akan turun
🐧 Ginjal
- Hiperkalemia
. Insulin --> Memasukkan glukosa ke dalam sel, saat glukosa masuk K+ ikut masuk --> Pada orang normal
diberikan D40, kalau pada diabetik tidak perlu D40
. Dipilih karena kandungan Na, karena Na tidak bisa diproduksi oleh tubuh
- Cairan lain yang boleh: Kristaloid (RL, Asering (Asering tidak ada laktat))
- Dextrose tidak boleh diberikan dalam 1x24 jam, karena masih fase akut --> Bila butuh cairan banyak
langsung digerojok, tidak boleh pakai Dextrose
. Turunkan TD perlahan, 20-25% tiap 4-6 jam sampai TD normal (TDS 120) dengan Nicardipin
titrasi/pump
. Turunkan TD perlahan, 20-25% tiap 4-6 jam sampai TD sesuai dengan TD pasien biasanya karena pasien
ada hipertensi
- Nicardipin titrasi/pump
. Harus dimonitor tiap 30 menit, karena penurunan TD tidak boleh terlalu cepat
- Gejala
- Penanganan
. Perdarahan: Turunkan TD
. Brain edema: Diuretik (mannitol) --> Mengurangi edema/menghalangi peningkatan edema --> Edema
akan selesai dalam 2-3 minggu
- Mannitol
- Indikasi intubasi
. Secure airway (GCS <8 --> Risiko pangkal lidah jatuh ke belakang)
. Risiko aspirasi (peningkatan TIK --> Muntah --> Penurunan kesadaran, tidak ada efek muntah -->
Aspirasi)
. Butuh bantuan nafas dan mempertahankan jalan nafas dalam jangka waktu lama (OPA dan NPA sulit
dipertahankan dalam waktu lama)
. Menjaga oksigenasi (karena dengan ETT tidak ada O2 yang merembes ke luar)
- Pencegahan aspirasi
. Di ETT masih ada lubang (Murphy's eye), reflux dari lambung masih bisa masuk
- Monitoring
. CO2 tinggi --> Vasodilatasi --> Aliran darah kepala menumpuk --> Peningkatan TIK
- Setting ventilator
. Predictive body weight: Dengan tinggi badan dan jenis kelamin, ada rumusnya
🐧 Penurunan kesadaran
- Bisa karena hipoglikemi: Pertama tes gula darah --> Pasien hipoglikemi berikan D40 bolus
🐧 Leukositosis
- Karena inflamasi
- Sel pecah, kerusakan pembuluh darah --> Debris sel dan benda dari extravascular masuk ke pembuluh
darah --> Dikenali sebagai benda asing --> Mediator pro inflamasi (IL1, histamin) lepas --> Leukositosis
- Pelepasan mediator pro inflamasi --> Diikuti mediator anti inflamasi --> Bila anti lebih kuat, inflamasi
berhenti. Bila pro lebih kuat, inflamasi berlanjut --> Inflamasi yang berlanjut dapat menyebabkan sepsis
- Hipertensi --> Renal Blood Flow meningkat --> Tekanan dalam glomerulus meningkat --> Glomerulus
rusak --> Acute kidney injury
- Dehidrasi --> Renal Blood Flow menurun --> Acute kidney injury
- Chronic kidney disease --> Nefron rusak --> Aktivasi RAAS --> Peningkatan tekanan darah --> Hipertensi
---
🐧 Perdarahan
- Hipovolemia, anemia --> Takikardia sebagai upaya kompensasi jantung untuk meningkatkan DO2
- Hipoalbuminemia
- Kalium: Walaupun yang dalam vascular keluar, tapi masih banyak cadangan dalam sel
🐧 Obat anestesi
- Isofluran: Tidak boleh untuk insuflasi pada pasien pediatri karena iritatif bagi jalan nafas --> Batuk -->
Spasme --> Obstruksi jalan nafas
- Intubasi pada anak: Induksi terlebih dahulu dengan Propofol (IV) atau obat anestesi inhalasi/insuflasi
melalui sungkup (dengan sevofluran, jangan isofluran)
- Onset dan bangun
. Semakin tinggi konsentrasi obat dalam alveoli --> Onset makin cepat, sadar makin cepat
. Desfluran: Onset sangat cepat, bangunnya sangat cepat (pasien bangun segera setelah anestesi
dimatikan)
. Sevofluran: Onset cepat, bangunnya cepat (pasien bangun 1-2 menit setelah anestesi dimatikan)
. Isofluran: Onset lambat, bangunnya lambat (pasien bangun 10 menit setelah anestesi dimatikan)
- MAC
. Minimum Alveolar Concentration: Konsentrasi obat anestesi minimum dalam alveolus yang
menghambat respon motorik pada 50% pasien
🐧 Trias anestesia
- Kombinasi dari 3 komponen --> Dosis tiap komponen dapat lebih rendah dari yang seharusnya bila
digunakan sendiri
- Output
. Urine
- Input
. Mengganti darah: Whole Blood, Fresh Frozen Plasma (bila ada pemanjangan faal koagulasi), Packed
Red Cell (bila ada anemia)
. Mengganti evaporasi, urine: RL, PZ
ANESTESI 007
🐧 Diabetes melitus
- Asidosis metabolik
. Kompensasi respiratori: Hiperventilasi (Kussmaul breathing) --> Hipokarbia --> Vasokonstriksi -->
Perfusi turun (teritama CBF)
---
- Vasokonstriktor (ephedrin)
🐧 Diabetes melitus
- Makrovascular:
🐧 Shock
- Cardiogenic
---
🐧 Peningkatan TIK
- Trias Cushing
. Hipertensi: Butuh TD yang tinggi untuk mempertahankan CPP pada TIK tinggi
. Bradikardia
. Bradypnea
. Yang bisa dijadikan tanda: Projectile vomiting pre dan post operasi (pada durante operasi sulit)
ANESTESI 008
RS HAJI
🐧 Pemilihan anestesi
- Cost effective
🐧 Farmakologi obat
- Anestesi lokal (Lidocaine, Buvipacaine) --> Blok simpatis --> Vasodilatasi --> TD turun
🐧 Kasus
. General anesthesia dengan Ketamine (karena bila induksi dengan Propofol menurunkan tekanan
darah)
ANESTESI 009
- Pemberian cairan harus yang osmolaritasnya sama, agar cairan tidak menyeberang blood brain barrier
--> Meningkatkan TIK
🐧 Emergency vs Elektif
- Emergency
- Elektif
. Anamnesis
. Pemeriksaan fisik
🐧 Pre operasi
- Airway: Nilai airway sulit dengan MOANS (Mask seal, Obesity/obstruction, Age >55, No teeth, Stiff
neck)
- Breathing:
. Target normovolemia/normocapnea
. Hipovolemia --> Hipercapnea --> Vasodilatasi --> TIK meningkat
- Circulation:
. TD sistolik, diastolik
- Disability
. GCS
. Ongoing process pada trauma kepala (ada trauma kepala --> Kemungkinan terjadi perdarahan sampai
48 jam --> Onging process, pasien bisa masih sadar --> Perlu periksa CT lagi sebelum operasi
. Trauma kepala --> Obat anestesi tidak boleh yang menyebabkan vasodilatasi, karena dapat
meningkatkan TIK --> Herniasi
🐧 Premedikasi
- Ranitidine: Jangan diberikan cepat, karena dapat menyebabkan aritmia --> Cardiac arrest
- Analgesik:
. NSAID: Ada ceiling effect (walaupun dosis dinaikkan, bila sudah melebihi dosis maksimal maka efek
tidak meningkat)
. Masih nyeri dengan NSAID dosis maksimal --> Narkotik sintetik (Tramadol)
🐧 Diabetes
- Post operasi: Stress --> Reaksi stress bisa meningkatkan glukosa --> Jangan beri infus yang mengandung
glukosa sebelum mengecek nilai GDA (lebih baik berikan infus kristaloid saja untuk maintenance cairan,
karena pasien sebentar lagi bisa makan dan minum)
🐧 Tekanan darah
- Sebelum anestesi, tanyakan TD terendah dan TD tertinggi --> Saat anestesi TD dipertahankan pada
range tersebut
. Beri induksi obat lebih rendah dari dosis seharusnya dengan kombinasi sedatif, analgesik, muscle
relaxant
. Obat anestesi yang menurunkan tekanan darah (sedatif) dosisnya dikurangi, obat lain (analgesik)
ditingkatkan
- Intubasi --> Nyeri --> TD bisa naik sampai 30% --> Dosis analgesik bisa ditingkatkan
ANESTESI 010
🐧 Trauma inhalasi
- Karena udara panas yang masuk ke saluran pernafasan --> Inflamasi dan edema jalan na
🐧 Induksi
🐧 Terapi cairan
- Normovolemia diberi cairan berlebih --> Hipervolemia --> Kerusakan glycocalyx (endotel pembuluh
darah) --> Permeabilitas vaskular meningkat --> Cairan merembes ke interstitial
. PPV: Pasien harus tidak nafas spontan, dengan ventilator --> Pasang intraarterial blood pressure -->
Lihat sistole dan diastole saat inspirasi dan ekspirasi, hitung pulse pressure --> Hitung selisih pulse
pressure
🐧 Combustio
- Combustio: Fluid loss dari rusaknya glycocalyx (cairan keluar dari vaskular ke interstitial), evaporasi
(karena kulit yang terbuka)
- Selama fase akut combustio, cairan akan hilang terus --> Penggantian cairan dengan rumus Baxter
sambil dievaluasi HR, RR, suara nafas tambahan (ronchi --> edema paru)
🐧 Geriatri
- Massa otot berkurang --> Kreatinin bisa normal walaupun fungsi ginjal sudah rusak --> Terapi cairan
harus hati hati
- Ada risiko kerusakan pada jantung --> Bila fluid overload akan terjadi edema paru
🐧 Shock hipovolemik
🐧 Body weight
- Predicted: Dihitung dengan rumus menggunakan tinggi badan --> Untuk mengatur tidal volume
ventilator (6-8 ml/kgBB)
🐧 Ventilator
- Plugging ETT
. Pemeriksaan fisik: Suara nafas tambahan (partial), see saw breathing (total), RR meningkat
- Oxygen debt
. Sesak --> Minute volume ditingkatkan untuk memenuhi oxygen debt --> Volume tidal ditingkatkan
. Penyebab sesak sudah menghilang --> Difusi O2 dari alveoli ke kapiler baik --> Minute volume akan
turun jadi normal
🐧 Hipertensi
- Target menurunkan: 20-25% tiap jam
- ISDN: Vasodilator, diberikan bila EKG menunjukkan adanya Acute Coronary Syndrome (Q patologis, T
inversi, ST depresi)
- Ca channel blocker:
- Hipertensi --> Tekanan hidrostatik tinggi --> Ekstravasasi cairan ke alveolus (terapi dengan menurunkan
TD)
- CKD --> Fungsi ekskresi ginjal menurun --> Air tertahan dalam tubuh --> Overload syndrome --> Cairan
banyak di vascular --> Ekstravasasi cairan ke alveolus (terapi dengan hemodialisis, kalau belum bisa
dengan diuretik)
🐧 Gagal nafas
- Dengan BGA
- Dengan SpO2
. Dengan kurva disosiasi O2 (mencocokkan SpO2 yang terbaca dengan pO2 pada kurva)
- Indikasi hemodialisis:
. Hiperkalemi refrakter
. Asidosis metabolik berat (pH<7,2)
. Overload syndrome
. Edema ekstremitas
. Target produksi urine tidak boleh lebih dari 2000 ml/24 jam (10-20 cc/kgBB/24 jam)
🐧 Hiperkalemia (terapi)
- Normal K: 3,5 - 5
- EKG: Tall T (tapi bukan tanda patognomonis, sehingga tidak bisa dijadikan dasar terapi hiperkalemia)
- Obat
- Indikasi
. Luka bakar
🐧 Skala nyeri
🐧 Irama jantung
- VT
. With pulse:
- VF
🐧 Prinsip anestesi
🐧 Trias anestesi
- Regional anestesi: Analgesik dan muscle relaxant bisa, tapi tidak ada efek sedasi --> Dikombinasi
dengan obat anestesi sedasi ringan (Midazolam, Propofol)
🐧 Macam
🐧 Neuroaxial block
- Setelah anestesi pasien harus tirah baring karena dapat terjadi PDPH (Post Dural Puncture Headache)
🐧 Nerve block
- T2: Tidak ikut dalam braxial plexus, namun mensyarafi beberapa dermatom di lengan = N.
Intercostobrachialis
- Tipe block
. Pneumothorax (gerakan nafas tidak simetris, perkusi hipersonor, distress nafas, tekanan vena jugular
meningkat)
- Post operasi agar tidak nyeri: TAP (Transverse Abdominis Plane) block
- Peripheral nerve block --> Obat anestesi lokal masuk ke pembuluh darah --> Reaksi sistemik
- Satu2nya obat anestesi lokal yang boleh masuk pembuluh darah: Lidocaine
ANESTESI 013
🐧 Airway
- Recurrent: Obstruksi --> Sudah dibebaskan --> Terjadi perburukan lagi, baik karena masalah airway,
breathing, atau circulation
- Potential problem: Riwayat kejang --> Kemungkinan karena peningkatan TIK --> Space occupying lesion
--> Penekanan otak --> Penurunan kesadaran --> Obstruksi jalan nafas, depresi nafas --> Kondisi
memburuk
🐧 Circulation
. Menekan kuku pasien dengan jari jempol dan telunjuk pemeriksa selama 5 detik
. Dilepas --> Dilihat kecepatan kembalinya warna kemerahan, dibandingkan dengan normal (pemeriksa)
- Perfusi
. Dingin, Pucat: Shock --> Vasokonstriksi selektif pada ekstremitas --> Tidak ada darah yabg mengisi
. Basah: Reaksi stress --> Aktivasi simpatis --> Kontraksi musculus erektor pili --> Keluar keringat
- Tekanan darah
. Non invasive: Dengan manometer. Manset dipasang di ekstremitas, menutupi 2/3 lengan atas/paha -->
Ditingkatkan tekanannya sampai suara hilang --> Tekanan diturunkan pelan pelan sampai terdengar
suara = TD sistolik (muncul karena turbulensi aliran darah yang melewati tekanan yang lebih rendah dari
sistolik tapi lebih tinggi dari diastolik) --> Tekanan diturunkan lagi sampai suara hilang = TD diastolik
(karena aliran darah sudah menjadi laminer, tekanan sudah lebih rendah dari diastolik)
. TD lengan < kaki (TD kaki lebih tinggi 10-20% dari tangan)
. Coarctasio aorta: Pre lesion tekanan tinggi, post lesion tekanan rendah karena tidak cukup
mendapatkan suplai darah
. Pulse pressure: Sistolik - Diastolik (normal sekitar 40). PP menyempit = Shock hipovolemik. PP
memanjang = Shock cardiogenic, anaphylactic, septic (vasodilatasi, kurangnya kontraksi jantung --> tidak
cukup darah untuk diastolik)
- Shock
. Hipovolemik: Volume darah berkurang --> Vasokonstriksi selektif pada ekstremitas --> Akral dingin,
pucat. Takikardia. TD turun
. Neurogenic: Spinal chord injury --> Vasodilatasi pada dermatom di bawah lesi, bradikardia --> Akral
hangat, merah. Bradikardia. TD turun
🐧 Disability
- Pemeriksaan cepat: AVPU (GCS sulit dan menentukannya lama, tiap orang penilaian bisa berbeda)
🐧 Secondary survey
- Vital sign: TD, HR, RR, Temp, Pain
. Temp: Core (rectal, tympanic), peripheral (axilla). Beda core dan peripheral normal
. Pain: Neuropathy (kerusakan syaraf --> tidak merasa nyeri), neurophatic pain (nyeri karena kerusakan
syaraf, contoh phantom pain)
🐧 Sepsis
- Kerusakan fungsi ginjal: BUN, SK meningkat. Durasi obat anestesi tambah lama karena ekskresi
terhambat
- Kerusakan fungsi hepar: SGOT, SGPT meningkat. Hipoalbumin --> Cairan mudah ekstravasasi dari
vaskular --> Edema (ekstremitas, paru) --> Hati hati dalam pemberian cairan
🐧 Anestesi regional
- Ester
. Lebih toxic
. Tetracaine, Pantocaine
- Amida
. Hidrophilic
- SAB
- Epidural
. Diberi campuran adrenalin: Memperlama durasi anestesi, mencegah obat anestesi tidak masuk
pembuluh darah atau subarachnoid space (dosis epidural jauh lebih tinggi dari SAB, sehingga bila obat
masuk subarachnoid jadi toxic)
. Diberi lipid solution --> Obat anestesi yang hidrophilic akan terdorong dari pembuluh darah
. Lipid emulsion 20% bolus 1,5ml/kgBB 2-3 menit --> Maintenance 0,25ml/kgBB/menit 20-60 menit
ANESTESI 014
- Hidrostatik: Hipertensi --> Tekanan hidrostatik tinggi --> Ekstravasasi cairan dari vaskular ke interstisial
paru
- Onkotik: Hipoalbumin --> Tekanan onkotik rendah --> Ekstravasasi cairan dari vaskular ke interstisial
paru
- Cardiogenic: Hipertensi --> Jantung bekerja keras --> Decompensated heart failure --> Kontraksi
jantung menurun --> Darah banyak yang tertinggal di jantung --> Darah dari vena pulmonalis tidak bisa
masuk ke atrium kiri --> Terbendung --> Ekstravasasi cairan dari vaskular ke interstisial paru
🐧 Obat jantung
- Rate control: Amiodarone, Diltiazem (menurunkan HR / Chronotropic negatif), Digoxin (untuk heart
failure)
🐧 Restriksi cairan
- Cairan hanya diberi sebanyak Insensible Water Loss minimal --> 500ml/24 jam
- Propofol: Vasodilatasi --> Aliran darah ke otak naik --> Peningkatan TIK
- Reversal agent bersifat inhibitor kompetitif terhadap obat anestesi pada reseptor yang sama
- Dilakukan untuk mengembalikan usaha nafas pasien sebelum lepas dari ventilator post operasi
🐧 Pemindahan pasien
- Potential problem
. Bisa diatasi selama transport, bisa diatasi di ruang tujuan --> Pindah
. Tidak bisa diatasi bila timbul selama transport, tidak bisa diatasi di ruang tujuan --> Jangan pindah dulu
ANESTESI 015
🐧 Obat anestesi
- Atracurium, Rocuronium, Vancuronium: Muscle relaxant intermediate acting (onset 3-5 menit,
duration of action 30 menit)
- Tramadol: Opioid sintetik --> Post Operation Nausea Vomiting parah --> Harus diberi antiemetik yang
kerjanya sentral (ex: Metoclopramide)
🐧 Emergency
- Digunakan obat yang short acting karena bila obat long acting --> Memakai ventilator lama --> Risiko
aspirasi
🐧 Tekanan darah
🐧 Kalium
- Tiap B harus:
. Assessment
. Terapi
. Monitoring
ANESTESI 016
Penilaian Nyeri
🐧 Definisi
🐧 Assessment nyeri
- Bila skala nyeri masih 4-6, berarti pengobatan belum maksimal, perlu diatur dosis dan obatnya
🐧 Nyeri
- Multimodal analgesia:
. Lebih baik menggunakan beberapa obat dengan dosis kecil daripada 1 obat dengan dosis maksimal
- Stepladder WHO
. Nyeri kronis (kanker): Non opioid + adjuvant --> Opioid untuk nyeri ringan-sedang + Non opioid +
adjuvant --> Opioid untuk nyeri sedang-berat + Non opioid + adjuvant --> Ganglion block
. Nyeri akut (Dibalik): Opioid untuk nyeri sedang-berat + Non opioid + adjuvant --> Opioid untuk nyeri
ringan-sedang + Non opioid + adjuvant --> Non opioid + adjuvant
🐧 Opioid
- Nyeri --> Reseptor opioid terbuka --> Opioid menempel di reseptor, tidak ada yang bebas di plasma -->
Tidak terjadi adiksi
- Tidak nyeri --> Reseptor opioid tertutup --> Opioid bebas di plasma --> Adiksi
🐧 Paracetamol