Anda di halaman 1dari 28

Tata Tulis dan

Komunikasi Ilmiah

Kalimat dalam
Bahasa Indonesia
Pendahuluan
• Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang
digunakan untuk mengungkapkan pikiran.

• Syarat kalimat  sekurang-kurangnya harus memiliki


unsur subjek dan predikat.

• Bagaimana dengan unsur objek?????


Unsur Objek dalam Kalimat
• Unsur objek hanya muncul pada kalimat yang
berpredikat kata kerja transitif (dapat diubah ke bentuk
pasif)

• Kata kerja transitif meliputi kata kerja yang berimbuhan:


me-
memper-
memper-i

• Contoh: Si A membaca buku


Unsur Objek dalam Kalimat (2)
• Kalimat berpredikat kata kerja intransitif tidak
membutuhkan objek.

• Kata kerja intransitif meliputi kata kerja yang


berimbuhan:
ber-
ter-
ke-an

• Contoh: Si A tertidur
Jenis Kalimat menurut
Struktur Gramatikalnya
1. Kalimat tunggal

2. Kalimat majemuk setara

3. Kalimat majemuk tidak setara (bertingkat)


Kalimat Tunggal
• Pola 1  S kata benda dan P kata kerja
Contoh: Mahasiswa berdiskusi.
Cerita itu sudah tersebar.

• Pola 2  S kata benda dan P kata sifat


Contoh: Orang itu ramah.
Suku bunga bank itu tinggi.

• Pola 3  S kata benda dan P kata bilangan


Contoh: Rumahnya dua buah.
Harga buku itu tiga puluh ribu rupiah.
Kalimat Tunggal (2)
• Pola 4  S kata benda dan P kata benda
Contoh: Dia juara.
Chairil Anwar tokoh penyair terkenal.

• Pola 5  S kata benda, P kata kerja, dan O kata benda


Contoh: Mereka menonton film.
Pemerintah menggalakkan ekspor nonmigas.

• Pola 6  S kata benda, P kata kerja, O kata benda, dan Pel.


(pelengkap) kata benda
Contoh: Bapak mencarikan saya pekerjaan.
Dia membuatkan saya lukisan.
Kalimat Tunggal (3)
Kalimat tunggal dapat diperluas pada unsur S, P, O, maupun K.

Contoh: Gubernur memberikan kelonggaran kepada pedagang.


• Perluasan S
Gubernur DKI Jakarta memberikan kelonggaran kepada pedagang.
• Perluasan P
Gubernur DKI Jakarta sudah memberikan kelonggaran kepada
pedagang.
• Perluasan O
Gubernur DKI Jakarta sudah memberikan berbagai kelonggaran
kepada pedagang.
• Perluasan K
Gubernur DKI Jakarta sudah memberikan berbagai kelonggaran
kepada pedagang kaki lima.
Kalimat Tunggal (4)
Memperluas kalimat dapat menggunakan:
1. Keterangan tempat (di sini, dalam ruangan)
2. Keterangan waktu (setiap hari, pada pukul 08.00)
3. Keterangan alat  dengan + kata benda (dengan wesel
pos, dengan sendok dan garpu)
4. Keterangan cara  dengan + kata kerja/kata sifat
(dengan hati-hati, dengan sebaik-baiknya)
5. Keterangan modalitas (harus, seyogyanya)
6. Keterangan aspek (akan, sedang, sudah, telah)
7. Keterangan tujuan (agar bersih, untuk kita)
Kalimat Tunggal (5)
8. Keterangan sebab (karena rajin, sebab berkuasa)
9. Frasa “yang” (mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas,
pemimpin yang memperhatikan rakyatnya)
10. Keterangan aposisi, yaitu keterangan yang sifatnya
menggantikan (Presiden RI, Joko Widodo,…….)
Kalimat Majemuk Setara
• Pola 1  Dua kalimat tunggal atau lebih dapat
dihubungkan oleh kata “dan” / “serta” jika kalimat-
kalimat tsb. setara.
Contoh:
1. Kami membaca.
Mereka menulis.
Kami membaca dan mereka menulis.
2. Bapak duduk.
Ibu memasak.
Adik tidur.
Bapak duduk, ibu memasak, dan adik tidur.
Kalimat Majemuk Setara (2)
• Pola 2  Dua kalimat tunggal dapat dihubungkan oleh
kata “tetapi”, “sedangkan”, atau “melainkan” jika
kalimat-kalimat tsb. bertentangan.
Contoh:
1. Jepang tergolong negara maju.
Indonesia tergolong negara berkembang.
Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia
tergolong negara berkembang.
2. Kantor ayah terletak di Serpong, sedangkan kantor
kakak terletak di Jakarta.
3. Ia bukan pegawai negeri, melainkan wiraswasta.
Kalimat Majemuk Setara (3)
• Pola 3  Dua kalimat tunggal dapat dihubungkan oleh
kata “lalu” atau “kemudian” jika kalimat-kalimat tsb.
berurutan.
Contoh:
1. Mula-mula disebutkan nama-nama juara lomba
tingkat remaja, lalu disebutkan nama-nama juara
lomba tingkat anak-anak.
2. Upacara serah terima pengurus koperasi telah
selesai, kemudian Pak Ustaz membaca doa.
Kalimat Majemuk Setara (4)
• Pola 4  Dua kalimat tunggal dapat dihubungkan oleh
kata “atau” jika kalimat-kalimat tsb. menunjukkan
pemilihan.
Contoh:
Para pengguna televisi berbayar dapat membayar
tagihannya di kantor pos terdekat atau para petugas
menagih ke rumah.
Kalimat Majemuk Bertingkat
• Jika terdapat satu kalimat yang bebas (klausa bebas)
dan satu kalimat atau lebih yang tidak bebas (klausa
terikat).

• Kata hubung (penanda anak kalimat)  walaupun,


meskipun, karena, apabila, jika, kalau, sebab, agar,
supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum,
bahwa, dll.
Kalimat Majemuk Bertingkat (2)
• Contoh:
Para pemain sudah lelah.
Para pemain boleh beristirahat.

1. Para pemain boleh beristirahat karena mereka sudah


lelah.
2. Karena para pemain sudah lelah, mereka boleh
beristirahat.
Kalimat dalam
Bahasa Indonesia

Kalimat Efektif
Pendahuluan
• Kalimat yang mampu menimbulkan kembali gagasan pada
pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam
pikiran pembicara atau penulis.

• Ciri-ciri:
1. Kesepadanan struktur
2. Keparalelan bentuk
3. Ketegasan makna
4. Kehematan kata
5. Kecermatan penalaran
6. Kepaduan gagasan
7. Kelogisan bahasa
1. Kesepadanan Struktur
Memperhatikan struktur bahasa yang dipakai.

Ciri-ciri:
1. Memiliki S dan P yang jelas
Hindari penggunaan kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada,
sebagai, tentang, mengenai, menurut, dsb. di depan subjek.
Contoh: Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi harus
membayar uang kuliah.
2. Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh: Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para
dosen.
3. Predikat kalimat tidak didahului kata “yang”
Contoh: Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
2. Keparalelan Bentuk
Kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat.

Contoh:
1. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes
2. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah
pengecatan tembok, memasang penerangan, menguji
sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang
3. Ketegasan Makna
Mempertegas makna kalimat dengan menekankan ide
pokok kalimat tsb.

Cirinya:
Meletakkan kata yang ingin ditekankan di awal kalimat
Contoh: Harapan Presiden adalah rakyat dapat membangun
bangsa dan negara.
4. Kehematan Kata
Hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu.

Ciri-ciri:
1. Menghilangkan pengulangan S
Contoh: Para pemain boleh beristirahat karena (para
pemain) sudah lelah.
2. Menghindari pemakaian superordinat pada hipomimi
kata
Contoh: Ia memakai baju (warna) merah.
4. Kehematan Kata (2)
3. Menghindari kesinoniman dalam satu kalimat
Contoh: Sejak (dari) pagi dia membaca buku.
4. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
Contoh: Para tamu-tamu  Para tamu
Beberapa orang-orang  Beberapa orang
Para hadirin  Hadirin
5. Kecermatan Penalaran
Tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam
pilihan kata.

Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima
hadiah.
6. Kepaduan Gagasan
Kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang
disampaikan tidak terpecah-pecah.

Contoh:
Pada masa kini kemampuan masyarakat untuk memiliki
kendaraan semakin besar, seiring dengan majunya
perotomotifan yang mengeluarkan produk kendaraannya
dengan berbagai model dan berbagai kualitas. Semakin majunya
suatu produk kendaraan makin banyak memberikan
kemudahan untuk memeliharanya. Kenyataannya pemilik
kendaraan tidak cukup memilki keterampilan dan pengetahuan
tentang pemeliharaan kendaraan.
7. Kelogisan Bahasa
Ide kalimat dapat diterima oleh akal dan penulisannya
sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Contoh:
1. Waktu dan tempat kami persilakan.
2. Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini.
3. Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai