Anda di halaman 1dari 31

Emergency Of Obstruction

AB Management

Eva Yustilawati,S.Kep.,Ns.,M.Kep.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah mengikuti materi ini mahasiswa mampu mengenali
adanya sumbatan jalan nafas dan gangguan pernafasan serta
menjelaskan tekhnik tekhnik untuk membuat dan menjaga
terbukanya jalan nafas dan memastikan adanya ventilasi yang
adekuat,

Tujuan Pembelajaran Khusus :


• Mengenal keadaan klinis adanya gangguan Jalan nafas
• Mengetahui tanda dan gejala sumbatan jalan nafas
• Menjelaskan tekhnik – tekhnik mempertahankan jalan nafas
Pendahuluan
• Dalam melakukan asuhan keperawatan pada
kasus kegawatdaruratan selalu diawali dengan
melakukan pengkajian.
• Pengkajian kegawatdaruratan pada umumnya
menggunakan
• pendekatan Airway Breathing

airwa ●
Ada tidaknya sumbatan jalan
napas

Distress pernapasan
y ●
Kemungkinan fraktur servikal

Breat ●


Look
Listen
hing ●
Feel
Warning!!!!!!!!!!!!!!!
• Perlu diingat sebelum melakukan pengkajian
Anda harus memperhatikan proteksi diri
(keamanan dan keselamatan diri) dan keadaan
lingkungan sekitar
Manajemen Airway

Pengkajian Airway

Ap akah jal an n afas p at en Ap a kah ad a o b s tru ksi

Trauma Case: Perlu Spine Cervical Control dan JawThrust Non Trauma Case : Head Tilt Chin Lift Obstruksi Total Obstruksi Partial
PENTING DIINGAT TANDA SUMBATAN TOTAL
JALAN NAFAS !!
• Klien tidak dapat bicara
• Tidak dapat bernafas
• Tidak dapat batuk
• Dapat terjadi Sianosis
• Klien sering memegang lehernya diantara ibu
jari dan jari lainnya
• Dapat terjadi penurunan kesadaran
Pengkajian Airway
Open Mouth
& Check
Head Tilt Airway
Chin Lift
Jaw Thrust

Pengkajian jalan
Sumbatan :
nafas bertujuan Gurgling,
untuk mengetahui Snoring, Stridor
dan menilai
kepatenan jalan
Bila ada
sumbatan,maka
nafas
bebaskan Jalan
Nafas

Sumbatan :
muntahan,
benda asing
Manajemen Breathing

Pengkajian Breathing

Dilakukan setelah Airway


Pengkajian pernafasan (breathing) bertujuan untuk mengetahui dan menilai fungsi paru dan oksigenisasi Dilakukan Inspeksi,palpasi,auskultasi dan perkusi

Inspeksi dada: Jumlah RR,Rhtyme nafas,Tipe nafas, Kesimterisan Auskultasi : bagaimana bunyi nafas (normal atau vesikuler menurun), Perkusi : harus hati hati apakah diperoleh sonor (normal), hipersonor atau timpani
Palpasi dada: apakah ada nyeri tekan, adakah penurunan ekpansi paru bila ada udara di thoraks, pekak atau dullness bila ada cairan atau konsolidasi
pengembangan dada, jejas ,retraski intercostalis adakah suara nafas tambahan (Ronchi, Wheezing, Pleural friskion rub
MASALAH KEPERAWATAN
AIRWAY
– Ketidakefektifan bersihan jalan napas (Domain 11, kls 2 KD
00031)
– Resiko Aspirasi (Domain 11, kls 2 KD 00039)

BREATHING
– Ketidakefektifan pola napas (Domain 4, kls 4 KD 00032)
– Hambatan pertukaran gas (Domain 3, kls 4 KD 00030)
– Hambatan ventilasi spontan (Domain 4, kls 4 KD 00033)
PETALAKSANAAN AIRWAY
TANPA ALAT
1. Membersihkan jalan napas: Sapuan jari (finger sweep)
2. Membuka jalan napas: Head tilt, chin lift & jaw thrust
3. Mengatasi tersedak (Chocking): Manual thrust

DENGAN ALAT
2. Pengisapan benda cair: Suctioning (Suction)
3. Mempertahankan jalan napas agar tetap terbuka dengan
memasang pipa: Oro-Pharingeal Airway, Naso-Pharingeal
Airway, Laringeal Mask Airway (LMA), Endotracheal Tube
(ETT)
4. Membuka jalan napas pada sumbatan total :
Krikotiroidotomi
Membersihkan Jalan Napas

• Sapuan Jari (Finger


sweep):
Jalan napas yang
tersumbat karena
benda asing dalam
rongga mulut bagian
belakang (hipofaring)
Membuka Jalan Napas
Head-tilt (Dorong kepala ke belakang) Chin-lift (Mengangkat dagu)

Jaw-thrust manuveur
Membuka Jalan Napas
Mengatasi Tersedak (Chocking)

Manual thrust
• Back blow
• Abdominal thrust
• Chest thrust
Manuver Heimlich Pada Korban Sadar
Manuveur heimlich pada korban yang tergeletak
(tidak sadar)
• Baringkan penderita terlentang
• lakukan tehnik RJP sebagaimana pasien yang
mengalami henti napas dan henti jantung

PERHATIAN:
Tindakan Abdominal Thrust tidak lagi
diperkenankan pada pasien yang mengalami
chocking dan jatuh pada kondisi tidak sadar.
Pengisapan Benda Cair (Suctioning)

• Sumbatan jalan napas karena benda cair, akan


didapatkan suara napas Gurgling  lakukan
suctioning
– Penghisapan tidak boleh lebih dari 15 detik.
– Perhatian: utk cedera kepala hati-hati PTIK
Mempertahankan jalan napas dengan oropharingel tube (OPA) dan Nasopharingeal Airway
(NPA)

Tujuan
• Mempertahankan jalan napas agar tetap terbuka dengan
menahan palatum tidak menempel ke epiglotis
• Alat ini dipasang pada pasien dengan kesadaran
menurun/tidak sadar
Indikasi OPA:Mempertahankan jalan napas dengan oropharingel tube (Lanjutan ...)
Kesadaran koma
over sekresi

Komplikasi:
over sekresi  aspirasi,
pneumonia

Pengukuran OPA

Nasopharingeal airway (NPA)


Mempertahankan jalan napas dengan oropharingel tube (Lanjutan ...)

1
2
Mempertahankan jalan napas dengan Laringeal Mask
Airway (LMA)
Membersihkan benda asing padat dalam jalan
napas
Dilakukan pada pasien tidak
sadar dengan sumbatan
benda padat di daerah
hipofaring yang tidak
mungkin dilakukan dengan
sapuan jari atau secara
Heimlich manuveur

 Macgill forcep
Mempertahankan jalan napas dengan
Endotracheal Tube (ETT)
Persiapan alat
- Selang endotrakeal (ETT)
- Laringoskop (laryngoscope)
- Ambu bag
- Stetoskop
- Cuff inflator atau spuit 10 cc
- Mandrin / Stylet
- Jelly
- Sarung tangan
- Plester
Mempertahankan jalan napas dengan Endotracheal Tube (Lanjutan ...)
Prosedur :
• Preoksigenasi dengan oksigen 100% memakai
ambu bag
• Lumasi ETT dengan jeli
• Sambungkan blade dan handle laringoskop
• Pegang laringoskop di tangan kiri dan ETT di
tangan kanan
• Masukkan blade dan angkat epiglottis
• Masukkan & dorong ETT masuk ke trakea
• Evaluasi ujung ETT dengan melakukan ventilasi
lewat ambu bag dan auskultasi 5 area (apek
kiri & kanan, basal kiri &kanan, epigastrium).
• Fiksasi ETT dengan mengembangkan balon
memakai spuit yg berisi 6-10 ml udara ke
ujung inflating tube
• Amankan ETT pipa pada sudut mulut dan
fiksasi luar dengan plester
Membuka jalan napas dengan Krikotiroidotomi

• Indikasi: Pasien dengan


Obstruksi total jalan Nafas
Bagian Atas
• Krikotiroidotomi menggunakan
jarum besar No. 14-16
• Krikotiroidotomi dengan
pembedahan menggunakan
pisau
PENATALAKSANAAN BREATHING

• Pengaturan posisi baring: semifowler/fowler


• Menjaga kepatenan jalan napas
• Terapi oksigen
• Pemeriksaan AGD
• Hiperventilasi bila PCO2 tinggi
• Atur kadar O2 sesuai AGD
• Cek pH  efek CO2 tinggi
Catatan:
Tindakan ini butuh Kompetensi Khusus
Metode Pemberian Oksigen
Metode Konsentrasi Kecepatan Aliran
Oksigen (Flow)

Low Flow Nasal Kanul • 24 - 45% 1-6 liter/menit.


Low (rendah)
Concentration • Naik 4% setiap
kenaikan aliran 1
liter/mnt

Low Flow Simple mask 40 - 60 % 6-10 liter/menit


High (sungkup sederhana)
Concentration
Rebreathing mask (sungkup 60 - 80% 6-10 liter/menit
dengan kantong rebreathing)

Non-rebreathing mask 80 - 100% 8-12 liter/menit.


(sungkup dengan kantong
non-rebreathing):
Metode Pemberian Oksigen

Nasal cannula Simple mask

Rebreathing Mask Non Rebreathing Mask


Pemberian Oksigen dengan Bag Valve Mask
(BVM)
Pasien dengan
gangguan sistem
pernafasan dan
memerlukan bantuan
pernafasan cepat,
henti nafas, cardiac
Arrest, gagal Nafas,
dan pasien yang rutin
Suctioning
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai