Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN MATERI PENDIDIKAN PANCASILA

NAMA : GAUDENSIA WEA

NPM : 19309057

KELAS : FIS-R31/19

POLITEKNIK PIKSI GANESHA


Jalan. Gatot Subroto No. 301 Maleer Kec. Batununggal Kota Bandung Jawa Barat (40274
PERTEMUAN 5
A.Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan

Menurut As Hikam, Pengertian Warga Negara adalah anggota dari suatu


komunitas yang membentuk negara itu sendiri.
 
Menurut Bahasa, Pengertian Warga mengandung arti anggota, peserta atau
warga dari suatu perkumpulan organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengertian
Warga Negara adalah warga atau anggota dari suatu negara. Kata-kata seperti
warga desa, warga kota, warga bangsa, warga dunia dan warga masyarakat, sering
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Warga diartikan sebagai
anggota atau peserta. Jadi warga negara dapat diartikan secara sederhana sebagai
anggota dari suatu negara.
 
Istilah Warga Negara merupakan terjemahan kata “citizen“, mempunyai arti
sebagai berikut :
1. warga negara
2. petunjuk dari sebuah kota
3. orang setanah air, sesama penduduk atau sesama warga negara
4. bawahan atau kawula.

Rakyat lebih kepada konsep politis, sedangkan arti Rakyat menunjuk pada orang-
orang yang berada dibawah satu pemerintahan dan tunduk pada pemerintahan
itu. Pengertian Penduduk ialah orang-orang yang bertempat tinggal disuatu wilayah
negara dalam jangka waktu tertentu. Orang-orang yang berada di suatu wilayah
negara dapat dibedakan menjadi penduduk dan bukan penduduk. Adapun penduduk
negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan orang asing atau bukan warga
negara.
Pengertian Kewarganegaraan adalah keanggotaan yang menunjukkan
hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara. Menurut Undang-unadang
No.62 Tahun 1958 Tentang Kewarganegaraan RI, Pengertian Kewarganegaraan adalah
segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban
negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan
Pengertian Kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, Yaitu Sebagai berikut :
1. Pengertian Kewarganegaraan dalam arti Sosiologi dan Yuridis
Pengertian Kewarganegaraan dalam arti yuridis (hukum) ditandai dengan
adanya ikatan hukum antara orang-orang dengan negara. Dengan adanya ikatan
hukum itu menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu, dimana orang tersebut berada
di bawah kekuasaan negara yang bersangkutan. Contoh dari ikatan hukum : surat
pernyataan, bukti kewarganegaraan, akta kelahiran dan lain-lain.
Pengertian Kewarganegaraan dalam arti sosiologis (sosial) tidak ditandai dengan ikatan yuridis
(hukum), tetapi ikatan emosional, seperti ikatan keturunan, ikatan perasaan, ikatan nasib, ikatan
tanah air dan ikatan sejarah. Dalam hal ini, ikatan lahir dari penghayatan warga negara yang
bersangkutan.

2. Pengertian Kewarganegaraan dalam arti Materil dan Formil


 
Pengertian Kewarganegaraan dalam artiformil menunjuk pada tempat
kewarganegaraannya. Dalam sistematika hukum, masalah kewarganegaraan berada pada hukum
publik.
Pengertian Kewarganegaraan dalam arti Materil menunjuk pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban sebagai bagian dari warga negara.
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian hukum serta tunduk
pada hukum negara yang bersangkutan.

B.PENGERTIAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA


 Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan.

Adapun yang dimaksud dengan warga negara Indonesia (WNI) secara umum adalah
setiap orang yang memiliki status hukum karena kelahiran, pewarganegaraan atau
karena terdaftar sebagai WNI.

 Kedudukan Warga Negara

Negara sebagai otoritas tertinggi dan lambang suatu bangsa memiliki kewenangan dan
hak atas warga negara demikian pula halnya negara memiliki kewajiban penuh untuk
melindungi warga negaranya dalam segala bentuk kehidupan. Dalam kaitan
antara negara dan warga negara, maka kedudukan warga negara berdasarkan hak dan
kewajibannya dalam pandangan Moch. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim membagi
menjadi 4 status, yaitu :

1. Status Positif : bahwa warga negara dapat menuntut haknya kepada negara
atas perlindungan jiwa, raga dan harta, dan hak-hak lainnya.
2. Status Negatif : bahwa negara tidak boleh campur tangan terhadap hak asasi
warga negaranya.
3. Status Aktif : bahwa negara memberikan hak kepada setiap warga negaranya
untuk ikut serta dalam pemerintahan.
4. Status Pasif : bahwa setiap warga negara memiliki kewajiban untuk mentaati
dan tunduk kepada perintah negara.

C.HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA DENGAN UUD 45


Menurut Prof. Dr. Notonagoro:
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun
juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :
1.  Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan
negara pada umumnya berupa peranan (role).
2.  Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.

PERTEMUAN KE 6
A.Konstitusionalisme
Konstitusionalisme adalah suatu konsep atau gagasan yang berpendapat bahwa
kekuasaan pemerintah perlu dibatasi, agar penyelenggaraan negara tidak sewenang-
wenang atau otoriter. Ide konstitusionalisme ini kemudian diadopsi oleh para Founding
Fathers Amerika Serikat sebagai dasar mereka merumuskan dasar negara yang
demokratis. Salah satu peletak ide ini adalah John Locke, dengan konsep Trias politica.

Latar Belakang
Konsep konstitusionalisme sendiri sebenarnya telah ada dan berkembang jauh
sebelum undang-undang dasar pertama dirumuskan. Ide pokok dari konstitusionalisme
adalah bahwa pemerintah sebagai penyelenggara negara perlu dibatasi kekuasaannya
(the limited states) agar tidak sewenang-wenang dalam memerintah.
Konstitusionalisme menganggap bahwa suatu undang-undang dasar
atau konstitusi adalah jaminan untuk melindungi rakyat dari perilaku semena-mena
pemerintah.
Implementasi dalam Negara
Dalam hal aktualisasi nilai-nili konstitusionalisme dalam sistem politik yang demokratis,
maka konstitusi memberikan kejelasan dalam konsep Trias politica atau pembagian
kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif dari John Locke. 

KONSTITUSI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1.Istilah dan Pengertian Konstitusi

Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis, “Constitere” yang artinya


menetapkan atau membentuk. Dalam bahasa Inggris disebut “Constitution”.
Sedangkan dalam bahasa Belanda digunakan istilah “Constitutie” disamping
kata “Grondwet”.

2.Pembagian Konstitusi
Dalam ketatanegaraan dikenal ada dua macam konstitusi (hukum dasar)
yaitu :
1.Hukum dasar tertulis yang disebut dengan Undang-Undang Dasar
(UUD).
2.Hukum dasar tidak tertulis yang disebut dengan konvensi (convention).

4.Fungsi Konstitusi

konstitusi menjadi pegangan dalam penyelenggaraan pemerintahan


negara. Dengan kata lain, penyelenggaraan negara harus didasarkan pada
konstitusi dan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi. Dengan adanya
pembatasan kekuasaan yang diatur dalam konstitusi, maka pemerintah
tidak dapat dan tidak boleh menggunakan kekuasaannya secara sewenang-
wenang.

Sistem Ketatanegaraan Indonesia


Konsep Negara Hukum (Rechtsstaat), mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
 Penyelenggaraan negara berdasar Konstitusi.
 Kekuasaan Kehakiman yang merdeka.
 Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia.
 Kekuasaan yang dijalankan berdasarkan atas prinsip bahwa
pemerintahan, tindakan dan kebijakannya harus berdasarkan ketentuan
hukum (due process of law ).

PERTEMUAN KE 7 DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI

PENGERTIAN DEMOKRASI

Istilah “Demokrasi” berasal dari bahasa Yunani, Demos yang berarti rakyat,


dan Kratos yang berarti pemerintahan. Dengan demikian, yang dimaksud
dengan Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang berasal dari rakyat,
dan mengikutsertakan rakyat dalam pemerintahan Negara. Dalam sistem
pemerintahan Demokrasi, kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
Tetapi, rakyat tidak melaksanakan kedaulatannya secara langsung. Rakyat
akan mewakilkannya kepada wakil-wakil rakyat. Kedaulatan rakyat yang
dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih Presiden atau
anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih
luas.
Demokratisasi
Demokratisasi adalah transisi ke rezim politik yang lebih demokratis. Transisi ini
bisa terjadi dari rezim otoriter ke demokrasi menyeluruh, dari sistem politik otoriter
ke semi-demokrasi, atau dari sistem politik semi-otoriter ke demokrasi. 

Pengertian Demokratisasi
Demokratisasi adalah suatu perubahan baik itu perlahan maupaun secara cepat
kearah demokrasi. Demokratisasi ini menjadi tuntutan global yang tidak bisa
dihentikan. Jika demokratisasi tidak dilakukan, maka bayaran yang harus diterima
adalah balkanisasi, perang saudara yang menumpahkan darah, dan kemunduran
ekonomi dengan sangat parah
Demokrasi di Indonesia
Sejarah demokrasi
Demokrasi kuno
Jika Romawi kuno menjadi suatu bentuk kediktatorannya yang pertama di
dunia, Yunani kuno memperkenalkan sebuah sistem yang berarti,
“diperintah oleh rakyat”, inilah pikiran-pikiran awal tentang demokrasi, yang
terus berkembang hingga saat ini. Warga memerintah dirinya sendiri melalui
wakil-wakilnya yang dipilih sesuai konstitusi, bebas, dan teratur
memungkinkan terjadinya perubahan. Kelahiran demokrasi sebagai sebuah
paham ideologi sekaligus sebagai sebuah sistem politik memang tidak boleh
dinafikkan bahwa demokrasi lahir memang dari Dunia Barat, lebih
tepatnya Yunani kuno yang saat itu berbentuk sebuah Negara-
Kota Athena (sekarang Ibukota Yunani modern). Demokrasi sendiri berasal
dari Bahasa Yunani, yaitu “demos” yang artinya rakyat dan “kratos” yang
artinya kekuasaan, jadi demokrasi secara terminology berarti pemerintahan
yang menghendaki kekuasaan oleh rakyat.

Demokrasi modern
Pasca Perang Dunia II, tepatnya pada tahun 1948,George Bernard
Shaw mengusulkan untuk menghilangkan salah paham dan kekacauan pengertian
tentang arti demokrasi. Seluruh ahli bahasa dan politik dipertemukan untuk
meluruskan definisi demokrasi yang sebenarnya. Pertentangan terjadi bila ketika
seorang wakil dari Blok Barat (Amerika Serikat, Britania Raya, dan Perancis)
berbicara soal demokrasi, seringkali bertentangan dengan definisi demokrasi yang
dikemukan oleh perwakilan dari Blok Timur (Uni Soviet dan Republik Rakyat
Tiongkok)
Demokrasi modern kemudian memberikan satu bentuk baru dari partisipasi
rakyat kedalam sebuah sistem keterwakilan yang mendapatkan legitimasi dari
pemilihan yang dilakukan oleh rakyat. Salah satu akar dari demokrasi modern hari
ini terbentuk setelah Revolusi Perancis.

Demokrasi dalam Pandangan Para Pendiri Bangsa Indonesia


Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, secara gamblang duet
pemimpin Dwitunggal, Soekarno dan Mohammad Hatta telah
mendeklarasikan Indonesia Merdeka sebagai sebuah negara yang
demokratis karena pada kalimat terakhirnya dikatakan dalam Teks
Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah “atas nama bangsa Indonesia”, bila
dikaitkan dengan definisi bangsa, maka yang dimaksud adalah seluruh
rakyat Indonesia. Jadi kemerdekaan Indonesia adalah kemerdekaan yang
diperuntukkan bagi rakyat Indonesia sendiri.

Demokrasi Terpimpin
Setelah berakhirnya era demokrasi parlementer, Indonesia mulai memasuki
fase demokrasi lainnya, yaitu demokrasi terpimpin. Demokrasi terpimpin dimulai
saat Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Tetapi sebelum
dekrit presiden diumumkan, demokrasi parlementer atau demokrasi konstitusional
masih bertahan dengan adanya pembentukan sebuah kabinet transisi yang
dipimpin oleh Ir. Djuanda atau yang disebut sebagai Kabinet Djuanda. Kabinet
Djuanda ini berisi orang-orang yang bukan dari koalisi dominan partai di
palemenen, maka seringkali Kabinet Djuanda disebut juga sebagai Kabinet Ekstra
Parlemen.

Anda mungkin juga menyukai