Anda di halaman 1dari 5

TEKNOLOGI Vol.

2 Nomor 1, Maret 2019 p - ISSN : 2620 – 5726

ANALISIS RISIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE


FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DAN FAULT TREE ANALYSIS
(FTA) UNTUK MENURUNKAN TINGKAT RISIKO KECELAKAAN KERJA
(PT. BERKAH MIRZA INSANI)

Sofian Bastuti

Prodi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pamulang, Tangerang Selatan Banten 15417, Indonesia,
dosen00954@unpam.ac.id

ABSTRAK

PT. Berkah Mirza Insani yang bergerak dibidang pengolahan gas alam menjadi Compressed Natural Gas
(CNG) dalam setiap pekerjaan nya selalu mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .
Penelitian ini mengaplikasikan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) didapat RPN tertinggi
atau di divisi produksi yang mencakup 8 pekerjaan adalah pada Proses dan langkah pensupplyan CNG ke
costumer (operasional PRS) dengan nilai severity 5, occurence 3, detection 4 dan RPN 60. Sedangkan
Fault Tree Analysis (FTA) didapat faktor penyebab tingkat risiko tertinggi yaitu Proses dan langkah
pensupplyan CNG ke costumer (operasional PRS) saat unloading dan operasional CNG dengan potensi
bahaya ledakan Pressure Regulator System (PRS).

Kata Kunci: Risiko Kecelakaan Kerja, Metode FMEA, Metode FTA

1. PENDAHULUAN 2. Bagaimana hasil implementasi Metode Fault


Tree Analysis (FTA) untuk menurunkan
PT. Berkah Mirza Insani yang bergerak
potensi risiko kecelakaan kerja pada bagian
dibidang pengolahan gas alam menjadi
produksi di PT. Berkah Mirza Insani?
Compressed Natural Gas (CNG) dalam setiap
aktifitas atau pekerjaan nya. Menurut
II. LANDASAN TEORI
Departemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (DOSH, 2008), untuk melakukan A.Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
tugas harus dilakukan menjadi rincian ke Keselamatan adalah Perlindungan orang
langkah-langkah spesifik. Setelah itu, setiap dari fisik cedera, kesejahteraan mental
langkah untuk bahaya tertentu perlu individu di tempat kerja.
dianalisis. Selanjutnya, kerja yang aman Kesehatan adalah Perlindungan
prosedur untuk menghilangkan atau tubuh dan pikiran orang dari penyakit yang
mengurangi bahaya tersebut dikembangkan dihasilkan dari bahan, proses atau prosedur
dan prosedur kerja yang aman diintegrasikan yang digunakan dalam tempat kerja.
ke dalam keselamatan dan program
kesehatan. B.Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak
Adapun perumusan masalah dalam
diinginkan yang berhubungan dengan pekerjaan
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
yang mengakibatkan cidera atau kematian
1. Bagaimana hasil aplikasi dari Metode
terhadap orang, kerusakan harta benda atau
Failure Mode And Effect Analysis (FMEA)
terhentinya proses produksi (Freddin Warsto dan
untuk mengetahui apa saja potensi risiko
loui Asthur Mamesah, 2003).
yang terjadi pada bagian produksi di PT.
Berkah Mirza Insani? Kecelakaan dipicu oleh kegiatan di
tempat kerja. Kondisi seperti itu mungkin
48
TEKNOLOGI Vol.2 Nomor 1, Maret 2019 p - ISSN : 2620 – 5726

disebabkan oleh aktivitas kerja tertentu dari Tanggung jawab Manajemen Peraturan
individu, atau dengan kegiatan orang lain di Kesehatan dan Keselamatan di Tempat Kerja.
tempat kerja. 1. melakukan penilaian risiko
2. bekerja sama dengan orang lain yang
C.Bahaya (Hazard) bekerja di Internet tempat dan, jika perlu,
Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi dalam penunjukan koordinator kesehatan
menyebabkan kerusakan (ini dapat mencakup
dan keselamatan;
artikel, zat, pabrik atau mesin, metode kerja,
lingkungan kerja dan aspek pekerjaan lainnya 3. memberikan informasi yang dapat
organisasi) dipahami kepada orang lain karyawan
Bahaya yang masuk dalam kategori yang bekerja di tempat mereka.
moderate risk, high risk dan extreme risk akan 4. Evaluasi resiko
ditindak lanjuti dengan risk control. 5. Pengendalian resiko
Pengendalian risiko dilakukan untuk mengurangi
atau menghilangkan risiko. G.Analisis Risiko (Risk Analysis)
Analisis risiko merupakan suatu proses
D.Bahaya Keselamatan Kerja evaluasi risiko yang ditimbulkan dari bahaya-
Terjadinya kecelakaan kerja sehingga bahaya yang ada dan memberi pengendalian
menyebabkan luka, cacat sampai hingga yang memadai atau sesuai atas pengendalian
kematian serta kerusakan pada properti. Ini yang telah ada. Dalam proses melakukan analisis
merupakan dampak yang ditibulkan dari Bahaya risiko perlu memasukan berbagai masukan
keselamatan kerja. Klasifikasi bahay yang ada informasi dan data sebagai bahan pertimbangan
ditempat kerja: untuk menentukan pengendalian yang sesuai
a. Bahaya Mekanik dilihat dari tingkat risiko yang telah ada, berikut
b. Bahaya Elektrik merupakan pertimbangan-pertimbangan yang
c. Bahaya Kebakaran dan Peledakan harus diperhatikan:
a. Detail lokasi dimana pekerjaan dilakukan.
E.Risiko (Risk) b. Interaksi bahaya dalam proses aktifitas kerja
Risiko selalu dihubungkan dengan ditempat kerja.
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan dan
c. Kemampuan manusia, perilaku, kompetensi,
merugikan. Dengan demikian risiko merupakan
dan ststus kesehatan.
peluang terjadinya sesuatu yang akan
mempunyai dampak terhadap sasaran.
d. Intruksi kerja, sistem kerja, izin kerja, dan
kondisi lingkungan.
Risiko dapat dikategorikan menjadi 5
(lima) kategori (Kolluru, 1996), yaitu: e. Potensi kegagalan proses dari mesin-mesin.
a. Risiko Keselamatan f. Ketersediaannya kontrol yang ada.
b. Risiko Kesehatan g. Mengamati data yang berhubungan dengan
berbagai kecelakaan sehubungan dengan
c. Risiko Lingkungan
aktifitas kecelakaan pada jenis pekerjaan
d. Risiko Publik
khusus.
e. Risiko Keuangan
III. METODOLOGI DAN TEKNIK
F.Manajemen Risiko (Risk Management) PENGUKURAN
Manajemen risiko keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja mempunyai tujuan A. Failure Mode And Effect Analysis (FMEA)
utama meminimalisir kerugian akibat kecelakaan
dan sakit, meningkatkan peluang untuk FMEA pertama kali digunakan oleh
meningkatkan produksi melalui suasana kerja kontraktor untuk NASA pada awal 1960-an.
yang aman, sehat, dan nyaman, memotong mata Pada 1967, sipil industri penerbangan mulai
rantai kejadian kerugian akibat kecelakaan dan menggunakan FMEA dan teknik terkait.
penyakit akibat kerja.

49
TEKNOLOGI Vol.2 Nomor 1, Maret 2019 p - ISSN : 2620 – 5726

(FMEA) adalah mencegah terjadinya c. Compress gas


kecelakaan yang dapat membahayakan nyawa d. Storage
orang. Sasaran ini juga masih berlaku hingga e. Priorarity Panel
saat ini. hanya sasaran penggunaan Failure f. Filling
Mode And Effect Analys (FMEA) saat ini sudah g. Delivery
sangat luas. Namun pada intinya adalah h. Operasional pressure regulator System
mencegah terjadinya kegagalan dan dampaknya
sebelum terjadi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisa pada tabel FMEA
B.Metode Fault Three Analysis (FTA) didapat Risk Priority Number tertinggi adalah
Fault Tree Analysis merupakan sebuah ledakan Pressure Regulator System (PRS) akan
analytical tool yang menerjemahkan secara di jadikan Top Event untuk fault Tree.
grafik kombinasi-kombinasi dari kesalahan yang ledakan pressure regulator system
menyebabkan kegagalan dari sistem. Teknik ini (PRS), bisa disebabkan karena beberapa hal.
berguna mendeskripsikan dan menilai kejadian faktor manusia, faktor mesin dan faktor material
di dalam sistem (Foster, 2004). Titik awal merupakan kejadian yang memungkinkan
analisis FTA adalah pengidentifikasian mode terjadinya ledakan Pressure Regulator System
kegagalan pada top level suatu sistem. Sebuah (PRS), maka gerbang pertama yang dipakai
fault tree mengilustrasikan keadaan komponen– mengarah langsung ke top event adalah gerbang
komponen sistem (basic event) dan hubungan OR. Disini kejadian faktor manusia, faktor mesin
antara basic event dan top event. dan faktor material masih bisa diselidiki lagi
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Identifikasi Failure Mode & Effect Analysis (FMEA) Divisi Produksi PT. Berkah Mirza Insani
penyebabnya, sehingga kejadian tersebut bukan
N Aktifitas Uraian Mode Dampak
Penilaian
Risiko
RPN
Rekomendasi
basic event.
Dengan demikian didapat kejadian yang
o Kerja Kerja Kegagalan Bahaya SxOx
S O D
D
1 Penerimaan Pemeriksaa Terpapar gas Gangguan Penggunaan masker, checklist
Gas dari
MRS PGN
n flow
meter
apabila ada
kebocoran
Kesehatan 3 2 3 18 kebocoran dan melakukan safety
talk mengarah pada Top event yaitu faktor manusia,
2 Pemisahaan On/off Terpapar Cidera Warning Sign, Peringatan tegangan
kadar air
dengan gas
panel setrum bagian tubuh 3 2 2 12 tinggi dan inspeksi APD
faktor mesin dan faktor material dengan Gerbang
Kebakaran Kerugian Peringatan tegangan tinggi dan
OR seperti pada Gambar 1.
(Drying)
karena property, inspeksi APD
5 1 3 15
Konsleting Kematian
intalasi listrik
Operasiona Terpapar Cidera Cover rock wool, aluminium plate,
l mesin panas bagian tubuh 3 3 2 18 Pembuatan line dan label
dryer peringatan
Keracunan Gangguan Penampungan sementara, tempat
condensate Kesehatan 3 1 2 6 khusus condensat dan label

Terpapar Gangguan
peringatan
Ear Muff, Safety talk dan inspeksi
Ledakan Pressure
bising Kesehatan
hingga cacat
3 2 2 12
APD Regulator system (PRS)
permanen
Meledak Kerusakan Warning Sign, safety talk dan
karena property, pembuatan peraturan larangan
percikan api Cidera 5 1 3 15 membawa pematik atau sumber api
hingga ke area
kematian
Terpapar gas Gangguan Penggunaan masker dan checklist
karena ada Kesehatan kebocoran
3 2 3 18
kebocoran hingga
keracunan
(Sumber: Pengolahan dari Berbagai Sumber)
Tabel 1 Identifikasi Failure Mode & Effect Analysis (FMEA) Divisi Produksi PT. Berkah Mirza Insani (Lanjutan)
Penilaian
RPN
N Uraian Mode Dampak Risiko
Aktifitas Kerja Rekomendasi
o Kerja Kegagalan Bahaya SxOx
S O D
D
3 Pemberian tekanan Operasio Terpapar bising Gangguan Safety talk, Penggunaan ear plugh dan ear muff
pada gas nal Kesehatan 3 2 2 18
(Compress Gas) compress
or
Terpapar ledakan Kerusakan
property,
Pembuatan prosedur kerja dan ispeksi APD
Faktor Faktor Faktor
Cidera
hingga
5 1 4 20
Manusia Mesin Material
kematian

(Sumber: Pengolahan Sendiri)


Hasil Hazard Identifikasi Risk Gambar 1 Fault Tree-1
Assessment Determining Control keselamatan Diantara faktor tersebut, jika salah satu
dan kesehatan kerja dilakukan berdasarkan terjadi maka terjadi ledakan Pressure Regulator
pengamatan secara langsung dan wawancara System (PRS) dari Faktor manusia bisa terjadi.
kepada pihak yang bertanggung jawab dengan Sehingga gerbang kedua yang dipakai adalah
pekerjaan tersebut dan operator yang bekerja Gerbang OR. Hasil pada tahap ini ditunjukan
langsung di divisi produksi. pada Gambar 2.
a. Penerimaan Gas
b. Drying
50
TEKNOLOGI Vol.2 Nomor 1, Maret 2019 p - ISSN : 2620 – 5726

c. Tidak Ada Penjadwalan Servis


d. Revisi Check List CNG
e. Over Pressure
(Sumber: Pengolahan Sendiri)
Gambar 2 Fault Tree-2
Faktor
Manusia
Mengidentifikasi Minimal Cut Set

T
Operator Kurang
Baru Kontrol

V.KESIMPULAN
G1 G2 G3 Kesimpulan dari hasil peneltian adalah
sebagai berikut:
1. Setelah mengaplikasikan metode Failure
Mode and Effect Analysis (FMEA) seperti
mengetahui pekerjaan, uraian pekerjaan,
mode kegagalan, menghitung Risk Priority
Number (Severity x Occurence x Detection)
P1 P2 P4 didapat RPN tertinggi atau Tingkat risiko
P1 P2 tertinggi kecelakaan kerja di divisi produksi
yang mencakup 8 pekerjaan adalah pada
(Sumber: Pengolahan Sendiri) Proses dan langkah pensupplyan CNG ke
Gambar 3 Fault Tree dengan Pemisahan costumer (operasional PRS) saat unloading
dan operasional CNG dengan potensi
Dari Gambar 3 didapat persamaan bahaya/mode kegagalan ledakan pressure
Booleannya: regulator system (PRS) dengan nilai severity
T = G1 + G2 + G3 5, occurence 3, detection 4 dan RPN 60.
G1 = P1 + P2 2. Setelah mengimplementasikan Fault Tree
G2 = P3 + P4 Analysis (FTA) seperti mendefinisikan
G3 = P5 critical event, pengkontruksian fault tree dan
Menggunakan pendekatan dari atas ke mengidentifkasi minimal cut set didapat
bawah, didapat: faktor penyebab tingkat risiko tertinggi yaitu
T = G1 + G2 + G3 (karena G1=P1+P2) Proses dan langkah pensupplyan CNG ke
= P1 + P2 + G2 + G3 (karena G2=P3+P4) costumer (operasional PRS) saat unloading
= P1+ P2 + P3 + P4 + G3 (karena G3=P5) dan operasional CNG dengan potensi bahaya
= P1+ P2 + P3 + P4 + P5 ledakan Pressure Regulator System (PRS)
Maka Minimal cut set adalah adalah operator baru, kurang kontrol, tidak
{P1},{P2},{P3},{P4},{P5}. ada penjadwalan servis, revisi Check List
CNG, over Pressure.
Hasil analisa kualitatif dari
terhambatnya proses produksi dengan top event
yaitu Ledakan Pressure Regulator System (PRS). DAFTAR PUSTAKA
Top event terjadi jika kejadian di bawah ini,
yaitu kejadian: Abdul Rahman, B. (2007, January 9).
a. Operator Baru Menangani risiko bahan kimia. Berita
b. Kurang Kontrol Harian,
51
TEKNOLOGI Vol.2 Nomor 1, Maret 2019 p - ISSN : 2620 – 5726

Somad. I, “ Teknik Efektif Dalam


Australian Standard/New Zaeland, 2004, Membudayakan Keselamatan &
Handbook Risk Managemenet Guidlines Kesehatan Kerja “ Halaman 93-94. Dian
companion to AS/NZS 4360 : 2004, Rakyat, Jakarta. 2013
Sydney and Wellington, Author.
Bennet N B Silalahi dan Rumondang B Silalahi. Tamrin, S.B.M., and Aumran, N., (2014).
(1995). Manajemen Kesehatan & Acomparison of the hazards, the risks,
Keselamatan Kerja. Jakarta: PT and the types of control in three selected
Sapdodadi. agricultural industries.

Dewi Diniaty, 2013, Usulan Perbaikan Yusuf Wachyudi. (2010). Identifikasi Bahaya,
Keselamatan Kerja untuk Analisis, dan Pengendalian Risiko
Meminimumkan Kecelakaan Kerja Dalam Tahap Desain Proses Produksi
dengan Metode Job Safety Analysis Minyak & Gas Di Kapal Floating
(JSA) pada Area Lantai Produksi di PT. Production Storage & Offloading (Fpso)
Alam Permata Riau, Jurnal Sains, Untuk Projek Petronas Bukit Tua Tahun
Teknologi Dan Industri, Universitas 2010. Tesis. Jakarta: Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau. Indonesia.

Dian Palupi Restuputri, 2013, Analisis


Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan
Metode Hazard And Operability Study,
Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta.

Gunawan, A. A., 2015, Perbaikan Keselamatan


dan Kesehatan Kerja dengan Metode
HIRARC di PT. Sumber Rubberindo
Jaya, Jurnal Titra, 3(2), 421-426.

Harya Pradhitya, 2012, Identifikasi Penyebab


Kecelakaan Kerja dengan Metode Job
Safety Analysis (JSA) dan Failure Mode
and Effect Analysis (FMEA) pada Divisi
Assembly di PT.Tjahja Sakti Motor,
Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
Pillay, A., and Wang, J. "Modified failure mode
and effects analysis using approximate
reasoning," Reliability Engineering and
System Safety Vol. 79, No. 1, 2003, pp.
69-85.

Ramli, S., 2010, Pedoman Praktis Manajemen


Risiko Dalam Perspektif K3 OHS Risk
Management, PT. Dian Rakyat, Jakarta.

Ramli, S., 2010, Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
OHSAS 18001, PT. Dian Rakyat,
Jakarta.

52

Anda mungkin juga menyukai