5091 11891 1 SM
5091 11891 1 SM
5091 11891 1 SM
126
e-mail: syaefulargandi@gmail.com
ABSTRAK
Salah satu cara mengetahui kemandirian pangan melalui kualitas keragaman konsumsi
pangan yang diukur dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang selanjutnya
disingkat menjadi PPH. PPH dapat digunakan sebagai ukuran keseimbangan gizi dan
keanekaragaman pangan yang dikonsumsi oleh penduduk di suatu wilayah. Skor PPH
maksimal, yaitu 100 menunjukkan situasi konsumsi pangan yang beragam dan baik
komposisi serta mutu gizinya (Baliwati, 2011). Pada prakteknya capaian indikator
kualitas dan kuantitas pangan di Kabupaten Bandung belum tercapai. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui besaran keluarga, tingkat pendidikan, dan tingkat
pendapatan terhadap PPH di Kabupaten Bandung. Metode dasar penelitian ini adalah
metode eksplanasi (Eksplanatory Research). Penentuan Kecamatan Paseh dan
Pasirjambu dilakukan secara Purposive Sampling, yaitu ditentukan kecamatan tertinggi
dan terendah PPHnya. Selanjutnya ukuran responden dengan menggunakan teknik
Slovin. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi PPH di Kabupaten Bandung
menggunakan teknik analisis regresi berganda dan pengujiannya dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besaran keluarga,
tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan berpengaruh positif terhadap PPH
Kabupaten Bandung. Artinya semakin tinggi besaran keluarga, tingkat pendidikan dan
tingkat pendapatan maka semakin tinggi pula PPH di Kabupaten Bandung.
Kata kunci: besaran keluarga, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, Pola Pangan
Harapan
ABSTRACT
One way to know food self-sufficiency through the quality of food consumption
diversity as measured by Food Harvest Scale (PPH) scores, hereinafter
abbreviated as PPH. PPH can be used as a measure of nutritional balance and
food diversity consumed by residents in a region. The maximum PPH score, 100
indicates the diverse food consumption situation and both the composition and
quality of nutrition (Baliwati, 2011). In practice, the achievement of food quality
and quantity indicator in Bandung Regency has not been achieved. This study
aims to determine the size of family, education level, and income level of PPH in
Bandung regency. The basic method of this research is the explanatory method
(Eksplanatory Research). The determination of Paseh and Pasirjambu sub-
districts was conducted by purposive sampling, which is determined by the highest
and lowest kecamatan PPH. Furthermore the size of respondents using Slovin
techniques. To know the factors that influence the PPH in Bandung regency using
multiple regression analysis technique and the test is done by using SPSS 20
program. The result of the research shows that the family size, education level
and income level have positive influence on PPH Kabupaten Bandung. This
Jurnal Agribisnis Terpadu, Desember 2018 Vol. 11 No. 2
127
means that the higher the size of the family, the level of education and income
level then the higher the PPH in Bandung regency.
Keywords: family size, education level, income level, Food Pattern of Hope
(PPH)
128
129
antara lain: 1)Masih tingginya pangan seperti disampaikan bahwa
konsumsi padi-padian terutama beras terdapat hubungan yang kompleks
dan rendahnya konsumsi pangan antara perubahan iklim dan
hewani, umbi-umbian, serta sayur pertanian. Lutz dan Schachinger
dan buah; 2)Pemanfaatan sumber- (2013) mengemukakan bahwa tata
sumber pangan lokal seperti umbi, kelola makanan secara lokal
jagung, dan sagu pun masih rendah. merupakan aspek penting dalam
Faktor lain yang berpengaruh pengelolaan pangan. Jaringan
terhadap PPH antara lain tingkat makanan lokal yang inovatif
pendidikan, tingkat pendapatan, berfungsi untuk menginduksi
besaran keluarga, budaya, atau gaya perubahan sosio-ekologis di tingkat
hidup terutama masyarakat yang lokal dan mendorong transformasi
berada di daerah perkotaan atau yang lebih luas tentang pangan.
pinggiran kota (Retnaningsih, 2007). Persoalan inovasi jaringan dalam tata
Faktor-faktor yang kelola pangan di tingkat lokal masih
mempengaruhi konsumsi pangan menjadi masalah seperti di
adalah jenis, jumlah produksi, dan Kabupaten Bandung.
ketersediaan pangan (Harper et al. Bastian dan Coveney (2011)
1988). Selain itu, konsumsi pangan dalam penelitiannya tentang
penduduk juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah lokal dalam
faktor ekonomi, sosial, pendidikan, mengembangkan ketahanan pangan
gaya hidup, pengetahuan, menjelaskan bahwa pengetahuan
aksesibilitas, dan sebagainya. lokal memiliki peran penting untuk
Bahkan, faktor prestise dari pangan mendorong efektivitas dalam
kadang kala menjadi sangat kebijakan pangan. Ditegaskan
menonjol sebagai faktor penentu mengenai fungsi kebijakan dalam
daya terima pangan (Martianto dan pangan adalah: “ (i) policy to create
Ariani, 2004). supportive environments; (ii) policy
Hasil penelitian yang dilakukan to strengthen community action; (iii)
oleh Duram dan Oberholtzer (2010) policy to support individual food
bahwa letak geografis termasuk security; and (iv) policy to improve
perubahan cuaca mempengaruhi coordination and capacity for food
Jurnal Agribisnis Terpadu, Desember 2018 Vol. 11 No. 2
130
security”. Lang dan Barling (2013) Bandung baik internal maupun
mengemukakan isu nutrisi dan eksternal. Pada akhirnya, kajian ini
sustainability dalam makanan diharapkan dapat digunakan sebagai
menjadi isu penting guna acuan untuk rekomendasi
menghasilkan kebijakan yang dapat perencanaan konsumsi pangan
memecahkan masalah-masalah penduduk yang berujung pada
pangan. perwujudan ketahanan pangan di
Penelitian tentang PPH terbatas Kabupaten Bandung.
pada aspek-aspek kebijakan,
distribusi, penyediaan pangan atau
membahas mengenai faktor yang II. METODE PENELITIAN
mempengaruhi konsumsi secara Penelitian ini dilakukan di
parsial. Penelitian yang menelaah Kabupaten Bandung. Desain yang
tentang bagaimana PPH secara digunakan untuk penelitian ini adalah
menyeluruh baik di level kebijakan, desain kuantitatif, dan teknik
maupun di level konsumen masih penelitian yang digunakan adalah
terbatas. Telaah menyeluruh akan metode eksplanasi (Eksplanatory
menghasilkan sudut pandang yang Research) yaitu apabila peneliti
lebih luas tentang pokok persoalan menjelaskan hubungan atau
belum tercapainya PPH. Realitas pengaruh kausal antara variabel-
mengenai persoalan belum variabel melalui pengujian hipotesis
terpenuhinya PPH merupakan maka dinamakan penelitian
fenomena masalah yang berkaitan penjelasan (Singarimbun, 2003).
dengan ketahanan pangan wilayah Data primer diperoleh dengan
dan pada akhirnya terkait dengan melakukan survey langsung di
indeks pembangunan manusia. Oleh lapangan. Sumber data diperoleh
karena itu penelitian menyeluruh dengan menggunakan teknik
perlu dilakukan. purposive sampling. Purposive
Berdasarkan uraian di atas, sampling adalah teknik pengambilan
perlu dilakukan memperbaiki sampel sumber data dengan
masalah yang berkaitan dengan pertimbangan tertentu, misalnya
kurangnya PPH di Kabupaten memilih kecamatan yang memiliki
Jurnal Agribisnis Terpadu, Desember 2018 Vol. 11 No. 2
131
PPH tertinggi dan terendah tingkat pendidikan dan tingkat
(Sugiyono, 2012). Reponden yang pendapatan dan pola pangan harapan.
dipilih berjumlah 100 Kepala Selanjutnya, untuk mengetahui
Keluarga (KK) yang dihitung faktor yang mempengaruhi PPH
ukurannya berdasarkan teknik Kabupaten Bandung maka dianalisis
Slovin. Hal itu dilakukan untuk dengan menggunakan teknik analisis
membantu penulis dalam regresiberganda, pengujian tersebut
menggambarkan besaran keluarga, dilakukan dangan menggunakan
SPSS 20.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN pendidikan terhadap PPH maka dapat
Berdasarkan hasil uji analisis dihasilkan uji regresi berganda pada
berganda pengaruh besaran keluarga, Tabel 1.
tingkat pendapatan, dan tingkat
Tabel 1
Analisis Regresi B erganda
Coef f icients a
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
132
133
134
135
136
137
138
Hardinsyah, Yayuk FB, Martianto Perdagangan, Vol. 5 No. 2. pp
D., Handewi SR, Agus W., dan 148-163
Subiyakto. 2001. Pengembangan Lutz.,J dan Schachinger.,J (2013)
Konsumsi Pangan dengan Do Local Food Networks Foster
Pendekatan Pola Pangan Socio-EcologicalTransitions
Harapan. Pusat Studi Kebijakan towards Food
Pangan dan gizi IPB, Lembaga Sovereignty?Learning from Real
Penelitian IPB dan Pusat Place Experiences.
Pengembangan Ketersediaan Sustainability5, 4778-4796;
pangan Departemen Pertanian Maarif, M.S. dan Hendri T. 2003.
Harper, I. J. , B. J. Draton & J. A. Teknik-teknik Kuantitatif Untuk
Driskel. 1988. Pangan, Gizi dan Manajemen. PT.Grasindo,
Pertanian (Suhardjo, Jakarta
penerjemah). Universitas Mahfi, Tabrani. 2009. Analisis
Indonesia Press, Jakarta. Situasi Pangan dan Gizi untuk
Hikam, AS (2014) Menyongsong Perumusan Kebijakan
2014-2019. memeperkuat Operasional Ketahanan Pangan
Indonesia dalam Dunia yang dan Gizi Kabupaten Lampung
berubah. Jakarta cv. rumah buku Barat. Sekolah Pascasarjana IPB,
Hutabarat, J dan M. Huseini. 2006. Bogor.
Operasionalisasi Strategi. PT Mahmuri. 2005. Analisis Situasi dan
Elex Media Komputindo, Jakarta Kebijakan Ketahanan Pangan di
Kahraman, Cengiz, Nihan Etin Kabpaten administrasi Kepulauan
Demirel, Tufan Demirel. 2007. Seribu. Tesis. Program Studi
Prioritization of e-Government Magister Manajemen Agribisnis
Strategies using a SWOT-AHP Sekolah Pascasarjana Institut
Analysis: The Case of Turkey. Pertanian Bogor, Bogor
European Journal of Information Mahmuri. 2005. Analisis Situasi dan
Systems 16.3 (Jul 2007): 284-298 Kebijakan Ketahanan Pangan di
Khomsan, Ali. 2002. Pangan dan Kabupaten Administrasi
Gizi dalam Dimensi Kepulauan Seribu. Program Studi
Kesejahteraan. Jurusan GMSK Magister Manajemen Agribisnis
Fakultas Pertanian IPB, Bogor. IPB
Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Marimin dan Maghfiroh, Nurul.
Praktis Riset Komunikasi. 2010. Aplikasi Teknik
Kencana Prenada Media Group, Pengambilan Keputusan dalam
Malang. Manajemen Rantai Pasok. IPB
Lang.,T dan Barling.,D (2013) Press, Bogor
Conference on ‘Future food and Martianto, Drajat dan Ariani. 2004.
health’Symposium I: Analisis Konsumsi Pangan
Sustainability and food security. Rumahtangga. Prosiding
Proceedings of the Nutrition Widyakarya Nasional pangan dan
Society (2013), 72, 1–12 Gizi VIII. 17-19 Mei 2004. LIPI,
Lubis dan Arianti (2011) Dampak Jakarta
Liberalisasi WTO Martianto, Drajat, Yayuk Farida
TerhadapKetahanan pangan beras Baliwati, Dahrulsyah, dan
dan gula. Buletin Ilmiah Litbang Handewi. 2007. Laporan Akhir
koordinasi Kebijakan Solusi
Jurnal Agribisnis Terpadu, Desember 2018 Vol. 11 No. 2
139
Sistemik Masalah Ketahanan Development. Advance online
Pangan dalam Upaya Perumusan publication.
Kebijakan Pengembangan http://dx.doi.org/10.5304/jafscd.2
Penganekaragaman Pangan; 012.024.007
Kementerian Koordinator Bidang Stewart.,D dkk (2014) Beyond
Perekonomian Republik nutrition and agriculture policy:
Indonesia, Jakarta. collaborating for a food policy.
Pearce II, J.A. dan R.B. Robinson, British Journal of Nutrition
2003. Strategic Management, (2014), 112, S65–S74
Formulation, Implementation, Rochman, Nurul Taufiq, E. Gumbira
and Control. Eight Edition. Irwin Sa’id, Arief Daryanto, Nunung
Mc Graw-Hall. Nuryartono. 2011. Analysis of
Peraturan Kepala Badan Ketahanan Indonesian Agroindustry
Pangan. 2011. Peraturan Kepala Competitiveness in
BKP No Nanotechnology Development
006/Kpts/OT.140./K/01/2011. Perspective Using SWOT-AHP
Program Ketahanan Pangan Method. International Journal of
Tahun 2011. Business and Management 6.8
Peraturan Menteri Pertanian. 2010. (Aug 2011): 235-244
Peraturan Menteri Pertanian No Saaty, Thomas L. 1991. Pengambilan
65/Permentan/OT.140/12/2010. Keputusan Bagi Para Pemimpin.
Petunjuk Teknis Standar PT Pustaka Binaman Pressindo,
Pelayanan Minimal Bidang Jakarta
Ketahanan Pangan Provinsi dan Singarimbun, Masri. 1983. Metode
Kabupaten/Kota Penelitian Survei. CV Rasma
Permadi, B. 1992. AHP. Pusat Antar Agung, Jakarta.
Universitas-Studi Ekonomi, Sukari. 2009. Strategi
Universitas Indonesia. Pengembangan Kebijakan dan
Rangkuti, Freddy. 2008. Analisis Program Ketahanan Pangan
SWOT Teknik Membedah Kasus Kabupaten Administrasi
Bisnis. PT Gramedia Pustaka Kepulauan Seribu. Program Studi
Utama, Jakarta. Magister Manajemen Agribisnis
Ratan Lal dkk. .2003. Food Security IPB
and Environmental Quality in the Suryadi, Kadarsah dan Ali
Developing World.London Lewis Ramdhani. 1998. Sistem
Publishers. Pendukung Keputusan: Suatu
Saeri, M (2011) Teori Hubungan Wacana Struktural Idealisasi dan
Republik Indonesia. Undang- Implementasi Konsep
undang No 7 Tahun 1996 tentang Pengambilan Keputusan. PT
Pangan. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Salvatore.,D ( 2009) ekonomi Umar, Husein. 2008. Strategic
manajerial dalam perekonomian Management in Action. PT.
global . Jakarta. Airlangga Gramedia Pustaka Utama,
Scherb dkk (2012) Exploring food Jakarta.
system policy: A survey of food Wheelen, Thomas L dan J. David
policy councilsin the United Hunger. 2010. Strategic
States. Journal of Agriculture, Management and Business Policy
Food Systems, and Community
Jurnal Agribisnis Terpadu, Desember 2018 Vol. 11 No. 2
140