Modul 2 Fix Teori
Modul 2 Fix Teori
MODUL NO. II
PENGUJIAN PEMAMPATAN TANAH
(Consolidation Test )
Regu :V
A. TUJUAN :
Pengujian dilakukan untuk mengetahui besarnya penurunan tanah
setelah diberi beban diatasnya ( H ) dalam cm serta untuk mengetahui
jumlah waktu penurunan tanah sampai dengan 90 % selesai dalam detik
(Primary consolidation).
2. BENDA UJI :
Contoh Tanah Tidak Terganggu ( Undisturbed Sample )
Contoh tanah tidak terganggu yang diambil dengan mesin bor atau
manual didalam Sumur uji (Test Pit) dilapangan, dikeluarkan ditekan
masuk kedalam ring konsolidasi, dipotong, diratakan, ditimbang dan
diambil kadar airnya. Kemudian dimasukkan kedalam konsolidometer.
Contoh Tanah Terganggu ( Disturbed Sample )
Contoh tanah yang dibuat sesuai perencanaan, misalnya pada
perencanaan bendungan tanah, Contoh tanah ini diambil dari Borrow Pit
(tempat bahan matrial bendungan). Kemudian dikeluarkan dari mold,
ditekan masuk kedalam ring konsolidasi, diratakan, ditimbang dan
diambil kadar airnya. Selanjutnya dimasukkan kedalam konsolidometer.
Laboratoriu
m Mekanika
Tanah
Regu : V
C. DASAR TEORI :
Proses konsolidasi :
Mula-mula tanah dalam kondisi normal (pada t 0), penurunan secara alami
karena berat sendiri. Dikarenakan mendapat beban P diatasnya, tekanan
air pori tanah meningkat sebesar P pula pada t 1. Kemudian berangsur-
angsur turun pada t2, t3 karena air pori merembes keluar, bahkan normal
kembali t~ (waktu tak terhingga). Walaupun air pori merembes keluar,
namun luas contoh tanah tidak berubah, sehingga mengecilnya volume
tanah dikarenakan tingginya berkurang (ada penurunan sebesar ∆h).
Derajat konsolidasi (Degree of Consolidation) :
Penurunan awal
Derajat konsolidasi = x 100 %
Penurunan selesai
S1
U= x 100%
St
2 4 c ν xt CV xt
Untuk U ≤ 50 % U = x bila Tv=
π H2 H2
2 4 xTE πx U 2
u= T ν=
π 4
8 ⅇ π 2 x ⋅Tv
Untuk U ≥ 50 % u=1− x
π2 4
Laboratoriu
m Mekanika
Tanah
Regu : V
100-U
-0,9332× log( ( 100 )) -0,0851
TV 0,9332 log100 U log100 0,0851
TV 0,9332 log100 U 2 0,0851
TV 0,9332 log100 U 1,8664 0,0851
TV 1,7813 0,9332 log100 U
U 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Tv 0,002 0,008 0,018 0,031 0,049 0,071 0,096 0,126 0,159 0,197
U 55 60 65 70 75 80 85 90 95 99,9
Tv 0,238 0,287 0,342 0,403 0,477 0,567 0,684 0,848 1,129 2,714
Gambar grafik antara derajat konsolidasi (V) sebagai ordinat dengan akar
waktu (√ T v) sebagai absis, menunjukkan satu garis lurus dari 0 % sampai
dengan 80 % (Primary settlement), selanjutnya membentuk garis lengkung
(Secondary settlement). Primary Settlement adalah penurunan pertama
yang berjalan akibat mengalirnya air pori dari tanah, karena beban baru
diatasnya. Secondary Settlement adalah penurunan kedua yang masih
berjalan sangat lambat dan kecil setelah primary settlement mendekati
selesai yaitu setelah tegangan air pori mendekati normal kembali (tegangan
efektif normal/ konstan). Bila dibandingkan, hasil grafik percobaan
laboratorium (penurunan (∆ h¿ sebagai ordinat dengan akar waktu ( √ t )
sebagai absis), dengan Garis Tioritis, pada umumnya garis grafik
laboratorium tidak menyimpang, mengikuti garis tioritis sampai pada derajat
konsolidasi 90 %. Jadi untuk mendapatkan t90 pada pengujian di
laboratorium ialah dengan mengalikan angka 1,15 terhadap garis
laboratorium yang membentuk garis lurus. Perpotongan antara garis grafik
dengan garis yang baru dibuat, menunjukan t 90 pada absis, sedangkan
penurunannya d90 dapat dibaca pada ordinat.
Laboratoriu
m Mekanika
Tanah
Regu : V
Perhitungan :
Hitung sifat - sifat properties dari contoh tanah sebelum pengujian
dengan rumus - rumus berikut :
( WW −DW )
W0 = X 100 %
( DW −TW )
Yw x Gs x A x h0 100+w 0
e0 = x –1
W 1−W R 100
W 0 x Gs 100 x ( W 1−Wr )
SR0 = % W0 = gr
e0 100+w 0
Dimana :
W0 = kadar air dalam % A = luas contoh tanah (cm2)
WW = berat basah (gr) h0 = tinggi contoh tanah (cm)
DW = berat kering (gr) W1 = contoh tanah konsolidasi (gr)
TW = berat tempat (gr) WR = berat ring konsolidasi (gr)
Gs = Specific grafity W0 = berat kering contoh tanah (gr)
e0 = angka pori SR0 = derajat kejenuhan (%)
Laboratoriu
m Mekanika
Tanah
Regu : V
(W 2 – W 3) Yw x Gs x A x h f
Wf = X 100 % e0 = –1
(W 3 – W R) W3– W R
W f x Gs
SRf = %
ef
Dimana :
Wf = kadar air dalam (%) A = luas contoh tanah
(cm2).
WW = berat basah (gr) hf = tinggi contoh tanah (cm).
DW = berat kering (gr) W3 = contoh tanah kering (gr).
TW = berat tempat (gr) WR = berat ring konsolidasi (gr).
SRf = derajat kejenuhan (%) W0 = berat kering contoh tanah(gr).
Gs = Specific grafity ef = angka pori
hn = h0 – ∑ Si
¿−1
1
-
hn = x (hn-1 + hn)
2
−hn 2
Setengah tinggi rata-rata pangkat dua ( )
2
Dimana : hn = tinggi contoh pada n penurunan (cm).
Yw x Gs x A
en = ( x h n) – 1
W3 –W R
Dimana : en = air pori pada watu n.
γw = berat volume air (gr/cm3).
2
−hn
0,848 x ( )
2
60 x t 90
Laboratoriu
m Mekanika
Tanah
Regu : V
( d 100−d 0 )
Metoda log t : r = Cv =
∆ Sn
2
−hn
0,197 ( )
2
60 x t 50
Dimana :
r = Kompresi rasio pada setiap pembebanan.
d0 = Posisi awal sebelum pembebanan pada saat t 0
d90 = Penurunan 90 % pada saat t90
d100 = Penurunan pada saat t100
∆Sn = Total penurunan pada setiap pembebanan.
CV = Koefisen konsolidasi ( Cm2 / det. )
-hn = Rata-rata tinggi contoh tanah saat pembebanan
t50 = Waktu derajat konsolidasi 50 %.
t90 = Waktu derajat konsolidasi 90 %.
Laboratoriu
m Mekanika
Tanah
Regu : V
D. PROSEDUR PELAKSANAAN :
Persiapan pengujian :
Contoh tanah yang dimasukkan kedalam konsolidometer dilapisi kertas
saring diatasnya maupun dibawahnya agar tidak kontak langsung dengan
batu pori. Konsolidometer yang sudak terisi tanah disambung dengan stand
pipe yang berisi air untuk menjenuhkan contoh tanah kurang lebih 24 jam.
Pengujian :
1. Contoh tanah jenuh air (kelihatan airnya keluar) dimulai dengan
pembebanan pertama sebesar 0,05 kg / Cm 2 atau 0,1 kg / Cm2
tergantung kondisi contoh tanah.
2. Begitu beban diletakkan, stop wacth dinyalakan (pengukuran waktu
dimulai).
3. Stop wacth menunjukkan 4“ (empat detik), pembacaan penurunan pada
dial gauge penurunan dibaca dan dicatat.
4. Adapun jadwal pembacaan 4” ; 8”; 15”; 30”; 1’; 2’; 4’; 8’ ; 15‘;30’; 1 jam;
2 jam; 4 jam; 8 jam; 1 hari; 2 hari; 3 hari.
5. Untuk metoda t pembacaan cukup sampai dengan 1 jam dan kemudian
keesokan harinya (24 jam). Untuk metoda log t jadwal pembacaan
dibaca semuanya.
6. Setelah selesai pembebanan pertama dilanjutkan pembebanan kedua
sebesar 0,1 kg / cm2 atau 0,2 kg / cm2 , merupakan kelipatan dari
pembebanan pertama.
7. Pembacaan dan pencatatan selalu dilakukan sesuai metoda yang
dipakai.
8. Setelah beban terakhir 6,4 kg/ cm 2 (berarti pembebanan total 12,8
kg/cm2) selesai, dilakukan pengurangan beban (Unloading) sekurang-
kurangnya tiga kali.
9. Yang pertama, dikurangi sampai tinggal beban sebesar 0,8 kg / cm 2,
yang kedua 0,4 kg / cm2 dan yang terakhir sebesar beban pertama (....
kg / cm2).
10. Setiap pengurangan beban (Un loading) hanya dibaca sekali pada
keesokan harinya (24 Jam).
11. Selesai pengujian, contoh tanah dikeluarkan dari ring konsolidasi
ditampung dalam cawan, lalu ditimbang dalam keadaan basah,
kemudian diopen selama 24 jam. (menjadi kering).
12. Contoh yang sudah ditimbang dalam cawan, dalam keadaan basah
maupun kering, dicatat dalam form uji, setelalah dilakukan penyesuaian
tempat (Container / cawan). Jadi yang dicatat adalah berat tanah
Laboratoriu
m Mekanika
Tanah
Regu : V
kering dan berat tanah basah + berat ring (WR). Container / cawan
diganti dengan berat ring (WR).
Laboratoriu
m Mekanika
Tanah
Regu : V
Laboratoriu
m Mekanika
Tanah