TR4 Pak - Isura La Devi Girsang (4193530016) - PSM A 2019
TR4 Pak - Isura La Devi Girsang (4193530016) - PSM A 2019
NIM : 4193530016
Kelas : PSM A 2019
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kristen
SOAL LATIHAN
3. Bagaimana sikapmu dari sudut Iman Kristen tentang Kawin Cerai sebagaimana
dipraktekkan oleh Artis dan Selebritis.
Jawab :
Kawin-cerai di kalangan selebritis hampir sama dengan kawin-cerai di kalangan
masyarakat. Ajaran Yesus tentang perceraian kita temukan dalam jawaban Yesus atas
pertanyaan-pertanyaan orang Farisi. Menurut Markus, mereka mengetengahkan
pertanyaan itu untuk mencobai Dia (Markus 10:2), dan Matius menguraikan
terperinci apa pertanyaan itu: ‘Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya
dengan alasan apa saja?’ (Matius 19:3). Barangkali di balik pertanyaan itu adalah
skandal Herodias, yang telah meninggalkan suaminya, Filipus, agar bisa kawin
dengan raja Herodes Antipas. Yohanes Pembaptis dengan berani mengatakan
perkawinan itu ‘tidak halal’ (Markus 6:17), dengan akibat ia dijebloskan ke dalam
penjara. Yesus menyebut perkawinan kedua sesudah perceraian sebagai ‘zinah’.
Seorang perempuan yang menceraikan suaminya dan kawin lagi, sama juga berbuat
zinah (Markus 10:12). Selanjutnya, seorang laki-laki (dan tentu juga seorang
perempuan, karena di sini ketimbalbalikan itu diasumsikan juga seperti di bagian-
bagian lain) yang kawin dengan perempuan yang diceraikan adalah berbuat zinah
(Mat 5:32; Luk 16:18). Jika perceraian dan perkawinan kedua berlangsung, yang
tidak diizinkan Allah, maka setiap penyatuan menjadi suami-istri, yang menyusul
kemudian, karena tidak sesuai dengan hukum Allah, adalah perbuatan zinah. Yesus
mungkin bermaksud mengatakan bahwa perceraian diperbolehkan kalau terjadi
perzinahan. Hubungan seksual merupakan bagian integral dari ikatan penikahan,
“keduanya menjadi satu daging” (Kejadian 2:24; Matius 19:5; Efesus 5:31). Oleh
sebab itu, memutuskan ikatan itu melalui hubungan seks di luar pernikahan dapat
menjadi alasan untuk bercerai. Jika demikian, dalam ayat ini, Yesus juga menyorot
tentang pernikahan kembali. Frasa “kawin dengan perempuan lain” (Matius 19:9)
mengindikasikan bahwa perceraian dan pernikahan kembali diizinkan dalam
kerangka “klausa pengecualian”, bagaimanapun itu ditafsirkan. Penting untuk
diperhatikan bahwa hanya pasangan yang tidak bersalah yang diizinkan menikah
kembali. Meskipun tidak disebutkan dalam ayat tersebut, izin untuk menikah kembali
setelah perceraian adalah kemurahan Allah kepada pasangan yang tidak bersalah,
bukan kepada pasangan yang berbuat zinah. Mungkin saja ada contoh- contoh di
mana “pihak yang bersalah” diizinkan untuk menikah kembali, namun konsep
tersebut tidak dibahas dalam ayat ini. Menikah kembali setelah bercerai mungkin
merupakan pilihan dalam keadaan tertentu, namun tidak selalu merupakan satu-
satunya pilihan. Adalah menyedihkan bahwa tingkat perceraian di kalangan orang-
orang yang mengaku Kristen hampir sama tingginya dengan orang-orang yang tidak
percaya. Alkitab sangat jelas bahwa Allah membenci perceraian (Maleakhi 2:16),
sehingga pengampunan dan rekonsiliasi seharusnya menjadi tanda-tanda kehidupan
orang percaya (Lukas 11:4; Efesus 4:32). Allah mengetahui bahwa perceraian dapat
terjadi, bahkan di antara anak-anakNya. Orang-percaya, termasuk selebritis yang
bercerai dan menikah kembali hendaknya tidak perlu merasa kurang dikasihi oleh
Allah. Bahkan, sekalipun perceraian dan pernikahan kembali tidak tercakup dalam
definisi “klausa pengecualian” di Matius 19:9. Allah sering kali menggunakan
ketidaktaatan orang Kristen untuk mencapai hal-hal yang baik