Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Photon Vol. 5 No.

1, Oktober 2014

EFIKASI DIRI DAN MANAJEMEN DIRI PADA PASIEN DENGAN


DIABETES TIPE 2: SEBUAH REVIEW SISTEMATIK

Neneng Astuti

Program Studi DIII Keperawatan, Fakultas MIPA dan Kesehatan,


Universitas Muhammadiyah Riau, Pekanbaru, Indonesia.

Email: go_ners@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Diabetes merupakan penyakit yang bersifat swakelola, Keberhasilan pengelolaan diabetes
bergantung pada aktivitas perawatan diri individu untuk mengontrol gejala dan menghindari komplikasi. Efikasi diri
pada diabetes adalah keyakinan pasien terhadap kemampuannya untuk melakukan berbagai perilaku manajemen diri
diabetes, dan manajemen diri pada diabetes merupakan tugas yang menantang yang membutuhkan perubahan gaya
hidup jangka panjang, termasuk diet, minum obat, latihan fisik, maupun pemeriksaan kadar gula darah secara
teratur.
Metode: Review sistematik dilakukan dengan penelusuran database elektronik yaitu, CINAHL dan ProQuest.
Publikasi jurnal mulai dari tahun 2006-2013, dengan menggunakan kata kunci: diabetes tipe 2, efikasi diri,
manajemen diri diabetes, dan perawatan diri diabetes. Review sistematik ini menggunakan kriteria seleksi untuk
melakukan data extraction yaitu; jurnal bahasa Inggris, full text dan mencakup abstrak, metode penelitian
kuantitatif, subjek diabetes tipe 2.
Hasil: Artikel terakhir yang digunakan dalam review sistematik ini sebanyak 12 artikel yang sesuai dengan kriteria
seleksi. Dalam review sistematik ini menguraikan tentang definisi efikasi diri dan manajemen diri pada diabetes,
instrumen penelitian yang digunakan, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan manajemen diri pada diabetes
tipe 2.
Kesimpulan: Efikasi diri dan manajemen diri pada pasien diabetes merupakan dua komponen penting sebagai dasar
untuk mencegah komplikasi terkait penyakit dan mempertahankan kualitas hidup pasien dengan diabetes tipe 2.

Kata Kunci: Diabetes tipe 2, efikasi diri, manajemen diri diabetes, dan perawatan diri diabetes

1. PENDAHULUAN Diabetes merupakan penyakit yang


Diabetes melitus pada orang dewasa bersifat swakelola, karena pasien setidaknya 99%
merupakan masalah kesehatan utama (Wu et al., melakukan perawatan mereka secara mandiri
2007), dengan prevalensi yang semakin (Feinglos & Bethel, 2008; Gao et al., 2013).
meningkat, sehingga menjadi pandemi (Hjlem et Untuk menormalkan kadar glukosa darah dan
al., 2003; Al-Khawaldeh, Al-Hassan & mengurangi mortalitas dan morbiditas terkait
Froelicher, 2012). Diabetes memiliki dampak diabetes, pasien diabetes harus melakukan
terhadap kehidupan individu, keluarga, dan manajemen diri dalam kehidupan mereka sehari-
sistem perawatan kesehatan. Kronisitas diabetes hari termasuk minum obat, diet, olahraga,
dan potensi komplikasi serius yang sering terjadi pemantauan glukosa darah, dan perawatan kaki
mengakibatkan beban keuangan dan penurunan (Shamoon et al., 1993; Xu et al., 2008). Tujuan
kualitas hidup. Diabetes yang sering tidak utama dari manajemen pada diabetes adalah
terkontrol dapat mengakibatkan komplikasi untuk mencegah komplikasi mikrovaskuler dan
seperti penyakit jantung, stroke, tekanan darah makrovaskuler, serta untuk menurunkan angka
tinggi, kebutaan, penyakit ginjal, penyakit sistem kematian dan biaya ekonomi akibat diabetes
saraf, amputasi kaki, dan kematian (Al- (Gao et al., 2013). Keberhasilan manajemen diri
Khawaldeh, Al-Hassan & Froelicher, 2012). diabetes bergantung pada aktivitas perawatan diri
individu untuk mengontrol gejala dan

FMIPA-UMRI 13
Vol. 5 No.1, Oktober 2014 Jurnal Photon

menghindari komplikasi. Jika kegiatan perawatan artikel dengan pendekatan desain komparatif, dan
diri dilakukan secara teratur, maka dapat 1 artikel dengan pendekatan desain gabungan
mencegah komplikasi yang timbul akibat korelasi dan komparatif.
diabetes (Wu et al., 2007). Instrumen penelitian yang digunakan untuk
Pada pasien dengan diabetes tipe 2, efikasi mengukur efikasi diri pada diabetes tipe 2 dalam
diri berperan penting dalam manajemen diri review sistematik ini yaitu 4 artikel menggunakan
diabetes. Teori efikasi diri memberikan alasan kuesioner Self-Efficacy Scale for Type 2
ilmiah sebagai strategi yang memiliki potensi Diabetes, 2 artikel menggunakan kuesioner
untuk meningkatkan kepercayaan diri individu Diabetes Management Self-efficacy Scale
terhadap kemampuannya untuk melakukan (DMSES), 2 artikel menggunakan Chinese
perubahan perilaku (Wu et al, 2007). Definisi ini version of the Diabetes Management Self-
menjelaskan bahwa efikasi diri individu Efficacy Scale (C-DMSES), 1 artikel
berhubungan dengan situasi dan tugas tertentu, menggunakan kuesioner Multidimensional
seperti manajemen perawatan diri pada diabetes Diabetes Questionnaire, dan 1 artikel
tipe 2 (Lenz & Shortridge-Baggett 2002; Sharoni menggunakan kuesioner Diabetes self-efficacy
& Wu, 2012). Individu dengan tingkat efikasi diri scale. Sedangkan instrumen penelitian yang
yang tinggi memperkirakan akan sukses dalam digunakan untuk mengukur manajemen diri pada
pencapaian tujuan, sedangkan individu dengan diabetes tipe 2 yaitu 8 artikel menggunakan
tingkat efikasi diri yang rendah akan meragukan kuesioner Summary of Diabetes Self Care
kemampuannya untuk mencapai tujuan (Hunt et Activities-Revised (SDSCA), 3 artikel
al., 2012). menggunakan kuesioner Chinese Version of
Summary of Diabetes Self Care Activities-
2. METODOLOGI PENELITIAN Revised (SDSCA), dan 1 artikel menggunakan
Review sistematik ini dilakukan dengan kuesioner Diabetes Self Care (DSC) Scale.
penelusuran database elektronik yaitu CINAHL Karakteristik Responden
dan ProQuest. Publikasi jurnal mulai dari tahun Artikel penelitian yang digunakan dalam
2006-2013, dengan menggunakan kata kunci: review sistematik ini secara keseluruhan
diabetes tipe 2, efikasi diri, manajemen diri menggunakan penderita diabetes tipe 2 sebagai
diabetes, dan perawatan diri diabetes. Untuk subjek penelitian. Karakteristik responden secara
menyaring jurnal penelitian dari barbagai umum yang digunakan yaitu; umur, jenis
database, maka digunakan kriteria seleksi untuk kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status
memilih bahan review sistematik yaitu: jurnal perkawinan, suku, agama, penghasilan, lama
internasional dan berbahasa Inggris, full text dan menderita diabetes, komplikasi diabetes, nilai
original article, mencakup abstrak, metode HbA1C, Body Mass Index (BMI), program terapi,
penelitian kuantitatif, subjek diabetes tipe 2, dan asuransi kesehatan, riwayat keluarga, dan edukasi
menggunakan kuesioner standar. yang diikuti atau yang pernah didapatkan.
Efikasi Diri pada Diabetes
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Efikasi diri merupakan keyakinan individu
Hasil tentang kemampuan pribadi terhadap kinerja
Artikel terakhir yang digunakan dalam perilaku. Dalam hal manajemen diri diabetes,
review sistematik ini sebanyak 12 artikel yang efikasi diri adalah keyakinan pasien terhadap
sesuai dengan kriteria seleksi. Metode penelitian kemampuannya untuk melakukan berbagai
dari artikel yang digunakan dalam review perilaku manajemen diri diabetes (Al-
sistematik ini secara keseluruhan menggunakan Khawaldeh, Al-Hassan, & Froelicher, 2012).
metode penelitian kuantitatif. Dari 12 artikel Efikasi diri merupakan dasar untuk meningkatkan
penelitian ini terdapat 8 artikel yang efektivitas pendidikan diabetes karena berfokus
menggunakan pendekatan desain cross-sectional, pada perubahan perilaku (Van der Bijl &
2 artikel dengan pendekatan desain korelasi, 1 Shortridge-Baggett, 2001; Wu et al., 2007).

14 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 5 No.1, Oktober 2014

Efikasi diri adalah prediktor kuat terhadap untuk menggunakan informasi peduli
manajemen diri diabetes. Seseorang yang hidup diabetes yang diperoleh melalui berbagai
dengan diabetes yang memiliki tingkat efikasi media dibandingkan dengan tingkat
diri yang lebih tinggi akan berpartisipasi dalam pendidikan rendah (Bai, Chiou & Chang,
perilaku pengelolaan diri diabetes yang lebih baik 2009). Seseorang dengan tingkat pendidikan
(Hunt et al., 2012). yang lebih tinggi memiliki tingkat
Manajemen Diri pada Diabetes manajemen diri yang lebih tinggi terhadap
Manajemen diri (Self-management) dapat diet, olahraga, dan pemeriksaan gula darah
diartikan sebagai seperangkat keterampilan mandiri, dan lebih mudah untuk memahami
perilaku yang dilakukan dalam mengelola informasi kesehatan yang berhubungan
penyakit sendiri (Goodall & Halford 1991; Wu et dengan diet, aktivitas fisik, dan pemeriksaan
al., 2007). Xu et al. (2010) mendefinisikan gula darah mandiri (Xu, Pan & Liu, 2010).
manajemen diri pada diabetes merupakan c. Pekerjaan. Penderita diabetes yang bekerja
seperangkat perilaku yang dilakukan oleh memiliki tingkat manajemen diri lebih
individu dengan diabetes untuk mengelola rendah untuk latihan fisik daripada penderita
kondisi mereka, termasuk minum obat, mengatur yang tidak bekerja. Penderita diabetes yang
diet, melakukan latihan fisik, pemantauan lebih muda yang bekerja bisa memiliki
glukosa darah mandiri, dan mempertahankan jadwal sibuk dan tanggung jawab yang
perawatan kaki. Manajemen diri pada diabetes sangat banyak, membuat perilaku manajemen
juga didefinisikan sebagai perilaku manajemen diri diabetesnya seperti berolahraga, menjadi
diri yang mencakup pengaturan pola makan, prioritas rendah bagi mereka (Xu, Pan & Liu,
olahraga, pemantauan glukosa darah secara 2010).
mandiri, dan minum obat, yang secara d. Efikasi diri. Seseorang yang hidup dengan
keseluruhan berhubungan dengan perbaikan yang diabetes tipe 2 yang memiliki tingkat efikasi
signifikan dalam mengontrol status metabolik diri yang lebih tinggi lebih berpartisipasi
(Jones et al., 2003; Sousa et al., 2005; Hunt et al., dalam perilaku manajemen diri diabetes.
2012). Manajemen diri pada diabetes merupakan Efikasi diri yang lebih tinggi lebih mungkin
serangkaian rejimen yang rumit dan individu untuk menunjukkan pengaturan diet secara
harus mengambil keputusan kritis untuk optimal, olahraga, monitoring glukosa darah
memahami cara menyeimbangkan obat, diet, dan mandiri, dan perawatan kaki (Sarkar, Fisher
olahraga untuk mencapai kontrol glikemik yang & Schillinger, 2006; Xu et al., 2008; Hunt et
optimal (Xu, Pan & Liu, 2010). al., 2012).
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan e. Lamanya menderita diabetes. Seseorang
Manajemen Diri pada Diabetes Tipe 2 dengan durasi penyakit lebih lama memiliki
a. Umur. Penderita diabetes yang lebih tua pengalaman dalam mengatasi penyakit
memiliki tingkat manajemen diri yang lebih mereka dan melakukan perilaku perawatan
tinggi pada diet, olahraga, dan perawatan diri yang lebih baik (Wu et al., 2007).
kaki daripada individu yang lebih muda (Xu, Seseorang yang telah didiagnosis dengan
Pan & Liu, 2010). Penderita diabetes yang diabetes bertahun-tahun dapat menerima
lebih tua dengan tingkat pendidikan yang diagnosis penyakitnya dan rejimen
lebih tinggi juga akan lebih baik dalam pengobatannya, serta memiliki adaptasi yang
perawatan diri daripada orang tua yang buta lebih baik terhadap penyakitnya dengan
huruf (Bai, Chiou & Chang, 2009) mengintegrasikan gaya hidup baru dalam
b. Tingkat pendidikan. Seseorang dengan kehidupan mereka sehari-hari (Xu, Pan &
pendidikan tinggi umumnya memiliki Liu, 2010).
pemahaman yang baik tentang pentingnya f. Dukungan sosial. Dukungan sosial
perilaku perawatan diri dan memiliki merupakan prediktor penting dalam perilaku
keterampilan manajemen diri yang lebih baik perawatan diri pada pasien diabetes. Ketika

FMIPA-UMRI 15
Vol. 5 No.1, Oktober 2014 Jurnal Photon

pasien didiagnosis dengan penyakit kronis, kaki mereka secara teratur dan cenderung
maka pasien tersebut memerlukan bantuan untuk mematuhi pedoman perawatan
perawatan dari teman dan keluarga. Pasien diabetes, serta menjaga kadar glukosa darah
diabetes tipe 2 melakukan perilaku perawatan dalam tingkat optimal daripada pasien yang
diri yang lebih baik ketika mereka menerima menerima perawatan dari dokter umum (De
dukungan dari keluarga dan teman-temannya Berardis et al., 2005; Lee, Ahn & Kim, 2009)
(Bai, Chiou & Chang, 2009). j. Bahasa dan budaya. Keterbatasan bahasa dan
g. Asuransi. Penderita diabetes yang tidak budaya pada materi pendidikan manajemen
memiliki asuransi kesehatan biasanya diri pada diabetes yang tepat dan program
memiliki perilaku kurang baik dalam minum yang tersedia untuk pasien dengan diabetes,
obat dan memantau kadar glukosa darah misalnya pada etnis Cina-Amerika.
mereka secara teratur (Xu, Pan & Liu, 2010). Kebanyakan program pendidikan manajemen
h. Komunikasi antara pasien dan provider. diri pada diabetes tersedia dalam bahasa
Tujuan utama komunikasi antara pasien dan Inggris dan didasarkan pada budaya Barat,
provider adalah untuk bertukar informasi seperti jenis pilihan makanan dan membaca
tentang penyakit dan perawatannya. Sebuah label, sehingga menyulitkan pasien diabetes
gaya komunikasi yang positif dapat Cina-Amerika untuk mengikuti program
meningkatkan pemahaman pasien dan tersebut (Xu, Pan & Liu, 2010).
mengingat informasi tentang penyakit (Ong k. Kepercayaan terhadap efektivitas
et al., 1995; Xu et al., 2008). Interaksi antara pengobatan. Kepercayaan terhadap
pasien dan provider dapat memperkuat efektivitas pengobatan merupakan faktor
kepercayaan pasien dan dapat mempengaruhi penting yang mempengaruhi manajemen diri
hasil kesehatan (Kaplan, Greenfield & Ware, diabetes. Xu et al. (2008), mengungkapkan
1989; Xu et al., 2008). Komunikasi antara bahwa pada pasien Cina dapat menggunakan
pasien dan provider yang lebih baik dapat pendekatan medis Barat untuk mengontrol
membantu membangun hubungan saling diabetes mereka, sementara untuk strategi
percaya, dan menjadi landasan bersama manajemen penyakit, mereka lakukan
untuk mempromosikan manajemen diri berdasarkan tradisi pengobatan Cina.
pasien dengan diabetes (Xu et al., 2008). Kepercayaan dalam pengobatan Cina dapat
i. Jenis layanan perawatan. Pasien diabetes mengurangi kepercayaan pasien dalam
yang menerima perawatan dari spesialis efektivitas pengobatan medis Barat untuk
menunjukkan kecenderungan yang lebih diabetes
besar untuk melaksanakan praktek perawatan Pembahasan
diri yang lebih baik termasuk gaya hidup Review sistematik ini melihat deskripsi
yang lebih baik, dan mengontrol diabetes efikasi diri dan manajemen diri pada diabetes tipe
lebih baik daripada pasien yang menerima 2 dan dari artikel review menunjukkan bahwa
perawatan dokter umum. Para pasien yang efikasi diri merupakan komponen penting yang
menerima perawatan dari spesialis cenderung mempengaruhi perilaku manajemen diri pada
untuk berolahraga lebih banyak dan diabetes tipe 2. Efikasi diri yang kuat akan
mengurangi merokok. Pada pasien yang berhubungan positif terhadap partisipasi dalam
mengunjungi dokter umum selama satu tahun perilaku manajemen diri pada diabetes (Sarkar,
terakhir lebih sering memiliki kecenderungan Fisher & Schillinger, 2006; Bean, Cundy &
untuk menunjukkan kontrol glikemik yang Petrie, 2007; Wu et al., 2007; Xu et al., 2008;
buruk (Goudswaard et al.; Lee, Ahn & Kim, Lee, Ahn & Kim., 2009; Hunt et al., 2012;
2009). Pasien yang telah menerima Sharoni & Wu, 2012; Al-Khawaldeh, Al-Hassan
pendidikan tentang perawatan kaki diabetes & Froelicher, 2012; Gao et al., 2013).
dan pemeriksaan kaki oleh spesialis secara Masalah utama dalam pengelolaan diabetes
signifikan lebih mungkin untuk memeriksa adalah sikap pasien terhadap penyakitnya, karena

16 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 5 No.1, Oktober 2014

pasien memiliki ide dan keyakinan yang berbeda. 5. DAFTAR PUSTAKA


Perubahan perilaku dan gaya hidup biasanya sulit Al-Khawaldeh, O. A., Al-Hassan, M. A., &
dilakukan bagi penderita diabetes (Rapley & Froelicher, E.S. (2012). Self-efficacy,
Fruin, 1999; Wu et al., 2007). Meskipun perilaku self-management, and glycemic control
dalam mengontrol diabetes ini sangat penting, in adults with type 2 diabetes mellitus.
akan tetapi perilaku manajemen diri tidak Journal of Diabetes and Its
dilakukan secara konsisten oleh pasien diabetes Complications, 26, 10–16.
(Xu et al., 2008). Dan meskipun pasien doi:10.1016/j.jdiacomp.2011.11.002.
mendapatkan pengetahuan tentang manajemen Bai Y-L, Chiou, C-P., & Chang, Y-Y. (2009).
perawatan diri untuk penyakitnya, akan tetapi Self-care behaviour and related factors in
perubahan perilaku dan gaya hidup biasanya sulit older people with type 2 diabetes.
dilakukan bagi penderita diabetes (Rapley & Journal of Clinical Nursing, 18, 3308–
Fruin, 1999; Wu et al., 2007), pasien tidak selalu 3315. doi: 10.1111/j.1365-
menerapkan perubahan perilaku yang diinginkan 2702.2009.02992.x.
(Sharoni & Wu, 2012).dan banyak penderita Bean, D., Cundy, T., & Petrie, K. J. (2007).
diabetes yang tidak terlibat dalam semua praktik Ethnic differences in illness perceptions,
manajemen diri (Sarkar, Fisher & Schillinger, self-efficacy and diabetes self-care.
2006; Xu et al., 2008; Hunt et al., 2012; Al- Psychology and Health; 22(7), 787–811.
Khawaldeh, Al-Hassan & Froelicher, 2012). doi: 10.1080/14768320600976240.
Rekomendasi penelitian ke depan lebih Gao, J., Wang, J., Zheng, P., Haardörfer, R.,
menekankan pada pemberikan edukasi secara Kegler, M. C., Zhu, Y., & Fu, H. (2013).
komprehensif, serta mengevaluasi kontrol Effects of self-care, self-efficacy, social
glikemik pada pasien diabetes tipe 2. Hal ini support on glycemic control in adults
dapat meningkatkan efikasi diri pasien serta with type 2 diabetes. BMC Family
meningkatkan kemandirian dan mempertahankan Practice, 14, 66. doi: 10.1186/1471-
kemampuan pasien dalam melakukan manajemen 2296-14-66.
diri pada penyakitnya. Hunt, et al. (2012). Relationships among self-
efficacy, social support, social problem
4. KESIMPULAN DAN SARAN solving, and self-management in a rural
Efikasi diri merupakan salah satu aspek sample living with type 2 diabetes
yang diperlukan bagi pasien diabetes tipe 2 untuk mellitus. Research and Theory for
meningkatkan kemandirian pasien dalam Nursing Practice: An International
mengelola penyakitnya, dan manajemen diri Journal, 26(2). doi: 10.1891/1541-
merupakan bagian terpenting dari perawatan 6577.26.2.126.
diabetes, karena manajemen diri pada diabetes Lee, H., Ahn, S., & Kim, Y. (2009). Self-care,
menggabungkan antara faktor perilaku, faktor self-efficacy, and glycemic control of
individu, dan dan faktor lingkungan ke dalam koreans with diabetes mellitus. Asian
kegiatan sehari-hari yang telah direkomendasikan Nursing Research, 3(3), 139–146. doi:
untuk pasien diabetes. Efikasi diri dan 10.1016/S1976-1317(09)60025-6.
manajemen diri pada pasien diabetes merupakan Nyunt, S. W., Howteerakul, N.,Suwannapong,
dua komponen penting sebagai dasar untuk N., & Rajatanun, T. (2010). Self-
mencegah komplikasi terkait penyakit dan efficacy, self-care behaviors and
mempertahankan kualitas hidup. Perubahan glycemic control among type-2 diabetes
perilaku dan gaya hidup biasanya sulit dilakukan patients attending two private clinics in
bagi penderita diabetes, sehingga diperlukan Yangon, Myanmar. Southeast Asian J
pendekatan yang komprehensif dalam Trop Med Public Health, 41(4).
mengembangkan program perubahan perilaku http://search.proquest.com/docview/7467
yang melibatkan faktor-faktor tersebut. 77410?accountid=50257

FMIPA-UMRI 17
Vol. 5 No.1, Oktober 2014 Jurnal Photon

Sarkar, U., Fisher, L., & Schillinger, D. (2006). Is in Taiwan.Journal of Nursing and
self-efficacy associated with diabetes Healthcare of Chronic Illness in
self-management across race/ethnicity association with Journal of Clinical
and health literacy?. Diabetes Care, 29, Nursing, 16(11c), 250–257. doi:
823–829. doi: 10.1111/j.1365-2702.2006.01930.x.
10.2337/diacare.29.04.06.dc05-1615. Xu, Y., Pan, W., & Liu, H. (2010). Self-
Sharoni, S. K .A. & Wu, S. F. V. (2012). Self- management practices of Chinese
efficacy and self-care behavior of Americans with type 2 diabetes. Nursing
Malaysian patients with type 2 diabetes a and Health Sciences, 12, 228–234. doi:
cross sectional survey. Nursing and 10.1111/j.1442-2018.2010.00524.x.
Health Sciences, 14, 38–45. doi: Xu, Y., Toobert, D., Savage, C., Pan, W., &
10.1111/j.1442-2018.2011.00658.x. Whitmer, K. (2008). Factors Influencing
Wu S-F. V., Courtney, M., Edwards, H., Diabetes Self-Management in Chinese
Mcdowell, J., Shortridge-bagget, L.M., & People With Type 2 Diabetes. Research
Chang, P-J. (2007). Self-efficacy, in Nursing & Health, 31, 613–625.
outcome expectations and self-care doi:10.1002/nur.20293.
behaviour in people with type 2 diabetes

18 FMIPA-UMRI

Anda mungkin juga menyukai