PENDAHULUAN
3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pasar oligopoly
2. Untuk mengetahui ciri-ciri pasar oligopoly
3. Untuk mengetahui jenis-jenis oligopoly
4. Untuk mengetahui kebaikan dan keburukan pasar oligopoly
5. Untuk mengetahui Kateristik pasar oligopoly
6. Untuk mengetahui Penyebab-penyabab pemusatan oligopoly
7. Untuk mengetahui Definisi pasar monopolistic
8. Untuk mengetahui Kateristik pasar monopolistic
9. Untuk mengetahui Ciri-ciri pasar monopolistic
10. Untuk mengetahui Factor-faktor penyebab terjadinya pasar monopolistic
11. Untuk menegtahui Kelebihan dan kekurangan pasar monopolistic
.
BAB II
PEMBAHASAN
1. pengertian oligopoli
rOligopoli merupakan suatu struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa produsen
yang menghasilkan barang-barang yang bersaing. Jika pasar oligopoly hanya terdiri dari dua
perusahaan saja maka disebut duopoly.
Pasar Oligopoli adalah suatu bentuk pasar yang terdapat beberapa penjual dimana salah
satu atau beberapa penjual bertindak sebagai pemilik pasar terbesar (price leader).Di Indonesia
pasar Oligopoli dapat dengan mudah kita jumpai, misalkan pada pasar semen, pasar pelayanan
operator seluler, pasar otomotif, serta pasar yang bergerak dalam industry berat.
a. Oligopoli Murni : menjual barang yang homogeny. Biasanya banyak dijumpai dalam industry
yang menghasilkan barang mentah. Contohnya : pasar semen, produsen bensin.
b. Oligopoli Diferensial :menjual barang berbeda corak. Barang seperti itu umumnya adalah
barang akhir. Contohnya : pasar mobil, pasar sepeda motor.
4. KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PASAR OLIGOPOLY
b. Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
c. Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopoly karena
semangat bersaing kurang
Secara teoritas sulit untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di dalam pasar agar
dapat dikatakan oligopoly.Namun untuk dasar analisis biasanya jumlah perusahaan diasumsikan
kurang dari sepuluh.Dalam kasus tersebut hanya terdapat dua perusahaan (Duopoli).Kekuatan
perusahaan-perusahaan dalam industry dapat diukur dengan menghitung rasio konsentrasi. Rasio
konsentrasi menghitung berapa persen output dalam pasar oligopoly dikuasi oleh perusahaan-
perusahaan yang dominan (4 – 8 perusahaan). Jika rasio konsentrasi empat perusahaan (CR4) 60%
berarti 60% output dalam industry dikuasai oleh empat perusahaan terbesar. CR4 yang semakin
kecil mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing sempurna.Pasar suatu industry
dinyatakan berstruktur oligopolistic apabila CR4 melebihi 40%.Dapat juga diukur delapan
perusahaan (CR8) atau jumlah lainnya. Jika CR8 80%, berarti 80% penjualan output dalam industry
dikuasai oleh delapan perusahaan terbesar.
Contoh pasar oligopoly yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industry mobil, rokok, film
kamera, sedangkan yang menghasilkan produksi homogeny adalah industry baja,pipa, paralon,
seng, dan kertas. Pergolongan ini mempunyai arti penting dalam menganalisis pasar yang
oligopolistic semakin besar tingkat diferensinya perusahaan semakin tidak tergantung pada
kegiatan perusahaan-perusahaan lainnya.Berarti oligopoly dengan produk diferensiasi dapat lebih
mudah memprediksi reaksi-reaksi dari perusahaan-perusahaan lawan.
Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan mempengaruhi
perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (exixting firms) maupun yang masih di luar industry
(potensial firms). Karenanya guna menahan perusahaan potensial untuk masuk industry.
Perusahaan yang usdah ada menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting price)
yang membuat perusahaan menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum.
Dalam upaya mencapai kondisi opyimal perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga, namun juga
non harga. Adapun bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain dapat berupa sebagai berikut :
Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat berjalan dengan tingkat efesien
yang sangat tinggi.Informasi- informasi ini sangat penting agar perusahaan dapat memprediksi
reaksi pesaing terhadap setiap keputusan yang diambil.
Industry transportasi udara dan TELKOM mewarisi struktur pasar monopoli- oligopoly.Kedua
industry ini sangat padar moral, sehingga di masa lalu Negara mengambil inisiatif dengan
memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN.Tetapi lambat laun swasta mulai masuk ke
dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru yang terlibat.Industry
trasnportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar monopoli menjadi pasar yang
bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya efesiensi.Akhirnya konsumen
memperoleh manfaat yang besar karena biaya transportasi udara semakin murah.
Tetapi industry telekomunikasi belum berhasil melakukan transformasi seperti itu.Telkom di
dalam pasar telekomunikasi masih sangat dominan sehingga mekanisme persaingan yang sehat
masih belum sepenuhnya terwujud dengan baik.Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala
bagi efesiensi pelaku didalamnya dan masih belum berhasil menurunkan tariff telpon sampai setara
dengan Negara- Negara lainnya.Sebagai contoh, ketika kita berada di Negara AS, Australia, atau
Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta, maka carilah kartu telpon internasional.Kita dapat
menelepon ke Jakarta sampai kuping panas dengan tariff sangat murah, hanya beberapa dollar
saja.Ini terjadi Karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing
dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya.
Telkom dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami tekanan dari public, konsumen,
media dan parlemen untuk masuk ke dalam pasar yang lebih bersaing secara sehat. Pasar
telekomunikasi seluler masih bersifat oligopolies dengan tariff yang sangat mahal.Lambat lauan
produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi ternyata memberi tekanan pada
persaingan yang leboih dan semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia, dan sejenisnya mulai memberi
tekanan pada pasar seluler sehingga membuat banyak item biaya yang dikurangi.
Pulsa untuk internet yang mahal mulai mendapat tekanan yang kuat dari produk-produk
GPRS, yang menbeerikan tariff cukup murah untuk pemakai layanan internet. Jadi, dengan teknologi
dan informasi yang semakin terbuka, konsumen dan masyarakat luas akan semakin mendapat akses
yang lebih banyak pada pasar telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon akan lebih
murah. Contoh lainnya adalah masuknya petronas dan shell membuat praktek monopoli penjualan
BBM di Indonesia berakhir. Pertamini kini memiliki pesaing, untuk mempertahankan pasarnya
pertamina harus dapat meningkatkan daya saing dengan melakukan daya saing dengan melakukan
inovasi, efesiensi, dan efektivitas dalam kegiatan usahanya.
Pasar monopolistik adalah salah satu bentuk pasar dimana terdapat banyak produsen yang
menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar
monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri
yang membedakannya dengan produk lainnya.
Differensiasi produk adalah usaha untuk membedakan produk yang dihasilkan oleh
perusahaan untuk memberikan daya tarik baik langsung maupun tidak langsung kepada konsumen
dibandingkan perusahaan lain yang menghasilkan produk yang sama atau sejenis ataupun yang
berbeda.
Jumlah perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik banyak. Di Indonesia dapat dilihat
begitu banyaknya merek pakaian dan sepatu. Banyaknya perusahaan menyebabkan keputusan
perusahaan tentang harga dan output tidak perlu harus memperhitungkan reaksi perusahaan lain,
karena setiap perusahaan menghadapi kurva permintaannya masing-masing.
Laba super normal yang dinikmati perusahaan mengundang perusahaan pendatang untuk
memasuki indsutri. Jika mereka mampu bertahan, dalam jangka panjang dapat mengalahkan
perusahaan yang lain. Tetapi jika kalah mereka harus keluar, agar kerugian tidak menjadi lebih
besar. Sama halnya dengan pasar persaingan sempurna, dalam pasar persaingan monopolistik
proses masuk keluar akan terhenti bila semua perusahaan hanya memperoleh laba normal.
Meskipun demikian, pasar ini tidak memiliki produsen atau penjual sebanyak pasar
persaingan sempurna dan tidak ada satu pun produsen yang mempunyai skala produksi yang lebih
besar dari produsen lainnya.
2. Barang yang diproduksi dan diperjualbelikan berbeda corak (ukuran, mutu, dan satuan
harga)
Apabila kita lihat secara fisik suatu produk , akan tanpak jelas perbedaan tersebut. Maka
kita dapat membedakan mana produk suatu perusahaan dengan product perusahaan yang lainnya.
Di samping perbedaan dalam bentuk fisik , juga terdapat perbedaan dalam bentuk bungkus atau
pembungkusan product, dan ada pula yang berbeda dalam cara membayar barang yang akan di
beli. Akibat dari berbagai macam perbedaan ini , barang yang di produksi oleh perusahaan pasar
monopolistis ini tidak bersifat barang pengganti sempurna akan tetapi ia bersifat barang pengganti
yang dekat.
3. Perusahaan tidak memiliki kekuatan penuh untuk mempengaruhi harga dan menentukan
harga
3) Differensiasi produk yang tidak terlalu besar mendorong perusahaan untuk melakukan
persaingan non harga.